Wednesday, May 6, 2009

[Milis_Iqra] Bisnis & Entrepreneurship Rasulullah

Bisnis & Entrepreneurship Rasulullah

Ternyata dalam kajian tentang Rasulullah, ada saat yang kurang di bahas oleh
kebanyakan orang. Kebanyakan kita bahas adalah mulai dari umur 17 tahun
sampai 20 tahun. Kita tahu mengenai beliau ketika umur 25 tahun tetapi
dengan imej yang kurang sedap yaitu seorang pemuda menikahi jandakaya raya.
Padahal, sebagian besar kehidupan Muhammad sebelum menjadi utusan Allah
adalah sebagai pengusaha sukses. Tepatnya, seorang pedagang.

Dalam buku Super leader Super Menejer karya Bapak Muhammad Syafi'i Antonio,
di situ beliau menceritakan bahwa Muhammad saw merintis karir dagangannya
ketika berumur 12 tahun dan memulai usahanya sendiri ketika berumur 17
tahun. Pekerjaan ini terus dilakukan sampai menjelang beliau menerima wahyu
(beliau berusia sekitar 37 tahun). Dengan demikin Muhammmad saw telah
berprofesi sebagai pedagang selama 25 tahun ketika beliau menerima wahyu.
Angka ini sedikit lebih lama dari masa kerasulan beliau yang berlangsung
selama sekitar 23 tahun.

Aspek bisnis Muhammad saw ini juga luput dari perhatian kebanyakan perhatian
orientalis. Mungkin dianggap kontroversial dan tidak menarik dalam
perdebatan teologis. Sebagian mereka juga sering melancarkan serangan
terhadap pribadi Muhammad saw tetapi jarang sekali yang mengkaji secara
mendalam perilaku bisnis beliau.

Perhatian terhadap aspek bisnis Muhammad saw ini mulai mengemuka seiring
dengan munculnya kembali konsep ekonomi Islam. Selain membangun kerangka
teori ekonomi Islam dan berbagai aspeknya, dan dicari tokoh yang dapat
dijadikan teladan dalam pengelolaan sumber-sumber ekonomi. Muhammad saw
adalah figur sangat tepat sebagai teladan dalam bisnis dan perilaku ekonomi
yang baik. Beliau tidak hanya memberikan tuntunan dan pengarahan tentang
bagaimana kegiatan ekonomi dilaksanakan, tetapi beliau mengalami sendiri
menjadi seorang pengelola bisnis atau wirausaha.

Kewirausahaan (entrepreneurship) tidak terjadi begitu saja tetapi hasil dari
suatu proses yang panjang sejak beliau masih kecil. Hal ini sesuai dengan
hasil penelitian Collin dan Moores (1964) dan Zeleznik (1976) yang
menyatakan berkesimpulan bahwa The act of entrepreneurship is an act
patterned after modes of coping with early childhood experience. Pendapat
ini diamini oleh kebanyakan guru leadership. Mereka sepakat bahwa apa yang
terjadi pada tahun-tahun pertama kehidupan kita akan membuat perbedaan yang
berarti dalam kehidupan berikutnya.

Mungkin sebagian besar dari kita melihat sosok Nabi Muhammad sebagai seorang
tokoh besar dunia yang hidup seadanya, tidak kaya dan tidak sukses dalam
bisnis. Namun tahukah Anda, bahwa sesungguhnya beliau adalah pedagang yang
handal yang dengan kemampuan berdagangnya bisa mendapatkan keuntungan dengan
modal nominal nol?

Dalam konteks Muhammad saw, beliau mempunyai pengalaman yang pahit
dilahirkan dalam keadaan yatim, ketika ayahnya sudah tiada. Pada usia enam
tahun, dalam perjalanan kembali dari Yatsrib sesudah menengok makam ayahnya,
Muhammad kembali kehilangan orangtua karena saat itu ibunya pun wafat. Bisa
dibayangkan dalam usia enam tahun Muhammad sudah menjadi yatim piatu. Sampai
usia delapan tahun 2 bulan beliau dibina dan dididik oleh kakeknya, Abdul
Muthalib, seorang yang terpandang waktu itu. Usia itu sepeninggal kakeknya,
diasuh oleh pamannya, Abu Thalib. Mulai saat itulah pemuda kecil Muhammad
mulai mencari nafkah sendiri dengan menggembala kambing.

Pada usia 12 tahun, Muhammad diajak oleh pamannya berdagang ke Syiria yang
berjarak ribuan kilometer dari kota makkah. Perjalanan yang begitu jauh yang
ditempuh oleh seorang anak berusia 12 tahun tampa menggunakan mobil ataupun
pesawat sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang zaman sekarang. Sepulang
dari Syiria, Muhammad sangat sering mengadakan bisnis sampai beliau dikenal
di Jazirah Arab sebagai seorang pengusaha Muda yang sukses.

Pendek kata, sebelum kenabian Rasulullah telah meletakkan prinsip-prinsip
dasar dalam melakukan transaksi bisnis secara adil. Kejujuran dan
keterbukaan Rasulullah dalam melakukan transaksi perdagangan merupakan
teladan bagi seorang pengusaha generasi selanjutnya. Beliau selalu menepati
janji dan mengantarkan barang dagangan dengan standar kualitas sesuai dengan
permintaan pelanggan sehingga tidak pernah membuat pelanggannya mengeluh
atau bahkan kecewa. Reputasi sebagai pelanggan yang benar-benar jujur telah
tertanam dengan baik. Sejak muda, beliau selalu memperlihatkan rasa tanggung
jawabnya terhadap setiap transaksi yang dilakukan.

Di usia 25 tahun, Muhammad menikah dengan Siti Khadijah dengan mahar 100
ekor unta muda. Saya kira, di Indonesia saat ini masih sulit kita dapati
pemuda yang berani memberi mahar sebanyak atau setara dengan itu. Dalam buku
Muhammad sebagai seorang Pedagang diceritakan bahwa Nabi Muhammad SAW
Adalah seorang profesional, namun itulah yang amat jarang kita bahas, yaitu
bagaimana beliau menjadi seorang profesional dan bagaimana etos kerja
beliau? Padahal beliau memulai usaha tanpa modal sepeserpun.

Jadi kalau ada yang mengeluh karena terlahir dari orang miskin maka
bandingkan dengan Muhammad yang terlahir tanpa ayah di sisinya. Ketika
pendidikan rendah menjadi alasan, bandingkan dengan Muhammad yang tidak
pernah sekolah. Dan ketika ketiadaan modal menjadi halangan, bandingkan
dengan Muhammad yang tidak berbekal modal materi. Dengan begitu tidak ada
satu alasan pun bagi kita untuk mengeluh.

Sikap mandiri dan tidak bergantung pada orang lain adalah salah satu sikap
yang harus dimiliki oleh seorang entrepreneur sejati. Kecerdasan emosional
yang dimiliki Rasulullah juga sangat baik dalam membangun sebuah jaringan.
Tidak tanggung-tanggung, rekanan bisnis Rasulullah adalah para
pembesar-pembesar kaum Quraisy, yang juga merupakan teman kakeknya, Abdul
Muthalib. Jaringan yang dipupuknya dengan kepercayaan. Kepercayaan yang
bibitnya adalah kejujuran. Buahnya lebih hebat lagi. Saudagar wanita yang
cantik lagi sukses, bernama Siti Khadijah, terpesona akan sikapnya yang
kemudian menjadi istrinya.

Kehidupan masa kecil Muhammad yang langsung dididik oleh alam, membuatnya
lebih luas dalam melihat peluang. Lebih berani dalam mencoba. Dan lebih
tahan banting. Sifat kepemimpinannya dilatih melalui pekerjaannya sebagai
penggembala domba. Namun begitu, semuanya didasarkan atas ridha Sang Ilahi.

Ada dua prinsip utama yang patut kita contoh dari perjalanan bisnis
Rasulullah saw. Pertama, uang bukanlah modal utama dalam berbisnis, modal
utama dalam usaha adalah membangun kepercayaan dan dapat dipercaya
(al-amin). money is not number one capital in business, the number one
capital is trust . Kedua, kompetensi dan kemampuan teknis yang terkait
dengan usaha. Beliau mengenal dengan baik pasar-pasar dan tempat-tempat
perdagangan di Jazirah Arab. Beliau juga mengetahui seluk beluk aktifitas
perdagangan dan bahayanya riba sehingga beliau menganjurkan jual beli dan
mehapuskan sistem riba.

Sikap-sikap Rasulullah tersebut hendaknya dapat memberikan gambaran bagi
kita, bagaimana sebenarnya sebuah bisnis seharusnya dimulai dan dikelola.
Tidak mungkin tidak sukses apabila kita menerapkan apa-apa yang telah
Rasulullah contohkan, kecuali Allah Swt yang menghendakinya

Penulis adalah Mahasiswa Manajemen Keuangan dan Perbankan Syariah STEI
TAZKIA Bogor

Ternyata dalam kajian tentang Rasulullah, ada saat yang kurang di bahas oleh
kebanyakan orang. Kebanyakan kita bahas adalah mulai dari umur 17 tahun
sampai 20 tahun. Kita tahu mengenai beliau ketika umur 25 tahun tetapi
dengan imej yang kurang sedap yaitu seorang pemuda menikahi jandakaya raya.
Padahal, sebagian besar kehidupan Muhammad sebelum menjadi utusan Allah
adalah sebagai pengusaha sukses. Tepatnya, seorang pedagang.
Dalam buku Super leader Super Menejer karya Bapak Muhammad Syafi'i Antonio,
di situ beliau menceritakan bahwa Muhammad saw merintis karir dagangannya
ketika berumur 12 tahun dan memulai usahanya sendiri ketika berumur 17
tahun. Pekerjaan ini terus dilakukan sampai menjelang beliau menerima wahyu
(beliau berusia sekitar 37 tahun). Dengan demikin Muhammmad saw telah
berprofesi sebagai pedagang selama 25 tahun ketika beliau menerima wahyu.
Angka ini sedikit lebih lama dari masa kerasulan beliau yang berlangsung
selama sekitar 23 tahun.

Aspek bisnis Muhammad saw ini juga luput dari perhatian kebanyakan perhatian
orientalis. Mungkin dianggap kontroversial dan tidak menarik dalam
perdebatan teologis. Sebagian mereka juga sering melancarkan serangan
terhadap pribadi Muhammad saw tetapi jarang sekali yang mengkaji secara
mendalam perilaku bisnis beliau.

Perhatian terhadap aspek bisnis Muhammad saw ini mulai mengemuka seiring
dengan munculnya kembali konsep ekonomi Islam. Selain membangun kerangka
teori ekonomi Islam dan berbagai aspeknya, dan dicari tokoh yang dapat
dijadikan teladan dalam pengelolaan sumber-sumber ekonomi. Muhammad saw
adalah figur sangat tepat sebagai teladan dalam bisnis dan perilaku ekonomi
yang baik. Beliau tidak hanya memberikan tuntunan dan pengarahan tentang
bagaimana kegiatan ekonomi dilaksanakan, tetapi beliau mengalami sendiri
menjadi seorang pengelola bisnis atau wirausaha.

Kewirausahaan (entrepreneurship) tidak terjadi begitu saja tetapi hasil dari
suatu proses yang panjang sejak beliau masih kecil. Hal ini sesuai dengan
hasil penelitian Collin dan Moores (1964) dan Zeleznik (1976) yang
menyatakan berkesimpulan bahwa The act of entrepreneurship is an act
patterned after modes of coping with early childhood experience. Pendapat
ini diamini oleh kebanyakan guru leadership. Mereka sepakat bahwa apa yang
terjadi pada tahun-tahun pertama kehidupan kita akan membuat perbedaan yang
berarti dalam kehidupan berikutnya.

Mungkin sebagian besar dari kita melihat sosok Nabi Muhammad sebagai seorang
tokoh besar dunia yang hidup seadanya, tidak kaya dan tidak sukses dalam
bisnis. Namun tahukah Anda, bahwa sesungguhnya beliau adalah pedagang yang
handal yang dengan kemampuan berdagangnya bisa mendapatkan keuntungan dengan
modal nominal nol?

Dalam konteks Muhammad saw, beliau mempunyai pengalaman yang pahit
dilahirkan dalam keadaan yatim, ketika ayahnya sudah tiada. Pada usia enam
tahun, dalam perjalanan kembali dari Yatsrib sesudah menengok makam ayahnya,
Muhammad kembali kehilangan orangtua karena saat itu ibunya pun wafat. Bisa
dibayangkan dalam usia enam tahun Muhammad sudah menjadi yatim piatu. Sampai
usia delapan tahun 2 bulan beliau dibina dan dididik oleh kakeknya, Abdul
Muthalib, seorang yang terpandang waktu itu. Usia itu sepeninggal kakeknya,
diasuh oleh pamannya, Abu Thalib. Mulai saat itulah pemuda kecil Muhammad
mulai mencari nafkah sendiri dengan menggembala kambing.

Pada usia 12 tahun, Muhammad diajak oleh pamannya berdagang ke Syiria yang
berjarak ribuan kilometer dari kota makkah. Perjalanan yang begitu jauh yang
ditempuh oleh seorang anak berusia 12 tahun tampa menggunakan mobil ataupun
pesawat sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang zaman sekarang. Sepulang
dari Syiria, Muhammad sangat sering mengadakan bisnis sampai beliau dikenal
di Jazirah Arab sebagai seorang pengusaha Muda yang sukses.

Pendek kata, sebelum kenabian Rasulullah telah meletakkan prinsip-prinsip
dasar dalam melakukan transaksi bisnis secara adil. Kejujuran dan
keterbukaan Rasulullah dalam melakukan transaksi perdagangan merupakan
teladan bagi seorang pengusaha generasi selanjutnya. Beliau selalu menepati
janji dan mengantarkan barang dagangan dengan standar kualitas sesuai dengan
permintaan pelanggan sehingga tidak pernah membuat pelanggannya mengeluh
atau bahkan kecewa. Reputasi sebagai pelanggan yang benar-benar jujur telah
tertanam dengan baik. Sejak muda, beliau selalu memperlihatkan rasa tanggung
jawabnya terhadap setiap transaksi yang dilakukan.

Di usia 25 tahun, Muhammad menikah dengan Siti Khadijah dengan mahar 100
ekor unta muda. Saya kira, di Indonesia saat ini masih sulit kita dapati
pemuda yang berani memberi mahar sebanyak atau setara dengan itu. Dalam buku
Muhammad sebagai seorang Pedagang diceritakan bahwa Nabi Muhammad SAW
Adalah seorang profesional, namun itulah yang amat jarang kita bahas, yaitu
bagaimana beliau menjadi seorang profesional dan bagaimana etos kerja
beliau? Padahal beliau memulai usaha tanpa modal sepeserpun.

Jadi kalau ada yang mengeluh karena terlahir dari orang miskin maka
bandingkan dengan Muhammad yang terlahir tanpa ayah di sisinya. Ketika
pendidikan rendah menjadi alasan, bandingkan dengan Muhammad yang tidak
pernah sekolah. Dan ketika ketiadaan modal menjadi halangan, bandingkan
dengan Muhammad yang tidak berbekal modal materi. Dengan begitu tidak ada
satu alasan pun bagi kita untuk mengeluh.

Sikap mandiri dan tidak bergantung pada orang lain adalah salah satu sikap
yang harus dimiliki oleh seorang entrepreneur sejati. Kecerdasan emosional
yang dimiliki Rasulullah juga sangat baik dalam membangun sebuah jaringan.
Tidak tanggung-tanggung, rekanan bisnis Rasulullah adalah para
pembesar-pembesar kaum Quraisy, yang juga merupakan teman kakeknya, Abdul
Muthalib. Jaringan yang dipupuknya dengan kepercayaan. Kepercayaan yang
bibitnya adalah kejujuran. Buahnya lebih hebat lagi. Saudagar wanita yang
cantik lagi sukses, bernama Siti Khadijah, terpesona akan sikapnya yang
kemudian menjadi istrinya.

Kehidupan masa kecil Muhammad yang langsung dididik oleh alam, membuatnya
lebih luas dalam melihat peluang. Lebih berani dalam mencoba. Dan lebih
tahan banting. Sifat kepemimpinannya dilatih melalui pekerjaannya sebagai
penggembala domba. Namun begitu, semuanya didasarkan atas ridha Sang Ilahi.

Ada dua prinsip utama yang patut kita contoh dari perjalanan bisnis
Rasulullah saw. Pertama, uang bukanlah modal utama dalam berbisnis, modal
utama dalam usaha adalah membangun kepercayaan dan dapat dipercaya
(al-amin). money is not number one capital in business, the number one
capital is trust . Kedua, kompetensi dan kemampuan teknis yang terkait
dengan usaha. Beliau mengenal dengan baik pasar-pasar dan tempat-tempat
perdagangan di Jazirah Arab. Beliau juga mengetahui seluk beluk aktifitas
perdagangan dan bahayanya riba sehingga beliau menganjurkan jual beli dan
mehapuskan sistem riba.

Sikap-sikap Rasulullah tersebut hendaknya dapat memberikan gambaran bagi
kita, bagaimana sebenarnya sebuah bisnis seharusnya dimulai dan dikelola.
Tidak mungkin tidak sukses apabila kita menerapkan apa-apa yang telah
Rasulullah contohkan, kecuali Allah Swt yang menghendakinya

Penulis adalah Mahasiswa Manajemen Keuangan dan Perbankan Syariah STEI
TAZKIA Bogor

sumber :
www.bukhariibra.wordpress.com

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

No comments:

Post a Comment