----- Original Message -----From: rizal linggaSent: Wednesday, September 30, 2009 1:24 PMSubject: [Milis_Iqra] TERORIS
TERORIS
Apa yang membuat seorang Muslim bisa membunuh diri dengan tujuan membunuh orang-orang lain yang dianggap musuh? Jawabannya tidak mudah. Namun kita mencoba menelusurinya sejak dari awalnya. Dan awalnya itu dimulai dari seseorang Saudi Arabia kelahiran Yaman yang bernama Usamah bin Ladin. Tindakan yang bermotif sama sebenarnya sudah dilakukan oleh banyak Muslim lain sebelum dia, namun tindakannya setelah 11 September 2001 itulah yang membuatnya terkenal seperti sekarang ini.
Bagi banyak Muslim dia adalah pahlawan Islam sejati masa kini. Bagi Muslim yang lain dia hanya seorang yang salah jalan, namun mereka takkan pernah mengutuknya. Dan mengapa mereka tak mengutuknya? Disebabkan ada begitu banyak kesamaan antara apa yang ada pada Usamah dan pengikutnya ini dengan apa yang ada pada mayoritas Muslim sedunia. Lihatlah orang-orang yang dianggap teroris ini. Sangat normal dan islami didalam kehidupan mereka sehari-hari. Mereka sama sekali tak berbeda dengan orang2 Islam lainnya dalam banyak hal. Alquran, hadits, sholat, puasa, bahasa Arab, kebencian terhadap Yahudi dan Amerika, jubah, janggut, jilbab, cadar, dan kosa kata. Semuanya sama. Persamaan itu akan semakin nampak jika kita perhatikan pernyataan-pernyataan dan tulisan-tulisan di media yang bernafaskan Islam, baik cetakan maupun Internet. Yang sangat jelas, pernyataan-pernyataan Hizbut Thahrir dan FPI banyak yang identik dengan paham yang diyakini oleh Al Qaida dan Taliban. Contohnya dalam hal kebencian mereka terhadap Yahudi dan Amerika, lihatlah dalam penolakan mereka terhadap demokrasi. Lihatlah dalam berbagai pernyataan Abubakar Baasyir, sungguh konsisten selalu menuduh Yahudi sebagai biang keladi berbagai masalah di dunia. Coba kita perhatikan tulisan Tanzim Al Qaida Indonesia yang di keluarkan di Internet tak lama setelah Bom Marriot dan Ritz Carlton Juli 2009, sungguh sangat Islami bahasanya, dan kental bernuansa kebencian terhadap Barat dan Amerika, dan kepuasan balas dendam yang dianggap berhasil dilakukan.
Dan mengapa Al Qaida menyerang di Indonesia? Alasan klasik yang sama seperti yang dituduhkan kepada banyak pemerintahan, yaitu terlalu pro Amerika dan demokrasi. Karena itu menjadi sasaran yang sah untuk dihancurkan.
Persamaan yang luar biasa besar ini membuat semakin mudah bagi Al Qaida Indonesia untuk merekrut calon "pengantin"nya. Semua hal yang lain sudah sama dengan yang mereka percayai. Tinggal temukan orang yang bisa dipengaruhi, rekrut, dan indoktrinasi, jadilah dia pembom bunuh diri. Untuk ini orang-orang Muslim mulai dari Jawa Barat, Jawa Tengah, sampai Jawa Timur merupakan lahan yang subur dan memiliki potensi yang melimpah untuk dijadikan teroris, menurut Kepolisian RI. Faktanya memang para teroris yang sudah tewas sebagian besar dari pulau Jawa, dan disambut sebagai syuhada jihad di kampung halamannya. Faktanya juga bahwa gembong-gembong teroris seperti Azhari dan Noordin memang lebih lama dan lebih sering berada di pulau Jawa, dan tewasnya juga di kota di pulau Jawa. Jadi bukan lagi persamaannya yang besar, tapi banyak orang-orang dari tempat asal mereka memang sudah merupaka simpatisan dan pendukung. Pada saat ini juga penganut paham mereka ini sudah sangat banyak di Indonesia ini. Tinggal menunggu orang yang berani dan saat yang tepat untuk menggerakkan orang-orang fanatik ini untuk menimbulkan kehancuran. Sebenarnya orang-orang fanatik ini sudah beraksi di Ambon dan Poso beberapa tahun yang lalu. Sampai hari ini mereka selalu mencari peluang untuk mengobarkan perang agama, terutama perang agama antara Islam dengan Kristen.
Dalam hal ini ada kemiripan yang luar biasa antara gerakan Al Qaida dengan Komunisme. Sebagaimana Komunisme menganut ajaran pertentangan kelas dan selalu berusaha membenturkan golongan proletar dengan golongan kapitalis, demikian juga paham Al Qaida ini menganut ajaran pertentangan agama dan selalu berusaha membenturkan agama Islam dengan agama-agama lainnya. Bagi Komunisme dan Al Qaidaisme konflik berdarah selalu menjadi sarana yang diperlukan untuk mencapai tujuannya. Semakin banyak orang-orang yang tewas, semakin senang mereka.
Bagi keluarga korbannya, Usamah dan pengikutnya adalah merupakan kumpulan binatang dalam wujud manusia. Anehnya, jumlah Muslim yang terbunuh oleh tindakannya juga tak kalah banyak dari korban non Muslim yang menjadi sasaran utamanya. Fakta ini menunjukkan bahwa golongan binatang ini memang tega untuk mengorbankan sesama Muslim agar non Muslim yang menjadi sasarannya terbunuh. Yang lebih aneh lagi menurut saya, bahwa bagi pengikutnya dia tetap pahlawan Islam sekalipun pengikutnya itupun tahu dengan jelas bahwa banyak sesama Muslim yang terbunuh oleh tindakannya. Namun yang lebih mengerikan lagi adalah, bahwa banyaknya
sesama Muslim yang tewas itu justru bukan karena ketidak sengajaan, tapi karena memang sengaja dibunuh. Karena sesama Muslim itu sudah dicap dan diberikan label "pengkhianat" dan "sama dengan kafir" olehnya dan pengikutnya, sehingga memang layak untuk dibunuh. Dan para korban Muslim ini juga dibunuh oleh sesama Muslim yang direkrut dan dicuci otaknya, diberi gelar "pengantin", dan kemudian keluarga sang pengantin dijamin akan mendapat banyak "uang santunan" akibat tindakan sang "pengantin" ini yang sekaligus eksekutor dan juga korban.
Apa yang membuat kaum Muslim dengan paham seperti Usamah bin Ladin ini melakukan apa yang mereka lakukan? Faktor pertama dan utama adalah KEBENCIAN dan DENDAM. Yaitu KEBENCIAN dan DENDAM kepada Yahudi. Kebencian dan dendam terhadap Yahudi karena mereka melihat bahwa Arab dipermalukan dengan banyak kekalahan dalam berkali-kali perang di Timur Tengah. Dan mereka berusaha membuat bahwa Arab itu adalah Islam. Jadi jika Arab kalah maka berarti Islam yang kalah, dan hal ini sungguh sangat menyakitkan bagi mereka. Karena itu sesuatu harus dilakukan untuk mengobati rasa terluka dari kekalahan dari Yahudi tersebut.
Kita lihat bahwa sejak tahun 1948 sampai sekarang ternyata negara-negara Arab Islam di Timur Tengah tak kunjung mampu mengalahkan Israel. Bahkan Israel itu yang malah merebut banyak dari wilayah2 mereka. Karena itu timbullah frustrasi, kebencian semakin meluap namun tenaga semakin lemah. Israel menjadi tak terkalahkan secara fisik di alam nyata. Akibatnya, mulailah timbul proses psikologis pada diri mereka yang frustrasi ini. Mereka begitu haus kemenangan, begitu haus balas dendam. Namun dialam nyata jelas tak mungkin mereka lampiaskan. Karena itu terjadi proses kejiwaan yang bersifat massal, yang dilakukan adalah melakukan pergantian penafsiran makna. Tujuannya adalah agar bisa memberi kepuasan kepada batin yang haus dan lapar akan balas dendam namun tak terlampiaskan ini. Maka terjadilah pemlintiran bahasa atas kenyataan. Yang namanya kalah secara nyata, disebut sebagai kemenangan didalam pikiran mereka. Demikianlah maka Hisbullah dan Hamas menyatakan "kemenangan" dalam perang terhadap Israel yang baru lalu. Tapi sekalipun mereka ini mengubah pengertian bahasa dimana kekalahan dirubah menjadi "kemenangan", namun fakta yang jelas bahwa bangsa-bangsa Arab kehilangan begitu banyak nyawa dan harta, kehilangan tanah juga, tak terhapus dengan menghibur diri sendiri dengan merubah pengertian kalah menjadi "menang" tersebut.
Mereka melihat bahwa kemenangan Yahudi tak terlepas dari bantuan negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat. Mereka melihat betapa kuatnya lobi Yahudi mempengaruhi keputusan-keputusan pemerintah Amerika Serikat untuk menguntungkan dan membantu Israel. Karena itu Amerika Serikat (AS) menjadi sasaran subtitusi utama terhadap Yahudi. Kebencian ini tambah meluap ketika AS menyerbu Irak 2 kali. Mereka lebih menyukai membiarkan Saddam berkuasa dan menindas rakyat Irak daripada melihat AS dan sekutu-sekutunya memasuki tanah Arab dan mendudukinya. Sekarang, setelah Saddam Hussein lenyap, mereka melihat pengaruh kaum Sunni melemah dan Syiah sekarang berkuasa di Irak. Maka kebangkitan Syiah di Irak dianggap sebagai ancaman, karena itu Muslim golongan Syiah pun diberi label "KAFIR" dan halal untuk dibunuh.
Kemudian, mereka menganggap bahwa pemerintah-pemerintah negara-negara Arab sudah dipengaruhi oleh AS. Pengaruh AS ini tak bisa diterima, karena itu pemerintah-pemerintah seperti Mesir, Saudi Arabia, dan Yaman diberi label "pengkhianat" dan dikategorikan "kafir". Karenanya juga layak untuk dibunuh. Selain itu, di Irak mereka menganggap sesama Muslim Sunni terlalu bekerjasama dengan penjajah AS, karena itu sesama Muslim Sunni ini dianggap "kafir" dan layak untuk dibunuh.
Apa yang dilakukan oleh Al Qaida di Timur Tengah dilakukan juga oleh Taliban di Afganistan dan Pakistan. Yaitu memaksakan penerapan Syariat Islam versi mereka kepada sesama Muslim disana, dan tanpa ragu-ragu membunuh sesama Muslim yang dianggap membangkang.
Jadi kita lihat, kaum Al Qaida dan Taliban ini menciptakan musuh-musuh dimana saja mereka berada. Musuh-musuh mereka tidak hanya orang-orang Barat yang dianggap membantu Yahudi, tapi juga sesama Muslim yang tidak sepaham dengan mereka. Tanpa ragu dan belas kasihan sesama Muslim ini diberi label "kafir" dan halal untuk dibunuh.
Jadi akar tindakan mereka SATU, berasal dari kebencian dan dendam terhadap Yahudi, dan DUA, pemaksaan kehendak untuk menerapkan Syariah Islam versi mereka sendiri. Kedua hal ini yang menjadi motif utama dan mendasar dari segala tindakan mereka yang dunia beradab katakan: TERORISME.
Sudah ribuan tahun lamanya, ketika apa yang disebut musuh dalam peperangan, itu jelas. Manusia berhadapan dengan binatang, binatang mana yang menjadi musuh, jelas. Orang berhadapan dengan orang lain yang dianggap lawan, jelas. Manusia berhadapan dengan alam, bencana apa yang menjadi musuh, jelas. Hanya sering manusia tak berdaya terhadapnya. Jika alam sudah memutuskan berbicara sebagai bencana, maka manusia hanya bisa menerima nasibnya sebagai korban. Paling maksimal usaha manusia adalah mengurangi korban sebisa mungkin, tapi mengalahkan musuh alam ini, tidak mungkin. Maka ketika manusia beragama memutuskan yang beragama lain menjadi musuh, itupun sangat jelas. Bunuh saja orang2 yang beragama lain yang dianggap sebagai musuh.
Namun ketika musuh yang jelas ini tak bisa dikalahkan namun begitu ingin dihancurkan, maka terjadilah substitusi sasaran untuk memuaskan kehausan akan balas dendam dan kemenangan. Substitusi ini membuat apa yang jelas disebut musuh menjadi tidak jelas lagi. Secara tradisional sasaran untuk dihancurkan semestinya adalah bersifat militer, itu yang jelas. Karena militer itulah merupakan kekuatan yang sejati dari suatu negara. Namun bagi teroris seperti ini sasaran militer terlalu kuat, karena mereka tidak mempunyai peralatan yang memadai untuk menyerang secara militer, dan karena semua musuh-musuhnya secara militer jauh lebih kuat dari mereka. Maka mereka memilih sasaran lain yang lebih mudah ditemukan dan lebih mudah dihancurkan, yaitu orang-orang sipil pada sarana-sarana sipil. Dengan senjata yang sederhana mereka mudah menyerang orang-orang sipil yang tidak bersenjata dan tidak menaruh curiga. Bahwa sasaran sipil diserang dengan senjata merupakan perbuatan yang tak bermoral dan biadab bagi dunia modern, tidak masalah buat mereka karena mereka dan keyakinan mereka pada dasarnya memang sudah biadab menurut norma-norma kemanusiaan yang normal, yang penting ada sasaran mudah dan gampang diserang. Diberikan definsi baru akan apa yang disebut musuh dan apa yang menjadi sasaran yang mau dihancurkan. Intinya adalah penyederhanaan sasaran, membuang semua kompleksitas dan kerumitan. Jadikan sederhana. Gambaran kerumitan itu adalah, bagaimana membunuh musuh yang mustahil dicapai? Bagaimana membunuh musuh dimana sesama Muslim juga ada disana? Sederhanakan saja. BUNUH SEMUANYA! Membunuh musuh lebih penting sehingga tak masalah mengorbankan sesama Muslim yang kebetulan ada ditempat sasaran BOM.
Maka jika golongan seperti al Qaida dan Taliban ini memutuskan bahwa Yahudi adalah musuh Islam, maka yang perlu diusahakan adalah membunuh sebanyak mungkin orang Yahudi dimana saja dan kapan saja mereka ditemukan. Demikian juga jika orang2 Kristen dianggap musuh, maka semua kaum salibis halal untuk dibunuh. Jika orang2 Amerika dan Inggris dan Australia dianggap musuh karena dianggap membantu Yahudi, maka darah orang2 Barat inipun halal untuk ditumpahkan. Jika orang2 Hindu di India dan orang2 Buddha di Thailand dianggap musuh, maka merekapun wajib dibunuh.
Namun masalahnya, ketika semua musuh2 Islam ini dikumpulkan jadi satu, ternyata terlalu banyak jumlahnya. Kaum fanatik ini dimana-mana selalu membuat musuh, namun tak menghitung kemampuan diri sendiri untuk menghadapi semua musuh yang mereka ciptakan itu. Mereka tak sadar bahwa seluruh kekuatan Islam jikalaupun bisa digabung, adalah masih terlalu kecil untuk melawan semua musuh di semua front yang mereka ciptakan itu. Sebenarnya menurut strategi perang klasik, menciptakan musuh diberbagai front sekaligus adalah merupakan kebodohan. Namun kebodohan inilah justru yang banyak dilakukan oleh kaum fanatik ini. Tindakan mereka memang bodoh menurut kriteria modern, karena alam pikiran mereka ini masih berada pada abad ke 7.
Masalah lain lagi yang tak kalah beratnya adalah konflik internal Islam sendiri, semua orang-orang Islam ternyata bermazhab-mazhab. Saling sikut dan saling serang. Baik secara kata-kata maupun secara fisik. Sesama Muslimpun saling bunuh. Ternyata Islam sendiri tidak bersatu.
Setelah menciptakan musuh dimana-mana, merekapun masih bermimpi menegakkan Daulah Islamiyah atau Pemerintahan Islam atas dunia, sekalipun jelas kaum Islam sendiri tidak bersatu. Sekiranya mereka bersatu saja masih sangat sulit, apalagi tidak bersatu. Itulah sebabnya saya sebut mereka ini bermimpi. Mereka tak sadar bahwa sekalipun seluruh partai Islam di Indonesia digabung, kekuatan mereka tak sampai 30%. Saya katakan lagi mereka bermimpi karena faktanya jauh lebih kuat paham Nasionalisme Indonesia, jika kekuatan Partai Demokrat, PDIP dan Golkar dijadikan satu, mencapai lebih 70%. Namun itulah, bagi banyak Muslim lebih baik bermimpi daripada tidak punya cita-cita sama sekali. Dalam menjalani kehidupan nyata memang mereka lebih sering hidup di alam mimpi daripada eling menyadari kenyataan yang sebenarnya. Namun memang begitulah mereka hidup.
Sekarang, bagaimana timbulnya aksi-aksi terorisme dari kaum militan Islam ini diseluruh dunia? Seperti yang sudah dikatakan diatas, disebabkan karena memberikan tafsir dan makna baru terhadap kenyataan, agar terjadi kepuasan maksimal dalam balas dendam terhadap Yahudi, Amerika, Inggris, Perancis, Belanda, Australia, dan lain-lain negara-negara Barat. Bagaimana caranya? Karena sudah tidak mungkin menghantam musuh dengan sasaran nyata karena terlalu banyak dan terlalu kuat, maka diciptakan sasaran "simbolis" namun dianggap nyata. Gedung-gedung, kapal, pesawat terbang, bis, kereta api, apa saja yang dianggap simbol-simbol musuh, inilah yang diserang, namun dibayangkan oleh mereka sebagai musuh yang berhasil mereka hancurkan. Tak ubahnya seperti orang beronani dengan membaca cerita atau nonton video porno, berkhayal menyetubuhi cewek yang ditontonnya dalam video itu. Dia puas, sekalipun hal itu tidak nyata karena hanya didalam khayalan. Seperti itulah alam fikiran para teroris ini. Mereka mendapat kepuasan agamawi yang maksimal dengan menghantam sasaran-sasaran simbolis tadi. Kepuasan itu semakin menjadi besar bagi mereka ketika banyak orang-orang yang dianggap musuh ikut tewas. Mereka mengkhayalkan bahwa orang2 yang tewas itu sekalipun tidak tahu apa-apa, tidak mereka kenal dan tidak punya masalah pribadi dengan mereka, adalah musuh-musuh yang begitu mereka benci. Ditambah lagi dengan tafsir kitab suci Alquran dan Hadits bahwa akan ada kepuasan seks yang luar biasa bisa bersetubuh dengan puluhan bidadari di syurga bagi para mujahiddin yang sudah berhasil kesana. Semakin lengkaplah kepuasan mereka. Itulah cita-cita utama mereka (the Ultimate Goal). Membayangkan berhasil membunuh musuh dan sekaligus dapat pahala Syurga dengan hadiah puluhan bidadari. Apa yang tidak disebutkan oleh Alquran dan Hadits, yaitu mengenai siapa saja dan apa kriteria orang-orang yang akan mendapat para bidadari ini, mereka isi dengan tafsiran versi mereka sendiri, untuk menjadi umpan dan motif utama bagi para "pengantin" yang akan melakukan misi bunuh dirinya. Tapi yang pasti, di Alquran dan Hadits memang ada disebut tentang bidadari-bidadari surga ini, jadi keyakinan ini sungguh sangat islami. Maka jika orang-orang Islam biasa hanya bisa masuk surga jika lolos timbangan ilahi, maka para mujahiddin pembunuh musuh-musuh Islam ini menjadi pengecualian khusus, diyakinkan pasti masuk syurga tanpa melalui timbangan lagi. Langsung bypass ke surga islami dan disambut oleh puluhan bidadari untuk pesta seks. Demikianlah keyakinan faham Al Qaida dan Taliban ini yang membuat mereka tidak takut mati.
Bahwa ada banyak sesama Muslim yang juga tewas karena perbuatan mereka, dianggap angin alias tak ada alias tak penting. Mengapa? Karena para teroris ini murni egois, hanya memikirkan kesenangan dirinya sendiri, dan sama sekali tak perduli dengan penderitaan dan kematian sesama Muslim akibat perbuatan mereka.
Inilah kenyataan dunia dimana kita hidup. Banyak orang terancam hidupnya, Muslim dan terutama non Muslim, hanya karena kekalapan dan kebencian segolongan fanatik yang ingin mendapat kepuasan balas dendam dengan membunuh orang2 yang dianggap musuh, dan sekaligus harapan mendapatkan kepuasan seksual dengan menyetubuhi puluhan bidadari di syurga nanti.
Kesimpulannya adalah, sekalipun mayoritas Muslim di dunia ini ingin hidup damai dengan semua orang yang tidak seagama dengan mereka, dan juga ikut menjadi korban dari perbuatan kaum teroris ini, namun mereka membiarkan kaum teroris ini hidup ditengah-tengah mereka, dan tidak sedikit yang bersimpati dengan mereka, karena memang begitu besar dan banyaknya persamaan antara mereka dengan teroris ini. Dan tidak seperti Muslim di Irak, Pakistan dan Afganistan yang aktif memerangi kaum teroris ini, Muslim Indonesia di pulau Jawa malah memberikan tempat perteduhan, perlindungan, dan bahkan anak-anak perempuan mereka untuk dikawini oleh mereka.
Kesimpulan berikutnya, selama kebencian terhadap Yahudi dan Amerika dan Barat ini tetap ada di hati para Muslim sedunia, selama itu pula kaum Al Qaida dan Taliban takkan kekurangan pengikut dan "pengantin". Hanya tinggal menemukan orang-orang yang tepat. Dan calon-calon ini sangat mudah didapat dimana-mana, selagi antara apa yang mereka yakini dan yang umat Islam yakini masih memiliki persamaan yang besar.
Akhirnya, menurut saya sebenarnya teroris ini lebih militan dan lebih jujur dalam menghayati agamanya dan kebenciannya terhadap Yahudi, Amerika, Barat, dan Kristen. Mereka sudah berbuat, sementara mayoritas Muslim lainnya hanya banyak omong dan tidak berbuat apa-apa.
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Wednesday, September 30, 2009
[Milis_Iqra] Re: TERORIS
Provokasi.......(musuh-musuh islam memang doyan provokasi,lihat saja dibelahan bumi yg lain)
orang spt osama melakukan seperti itu pasti ada alasan kuat,bukan ana mendukung perbuatan nya,hati-hati bung!!!!!!!!!!!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment