Sunday, October 25, 2009

[Milis_Iqra] Panggilan Allah adalah Segalanya

semoga kita bisa menirunya
smb
 
-------------------------------------------------------------------------------------
Jemaah Haji Padang: Panggilan Allah adalah Segalanya
 
Oleh M Burhanudin

KOMPAS.com-Mimpi panjang Avermelia (40), warga Kelurahan Kalumbu, Kecamatan Kuranji, Kota Padang, untuk menunaikan ibadah haji akhirnya terjawab. Tanggal 17 November nanti ibu empat anak ini akan berangkat ke Tanah Suci melalui embarkasi Padang.

Meskipun diliputi perasaan waswas meninggalkan keluarganya di Padang setelah bencana gempa, tekad Avermelia tetap bulat untuk beribadah di rumah Allah. "Sejujurnya, kami masih takut gempa besar kembali terjadi. Tapi ibadah ini untuk mencari rida Allah. Saya pasrahkan semuanya kepada-Nya," kata perempuan kelahiran 3 Maret 1969 ini.

Bagi Avermelia dan 7.216 calon haji asal Sumatera Barat (Sumbar), musim haji kali ini diliputi keprihatinan mendalam. Hampir semua calon haji merasakan kengerian terhadap bencana gempa berkekuatan 7,9 skala Richter pada 30 September lalu yang menyebabkan 1.117 orang tewas, 210 orang hilang, 2.128 orang luka berat, dan 135.233 rumah rusak berat itu.

Tak sedikit di antara mereka yang kehilangan rumah dan sanak saudara meninggal dunia akibat gempa. Namun, dari 7.216 calon haji yang telah terdaftar di embarkasi dan debarkasi Padang itu, semua selamat.

Kepala Bidang Penyelenggara Haji dan Zakat pada Kantor Wilayah Departemen Agama Sumbar Japeri mengungkapkan, 7.216 calon haji yang terdaftar di embarkasi Sumbar telah mengonfirmasikan akan berangkat. Mereka mulai berangkat 23 Oktober dan terbagi dalam 23 kelompok terbang (kloter) dari Bandar Udara Minangkabau, Padang. "Alhamdulillah, semua calon haji di sini selamat dari bencana. Mereka akan didampingi 115 petugas kloter," kata Japeri.

Dibanding ratusan ribu keluarga lain di Sumbar yang rumahnya hancur terguncang gempa, Avermelia mengaku masih beruntung. Tempat tinggalnya hanya retak-retak dan atap bagian belakang rumahnya miring. Sampai saat ini kerusakan tersebut belum dibenahi karena dia lebih memilih menyiapkan uangnya untuk bekal berhaji.

"Harta benda dan segala hal di dunia ini hanya titipan. Yang kita bawa ke akhirat nanti hanya amal. Sekarang adalah kesempatan bagi saya untuk beramal di Tanah Suci yang merupakan kewajiban setiap umat Islam," tutur karyawati di Kanwil Depag Sumbar itu.

Untuk berhaji, Avermelia telah menabung sejak tahun 1991. Kala itu dia masih gadis dan baru diangkat sebagai pegawai negeri sipil. Setiap bulan dia menyisihkan sebagian gajinya untuk membeli setengah hingga satu batang emas seberat 1,7 gram sampai 2,5 gram. Emas-emas itu disimpannya. Akhirnya, pada tahun 2006, dia bisa mengumpulkan Rp 34 juta sebagai ongkos naik haji.

Avermelia tak sendiri. Dia ke Tanah Suci bersama dua orangtuanya dan seorang mertuanya. Suami Avermelia, Syaiful Haq, tidak ikut karena telah berhaji setahun lalu.

Keinginan untuk meraih rida Allah juga yang tetap mendorong Harmain (49), calon haji asal Nagari Siguntur, Koto IX Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan, berangkat haji musim ini. Harmain bekerja sebagai petani di desanya. Sejak gempa, rumahnya tak lagi bisa ditempati. Praktis, sejak tiga minggu terakhir dia menumpang di rumah saudaranya yang tak jauh dari rumahnya yang rusak.

Kakek dua cucu itu berangkat ke Tanah Suci sendiri. Dia meninggalkan istri dan empat anaknya yang masih tinggal serumah di Nagari Siguntur. "Kalau dibilang khawatir, ya, jelas khawatir meninggalkan keluarga. Mungkin semua orang di sini punya perasaan yang sama. Kalau malam tiba, banyak yang tak berani tidur di dalam rumah, takut gempa. Tapi ini, kan, ibadah, panggilan Allah, apalagi sudah mendaftar, tak mungkin ditunda," kata Harmain.

Untuk mendapatkan jatah berhaji, Harmain harus menunggu empat tahun. Sebab, setiap tahun jumlah pendaftar haji di Sumbar jauh melebihi kuota.

Harmain mengaku sangat bersyukur akhirnya mendapat kesempatan berhaji walau harus menunggu empat tahun.

Dia berjanji setibanya di depan Kabah, salah satu doa yang akan dipanjatkannya adalah agar Sumbar dan wilayah Indonesia lainnya terhindar dari bencana besar yang merenggut banyak korban. Harmain percaya doa paling mustajab adalah saat berhaji di Tanah Suci.

Avermelia dan Harmain juga percaya, pengorbanan fisik, mental, dan material yang tak sedikit harus diberikan dengan penuh keikhlasan. Tujuannya satu, memenuhi panggilan Allah. Labbaika Allahumma labbaik, ya Allah kami penuhi panggilan-Mu.
 

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
  Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
  Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
     Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

No comments:

Post a Comment