2009/8/19 andri subandrio <subandrio.andri@gmail.com>
Merekapun akan berusaha copas dari ulama yang di ikuti banyak orang versi mereka mbak Whe~en, dan ini tidak akan ada habisnya, makanya dalam hal ini pada akhirnya saya selalu menyudahi diskusi semacam ini dengan "lana a'maluna walakum a'malukum"
Sebab pada akhirnya nanti kalau kita menyebut mereka dengan sebutan ahli Bid'ah pasti tidak akan terima walaupun jelas-jelas yang mereka amalkan adalah bid'ah (mereka akan berdalih "itu kan menurut anda").
Itu juga pernah saya alami dulu ketika saya masih menjadi "pentaqlid" namun Alhamdulillah karena kemauan belajar serta menata hati dengan men "zero" kan lebih dulu faham yang sudah tertanam dalam limbic saya, dengan perlahan dapat berubah dan juga dapat mengubah semua pola pikir keluarga saya secara menyeluruh. Hadza min fadhlir robbi.
Betul Pak Andri, rasanya kebanyakan dari kita juga pernah merasakan sebagai'pentaqlid', kita yang sudah terbiasa melakukan ibadah tanpa mengetahui dalil yang memerintahkannya akan sulit sekali menerima jika ternyata ada orang yang memberitahu bahwa apa yang kita lakukan ternyata tidak diajarkan oleh Rasullullah Sallallahu Alaihi Wassalam, saya sendiri juga awalnya sangat keras menentang orang2 yang membid'ahkan apa yang saya lakukan.
Sekedar sharing, untuk membenarkan kebid'ahan yang saya lakukan saya juga awalnya mencari dalil-dalil yang sesuai dengan hawa nafsu saya tanpa mau tahu dan merichek apa2 yang disampaikan oleh teman saya. Lalu secara bertahap saya mulai mau mendengarkan dan membaca apa2 yang disampaikan oleh teman2 saya, meskipun tetap tidak saya terima secara langsung, saya mulai mencerna dalil2 yang disampaikan dan mengkroschek dengan sumber nya, saya tutup dulu mata dan telinga saya dari pendapat fulan dan fulan, saya hanya mengkrosschek dalil-dalil yang beredar, baik itu dalilnya pro bid'ah dan menolak bid'ah, dari sinilah fenomena kebingungan mulai mendera saya, banyak ternyata dalil2 yang saya pakai untuk membenarkan ke bid'ahan ibadah yang saya lakukan ternyata dipotong-potong, diubah artinya, hadist lemah yang tidak dapat dijadikan dalil atau malah palsu.
sampai pada akhirnya sampai kepada saya firman Allah surat Al An'am:71 yang artinya: "katakanlah(Muhammad),"Apakah kita akan memohon kepada sesuatu selain Allah yang tidak dapat memberi manfaat, tidak pula mendatangkan mudlarat kepada kita, dan apakah kita akan dikembalikan ke belakang setelah Allah memberi petunjuk kepada kita, seperti orang yang telah disesatkan oleh setan dibumi,dalam keadaan kebingungan."Kawan-kawannya mengajaknya ke jalan lurus, dengan mengatakan:"Ikutilah kami!" Katakanlah,"sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk sebenarnya, dan kita diperintahkan agar berserah diri kepada Rabb seluruh alam"
Saya sungguh kalut, saya takut ancaman akan dikembalikan ke belakang setelah Allah memberi petunjukNya kepada saya, padahal telah semakin jelas dallil-dalil yang benar, sungguh apa2 yang saya pelajari dan pembantahan yang saya lakukan telah dilandasi niat untuk membenarkan apa yang saya lakukan dan bukan mencari manakah yang benar.
Mungkin sama dengan yang lainnya, yang membuat saya bingung adalah bahwa ibadah2 bid'ah yang saya lakukan ini merupakan kebaikan(menurut akal saya) tapi semua argumen2 yang saya ajukan ternyata dibantah oleh Ayat2 Allah dan Hadist Nabi. Akhirnya yang dapat saya katakan hanyalah Laa Haula Wa Laa Quata ila billahil aliyyil adzim, saya menyerahkan dan mengembalikannya kepada Allah Ta'ala dan terus menerus saya berdoa kepada Allah Ta'ala bahwa jika apa2 yang disampaikan oleh teman2 dan saudara2 saya adalah benar dan Allah menyukai saya mengamalkan apa yang mereka amalkan maka lembutkanlah hati ini dalam menerima kebenaran yang disampaikan dan tentramkanlah dan condongkan hati ini dalam mengamalkannya. tapi jika apa-apa yang saya lakukan selama ini lah yang benar dan Allah menyukai apa2 yang telah saya amalkan maka tentramkanlah dan condongkan hati ini dalam mengamalkannya. Sampai akhirnya Allah menentramkan hati saya kepada amalan2 Ahlusunnah Wal Jama'ah yang lurus dan sedikit demi sedikit meninggalkan amalan2 bid'ah yang pernah saya lakukan.
Sedikit Saran saya kepada teman2 yang lain adalah:
Sekedar sharing, untuk membenarkan kebid'ahan yang saya lakukan saya juga awalnya mencari dalil-dalil yang sesuai dengan hawa nafsu saya tanpa mau tahu dan merichek apa2 yang disampaikan oleh teman saya. Lalu secara bertahap saya mulai mau mendengarkan dan membaca apa2 yang disampaikan oleh teman2 saya, meskipun tetap tidak saya terima secara langsung, saya mulai mencerna dalil2 yang disampaikan dan mengkroschek dengan sumber nya, saya tutup dulu mata dan telinga saya dari pendapat fulan dan fulan, saya hanya mengkrosschek dalil-dalil yang beredar, baik itu dalilnya pro bid'ah dan menolak bid'ah, dari sinilah fenomena kebingungan mulai mendera saya, banyak ternyata dalil2 yang saya pakai untuk membenarkan ke bid'ahan ibadah yang saya lakukan ternyata dipotong-potong, diubah artinya, hadist lemah yang tidak dapat dijadikan dalil atau malah palsu.
sampai pada akhirnya sampai kepada saya firman Allah surat Al An'am:71 yang artinya: "katakanlah(Muhammad),"Apakah kita akan memohon kepada sesuatu selain Allah yang tidak dapat memberi manfaat, tidak pula mendatangkan mudlarat kepada kita, dan apakah kita akan dikembalikan ke belakang setelah Allah memberi petunjuk kepada kita, seperti orang yang telah disesatkan oleh setan dibumi,dalam keadaan kebingungan."Kawan-kawannya mengajaknya ke jalan lurus, dengan mengatakan:"Ikutilah kami!" Katakanlah,"sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk sebenarnya, dan kita diperintahkan agar berserah diri kepada Rabb seluruh alam"
Saya sungguh kalut, saya takut ancaman akan dikembalikan ke belakang setelah Allah memberi petunjukNya kepada saya, padahal telah semakin jelas dallil-dalil yang benar, sungguh apa2 yang saya pelajari dan pembantahan yang saya lakukan telah dilandasi niat untuk membenarkan apa yang saya lakukan dan bukan mencari manakah yang benar.
Mungkin sama dengan yang lainnya, yang membuat saya bingung adalah bahwa ibadah2 bid'ah yang saya lakukan ini merupakan kebaikan(menurut akal saya) tapi semua argumen2 yang saya ajukan ternyata dibantah oleh Ayat2 Allah dan Hadist Nabi. Akhirnya yang dapat saya katakan hanyalah Laa Haula Wa Laa Quata ila billahil aliyyil adzim, saya menyerahkan dan mengembalikannya kepada Allah Ta'ala dan terus menerus saya berdoa kepada Allah Ta'ala bahwa jika apa2 yang disampaikan oleh teman2 dan saudara2 saya adalah benar dan Allah menyukai saya mengamalkan apa yang mereka amalkan maka lembutkanlah hati ini dalam menerima kebenaran yang disampaikan dan tentramkanlah dan condongkan hati ini dalam mengamalkannya. tapi jika apa-apa yang saya lakukan selama ini lah yang benar dan Allah menyukai apa2 yang telah saya amalkan maka tentramkanlah dan condongkan hati ini dalam mengamalkannya. Sampai akhirnya Allah menentramkan hati saya kepada amalan2 Ahlusunnah Wal Jama'ah yang lurus dan sedikit demi sedikit meninggalkan amalan2 bid'ah yang pernah saya lakukan.
Sedikit Saran saya kepada teman2 yang lain adalah:
- Berdoalah dengan sungguh-sungguh kepada Allah untuk melunakkan hati dan jiwa kita dalam menerima kebenaran
- Mulailah bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu dan mencari kebenaran
- Jangan melibatkan hawa nafsu, karena hawa nafsu akan membawa kita jauh dari kebenaran
- Jangan mengatakan belajarlah dari dua sisi, hormati perbedaan pendapat tetapi kita sendiri belum melakukannya. kita punya waktu untuk posting berpuluh2 copast dari ulama yang sesuai dengan kita tanpa mau membaca postingan teman yang lain yang tidak sesuai dengan kita, dengan alasan belum sempat.
- janganlah mengatakan " jangan merasa kamu paling benar!" padahal kita sendiri merasa paling benar. Pelajarilah ilmu tentang kebenaran itu sendiri, dengan ilmu kita dapat mengetahui kebenaran sesuai dengan bentuknya yang asli dan kita akan tahu mana ulama dan orang-orang yang benar.
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---
No comments:
Post a Comment