Wednesday, June 3, 2009

[Milis_Iqra] Ketika Orang Arab Salah Berbahasa Arab

Ketika Orang Arab Salah Berbahasa Arab

Judul di atas bukan untuk merendahkan siapan pun. Judul ini, dibuat hanya sebagai motivasi bagi saudara-saudara yang penulis cintai karena Allah SWT, baik orang Arab atau pun non Arab, khususnya bagi mereka yang selama ini menghadapi kesulitan belajar Bahasa Arab. Padahal dia adalah Bahasa yang sangat mudah untuk dipelajari. Mengapa demikian? Karena Al-Quran berbahasa Arab dan Allah SWT sudah jamin bahwa Al-Quran mudah untuk diingat, yang tentunya juga mudah untuk difahami. Al-Quran akan dapat difahami dengan sempurna bila sarana dan alat utamanya sudah kita miliki, yaitu Bahasa Arab. 

Salah dalam menggunakan Bahasa Arab adalah suatu yang biasa. Yang penting kita harus memiliki azam yang kuat untuk terus belajar. Tapi mengapa ada orang Arab salah dalam berbahasa arab?, karena seseorang tidak dilahirkan dengan memiliki ilmu pengetahuan, melainkan dia harus belajar terlebih dahulu. Jadi siapa pun orangnya, apakah dia orang Arab atau bukan, kalau mau belajar Bahasa Arab dengan sungguh-sungguh, pasti Allah SWT akan memberikan banyak kemudahan kepadanya.

Salah tulis surat

Pernah suatu hari, seorang juru tulis shahabat Abu Musa Al-Asy'ari menuliskan surat darinya kepada Umar ibnul Khattab RA :  مِنْ أَبُوْ مُوْسَى اْلأَشْعَرِيِّ min Abu musa Al-Asy'ari…., ketika Umar membacanya, Beliau membalas surat kepada Abu Musa Al-Asy'ari yang isinya agar Abu Musa mecambuk sang juru tulis tersebut karena kesalahannya dalam menuliskan kalimat dalam Bahasa Arab tersebut. Kalimat yang benar dalam kaidah Bahasa Arab adalah 'مِنْ أَبِيْ مُوْسَى اْلأَشْعَرِيِّ'min Abi musa bukan min abu Musa.., kata 'Abi', majrur pakai ya' karena didahului huruf jarr 'min'

Dalam kesempatan lain, Umar ibnul Khattab RA juga pernah melawati sekelompok orang yang sedang belajar memanah, dan Umar tidak memperlihatkan kekagumannya  dengan cara memanah mereka, lalu Umar pun menegur mereka. Meraka pun menjawab إِنَّا قَوْمٌ مُتَعَلِّيْنَ Inna Qoumun muta'allimin.  

Umar ibnul Khattab RA marah

Mendengar kalimat yang keluar dari mulut mereka, Umar ibnul Khattab RA pun sadar dan prihatin atas kesalahan kalimat إِنَّا قَوْمٌ مُتَعَلِّيْنَ . Mengapa demikian ?; karena kalimat yang benar dalam Bahasa Arab إِنَّا قَوْمٌ مُتَعَلِّوْنَ , 'kata muta'allimun' marfu' pakai wawu, karena berkedudukan sebagi sifat 'khabar marfu' yaitu kata 'Qaum'. Lalu Umar berkata : "Demi Allah, kesalahan kalian dalam bertutur kata, bagiku lebih berbahaya dari pada kesalahan kalian dalam mengarahkan anak panah".

Walaupun terjadinya kesalahan-kesalahan dalam mengucapkan Bahasa Arab bagi orang Arab, sangat jarang sekali terjadi di masa Khulafa Rasyidin, Abu Bakar Al-Shiddiq, Umar ibnul Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhum ajma'in.

Pernikahan silang Arab dan Non Arab

Setelah berlalunya masa Khulafa' Rasyidin tersebut, pada masa khilafah Bani Umayah, setelah dakwah Islam tersebar secara lebih luas dan bercampurnya orang Arab dan non Arab dan juga terjadinya pernikahan silang antara orang Arab dan non Arab, maka mulai saat itu terjadi banyak kesalahan-kesalahan dalam pengucapan Bahasa Arab. Sehingga khalifah Abdul Malik bin Marwan berkata : "Banyaknya orang yang berbicara di atas mimbar dan terjadinya kesalahan (dalam berbahasa Arab) membuat rambutku lebih cepat memutih".

Kisah Putri Abul Aswad Al-Du'ali

Bagi anda yang sedang atau pernah belajar Bahasa Arab dan sering mengalami kesalahan dalam pengucapan Bahasa Arab, yang kemudian berakibat kepada kepesimisan dan keputusa asaan dalam mempelajari Bahasa Al-Quran in, jangan anda berkecil hati pesimis dan putus asa. Lah, orang Arab saja banyak yang salah berbahasa Arab. Jadi wajar kalau di awal-awal kita belajar Bahasa arab sering salah dalam menyusun kalimat yang benar.

Coba kita simak bersama kisah putri seorang peletak pertama ilmu nahwu, salah seorang tabi'in Abul Aswad Al-Du'aliy namanya, beliau pula yang memulai pengharakatan Al-Quran. Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa Ali bin Abi Thalib yang memerintahkan beliau, dan dalam riwayat lain Umar ibnul Khattab yang memerintahkan beliau. Pada suatu malam, langit terlihat begitu indah sekali dengan cahaya jutaan bintang yang menyinari bumi. Sang putri dalam kisah ini ingin mengungkapkan ketakjubannya.

Dia ber berkata : " ما أحسنُ السماء؟ ". huruf nun berharakat  dhammah (marfu'), yang artinya : "langit, apanya yang paling indah?" .

Maka ayahnya menjawab : "wahai putriku, langit yang terindah adalah bintang-bintangnya". Sang putri pun berkata : "Aku tidak ingin bertanya mana yang paling indah, akan tetapi aku hanya ingin mengungkapkan kekagumanku".

Sang ayah pun akhirnya berkata : "Kalau demikian maka katakanlah : "ما أحسنَ السماء ". huruf nun berharakat  fathah (manshub), yang artinya : "alangkah indahnya langit ini!"  

Bahasa Ibu

Bagi umat Islam, seharusnya Bahasa Arab dapat digunakan sebagai Bahasa Ibu. Bahasa nasional dan internasional yang dapat digunakan di mana saja. Dimanapun kita bertemu saudara kita seiman dan seakidah. Seharusnya kita dapat berkomunikasi dengannya dengan Bahasa Arab, Bahasa Rasulullah SAW dan para sahabatnya ini. Bahasa Arab adalah Bahasa yang mudah dan perlu dipelajari.

Untuk memahami literatur Islam yang asli, yang tentunya semua berbahasa Arab, maka tidak ada cara lain, kecuali harus memahami Bahasa Arab secara baik. Sungguh jauh, perbedaan antara orang yang faham Bahasa Arab dengan yang tidak. Banyak karya dan peninggalan para Ulama kita yang sampai saat ini belum diterjemahkan karena tebalnya dan berjilid-jilid. Semua karya mereka ini hanya dapat diakses dan dinikmati bagi mereka yang faham Bahasa Arab dengan baik.

Jadi seperti orang yang ingin menaiki satu lantai di atasnya, maka dia harus melalui tangga atau lift. Maka keberadaan tangga atau lift tersebut wajib. Demikian pula halnya dengan Bahasa Arab, dia adalah satu sarana dan alat dalam memahami Al-Quran dan Al-Sunnah serta kitab-kitab dan karya-karya para ulama yang berbahasa Arab itu. Suatu kewajiban akan sempurna bila mana ada sarana penopangnya, maka sarana penopang tersebut keberadaanya menjadi wajib.

Nah, sekarang mari kita bertanya pada diri kita masing-masing. Sudah sejauh mana pemahaman Bahasa Arab kita? Apakah tidak ada waktu untuk mempelajari dan memperdalamnya?, sibuk berdakwah, mengurusi ini dan itu? …tentunya yang bisa menjawab hanya diri kita sendiri.

Semoga Allah SWT yang Maha Adil memudahkan kita yang mau bersungguh-sungguh dan mau meluangkan waktu khusus dalam mempelajari Bahasa Arab, Bahasa Kitab Suci-Nya. Aamiin

"Dan orang-orang yang berjihad untuk Kami, benar-benar  akan   Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik".(Q.S. Al-Ankabut/29 : 69)

sumber : http://www.taufikhamim.com/artikel/bahasa-arab/126-ketika-orang-arab-salah-berbahasa-arab-.html



--
http://adanipermana.co.cc
http://it-database.blogspot.com

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
  Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
  Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
     Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

No comments:

Post a Comment