Dikubur 26 Tahun Jasad KH. Abdullah Masih Utuh
Senin, 24 Agustus 2009 20:11
Jasad KH. Abdullah yang masih utuh
warnaislam.com — Tiga bak berisi air dan potongan kayu ukuran 70 cm x
30 cm telah disiapkan anak-anak almarhum KH. Abdullah. Saat itu, Minggu
2 Agustus 2009, makam Kiai Abdullah akan
dipindahkan lantaran di lokasi itu terkena proyek pelebaran Jalan Benda,
Batu Ceper,
Tangerang, yang mengarah ke Bandara Soekarno Hatta, Jakarta.
Air yang ada di dalam bak itu rencananya akan digunakan untuk mencuci
tulang belulang sebelum dipindahkan ke lokasi pemakaman yang baru.
Sementara potongan kayu sengon sebanyak 9 potong diperuntukkan sebagai
dinding pembatas jenazah di dalam liang lahat.
"Saya sudah beberapa kali melihat proses pemindahan kuburan di Karet
Bivak, Jakarta
Pusat. Persiapannya memang seperti itu," kata Achmad Fathi, anak ketiga
Kiai Abdullah.
Namun semua perlengkapan itu akhirnya tidak terpakai. Soalnya, ketika
makam yang berusia 26 tahun digali, pemandangan aneh terjadi. Jasad Kiai
Abdullah ternyata masih utuh. Begitu juga dengan kain kafan dan kayu
penutup jenazah. Tidak ada tanda-tanda bekas gigitan rayap atau binatang
tanah di kafan maupun di kayu kamper tersebut.
Sementara Mukhtar Ali, anak sulung Kiai Abdullah, yang mengangkat
jenazah ayahnya dari liang lahat mengaku sempat kaget. Soalnya kondisi
jenazah hampir sama seperti saat dikuburkan, 22 Oktober 1983 silam.
"Kondisi jenazah persis sama seperti saat dikubur dulu.
Hanya tubuhnya agak menyusut saja, dan rambutnya memutih" jelas Mukhtar.
Mukhtar dan keluarganya semakin kaget, jenazah juga beraroma harum yang
menyerbak. Wanginya, kata Mukhtar, tidak seperti parfum-parfum yang ada
di toko-toko minyak wangi. Teriakan takbir pun langsung terdengar dari
orang-orang yang menyaksikan kejadian tersebut.
Yang juga dirasa aneh oleh keluarga, ribuan warga tiba-tiba berdatangan
mengikuti prosesi pemindahan jenazah. Padahal keluarga tidak memberi
pemberitahuan kepada warga maupun murid-murid Kiai Abdullah. Mereka
tiba-tiba saja datang.
"Awalnya pemindahan jenazah itu hanya dilakukan keluarga. Paling hanya
20 orang. Tapi nggak tahu kenapa tiba-tiba saat jenazah digali
orang-orang sudah banyak berkumpul," ujar Mukhtar.
Saking banyaknya orang yang datang, imbuh Mukhtar, mobil dan motor
pelayat yang terparkir di sisi jalan Benda, panjangnya mencapai 5
kilometer sehingga membuat kemacetan yang luar biasa di jalan tersebut.
Beberapa warga yang ditemui detikcom menuturkan, sebelum proses
pemindahan jenazah, sebenarnya tanda-tanda keanehan sudah muncul
terkait rencana pemindahan makam tersebut. Sebab saat alat berat
ingin menghancurkan musala dan bangunan makam, tidak bisa berfungsi.
Beberapa kali alat pengeruk dari mobil beko patah ujung kukunya.
Karena kejadian itu, pihak kontraktor pelebaran jalan menunda
pembongkaran yang rencananya akan dilakukan pada Januari 2009 itu.
Pembongkaran baru bisa dilanjutkan awal Agustus setelah ada kesepakatan
dengan keluarga. Salah satunya soal cara pembongkaran musala dan makam
itu, yakni dengan hanya menggunakan palu dan linggis. Bukan pakai alat
berat.
Keluarga Kiai Abdullah sebenarnya menyayangkan kalau musala itu
dibongkar. Sebab musala yang telah ada sejak puluhan tahun lalu itu
sangat dibutuhkan warga setempat untuk beribadah.
Musala yang berdiri di atas tanah wakaf itu sejak dibangun Kiai Abdullah
tahun 1950-an sudah mengalami beberapa pemugaran dan pelebaran. Hingga
menjadi semakin luas dan bangunannya menjadi permanen.
Namun pada 2007, Pemkot Tangerang ternyata punya rencana melakukan
pelebaran jalan Benda, Juru Mudi, Batu Ceper, yang berada di sepanjang
Sungai Cianjane. Musala dan makam itu kebetulan berada di lokasi yang
akan dijadikan akses jalan sehingga terpaksa harus digusur.
Tanah yang akan digusur dihargai Rp 500 ribu per meter. Harga itu belum
termasuk bangunan yang akan dibongkar. Tapi keluarga Kiai Abdullah
menolak pemberian uang pengganti. Pasalnya , tanah tempat musala dan
makam itu merupakan tanah wakaf yang tidak boleh diperjualbelikan.
Pihak keluarga hanya meminta Pemkot membangun kembali musala di sekitar
wilayah Juru
Mudi, supaya warga setempat mudah kalau ingin beribadah. "Sepeser pun
kami tidak menerima uang penggantian. Biaya pemindahan jenazah saja kami
tanggung sendiri, sekalipun Pemkot sudah menawarkan" jelas Mukhtar, anak
sulung Kiai Abdullah.
Kini jenazah Kiai Abdullah dimakamkan di depan pekarangan rumah Achmad
Fathi, yang berjarak hanya 15 meter dari lokasi pemakaman sebelumnya. Di
areal pemakaman baru itu terdapat tiga makam, yakni makam KH Abudullah
bin Mukmin, makam istri keduanya Maswani, serta makam putra keduanya
yang bernama M Syurur.
Rencananya, areal makam itu akan diperluas lantaran setiap hari banyak
orang yang datang untuk berziarah, terutama setelah tersiar kabar jasad
Kiai Abdullah masih utuh meski dikubur selama 26 tahun. Bahkan untuk
memudahkan para peziarah, keluarga bermaksud membangun musala di samping
areal makam.(Ainul Wafa Elhasya / detik)
penulis :
Mochamad Ilyas
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---
No comments:
Post a Comment