Wednesday, June 24, 2009

Re: Bls: [Milis_Iqra] Diskusi umatku adalah rahmah

terim kasih pak andri atas pencerahanya, ternyata pak andry malah punya penjelasanya secara lengkap.terimkasih

--- Pada Rab, 24/6/09, andri subandrio <subandrio.andri@gmail.com> menulis:

Dari: andri subandrio <subandrio.andri@gmail.com>
Topik: Re: Bls: [Milis_Iqra] Diskusi umatku adalah rahmah
Kepada: Milis_Iqra@googlegroups.com
Tanggal: Rabu, 24 Juni, 2009, 11:43 AM

Perbedaan Pendapat Pada Umatku Adalah Rahmat?

Katagori : Kajian Quran & Hadist
Oleh : Redaksi 20 Apr 2005 - 7:00 pm

Berkata sebagian kaum Muslimin :
"Biarkanlah keragaman pendapat yang ada di tubuh kaum Muslimin tentang agama mereka tumbuh subur dan berkembang, asalkan setiap perselisihan dibawa ketempat yang sejuk."

Alasan mereka didasarkan pada sebuah hadits yang selalu mereka ulang-ulang dalam setiap kesempatan, yaitu hadits:
"Perbedaan pendapat pada umatku adalah rahmat"

Benarkah ungkapan ini? benarkah Rasulullah mengucapkan hadits tersebut?
Apa kata Muhadditsin (Ahli Hadits) tentang hadits tersebut??

Syaikh Al-Albani rahimahulah berkata: "Hadits tersebut tidak ada asalnya". [Adh-Dha'ifah :II / 76-85]

Imam As-Subki berkata: "Hadits ini tidak dikenal oleh ahli hadits dan saya belum mendapatkannya baik dengan sanad shahih, dha'if (lemah), maupun maudhu (palsu)."

Syaikh Ali-hasan Al-Halaby Al-Atsari berkata: "ini adalah hadits bathil dan kebohongan." [Ushul Al-Bida']

Dan dari sisi makna hadits ini disalahkan oleh para ulama.

Al-'Alamah Ibnu Hazm berkata dalam Al-Ahkam Fii Ushuli Ahkam (5/64) setelah menjelaskan bahwa ini bukan hadits: "Dan ini adalah perkataan yang paling rusak, sebab jika perselisihan itu adalah rahmat, maka berarti persatuan adalah adzhab. Ini tidak mungkin dikatakan oleh seorang muslim, karena tidak akan berkumpul antara persatuan dan perselisihan, rahmat dan adzhab."

Bagaimanakah Daya Rusak Hadits Palsu Tersebut Terhadap Islam ?



  1. Mengekalkan perpecahan dalam Islam
    Tidak ragu lagi bahwa hadits tersebut adalah tikaman para pembawanya bagi persatuan Islam yang haqiqi. Ketika para pembawa panji-panji sunnah menyeru umat kepada persatuan Aqidah dan Manhaj (jalan/metode) yang shahih. Tiba-tiba muncul orang-orang yang mengaku mengajak kepada persatuan Islam dengan berkata: "Biarkanlah kaum muslimin dengan keyakinannya masing-masing, biarkanlah kaum muslimin dengan metodenya masing-masing dalam berjalan menuju Allah , janganlah memaksakan perselisihan yang ada harus seragam dengan keyakinan dan pola pikir orang-orang arab padang pasir 15 abad yang lalu. Karena Rasulullah bersabda: "perselisihan pendapat pada umatku adalah rahmat.."

    Allahu Akbar…!! Alangkah kejinya ungkapan tersebut dan banyak lagi perkataan yang semisalnya yang mengakibatkan kaum muslimin abadi di dalam aqidah dan manhaj yang berbeda. Padahal ayat-ayat dalam Al-Qur'an melarang berselisih pendapat dalam urusan agama dan menyuruh bersatu. Seperti Firman Allah dalam:

    Surat Al-Anfal ayat 46 yang artinya;
    "Jangan kamu berselisih, karena kamu akan menjadi lemah dan hilang kewibawaan kamu."
    Surat Ar-Rum ayat 31-32:


    "Jangan kamu seperti orang-orang yang musyrik, yaitu mereka mencerai-beraikan agamanya dan bergolong-golongan. Dan setiap golongan berbangga dengan apa yang ada pada golongan mereka."
    Surat Hud ayat: 118-119:


    "Mereka terus-menerus berselisih kecuali orang yang mendapatkan rahmat dari Tuhanmu."

    Dan kita diperintah Allah untuk bersatu dalam Aqidah dan manhaj diatas Aqidah dan Manhajnya Rasulullah dan para sahabatnya. Sebagaimana Firman Allah dalam surat Al-An'am ayat: 153 yang artinya:
    "Dan bahwa (yang kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertaqwa."

    Dan kita diperintahkan Allah untuk merujuk bersama kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah ketika terjadi perselisihan, bukannya membiarkan perselisihan aqidah dan hal-hal yang pokok dalam agama meradang di tengah ummat dengan dalih sepotong hadist palsu. Firman-Nya dalan surat An-Nisa' ayat 59 yang artinya:
    "Jika kamu berselisih pendapat maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul-Nya (Sunnah-nya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian, yang demikian itu lebih utama dan lebih baik akibatnya."


  2. Kaum muslimin tidak lagi menjadikan Al-Qur'an dan As-Sunnah sebagi sandaran kebenaran dan hakim
    Syaikh Al-Albani berkata: "Diantara dampak buruk hadits ini adalah banyak kaum muslimin yang mengakui terjadinya perselisihan sengit yang terjadi diantara 4 madzab dan tidak pernah sama sekali berupaya untuk mengembalikannya kepada Al-Qu'an dan Al-Hadits." [Adh-Dha'ifah: I/76]

    Allah berfirman menceritakan Nabi-Nya Muhammad ketika mengadu kepada-Nya:
    "Berkatalah rasul: 'Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al-Qur'an ini suatu yang tidak diacuhkan." [QS. Al-Furqan:30].

    Sungguh hal itu terulang kembali di zaman ini dikarenakan hadist palsu yang menggerogoti ummat.


  3. Umat islam tidak lagi menjadi umat terbaik yang jaya di atas umat yang lainnya.
    ini dikarenakan hadits palsu tersebut menjadi dinding bagi seorang muslim untuk beramar ma'ruf nahi mungkar, seorang muslim tidak lagi menegur saudaranya yang berbuat salah dalam syirik, kekufuran, dan bid'ah serta maksiat disebabkan meyakini hadits palsu tersebut. Karena mereka menganggap semua itu sebagai suatu perbedaan yang hakikatnya adalah rahmat, sehingga tidak perlu untuk ber-nahi mungkar. Akibatnya, predikat ummat terbaik tidak lagi disandang oleh umat islam, karena telah meninggalkan syaratnya yakni Amar Ma'ruf dan Nahi Mungkar. Sebagaimana firman Allah dalam surat Ali-'Imran ayat: 110 yang artinya:
    "Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah ."


  4. Ancaman dan kecaman yang keras dari Nabi, karena berkata dengan mengatasnamakan Rasulullah secara dusta.
    Rasulullah bersabda :
    "Barang siapa berdusta atas namaku dengan sengaja, maka hendaklah ia siapkan tempat duduknya dari api neraka" [Riwayat Bukhari-Muslim].

    Hendaklah takut orang-orang yang mengada-adakan perkataan dusta atas nama Rasulullah , demikian pula orang-orang yang menyebarkan dan mendongengkan kisah-kisah palsu dan lemah yang hanya muncul dari prasangka belaka yang padahal prasangka itu adalah seburuk-buruk perkataan.


  5. Meninggalkan perintah Allah
    Ini adalah efek lanjutan dari hadist palsu tesebut, karena ketika seseorang mentolelir perselisihan aqidah, halal dan haram, serta segala sesuatu yang telah tegas digariskan oleh dua wahyu, maka di saat yang sama ia telah meninggalkan perintah Allah untuk menuntaskan setiap perselisihan kepada Al-Qur'an, dan As-Sunnah. Sebagaimana Allah berfiman :
    "Jika kamu berselisih pendapat maka kembali-kanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul-Nya (As-Sunnah) jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir, yang demikian itu lebih utama dan lebih baik akibatnya" [An-Nisa:59]


  6. Melemahkan kekuatan kaum Muslimin serta membuka jalan bagi orang-orang kafir untuk menghancurkan Islam dari dalam

    Syaikh Ali Hasan dalam kitabnya "ushul bida" mengisyaratkan dampak buruk hadist tersebut yang dapat melemahkan kaum muslimin dan menjatuhkan kewibawaannya, karena jelas-jelas hadist palsu tersebut menebarkan benih-benih perpecahan di tubuh kaum Muslimin, sedangkan Allah berfirman :
    "Jangan kamu berselisih, karena kamu akan menjadi lemah dan hilang kewibawaan kamu." [Al-Anfal: 46]

    Ibnu mas'ud meriwayatkan :
    "Rasulullah membuat satu garis dengan tangannya lalu bersabda "ini jalan Allah yang lurus", lalu beliau membuat garis-garis dikanan kirinya, kemudian bersabda, "ini adalah jalan-jalan yang sesat tak satupun dari jalan-jalan ini kecuali didalamnya terdapat setan yang menyeru kepadanya." Selanjutnya beliau membaca firman Allah , "dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus maka ikutilah dia janganah mengikuti jalan-jalan (yang lain) karena jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya yang demikian itu diperintahkan oleh Allah kepadamu agar kamu bertaqwa (Qs. Al-an'am153)". (Hadits shahih riwayat Ahmad dan Nasa'i).


Maraji':
Ushul bida' [Syaikh Ali Hasan Ali Abdul hamid]
Sifatush shalaty An-Naby [Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani] dan sumber-sumber lainnya
Dicopy dari: anshorussunnah.cjb.net

2009/6/24 Nandang Sudrajat <aendangzr@yahoo.co.id>
nanya mas andri dan yg lainnya
saya pernah mendengar ada yg mengatakan hadist yg mas andri kutip dibawah ini tidak shoheh.apakah benar demikian?

--- Pada Sel, 23/6/09, subandrio <subandrio.andri@gmail.com> menulis:

Dari: subandrio <subandrio.andri@gmail.com>
Topik: [Milis_Iqra] Diskusi umatku adalah rahmah
Kepada: "Milis_Iqra" <Milis_Iqra@googlegroups.com>
Tanggal: Selasa, 23 Juni, 2009, 11:08 AM


Asalamu'alaikum,

Milister yang saya hormati, ada suatu hadits yang sebagian kalangan
mengartikan "Perpecahan umatku adalah rahmat" namun untuk saya pribadi
cenderung mengartikan "Perbedaan pendapat (diskusi) umatku adalah
rahmat" arti ini lebih mengena ketimbang perpecahan, karena mana
mungkin suatu perpecahan menjadi rahmah, sedang perbedaan pendapat
yang kemudian didiskusikan dimana kemudian menghasilkan suatu kesatuan
pendapat atau paling tidak setelah mengerti pendapat masing-masing
meski berbeda namun saling menghormati sehingga persatuan dan kesatuan
umat tetap terjaga itu menunjukan ke arah rahmah.

Contoh kecil dalam hal ini adalah sebuah rumah tangga dimana ada
seorang ayah, seorang ibu dan beberapa orang anak, yang pada dasarnya
adalah satu namun dalam berpendapat pasti akan ditemui beberapa
perbedaan misalnya Ayah menyukai warna Biru namun ibu menyukai warna
merah sedangkan anak-anaknya menyukai warna yang lainnya namun pada
hakekatnya mereka masih menjadi satu kesatuan yaitu "keluarga"

Nah, dalam milis ini marilah kita terapkan mekanisme perbedaan yang
ada dalam keluarga contoh tersebut, betapapun riuh, ramai sera
panasnya diskusi yang kita lakukan janganlah hal itu membuat kita
menjadi saling bermusuhan satu sama lain, janganlah menjadi dendam
bagi yang satu dan yang lain, ukhuwah tetap harus kita jaga karena
semua itu kembali kepada "rabbuna warabbukum lanaa a'maluna wa lakum
a'malukum"

Boleh jadi saya berbeda pendapat dengan Sdr. Alwi atau yang lainnya
namun secara prinsip Syahadat kita sama, sehingga apapun diskusi yang
telah kita lakukan pandanglah itu sebagai bertukar pendapat dan
bertukar ilmu, sebagai bahan pembelajaran bersama untuk saling
mengerti pendapat masing-masing syukur kalau dapat diselaraskan.

Namun terlepas dari semua itu, dalam berdiskusi marilah kita
menggunakan bahasa yang santun sebagaimana yang dicontohkan oleh
Rasulullah SAW dan hindari perilaku saling hujat.

Amin

Wasalamualaikum


Apa dia selingkuh?
Temukan jawabannya di Yahoo! Answers






Akses email lebih cepat.
Yahoo! menyarankan Anda meng-upgrade browser ke Internet Explorer 8 baru yang dioptimalkan untuk Yahoo! Dapatkan di sini! (Gratis) --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
  Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
  Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
     Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

No comments:

Post a Comment