From: masjid annahl
Sent: Friday, May 22, 2009 9:23 AM
Seri : Motivasi
Nikmat Yang Tak Bisa Kudustai
oleh Irfan Saputra Kamis, 21/05/2009 08:18 WIB
Sebuah keluarga adalah tempat pertama kita belajar, sebuah keluarga yang
baik dapat menciptakan sebuah generasi yang baik pula. Tak dapat dipungkiri
bahwa peranan Orang tua sangat berpengaruh dengan tumbuh kembangnya sikap
dan mental seorang anak.
Adapun sebuah keluarga yang baik selalu memberikan tauladan dalam
kesehariannya, dalam tingkah laku dan juga dalam beribadah, Saya ingin
berbagi sedikit gambaran tentang keluarga yang telah membesarkanku.
Aku anak ke-4 dari 4 bersaudara, aku memiliki 1 kakak laki-laki dan 2 kakak
Perempuan. Ayahku menderita sebuah penyakit yang membuatnya tidak bisa
beraktifitas seperti orang kebanyakan, ya ayahku mengidap penyakit stroke
sejak sebelum aku dilahirkan. kira-kira lebih dari 20 tahun dan selama itu
Ibu dan Kakak tertuaku yang menghidupi kami sekeluarga.
Saat ayah terkena stroke kakak tertuaku (yang laki-laki) masih duduk di
bangku SMP kelas 3 dan kakak-kakakku yang lainnya baru duduk di bangku SD.
Saat itu Aku masih dalam rahim Ibuku. Sebuah Cobaan yang begitu besar ketika
seorang kepala keluarga yang memiliki anak-anak yang masih kecil-kecil tidak
bisa lagi menafkahi keluarganya, jangankan untuk mencari rizqi untuk
mengurusi dirinya sendiripun tak bisa sehingga makan, mandi dan buang
hajatpun harus dilakukan disatu tempat yaitu diatas kasur karena bergerakpun
Ia tak bisa.
Ibu yang waktu itu adalah wanita yang masih berusia muda, namun ketika ayah
sakit Ibu tidak serta merta meninggalkan ayah begitu saja. Sejak saat itu
Ibu yang masih mengandung aku harus menghidupi ketiga orang anaknya dan
suami yang terbaring tak berdaya. Aku juga pernah mendengar ada wanita lain
yang mengalami hal serupa dengan Ibuku namun ketika suaminya sakit Ia
memutuskan untuk meninggalkannya dan menikah lagi. Aku bersyukur mempunyai
seorang Ibu yang begitu sabar dan Ikhlas dalam menjalani hidup.
Begitu ayahku sakit maka tak ada lagi yang memberi keluarga kami nafkah
hidup. akhirnya Kakak tertuaku yang baru lulus SMP harus rela tidak
meneruskan pendidikannya kejenjang berikutnya. Padahal disatu sisi Kakakku
memiliki nilai NEM cukup besar yang dapat membuatnya masuk kedalam sekolah
negeri. Sejak saat itu Kakak ikut bekerja dengan Paman (adik dari ayah) di
sebuah bengkel sepeda kecil. Seorang anak kecil menjadi tulang punggung
salah satu penopang kehidupan sebuah keluarga.
Disela waktu antara mengasuh anak dan mengurusi ayah yang sakit Ibu harus
tetap bekerja, bekerja apa saja yang bisa di kerjakan dari mencuci pakaian
tetangga sampai menjadi pembantu di rumah orang kaya di dekat rumahku.
selama mengurusi anak-anaknya Ibuku dibantu oleh kakak ke-2 ku yang juga
harus rela tidak melanjutkan pendidikannya ke bangku SMP dan harus menjaga
adik-adiknya setiap hari.
Kehidupanpun perlahan membaik ketika kami (aku dan Kakak-kakakku) beranjak
dewasa Kakak pertamaku akhirnya bisa menjadi karyawan di pabrik dekat
rumahku kami menyewakan salah satu kamar dirumah kami. karena sebelumnya
Kakak sering sekali menjual beras yang kami dapatkan dari tetangga untuk
memenuhi kebutuhan hidup.
walau sesulit apapun kehidupan kami kala itu kami tak pernah diajarkan untuk
meminta dari orang lain. Kami pun disekolahkan di sekolah yang selalu
mengjarkan agama yaitu Madrasah Ibtidiyah dan Madrasah Tsanawiyah. Setiap
malampun kami diwajibkan mengaji Dengan seorang Ustadz didekat rumah.
Sehingga masalah agama selalu ada dan tertanam dalam diri kami. walau
keluarga kami tidak berpendidikan tinggi, Ayah dan Ibu hanya lulusan SD,
Kakak tertuaku lulusan SMP, kakak ke-2 ku lulusan SD, kakak ke-3 berhenti
saat kelas 2 SMP hanya Aku yang dapat bersekolah lebih baik dari
saudara-saudaraku itu juga karena kakak ku yang selalu mendorong dan
membiayai ku selama ini. Aku lulusan STM dan akan melanjutkan keperguruan
tinggi Insyaallah.
Keluarga inilah yang membesarkanku, keluarga inilah yang mendidikku dan
keluarga inilah yang membuatku seperti sekarang ini.
Aku belajar tentang SABAR dan IKHLAS dari Ibuku, Aku belajar akan TANGGUNG
JAWAB dan KOMITMEN dari Kakakku, Aku belajar akan KEIMANAN dan KETAQWAAN
dari ayahku yangsekarang ini sudah lebih baik, beliau sudah bisa
beraktivitas walau tak seperti orang kebanyakan. Ia tak pernah meniggalkan
shalat, selalu puasa dan mengaji, beliaulah orang yang pertama yang selalu
menegurku bila Aku belum shalat walau sudah datang waktu, sungguh keadaan
fisik tak menghalanginya untuk beribadah.
Aku bersyukur atas keluarga ini aku bersyukur dilahirkan dan dibesarkan di
keluarga ini. Bagiku Tak ada nikmat yang lebih besar dari memiliki keluarga
ini. Semoga Allah dapat meridhai keluarga ini dan kami sekeluarga
dikumpulkan kembali disurga nanti.Amien.
ussyaqulhurain.multiply.com
Sumber : eramuslim.com
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---
No comments:
Post a Comment