a hendy, tentu saya mendoakan bapak saya dong tapi tidak dengan cara tahlilan, cukup saya berdoa setelah sholat. adapaun saya mengatakan hadist ini masuk akal, justru itu disebabkan kebodohan saya yg belum mengenal ilmu hadist maka sebagai jln pertama sebelum tahu hal itu saya menggunakan akal dulu.pada akhirnya kalaupun tiu tidak masuk akal kalau itu datangnya dari Allah dan rasulnya saya harus mengikutinya. kemudian ini hanya logika saja yg mungkin bisa salah, atau logika ini mugkin juga sering digunakan oleh orang2 yg anti tahlilan bahwa: Rasulullah telah memberikan syariat itu sudah sangat lengkap dan pada beliau lah suri tauladan yg paling baik.kematian adalah hal yg wajar yg setiap jaman pasti terjadi. termasuk jaman nabi.nah logika yg dipakai adalah kalau tahlilan itu baik, kenapa rasulullah teidak mengajarkannya saat beliau masih hidup.bahkan diantara sahabat2 itu ada yg mati dalam keadaan syahid.apakah syariat yg diajarkan nabi tentang kematian itu tidak cukup baik, kalau hanya melayat,megkafani,menyolatkan dan menguburkanya sehingga di jaman sekarang masih perlu diadakan tahlilan.itu saja aa hendy terimakasih
--- Pada Sel, 30/6/09, Ndy Ndy212 <nugraha212@gmail.com> menulis:
Dari: Ndy Ndy212 <nugraha212@gmail.com> Judul: Re: Bls: [Milis_Iqra] Re: Apakah setiap dalil perlu penafsiran ? Kepada: Milis_Iqra@googlegroups.com Tanggal: Selasa, 30 Juni, 2009, 4:29 PM
Pada 30 Juni 2009 14:44, Nandang Sudrajat <aendangzr@yahoo.co.id> menulis:
1. Imam Ibnu Abid Dunya meriwayatkan dari Abu Sufyan bahwa ia berkata : "Dikatakan, orang2 yang sudah mati itu lebih membutuhkan do'a dibandingkan kebutuhan orang2 yang masih hidup terhadap makanan dan minuman." (Kitab Syarhus-Shudur, hal.127)
a hendy, sy miskin dalil jadi saya jawab secara logika saja, mungkin tanpa kitab diataspun bagi orang muslim sudah tahu kl orang meninggal tidak butuh makanan dan minuman,yg dibutuhkan adalah sedekah,ilmu yg bermanfaat, dan anak yg soleh yg mendoakan orang tuanya.tapi doa yg dibutuhkan diatas tetap saja tidak ada hubunganya dengan ritual tahlilan yg ditentukan hari-harinya. |
Saya sendiri sedang dalam tahap belajar A Nandang. Meskipun ada yang bilang sudah 10 tahun bergaul dengan NU, tapi kalau memang pada dasarnya tdk setuju dengan masalah2 yg berbeda dengan NU, ya tetap tidak akan sefaham.
2. "Mayat di dalam kuburnya itu tak ubahnya seperti orang yang nyaris tenggelam, yang meminta tolong untuk keselamatan dirinya.. Dia menunggu-nunggu kiriman do'a dari orang-orang yang masih hidup : ayahnya,ibunya, anaknya, atau sahabat karib yang setia. Maka, apabila do'a yang ditunggu-tuunggu itu datang kepadanya, dia amat bersuka cita melebihi suka citanya orang hidup yang menerima hadiah dunia dan seisinya.Sesungguhnya, Alloh memasukkan do'a dari para penghuni dunia kepada penghuni kubur berupa pahala yang sebesar gunung. Sesungguhnya, hadiah orang hidup kepada orang-orang mati adalah permohonan ampunan untuknya." (HR. Imam al-Baihaqi dan Imam ad-Dailami dari sahabat Ibnu Abbas-Syarhus-Shudur, hal. 127; Ta'liq Targhib,IV/379; Haula Khashaish Al-Qur'an, hal.. 85,Mukhtashar Tadzakirat al-Qurthubi, hal 16).
a hendy, ini juga tidak ada hubunganya dengan bacaan yg dikhususkan tiap 3,7,dst dan katanya hanya anak yg sholeh yg doanya bisa diterima oleh yg sudah meninggal yg lainya sudah terputus.apakah betuk begitu a hendy?
|
Sudah saya katakan berkali-kali, bahwa saya sendiri tidak memusingkan masalah perhitungan hari. Bahkan sudah saya beri contoh, umpama A Nandang berdo'a jam 10 pagi, do'anya diterima tidak ? Kan tidak ada dalil yg menyebutkan demikian ? A Nandang, bukankah sudah tertulis jelas dalam hadis di atas, bahwa Dia menunggu-nunggu kiriman do'a dari orang-orang yang masih hidup : ayahnya,ibunya, anaknya, atau sahabat karib yang setia.
3.Imam Ibnu Abid Dunya meriwayatkan : Dari Amr bin Jarir, ia berkata :"Apabila seorang hamba Alloh berdo'a untuk saudara sesama muslim yang telah meninggal, maka seorang malaikat membawa do'a itu ke kubur orang yang dikirimi, lalu ia berkata :"Hai penghuni kubur yang sendirian, terimalah. Ini hadiah dari saudaramu yang belas kasih kepadamu." (Syarhus-Shudur, hal. 128).
sama dengan diatas a hendy
|
sama dengan di atas juga A Nandang
4. Tahlil terdiri dari do'a-do'a (yang sudah ada tuntunannya, bukan mengada-adakan hal yang baru).
a hendy, disini saya tidak berani mengatakan tahlilan itu bid'ah belum cukup ilmu saya,tapi untuk menghindari saya terjerumus ke dalam bid'ah saya tidak mengadakan tahlilan seperti waktu almarhum bapak saya meniggal..
|
Nah kalau begitu, A Nandang tidak mendo'akan ayah A Nandang sewaktu meninggal ? Berarti tidak menjalankan isi hadis dong ? Saya sendiri tidak berani membid'ahkan orang2 yang tidak sefaham dengan saya. Walaupun saya sendiri kurang dalam berilmu, tetapi saya selalu mencari referensi, baik dari buku, internet, maupun orang yg saya anggap ilmunya di atas saya.
2. "Berdo'alah kamu sekalian kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan do'amu.: (QS. al-Mukmin [40]:60)
ini al quran sudah psti benarnya |
Lalu, kalau orang2 yg melakukan tahlil, lalu mengucapkan do'a ?
|
3. "Sesungguhnya do'a itu memberi manfaat dari sesuatu yang sudah terjadi maupun yang belum terjadi. Dan tidak ada yang dapat menolak ketentuan Alloh melainkan do'a. (HR. Imam at-Turmudzi dari sahabat Ibnu Umar-Kitab Taisir al-Wushul,II/55)
saya gak hafal hadist, tapi menurut saya si ini masuk akal
|
4. "Mintalah kepada orang-orang agar mereka banyak mendo'akan kebaikan untukmu. Sebab, manusia tidak mengetahui, lewat lisan siapa do'a itu dikabulkan, atau seseorang itu dirahmati Alloh." (HR. Imam al-Khothib dari sahabat Abu Hurairah-Kitab al-Fath al-Kabir,I/181).
sama yg ini saya gak faham hadist, tapi kayaknya masuk akal juga.
|
Berarti mas Nandang belajar ilmu, khususnya hadis itu berdasarkan masuk akal atau tidak dong ? Apa dalilnya masih kurang ? Saya memberikan dalil2 sebelumnya ditambah dalil ini, tapi saya rasa dalil apapun yang saya tunjukkan, bagi orang yang kontra tahlil, tentu akan menolaknya. Dan prinsip saya, kalau sudah beda pemahaman, ya sudah, tidak perlu di paksa. Setiap orang punya hujjah masing2. Jangan menganggap orang/golongan yang tidak sefaham dengan pemahamannya itu bid'ah,
jgn gitu dong a hendy, mana berani saya membid'ahkan sesuatu wong ilmu saya saja masih jauh dari cukup, tapi kalau saya sih mungkin hanya untuk menjaga saja agar tidak terjebak kedalam bid'ah lebih baik berhati2.apalagi kalau a hendy baca tulisan saya yg agak ngawur itu berjudul "hanya sebuah cerita" tenteu a hendy tahu kegelisahan saya tentang bid'ah ini..
|
Saya hargai pendapat A Nandang dalam hal kehati-hatian, bahkan saya sangat respek terhadap orang2 yang selalu bersikap berhati-hati.
|
No comments:
Post a Comment