Tuesday, September 29, 2009

[Milis_Iqra] Re: Fw: Tumbuhkan Minat Menulis sejak Dini

wkt kcil La suka baca buku..buku apa za! *tpi kalo da bnyk pilihan n
diantaranya ada comic, psti plh comic :P * bhkn mpe novel detektif
agatha christie yg plng tebel pun udah la bca sjk kls 6sd! *bp anti tv
siih.. :P *
tpi.. ga da ngaruhnya tuh ma bakat nulis la! *msi teuteup ga bsa
merangkai kata :( :( :( *

ada cara laen?.. coz tgs2 kul hmpir smuanya brhubungan ma merangkai
kata! *makalah2, artikel, laporan hsl pnelitian, wawancara, dll * bhkn
mpe uts n uas pun hbngnnya ma merangkai kta,, *gara2 klamaan mikir gmn
menulis jwbn yg bgs,, akhrnya slalu jdi yg trkhr ngmpulin jwbn, mlh
kdg2 jdi kosong!*

sengsara bgt dch ga bsa 'nulis' or merangkai kta.. :(

On 9/29/09, Agus Rasyidi <rasidi@wicaksana.co.id> wrote:
>
> ----- Original Message -----
> From: haryadi
> Sent: Saturday, September 26, 2009 7:55 PM
>
>
> TUMBUHKAN MINAT MENULIS SEJAK DINI
>
> ORANGTUA mana yang tak bangga jika buah hatinya mampu merangkai kata menjadi
> tulisan menarik. Membiasakan anak menulis sejak dini merupakan langkah tepat
> mengasah keterampilan menulisnya.
>
> Setiap anak adalah seniman. Untuk menjadikan mereka "seniman bahasa" atau
> dengan kata lain penulis, tentunya orangtua harus sejak dini membiasakan si
> kecil menulis. Upaya ini bahkan bisa dimulai sebelum anak bisa menulis,yakni
> dengan cara membacakan cerita atau memberikan buku-buku cerita bergambar.
>
>
> "Intinya adalah membiasakan anak suka membaca dulu,misalnya sejak usia 6
> bulan orangtua rajin mengajak anak membaca atau mengajarkan nyanyian
> alpabetikal untuk mengenalkan abjad. Berawal dari reader, anak akan lebih
> mudah menjadi writer," ujar psikolog dari Langkahku Educare, Alifa Abdullah,
> saat mengisi acara Unilever Daycare 2009 di Graha Unilever Jakarta, belum
> lama ini.
>
> Pernyataan Alifa diamini penulis novel dan buku anak, Clara Ng. Untuk
> melatih keterampilan menulis dari dua buah hatinya, wanita kelahiran 1973
> ini sudah membiasakan anak dengan buku sejak usia bayi. Tak heran, rumahnya
> pun laksana "gudang ilmu" karena dipenuhi buku.
>
> "Daripada menonton televisi, sejak anak masih bayi, saya lebih suka
> mendudukkan mereka di kursi tinggi sambil memberikan buku sehingga si anak
> bisa bermain dan membuka-buka buku. Sampai sekarang pun, satu buku sebelum
> tidur itu wajib," ucap Clara yang memiliki anak usia 7 dan 4 tahun.
>
> Berkat ketekunannya membiasakan anak akrab dengan buku sejak dini, Clara
> mendapati kemampuan anak-anaknya dalam menyerap bahasa atau logika cerita
> dari buku-buku bergambar dapat berkembang dengan baik.
>
> "Anak saya yang besar di sekolah punya perhatian besar terhadap seni yang
> menurut saya porsinya cukup layak untuk bersanding dengan pelajaran sains
> lainnya," tutur pengarang novel Dimsum Terakhir itu.
>
> Setiap anak, tanpa memandang bakatnya yang beragam, sejatinya mampu menulis.
> Dalam konteks ini, janganlah terpaku pada pemikiran atau keinginan
> menjadikan anak penulis hebat karena esensi dan manfaat menulis jauh lebih
> luas lagi. "Anak-anak pasti punya pemikiran tentang sesuatu hal.
> Keterampilan menulis itu penting supaya anak terbiasa mengungkapkan gagasan
> yang dimilikinya secara runtut," ujar penulis buku, Bunda Aini.
>
> "Menulis merupakan proses manajemen berpikir. Walaupun tidak berbakat
> menulis, kalau sudah terbiasa kecerdasan anak bias terpacu. Untuk itu,
> orangtua hendaknya memberikan fasilitas seluas-luasnya, namun tidak boleh
> dipaksakan. Biarkan anak bereksplorasi sesuai minat dan bakatnya," kata
> Alifa.
>
> Untuk memulainya, lakukan hal sederhana seperti menuliskan emosi atau
> perasaan di buku harian (diary). Ingatlah bahwasanya setiap kejadian atau
> pengalaman hidup sehari-hari bisa dibingkai hingga membentuk cerita utuh
> yang menarik untuk disimak.
>
> Orangtua bisa membantu memberikan contoh atau stimulus supaya anak tidak
> blank mau menulis apa. Misalnya menceritakan pengalaman saat liburan
> panjang. Cerita-cerita pendek tadi bila perlu didokumentasikan dengan
> membuat folder khusus. Suatu saat jika cerita lama ini dibacakan lagi, anak
> bisa termotivasi untuk lebih giat menulis.
>
> "Perlu diingat bahwasanya ada saat di mana buku harian tidak boleh dilihat
> lagi oleh orangtuanya. Kalau sudah begini, orangtua jangan memaksa. Jika
> anak merasa cukup nyaman,mereka malah akan datang sendiri menunjukkan
> tulisannya. Coba juga mengirimkan tulisan anak ke media massa. Kalau
> diterbitkan tentunya akan tercipta rasa bangga," paparnya.
>
> Sementara itu, Clara yang telah menelurkan sejumlah seri buku anak seperti
> Berbagi Cerita Berbagi Cinta dan Bagai Bumi Berhenti Berputar itu menegaskan
> bahwasanya proses kreatif menulis selalu dimulai dengan membaca.
>
> Dalam hal ini, anak menyerap apa yang dilihat, dengar, dan rasakan sehingga
> bisa menghasilkan cerita. Namun, mereka juga harus diajari bagaimana
> menggunakan logika dalam tulisannya. Sebagai contoh, sang anak menuliskan
> cerita tentang seekor kelinci. Tanpa sebab jelas, ia mengisahkan si kelinci
> tiba-tiba mati. Di sini orangtua harus menanyakan, kenapa si kelinci bisa
> mati? Misalnya, apakah karena ada virus atau mungkin keracunan? Dengan
> begitu, anak tidak sembarangan membangun alur cerita hanya berdasarkan
> keinginan untuk menakut-nakuti atau membuat pembacanya kaget semata.
>
> "Lakukan penilaian. Jika ingin mengkritik, berhati-hatilah agar jangan
> sampai anak jadi tersinggung dan tidak berani mencoba lagi atau malah
> menjadi dendam," saran Clara.
>
> Satu hal lagi yang tidak bisa terlepas dari dunia anak-anak adalah unsur
> imajinasi. Anak-anak sekitar usia tiga tahun ke atas, imajinasi dan
> fantasinya mulai berkembang dengan bebas dan kadang tak terbatas. Clara pun
> menyarankan untuk mengembangkan imajinasi anak tersebut di "dunia lain"
> semisal dunia dongeng karangannya. Misalnya, jerapah berwarna pink atau
> gajah bermotif tutul-tutul.
>
> "Menulis adalah memasuki dunia di mana hanya ada kau dan tokoh-tokoh
> ciptaanmu yang berlarian dalam otakmu," ujarnya.
>
> Cara lainnya yang bisa dilakukan adalah mengajukan pertanyaan yang lucu atau
> unik di luar pemikiran, yang tujuannya memancing kreativitas dan kemampuan
> anak dalam memecahkan masalah. Clara mengaku cukup sering melakukan hal ini
> dan jawaban sang anak pun dinilai kreatif. Misalnya, ia pernah bertanya: apa
> yang terjadi kalau suara kita melarikan diri dari atau melompat dari mulut
> kita begitu saja.
>
> Sang anak pun menjawab: kita tangkap suara itu dengan perangkap tikus, lalu
> dimasukkan lagi ke dalam mulut dengan cara minum air yang banyak. Wah,
> sebuah imajinasi khas anak-anak yang kreatif bukan?(Koran SI/Koran SI/jri)
>
>
> --
>
> >
>

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

No comments:

Post a Comment