From: masjid annahl
Sent: Friday, June 05, 2009 10:26 AM
Seri : Kisah Sahabat
Meraih Sorga dengan Kaki Pincang
oleh M. Arif As-Salman
Namanya Ahmad. Dari wajahnya terlukis semangat yang tinggi untuk tersebarnya
dakwah islam ke seluruh penjuru dunia. Ia sangat mendambakan kehidupan
islami hadir dalam diri setiap muslim.
Seperti biasa, setiap usai shalat Isya ia tampil di hadapan jamaah untuk
membacakan 2 atau 3 hadits dari kitab Riyadus Solihin yang disusun oleh Imam
Nawawi. Setelah membacakan hadits, ia mengulasnya dan menjelaskan maksud
hadits tersebut.
Kata-katanya begitu sanggup menghujam hati yang hadir. Walau ringkas, namun
mengesankan. Saya pun baru mengenalnya. Dan perkenalan pertama begitu mampu
membuat saya tertarik untuk lebih jauh mengenalnya.
Di keningnya ada tanda hitam, bekas sujud. Wajahnya seakan bercahaya dengan
senyum yang tak pernah bosan tampil dari raut mukanya. Siapa yang berdekatan
dengannya akan merasakan gelora semangat dakwah yang ia miliki.
Ia tidak pernah absen mengerjakan shalat berjama`ah di mesjid. Ia selalu
bersemangat untuk datang ke mesjid. Cintanya pada mesjid seakan telah
terhujam kuat di dalam lubuk hatinya. Ada yang paling membuat saya terkesan
dengan keistiqamahannya menjaga shalat berjama`ah di mesjid. Ia bukanlah
seperti kebanyakan lelaki yang lain, ia tidak sempurna, ia pincang. Berjalan
dengan menggunakan tongkat penyangga.
Saya begitu kagum dengan keistiqamahannya. Keadaannya yang pincang tidak
menghalanginya untuk menjaga shalat berjama`ah di mesjid. Walau ia harus
turun-naik tangga dari apartemennya. Banyak kita lihat orang-orang yang
telah dianugerahkan Allah nikmat kaki, namun mereka lebih sering membawanya
ke tempat maksiat. Dan seakan begitu berat untuk melangkah ke rumah Allah.
Kisah Ahmad mengingatkan saya pada salah seorang sahabat Rasulullah saw yang
bernama Amr bin Jamuh r.a. Ia juga adalah seorang lelaki yang pincang. Ia
mempunyai empat orang anak lelaki yang selalu menyertai Rasulullah saw dan
mereka juga mengambil bagian dalam peperangan.
Ketika perang Uhud terjadi, Amr r.a sangat ingin mengikuti peperangan itu.
Tetapi orang-orang mencegahnya, "Engkau telah dikecualikan karena kakimu
pincang, engkau tidak perlu menyertai pertempuran ini."
Amr menjawab, "Sungguh sangat menyedihkan, anak-anakku masuk surga sedangkan
aku ketinggalan di belakang."
Kemudian Amr r.a pergi menemui Rasulullah saw dan menjelaskan pada beliau,
" Sesungguhnya aku sangat menginginkan gugur sebagai syahid di medan
pertempuran, tetapi saudara-saudaraku selalu melarangku untuk menyertai
peperangan itu. Wahai Rasulullah, aku tidak dapat lagi menahan keinginanku
ini. Izinkanlah aku menyertai peperangan itu. Aku berharap dapat
berjalan-jalan di surga dengan kakiku yang pincang ini."
Rasulullah saw memberitahu, "Wahai Amr, kamu mempunyai suatu uzur. Karena
itu tidak mengapa sekiranya kamu tidak ikut serta."
Tetapi Amr r.a terus mendesak Rasulullah saw dan akhirnya karena keinginan
dan cintanya yang mendalam terhadap syahid, maka Rasulullah saw pun
mengizinkannya menyertai peperangan itu.
Abu Talhah r.a menceritakan, "Aku melihat Amr r.a berjuang, beliau berjalan
sesuka hatinya sambil berteriak, 'Demi Allah aku ini sangat mencintai surga'
." Salah seorang anaknya mengikuti di sampingnya. Kedua anak dan ayah itu
berjuang dengan gigih hingga keduanya syahid di medan pertempuran itu.
Begitulah semangat dan kegigihan Amr bin Jamuh r.a dalam berjuang di jalan
Allah. Ia adalah orang yang jujur dengan cintanya pada Allah dan akhirat.
Kondisi fisik yang lemah dan terbatas tidak menghalangi langkah dan
semangatnya untuk mati sebagai syahid. Semangatnya patut kita contoh dan
teladani.
Amr bin Jamuh, Ahmad, dan orang-orang seperti mereka yang lainnya adalah
para pecinta Allah sejati. Para pecinta akhirat. Orang-orang yang ingin
sukses di akhirat. Orang-orang yang selalu ingin mempersembahkan yang
terbaik untuk Allah. Semangat mereka begitu menggebu. Tekad mereka bulat dan
keyakinan mereka pada akhirat sungguh sangat kuat. Bagi mereka berjuang di
jalan Allah adalah kebahagiaan yang tidak ada tandingannya.
Surga adalah impian mereka. Yang didalamnya ada kesenangan yang abadi dan
terus bertambah. Mereka tidak tertipu dan terlena dengan kesenangan dunia
yang sesaat dan menipu. Mereka adalah orang-orang cerdas sebagaimana yang
diterangkan Rasulullah saw, "Orang-orang yang lebih banyak mengingat mati
dan lebih baik persiapannya untuk sesudah kematian, mereka itulah
orang-orang yang cerdas." (HR. Malik, Ibnu Majah, dan Baihaqi)
Mereka sangat sedih bila tidak bisa ikut berjuang di jalan Allah, bila tidak
bisa memberikan apa yang mereka miliki untuk tegaknya agama Allah. Mereka
adalah orang-orang yang selalu berlomba-lomba untuk kebaikan. Semoga
semangat yang mereka miliki menjadi dorongan bagi kita untuk terus dan lebih
giat berjuang demi tegaknya islam di muka bumi ini, amin.
Salam,
marif_assalman@yahoo.com
http://marifassalman.multiply.com/
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---
No comments:
Post a Comment