From: "aba gaga"
To: <e_bacaan@yahoo.com>
Subject: Pelaksanaan Tahlilan, hadiah bacaan dan do'a arwah.
Date: Tuesday, November 23, 2004 11:37 AMSalamun 'alaykum
Semoga Allah selalu ridho dengan kita semua Allahumma sholli 'ala Muhammad waalihi.
Sungguh, bahwa penyampaian bapak ttg Alquran memberikan sesuatu yang berarti buat saya, yang jelas nyata bahwa Allah Maha Adil dalam memelihara hamba hambanya.
Pertanyaan saya sesuai dengan judul: Apakah pelaksanaan tersebut tertolak atau diterima dari sudut pandang AlQuran????
Mohon kupasannya pak Ustadz, dan terimakasih atas semuanya.
Slam hormat
Aba Aga
Salamun alaikum saudara.
Alhamdulillah, Dia yang telah menemukan kita melalui satu daripada rahmat-Nya, iaitu internet, untuk berbicara tentang ayat-ayat-Nya yang kita tidak ragukan kebenarannya.
Soalan yang saudara ajukan kepada kami, yang bukan ustaz, menyentuh amalan yang luas diamalkan oleh masyarakat Islam. Ia juga melibatkan perasaan orang-orang yang hidup terhadap orang-orang yang mereka kasihi yang sudah meninggal dunia.
Jawapan kami kepada soalan itu pula adalah yang bertentangan dengan amalan-amalan tersebut. Kerana itu ia akan mengganggu perasaan sesetengah pembaca. Harap maaf.
Jawapan dimulakan dengan sedikit keterangan mengenai orang yang meninggal dunia. Setelah dia meninggal dunia, dia atau nafsnya (jiwanya) diletak di suatu tempat di mana sebuah tembok, atau barzakh, diadakan untuk memisahkan dia dengan segala yang lain. Firman-Nya,
"apabila kematian datang kepada seorang daripada mereka ....... dan di belakang mereka ada barzakh (tembok) hingga hari mereka dibangkitkan" (23:99-100).
Tembok itu pula tidak mampu ditembusi oleh apa-apa atau sesiapa jua. Maka apa saja yang "dikirim" kepada orang yang sudah meninggal dunia, seperti dalam bentuk tahlil, tidak akan sampai kepadanya.
Ia juga termasuk hadiah bacaan ayat-ayat al-Qur'an yang turut tidak sampai kepada orang-orang yang sudah mati. Lagipun, seperti kata Allah, ayat-ayat-Nya adalah untuk orang-orang yang hidup sahaja. Firman-Nya,
"Ia hanyalah satu Peringatan, dan sebuah al-Qur'an yang jelas. Supaya dia memberi amaran kepada sesiapa yang hidup," (36:69-70)
Tidak juga berguna bagi orang-orang yang meninggal dunia ialah doa orang-orang yang hidup. Tidak ada doa seperti itu yang diajar di dalam al-Qur'an. Namun begitu, terdapat satu doa tetapi bukan untuk mereka yang sedang mati di dalam kubur. Doa tersebut adalah untuk mereka pada Hari Kiamat, dan ia berbunyi,
"Wahai Pemelihara kami, ampunilah aku dan ibu bapaku, dan orang-orang mukmin, pada hari apabila perhitungan didirikan." (14:41)
Malah, di dalam kitab amalan seseorang, yang dia akan terima pada Hari Kiamat, tidak terdapat catatan atas apa yang dikirim kepadanya setelah dia meninggal dunia. Kitab itu hanya mencatatkan segala apa yang dia sendiri telah dibuat semasa dia hidup. Firman Allah,
"Inilah Kitab Kami, yang berkata-kata terhadap kamu yang benar; Kami mencatat segala apa yang kamu buat." (45:29)
Tambahan lagi, tiap-tiap jiwa akan hanya dibayar atau dibalas atas apa yang dia sendiri mengusahakan. Bukan yang diusahakan oleh orang lain kepadanya. Ayat-ayat berikut menjelaskannya:
"Dan takutilah akan satu hari di mana kamu dikembalikan kepada Allah, kemudian tiap-tiap jiwa dibayar sepenuhnya apa yang ia telah mengusahakan, dan mereka tidak dizalimi." (2:281)
"Kerana Allah akan membalas tiap-tiap jiwa atas usahanya (sendiri);" (14:51)
Sesungguhnya, segala usaha adalah untuk diri sendiri bukan untuk orang lain. Firman-Nya,
"Tiap-tiap jiwa mengusahakan hanya terhadapnya sendiri" (6:164).
Kesimpulannya, tidak terdapat sebarang bukti daripada al-Qur'an bahawa Allah telah mensyariatkan sebarang kiriman kepada orang-orang yang sudah meninggal dunia. Lantaran itu, dalam agama-Nya, amalan-amalan seperti tahlil, hadiah bacaan al-Qur'an, dan doa demi menolong orang-orang yang meninggal dunia, seperti yang dilakukan oleh orang-orang daripada sesetengah agama lain yang mengirim sesuatu kepada orang-orang yang mati, adalah hanya membazir sahaja. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang membazir.
25 November 2004
Pada 2 Juli 2009 16:53, Nandang Sudrajat <aendangzr@yahoo.co.id> menulis:
a hendy, tentu saya mendoakan bapak saya dong
tapi tidak dengan cara tahlilan, cukup saya berdoa setelah sholat.
adapaun saya mengatakan hadist ini masuk akal, justru itu disebabkan kebodohan saya yg belum mengenal ilmu hadist maka sebagai jln pertama sebelum tahu hal itu saya menggunakan akal dulu.pada akhirnya kalaupun tiu tidak masuk akal kalau itu datangnya dari Allah dan rasulnya saya harus mengikutinya.
kemudian ini hanya logika saja yg mungkin bisa salah, atau logika ini mugkin juga sering digunakan oleh orang2 yg anti tahlilan bahwa:
Rasulullah telah memberikan syariat itu sudah sangat lengkap dan pada beliau lah suri tauladan yg paling baik.kematian adalah hal yg wajar yg setiap jaman pasti terjadi.
termasuk jaman nabi.nah logika yg dipakai adalah kalau tahlilan itu baik, kenapa rasulullah teidak mengajarkannya saat beliau masih hidup.bahkan diantara sahabat2 itu ada yg mati dalam keadaan syahid.apakah syariat yg diajarkan nabi tentang kematian itu tidak cukup baik, kalau hanya melayat,megkafani,menyolatkan dan menguburkanya sehingga di jaman sekarang masih perlu diadakan tahlilan.itu saja aa hendy terimakasih
Setau saya , ajaran Nabi memang sangat lengkap, tidak kurang suatu apapun. Sekali lagi, masalah tahlilan, baik itu dilihat dari harinya yg harus hari ke 3,7,40, itu adalah kebiasaan. Kalau ada yang menganggap itu bid'ah dan mengada-ngadakan hal yang baru, menurut saya salah. Saya berkali-kali mengatakan, tidak harus hari ke 3,7,40 saja, kapanpun boleh. Seandainya disebut bid'ah, seharusnya ditanyakan, apakah jika tidak dilakukan pada hari ke 3,7,40 itu sah ? Kalau jawabannya tidak sah, berarti itu bid'ah, kalau bebas dilakukan kapan saja berarti itu tidak merupakan syarat mutlak. Itu hanyalah masalah teknis.Kedua, masalah do'a2 yg dibaca, tidak satupun do'a yg diluar Al-Qur'an, semua do'a yg dibaca dalam acara tahlilan itu ada sumbernya, sudah dibahas mengenai keutamaannya.. Kalaupun ada, Insya Alloh saya postingkan mengenai riwayatnya.Akhir kata, saya hanya menyampaikan apa yg saya tau mengenai tahlilan. Tidak ada hak saya untuk memaksa orang2 yg anti tahlil. Semua berpulang kepada pribadi masing2 beserta hujjahnya.Terima kasih juga A Nandang... :)
--- Pada Sel, 30/6/09, Ndy Ndy212 <nugraha212@gmail.com> menulis:Tanggal: Selasa, 30 Juni, 2009, 4:29 PM
Dari: Ndy Ndy212 <nugraha212@gmail.com>
Judul: Re: Bls: [Milis_Iqra] Re: Apakah setiap dalil perlu penafsiran ?
Kepada: Milis_Iqra@googlegroups.com
Pada 30 Juni 2009 14:44, Nandang Sudrajat <aendangzr@yahoo.co.id> menulis:
a hendy, sy miskin dalil jadi saya jawab secara logika saja, mungkin tanpa kitab diataspun bagi orang muslim sudah tahu kl orang meninggal tidak butuh makanan dan minuman,yg dibutuhkan adalah sedekah,ilmu yg bermanfaat, dan anak yg soleh yg mendoakan orang tuanya.tapi doa yg dibutuhkan diatas tetap saja tidak ada hubunganya dengan ritual tahlilan yg ditentukan hari-harinya.
1. Imam Ibnu Abid Dunya meriwayatkan dari Abu Sufyan bahwa ia berkata :
"Dikatakan, orang2 yang sudah mati itu lebih membutuhkan do'a dibandingkan kebutuhan orang2 yang masih hidup terhadap makanan dan minuman." (Kitab Syarhus-Shudur, hal.127)
Saya sendiri sedang dalam tahap belajar A Nandang. Meskipun ada yang bilang sudah 10 tahun bergaul dengan NU, tapi kalau memang pada dasarnya tdk setuju dengan masalah2 yg berbeda dengan NU, ya tetap tidak akan sefaham.
a hendy, ini juga tidak ada hubunganya dengan bacaan yg dikhususkan tiap 3,7,dst dan katanya hanya anak yg sholeh yg doanya bisa diterima oleh yg sudah meninggal yg lainya sudah terputus.apakah betuk begitu a hendy?
2. "Mayat di dalam kuburnya itu tak ubahnya seperti orang yang nyaris tenggelam, yang meminta tolong untuk keselamatan dirinya.. Dia menunggu-nunggu kiriman do'a dari orang-orang yang masih hidup : ayahnya,ibunya, anaknya, atau sahabat karib yang setia. Maka, apabila do'a yang ditunggu-tuunggu itu datang kepadanya, dia amat bersuka cita melebihi suka citanya orang hidup yang menerima hadiah dunia dan seisinya.Sesungguhnya, Alloh memasukkan do'a dari para penghuni dunia kepada penghuni kubur berupa pahala yang sebesar gunung. Sesungguhnya, hadiah orang hidup kepada orang-orang mati adalah permohonan ampunan untuknya."
(HR. Imam al-Baihaqi dan Imam ad-Dailami dari sahabat Ibnu Abbas-Syarhus-Shudur, hal. 127; Ta'liq Targhib,IV/379; Haula Khashaish Al-Qur'an, hal.. 85,Mukhtashar Tadzakirat al-Qurthubi, hal 16).Sudah saya katakan berkali-kali, bahwa saya sendiri tidak memusingkan masalah perhitungan hari. Bahkan sudah saya beri contoh, umpama A Nandang berdo'a jam 10 pagi, do'anya diterima tidak ? Kan tidak ada dalil yg menyebutkan demikian ?A Nandang, bukankah sudah tertulis jelas dalam hadis di atas, bahwa Dia menunggu-nunggu kiriman do'a dari orang-orang yang masih hidup : ayahnya,ibunya, anaknya, atau sahabat karib yang setia.
sama dengan diatas a hendy
3.Imam Ibnu Abid Dunya meriwayatkan :
Dari Amr bin Jarir, ia berkata :"Apabila seorang hamba Alloh berdo'a untuk saudara sesama muslim yang telah meninggal, maka seorang malaikat membawa do'a itu ke kubur orang yang dikirimi, lalu ia berkata :"Hai penghuni kubur yang sendirian, terimalah. Ini hadiah dari saudaramu yang belas kasih kepadamu." (Syarhus-Shudur, hal. 128).
sama dengan di atas juga A Nandang
a hendy, disini saya tidak berani mengatakan tahlilan itu bid'ah belum cukup ilmu saya,tapi untuk menghindari saya terjerumus ke dalam bid'ah saya tidak mengadakan tahlilan seperti waktu almarhum bapak saya meniggal..
4. Tahlil terdiri dari do'a-do'a (yang sudah ada tuntunannya, bukan mengada-adakan hal yang baru).
Nah kalau begitu, A Nandang tidak mendo'akan ayah A Nandang sewaktu meninggal ? Berarti tidak menjalankan isi hadis dong ?Saya sendiri tidak berani membid'ahkan orang2 yang tidak sefaham dengan saya. Walaupun saya sendiri kurang dalam berilmu, tetapi saya selalu mencari referensi, baik dari buku, internet, maupun orang yg saya anggap ilmunya di atas saya.
ini al quran sudah psti benarnya
2. "Berdo'alah kamu sekalian kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan do'amu.: (QS. al-Mukmin [40]:60)
Lalu, kalau orang2 yg melakukan tahlil, lalu mengucapkan do'a ?
saya gak hafal hadist, tapi menurut saya si ini masuk akal
3. "Sesungguhnya do'a itu memberi manfaat dari sesuatu yang sudah terjadi maupun yang belum terjadi. Dan tidak ada yang dapat menolak ketentuan Alloh melainkan do'a. (HR. Imam at-Turmudzi dari sahabat Ibnu Umar-Kitab Taisir al-Wushul,II/55)
sama yg ini saya gak faham hadist, tapi kayaknya masuk akal juga.
4. "Mintalah kepada orang-orang agar mereka banyak mendo'akan kebaikan untukmu. Sebab, manusia tidak mengetahui, lewat lisan siapa do'a itu dikabulkan, atau seseorang itu dirahmati Alloh." (HR. Imam al-Khothib dari sahabat Abu Hurairah-Kitab al-Fath al-Kabir,I/181).
Berarti mas Nandang belajar ilmu, khususnya hadis itu berdasarkan masuk akal atau tidak dong ?
jgn gitu dong a hendy, mana berani saya membid'ahkan sesuatu wong ilmu saya saja masih jauh dari cukup, tapi kalau saya sih mungkin hanya untuk menjaga saja agar tidak terjebak kedalam bid'ah lebih baik berhati2.apalagi kalau a hendy baca tulisan saya yg agak ngawur itu berjudul "hanya sebuah cerita" tenteu a hendy tahu kegelisahan saya tentang bid'ah ini..
Apa dalilnya masih kurang ? Saya memberikan dalil2 sebelumnya ditambah dalil ini, tapi saya rasa dalil apapun yang saya tunjukkan, bagi orang yang kontra tahlil, tentu akan menolaknya. Dan prinsip saya, kalau sudah beda pemahaman, ya sudah, tidak perlu di paksa. Setiap orang punya hujjah masing2. Jangan menganggap orang/golongan yang tidak sefaham dengan pemahamannya itu bid'ah,
Saya hargai pendapat A Nandang dalam hal kehati-hatian, bahkan saya sangat respek terhadap orang2 yang selalu bersikap berhati-hati.
Selalu bisa chat di profil jaringan, blog, atau situs web pribadi!
Yahoo! memungkinkan Anda selalu bisa chat melalui Pingbox. Coba
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---
No comments:
Post a Comment