Mei 15, 2009
Tergelitik oleh komentar salah satu pengunjung blog saya di posting ini,
saya
jadi ikut mikir-mikir, apa memang bisa dan memungkinkan kalau tiap orang mau
buka usaha bisa langsung sukses, berhasil, dan nggak pakai gagal segala.
Baca dulu komentarnya:
"SAYA PIKIR BUKA USAHA ITU SANGAT MUDAH ASAL ADA MODAL YANG MENDUKUNG DAN
SEDIKIT KETRAMPILAN TAPI UNTUK USAHA TERSEBUT BISA JALAN OTOMATIS MEMBERIKAN
OMSET YANG MENGUNTUNGKAN TIAP HARINYA BISA UNTUK MENCUKUPI KEHIDUPAN
SEHARI-HARI DAN BISA UNTUK MENYISIHKAN UNTUK MENABUNG ITU SANGAT SULIT DI
WUJUDKAN DAN KENAPA KEBANYAKAN ORANG YANG TELAH BERHASIL MENDIRIKAN USAHA
YANG TELAH
SUKSES, SAAT DIA MEMBUKA UASAHA LAGI KEBANYAKAN KOK BERHASIL SEPERTI
WARALABA-WARALABA SEPERTINYA KOK JALAN TERUS SEPERTI ADA RUMUS ANTI
GAGAL ADAKAH RUMUS BAGI PEMULA ATAU YANG PUNYA MODAL KECIL BISA YAKIN
SEPERTI WARALABA TERSEBUT"
Yang terpikir oleh saya justru keyakinan seperti inilah yang membuat kita
sulit
untuk maju. Salah satu keyakinan dasar yang mesti diyakini bagi pemula
seperti kita adalah bahwa membuka dan menjalankan usaha itu memang punya
potensi untuk sukses tapi itu perlu PROSES.
Kalau sampai dalam diri kita muncul keyakinan bahwa usaha itu mudah asal ada
modal, biasanya karena kita melihatnya yang instan-instan, yang sudah jadi,
dan yang orang lain raih yang tampak seperti kesuksesan sesaat saja. Kita
melihatnya hasil akhir berupa kesuksesan orang lain, kita tidak tahu
bagaimana proses detailnya. Dan memang kecenderungan orang sukses akan
menceritakan kisah suksesnya, dengan sedikit menceritakan detail-detail
kegagalannya. Karena kita sendiri juga tidak akan senang kalau banyak-banyak
mendengar cerita gagal kan?
Makanya sering disampaikan oleh para pengusaha agar kita siap menjalani
PROSES-nya dan siap menikmati PROSES-nya, baik itu proses gagal (sementara)
maupun proses menuju suksesnya. Dan namanya juga proses pasti butuh waktu,
kita harus sabar dengan proses tersebut. Dan kita juga mesti bisa menikmati
semua kejadian-kejadian dalam setiap prosesnya. Karena gagal dan sukses
hanyalah status sementara, yang abadi adalah prosesnya.
Mirip-mirip seperti film bioskoplah, kalau baru saja mulai tokohnya langsung
bisa mematikan penjahat, tentu filmnya jadi tidak seru. Yang menjadikan film
itu menarik adalah prosesnya dari awal sampai akhir bagaimana si tokoh jatuh
dan bangun sampai bisa menang.
Sama juga halnya dengan tumbuh-tumbuhan disekitar kita, bijih ditanam tidak
langsung tumbuh jadi pohon besar. Biji yang keras, harus memecah dirinya
sendiri agar daun bisa muncul dan akar bisa menancap. Mungkin kalau kita
jadi benih kita juga akan merasakan bagaimana sakitnya memecah dan membelah
diri sendiri. Belum lagi setelah tumbuh daun, si pohon akan terkena terpaan
angin, gangguan mahluh hidup lain, jamur, parasit dll. Semua harus dijalani
untuk bisa tumbuh jadi besar.
Mirip-mirip juga dengan bayi yang baru lahir, berbulan-bulan hanya bisa
pasrah, harus belajar guling-guling, belajar merangkak, jatuh bangun, baru
kemudian bisa berjalan, dan berlari. Sudah bisa jalanpun masih harus
tersandung, terpeleset, dan terbentur sampai benar-benar bisa menjaga
keseimbangan tubuhnya.
Sudah sering disampaikan oleh para mentor agar fase awal membuka usaha itu
bisa dijadikan sebagai fase untuk belajar. Seperti kita kecil dulu, mau
nurut belajar dari TK, SD, SMP, SMU, Kuliah, dst. Semua proses tersebut
selalu butuh biaya dan pengorbanan, dan kita belum bisa langsung memetik
profitnya.
Kalaupun di awal-awal usaha kita bisa mendapat profit, sebisa mungkin profit
tidak dihabiskan untuk konsumsi. Sebagian mesti dihemat buat kita simpan,
kita kumpulkan, dan putar kembali untuk mengakumulasi modal. Pastinya agar
usaha bisa terus tumbuh, membesar, dan tidak layu. Selain itu di fase awal
juga kita gunakan untuk membangun basis pelanggan. Usaha tanpa pelanggan
sama saja seperti ular sanca. Hari ini bisa makan, sebulan kemudian kita
terus puasa, sambil berburu mangsa berikutnya. Kalau punya basis pelanggan
yang kuat, sama saja kita punya kran yang terhubung dengan pipa dari mata
air, air akan terus mengalir.
Perlu juga diawal-awal usaha, kita jadikan sarana membangun sistem. Kita
rapikan pembukuan, kita permak dan terus kita upgrade toko, kios, atau
webstore kita.
Kita didik staff dan karyawan kita. Begitu seterusnya agar usaha bisa jalan
lancar dan tidak terus menerus memusingkan kita. Kita perbaiki cara kerja
usaha kita juga sistem pemasarannya. Kalau saja tiap hari kita bisa
meningkatkan 0.1% maka setahun usaha berjalan usaha kita sudah berkembang
36%.
Dan yang penting lagi di awal-awal membuka usaha kita usahakan bisa
mendapatkan bagaimana feel atau jiwa sebagai pengusaha. Biasanya orang
mengatakan "jiwa bisnis". Dan umumnya calon entrepreneur sering mengeluh
takut membuka usaha karena tidak punya jiwa bisnis. Ya memang harus mulai
dulu dan belajar dulu baru dech ketemua jiwa bisnisnya.
Kebiasaan kita memang cuma mau melihat hasil akhirnya. Seperti komentar tadi
"SEPERTI WARALABA-WARALABA SEPERTINYA KOK JALAN TERUS SEPERTI ADA RUMUS ANTI
GAGAL". Sebenarnya waralaba awalnya juga tidak langsung jreng abrakadabra
jadi seperti ini. Pasti telah melalui tahapan proses metamorfosa. Kita lihat
enaknya sekarang, tapi siapa yang tahu bagaimana perjuangan si pemilik
waralaba dulu di awal usahanya. Ingat saja cerita awal mula Kolonel Sanders
membangun KFC, bagaimana Kolonel menawarkan resepnya dari restoran ke
restoran, dan dari
penolakan ke penolakan.
Saya selalu ingat nasehat Pak Hadi Kuntoro yang mengatakan bahwa
"kesulitan-kesulitan yang anda hadapi sekarang, akan menjadi kenangan indah
di masa depan". Dan memang benar kan, coba anda ingat-ingat lagi kesulitan
yang anda hadapi di waktu SMP dulu. Bukankah sekarang telah menjadi kenangan
indah, yang kalau mengenangnya membuat kita senyum-senyum sendiri.
Jadi bolehlah dipikirkan lagi, baru berapa lama kita masuk di bisnis ini.
Anggap saja sekarang anda sedang menanam bibit. Jangan buru-buru ingin
memetik bunganya dan buru-buru ingin memetik buahnya. Ikuti proses tumbuhnya
benih tersebut. Dan yakinlah ada waktunya nanti untuk memetik hasilnya.
Yang lebih penting lagi bagi pemula bisnis seperti kita, bahwa bisnis kadang
tidak bisa dihitung secara matematis. Dalam bisnis tidak selalu 1 + 1 = 2.
Sudah sering dan banyak yang membuktikan di bisnis 1 + 1 bisa jadi 4 bisa
jadi 10 dan seterusnya. Prinsip bisnis yang perlu diingat dalam bisnis
adalah kita harus selalu memberi nilai tambah dalam bisnis kita. Jadi
rumusnya malah jadi 1 + 1 - 1 = 5 siapa yang tahu?
Selain itu faktor-faktor diluar kendali kita perlu juga diperhitungkan.
Faktor
spiritual misalnya. Seperti nasehat para alim ulama bahwa semakin banyak
memberi kita akan banyak menerima juga. Dan ingat bahwa dari hasil jerih
payah kita juga melekat hak orang lain, yang harus kita sisihkan, kita
bersihkan, dan kita berikan pada yang berhak. Makanya dari hasil usaha kita
jangan semuanya kita konsumsi, harus juga disalurkan zakat dan shodaqohnya.
Dan yakinlah itu akan menambah dan memperlancar rejeki kita.
Sering sekali diceritakan oleh Ustadz Yusuf Mansur mengenai jamaahnya yang
mengalami perubahan cepat dalam taraf hidupnya setelah memperbanyak infaq,
shodaqoh, dan zakatnya. Ada yang sudah kehabisan modal dan banyak hutang,
kemudian justru diminta untuk mensedekahkan sisa-sisa harta yang dimiliki.
Setelah itu terjadilah titik balik dan perubahan drastis. Jadi kalau sedang
kehabisan modal, sedekahlah. Sudah banyak yang membuktikan "the power of
giving", banyak zakat dan sodaqoh banyak mendatangkan rizki yang berlimpah.
Maaf kalau jadi kayak ceramah, ini tulisan spontan saja setelah membaca
komentar diatas. Intinya kalau mau enak-enakan di bisnis, ya tunggu
waktunya, itu nanti.
Kalau semua orang yang mulai bisnis bisa langsung untung besar semua, ya
pasti tidak akan ada yang mau jadi karyawan. Semua pasti jadi pengusaha, itu
sama saja membuat ketidakseimbangan alam. Dan justru kekuatan kita melewati
kesulitan dan mengubahnya menjadi keberhasilan adalah penghargaan yang tak
ternilai harganya
bagi seorang pengusaha.
Yang terakhir buat anda yang sedang mengalami kesulitan, perbanyaklah tali
silaturahim. Datangilah para pengusaha di sekitar anda. Carilah mentor yang
terdekat yang bersedia dan berkenan membimbing anda, memberi support, dan
memberi masukan buat Anda. Atau bergabunglah dalam kelompok-kelompok
mastermind atau klub pengusaha atau kelompok-kelompok semacamnya, yang akan
menjadi katalisator kemajuan usaha Anda.
Semoga bermanfaat dan semoga bisa membantu banyak orang.
Salam FUNtastic & Merdeka!
© 2009, http://fuadmuftie.wordpress.com/
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---
No comments:
Post a Comment