Mendeteksi Sehatnya Qalbu (Hati)
Qalbu yang sehat memiliki beberapa tanda, sebagaimana yang disebutkan
oleh al-Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah di dalam kitab 'Ighatsatul Lahfan
min Mashayid asy-Syaithan. Dan di antara tanda-tanda tersebut adalah
mampu memilih segala sesuatu yang bermanfaat dan memberikan
kesembuhan. Dia tidak memilih hal-hal yang berbahaya serta menjadikan
sakitnya qalbu. Sedangkan tanda qalbu yang sakit adalah sebaliknya.
Santapan qalbu yang paling bermanfaat adalah keimanan dan obat yang
paling manjur adalah al-Qur'an. Selain itu, qalbu yang sehat memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1.Mengembara ke Akhirat
Qalbu yang sehat mengembara dari dunia menuju ke akhirat dan seakan-
akan telah sampai di sana. Sehingga dia merasa seperti telah menjadi
penghuni akhirat dan putra-putra akhirat. Dia datang dan berada di
dunia ini seakan-akan sebagai orang asing, yang mengambil sekedar
keperluannya, lalu akan segera kembali lagi ke negeri asalnya. Nabi
shallallhu 'alaihi wasallam bersabda,
"Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing atau (musafir) yang
melewati suatu jalan." (HR. al-Bukhari)
Ketika qalbu seseorang sehat, maka dia akan mengembara menuju akhirat
dan terus mendekat ke arahnya, sehingga seakan-akan dia telah menjadi
penghuninya. Sedangkan bila qalbu tersebut sakit, maka dia terlena
mementingkan dunia dan menganggapnya sebagai negeri abadi, sehingga
jadilah dia ahli dan hambanya.
2.Mendorong Menuju Allah subhanahu wata'ala
Di antara tanda lain sehatnya qalbu adalah selalu mendorong si empunya
untuk kembali kepada Allah subhanahu wata'ala dan tunduk kepada-Nya.
Dia bergantung hanya kepada Allah, mencintai-Nya sebagaimana seseorang
mencintai kekasihnya. Tidak ada kehidupan, kebahagiaan, kenikmatan,
kesenangan kecuali hanya dengan ridha Allah, kedekatan dan rasa jinak
terhadap-Nya. Merasa tenang dan tentram dengan Allah, berlindung
kepada-Nya, bahagia bersama-Nya, bertawakkal hanya kepada-Nya, yakin,
berharap dan takut kepada Allah semata.
Maka qalbu tersebut akan selalu mengajak dan mendorong pemiliknya
untuk menemukan ketenangan dan ketentraman bersama Ilah sembahan nya.
Sehingga tatkala itulah ruh benar-benar merasakan kehidupan,
kenikmatan dan menjadikan hidup lain daripada yang lain, bukan
kehidupan yang penuh kelalaian dan berpaling dari tujuan penciptaan
manusia. Untuk tujuan menghamba kepada Allah subhanahu wata'ala inilah
surga dan neraka diciptakan, para rasul diutus dan kitab-kitab
diturunkan.
Abul Husain al-Warraq berkata,
"Hidupnya qalbu adalah dengan mengingat Dzat Yang Maha Hidup dan Tak
Pernah Mati, dan kehidupan yang nikmat adalah kehidupan bersama Allah,
bukan selain-Nya."
Oleh karena itu terputusnya seseorang dari Allah subhanahu wata'ala
lebih dahsyat bagi orang-orang arif yang mengenal Allah daripada
kematian, karena terputus dari Allah adalah terputus dari al-Haq,
sedang kematian adalah terputus dari sesama manusia.
3.Tidak Bosan Berdzikir
Di antara sebagian tanda sehatnya qalbu adalah tidak pernah bosan
untuk berdzikir mengingat Allah subhanahu wata'ala. Tidak pernah
merasa jemu untuk mengabdi kepada-Nya, tidak terlena dan asyik dengan
selain-Nya, kecuali kepada orang yang menunjukkan ke jalan-Nya, orang
yang mengingatkan dia kepada Allah subhanahu wata'ala atau saling
mengingatkan dalam kerangka berdzikir kepada-Nya.
4. Menyesal jika Luput dari Berdzikir
Qalbu yang sehat di antara tandanya adalah, jika luput dan ketinggalan
dari dzikir dan wirid, maka dia sangat menyesal, merasa sedih dan
sakit melebihi sedihnya seorang bakhil yang kehilangan hartanya.
5. Rindu Beribadah
Qalbu yang sehat selalu rindu untuk menghamba dan mengabdi kepada
Allah subhanahu wata'ala, sebagaimana rindunya seorang yang kelaparan
terhadap makanan dan minuman.
6.Khusyu' dalam Shalat
Qalbu yang sehat adalah jika dia sedang melakukan shalat, maka dia
tinggalkan segala keinginan dan sesuatu yang bersifat keduniaan.
Sangat memperhatikan masalah shalat dan bersegera melakukannya, serta
mendapati ketenangan dan kenikmatan di dalam shalat tersebut. Baginya
shalat merupakan kebahagiaan dan penyejuk hati dan jiwa.
7.Kemauannya Hanya kepada Allah
Qalbu yang sehat hanya satu kemauannya, yaitu kepada segala sesuatu
yang diridhai Allah subhanahu wata'ala.
8. Menjaga Waktu
Di antara tanda sehatnya qalbu adalah merasa kikir (sayang) jika
waktunya hilang dengan percuma, melebihi kikirnya seorang yang pelit
terhadap hartanya.
9. Introspeksi dan Memperbaiki Diri
Qalbu yang sehat senantiasa menaruh perhatian yang besar untuk terus
memperbaiki amal, melebihi perhatian terhadap amal itu sendiri. Dia
terus bersemangat untuk meningkat kan keikhlasan dalam beramal,
mengharap nasihat, mutaba'ah (mengontrol) dan ihsan (seakan-akan
melihat Allah subhanahu wata'ala dalam beribadah, atau selalu merasa
dilihat Allah). Bersamaan dengan itu dia selalu memperhatikan
pemberian dan nikmat dari Allah subhanahu wata'ala serta kekurangan
dirinya di dalam memenuhi hak-hak-Nya.
Demikian di antara beberapa fenomena dan karakteristik yang
mengindikasikan sehatnya qalbu seseorang.
Dapat disimpulkan bahwa qalbu yang sehat dan selamat adalah qalbu yang
himmah (kemauannya) kepada sesuatu yang menuju Allah subhanahu
wata'ala, mencintai-Nya dengan sepenuhnya, menjadikan-Nya sebagai
tujuan. Jiwa raganya untuk Allah, amalan, tidur, bangun dan bicaranya
hanyalah untuk-Nya. Dan ucapan tentang segala yang diridhai Allah
lebih dia sukai daripada segenap pembicaran yang lain, pikirannya
selalu tertuju kepada apa saja yang diridhai dan dicintai-Nya.
Berkhalwah (menyendiri) untuk mengingat Allah subhanahu wata'ala lebih
dia sukai daripada bergaul dengan orang, kecuali dalam pergaulan yang
dicintai dan diridhai-Nya. Kebahagiaan dan ketenangannya adalah
bersama Allah, dan ketika dia mendapati dirinya berpaling kepada
selain Allah, maka dia segera mengingat firman-Nya,
"Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Rabbmu dengan hati yang puas
lagi diridhoi-Nya. " (QS. 89:27-28)
Dia selalu mengulang-ulang ayat tersebut, dengan harapan dia akan
mendengarkannya nanti pada hari Kiamat dari Rabbnya. Maka akhirnya
qalbu tersebut di hadapan Ilah dan Sesembahannya yang Haq akan
terwarnai dengan sibghah (celupan) sifat kehambaan. Sehingga jadilah
abdi sejati sebagai sifat dan karakternya, ibadah menjadi
kenikmatannya bukan beban yang memberatkan. Dia melakukan ibadah
dengan rasa suka, cinta dan kedekatan kepada Rabbnya.
Ketika disodorkan kepadanya perintah atau larangan dari Rabbnya, maka
hatinya mengatakan,
"Aku penuhi panggilan-Mu, aku penuhi dengan suka cita, sesungguhnya
aku mendengarkan, taat dan akan melakukannya. Engkau berhak dan layak
mendapatkan semua itu, dan segala puji kembali hanya kepada-Mu.
Apabila ada takdir menimpanya maka dia mengatakan,
" Ya Allah, aku adalah hamba-Mu, miskin dan membutuhkan- Mu, aku hamba-
Mu yang fakir, lemah tak berdaya. Engkau adalah Rabbku yang Maha Mulia
dan Maha Penyayang. Aku tak mampu untuk bersabar jika Engkau tidak
menolongku untuk bersabar, tidak ada kekuatan bagiku jika Engkau tidak
menanggungku dan memberiku kekuatan. Tidak ada tempat bersandar bagiku
kecuali hanya kepada-Mu, tidak ada yang dapat memberikan pertolongan
kepadaku kecuali hanya Engkau. Tidak ada tempat berpaling bagiku dari
pintu-Mu, dan tidak ada tempat untuk berlari dari-Mu.
Dia mempersembahkan segalanya hanya untuk Allah subhanahu wata'ala,
dan dia hanya bersandar kepada-Nya. Apabila menimpanya sesuatu yang
tidak dia sukai maka dia berkata,
"Rahmat telah dihadiahkan untukku, obat yang sangat bermanfaat dari
Dzat Pemberi Kesembuhan yang mengasihiku. "
Jika dia kehilangan sesuatu yang dia sukai, maka dia berkata,
"Telah disingkirkan keburukan dari sisiku."
Semoga Allah subhanahu wata'ala memperbaiki qalbu kita semua, dan
menjaganya dari penyakit-penyakit yang merusak dan membinasakan, Amin.
Sumber: Mawaridul Aman al Muntaqa min Ighatsatil Lahfan fi Mashayid
asy-Syaithan, penyusun Syaikh Ali bin Hasan bin Ali al-Halabi.
sumber : alsofwah.or. id
Disampaikan oleh Sdr. Syafruddin Yahya @ Discussiion Board
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---
No comments:
Post a Comment