Mungkin artikel ini bisa memberikan jawaban :
Sumber : http://www.lampungpost.com/cetak/cetak.php?id=2005010707243427
Bencana Dalam Alquran
* K.H. M. Arief Mahya, Pengamat Politik, Tinggal di Bandar Lampung
Kada dan kadar (keputusan dan ketentuan) Allah swt. berlaku, bangsa Indonesia dan masyarakat dunia dikejutkan adanya gempa bumi dan tsunami dahsyat, Minggu, 26 Dsember 2004, yang menimpa saudara kita di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara.
Apa dan mengapa lalu bagaimana bencana dahsyat tersebut, secara perinci lengkap dengan berbagai data dan cerita faktanya, di sini penulis tidak menerakan satu per satu, tetapi seperti apa yang kita lihat pada tayangan televisi, jelas pada berbagai bagian bentuk kejadian bencana dahsyat tersebut, dikaitkan informasi Alquran tentang hal-ihwal "hari kiamat" yang bakal terjadi nanti, 1% keadaan yang terjadi pada bencana tersebut adalah sama seperti hal-hal yang akan terjadi pada hari kiamat nanti, terutama pada sisi negeri dan dahsyatnya.
Ketika kiamat nanti; air laut dengan gelombang tinggi naik ke seluruh daratan yang ada di muka bumi, semua yang tegak rubuh dan luluh lantak, gunung-gunung meletus, lalu bumi hancur dan langit terbelah, manusia ketika itu seperti anai-anai bertebaran tidak keruan.
Alquran: Al-qori'ah, mal-qori'ah? dst. "Hari kiamat, apakah hari kiamat itu?, pada hari tersebut manusia seperti anai-anai bertebaran, dan gunung gunung seperti bulu-bulu yang dihamburkan" (Al-Qori'ah: 1--5).
Jadi, bentuk hari kiamat nanti 99% lebih dahsyat dan mengerikan dibandingkan gempa bumi dan tsunami yang melanda Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara itu.
Allah swt. memang memberi hamba-Nya dua macam hal; (1) dinamakan nikmat, yaitu semua yang dirasakan enak dan menyenangkan. (2) niqmat, yaitu semua yang dirasakan tidak enak dan tidak menyenangkan, seperti mendapat musibah, bala dan azab, yakni siksa atau "hukuman" termasuk yang disebut azab al-adna, yaitu balasan dari Allah swt. yang ditimpakan-Nya kepada manusia berdosa sejak masih di dunia, selain nanti azab yang besar (azab al-akbar), yakni "api neraka" yang akan ditimpakan-Nya kepada Jin dan manusia berdosa nanti di akhirat.
Pada dasarnya yang disebut "musibah", yaitu hal-hal yang...tidak enak dan tidak menyenangkan (niqmat), yang ditimpakan Allah pada orang seorang (individual) berupa kerugian, kecelakaan, kematian keluarga yang disebut Alquran, mushibatul-maut, sebagai puncak musibah yang ditimpakan Allah swt. kepada seseorang.
Namun, kalau musibah seperti itu ditimpakan-Nya kepada orang banyak (massal) ataupun yang sudah pada bentuk nasional, seluruh anak bangsa turut merasakan niqmat yang ditimpakan, yang seperti itu adalah bukan musibah lagi, tetapi yang seperti itu adalah yang disebut baliyah atau bala (bahasa Indonesia bencana) dari Allah swt. Satu musibah yang ditimpakan Allah kepada seseorang, bisa sebagai "ujian bagi keimanan seseorang yang mendapat musibah, atau bagian dari azab al-adna Allah yang ditimpakan-Nya karena ada dosa yang bersangkutan terhadap Allah swt. Kalau tidak merasa berdosa, pastikan itu musibah yang menimpa orang yang beriman dan beribadat baik dia adalah ujian.
Tetapi, setiap bala yang diturunkan Allah swt., dipastikan itu bermotivasi karena di antara orang banyak di negeri atau bangsa yang mendapat bala tersebut, ada banyak orang dinilai Allah beriman munafik dan fasik (beriman rusak). Kalau itu di Indonesia mungkin karena dalam hidup keseharian mengkhianati Allah, tidak beribadat tetapi banyak berkutat berbuat maksiat dan munkarot, mengkhianati rakyat, masyarakat, sumpah jabatan, undang-undang, negara kesatuan dan proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia 17 Agustus 1945 sebagai janji.
Allah swt. sangat murka kepada mereka yang berbuat seperti itu. Alquran: Walanuz Ieqonnahum minal azabil-adna dst. "Dan pastilah kami buat mereka merasakan azab al-adna (ketika mereka masih di dunia), selain azab lebih besar nanti (di akhirat)" (As-Sajdah: 21).
Semua azab al-adna baik yang berupa bala (bencana) maupun yang musibah saja, hendaklah diyakini secara haqqul-yaqien itu semua adalah atas kehendak Allah swt. Alquran: Ma ashoba Min Mushi Batin dst. "Tidak terjadi sebuah kejadian dari musibah, melainkan dengan izin Allah, dan barang siapa mempercayai Allah, Allah memberi petunjuk (hidayat) pada hati orang bersangkutan, dan Allah dengan segala sesuatu maha mengetahui" (At-Taghobun: 11).
Gempa bumi dan badai tsunami, topan dan apa pun yang berbentuk "air laut meluap" ke atas daratan, itu adalah bagian dari azab al-adna dari Allah swt. Sejak zaman dulu kala sudah banyak...ditimpakan Allah kepada kaum, bangsa dan umat manusia yang keras kepala menentang kehendak Allah. Di antara cotohnya, yaitu penduduk negeri Madyan (kaumnya Nabi Syu'eb), suatu kaum yang sangat membangkang terhadap dakwah Nabi Syu'eb a.s.
Mereka berwatak paling jahat dalam pergaulan dengan sesama manusia; mereka suka menipu, suka merampas harta orang lain, korupsi pada ukuran, takaran, dan timbangan dalam berjual beli menjadi budaya mereka. Maka Allah Swt menimpakan gempa bumi dahsyat kepada mereka. Alquran: Wa akhozathumurrojfatu dst. "Dan gempa dahsyat mengambil mereka, maka menjadilah mereka mati meringkuk ditimbun reruntuhan bangunan" (Al-A'rof: 91).
Allah swt. pernah menurunkan azab al-adna berupa topan dahsyat kepada kaum Nabi Nuh a.s., yaitu seluruh permukaan bumi diliputi gelombang dahsyat air laut. Semua manusia dan apapun yang bernyawa di muka bumi ketika itu musnah mati semuanya, termasuk putra Nabi Nuh yang membangkang tidak mau beriman kepada Allah swt. Nabi Nuh dan beberapa orang kaumnya yang beriman serta berbagai jenis "binatang" masing-masing sepasang (jantan dan betina) selamat di atas kapal, yang atas perintah Allah swt. dibuat (dipersiapkan) sebelum "Topan Nabi Nuh" tersebut terjadi.
Topan Nabi Nuh dijadikan Allah karena mayoritas kaum Nabi Nuh menentang tidak mau beriman kepada Allah swt., mereka tidak menggubris dakwah Nabi Nuh a.s. Selama 950 tahun Nabi Nuh mengajak kaumnya supaya beriman menyembah Allah, tapi sedikit sekali dari mereka yang mengikut seruan Nabi Nuh tersebut. Alquran: Walaqod arsalna nuhan dst. "Dan sungguh kami telah mengutus Nabi Nuh berdakwah ke kaumnya, justru ia pernah tinggal bersama mereka selama seribu minus lima puluh tahun. Kemudian topan dahsyat mengambil orang orang yang zalim itu" (Al-Ankabut: 14).
Allah swt. telah sering mengazab berbagai kaum umat manusia sejak di zaman para nabi, yang motif sebuah azab al-adna ditimpakan Allah karena mereka membangkang tidak mau beriman kepada Allah, dan mereka melakukan perbuatan perbuatan zalim (kejam, tidak adil) serta banyak berbuat penyimpangan, penyelewengan ,dan penghianatan. Selain kepada kaum Nabi Syu'eb dan kaum Nabi Nuh dengan azab-azab tersebut, juga Allah swt. pernah menimpakan gempa dahsyat pula pada kaum kaum 'Ad, Tsamud, Luth dan banyak yang lain, termasuk Allah menenggelamkan...Fir'aun dan pasukan tentaranya ketika mengejar Nabi Musa di Laut Merah, dan Allah pernah mengazab kaum Nabi Ibrahim, kaum Mu'tafikat, Qorun, dan Haman. Bentuk azab al-adna Allah yang ditimpakan-Nya di zaman para nabi dulu bermacam-macam, yaitu berupa gempa, topan dan "hujan batu". Selain itu pernah pula Allah menurunkan azab tidak dapat dihitung banyaknya tahu-tahu telah ada dan memenuhi tempat tempat yang berisi air di seluruh rumah penduduk. Dan ada pula berupa "darah segar" yang mengisi teko-teko minum penduduk. Alquran: Fa arsalna 'alaihimuththufana wal jarod dst. "Maka kami kirim kepada mereka (azab) berupa topan dahsyat, belalang dan ulat serta berupa katak dan darah, sebagai bukti terperinci (kekuasaan kami), maka mereka mereka membesarkan diri dan adalah mereka orang orang berbuat dosa" (Al-A'rof: 133).
Allah swt. ketika menimpakan azab adalah atas dasar kesalahan perbuatan manusia sendiri. Allah swt. sudah secara tegas dan lugas menyatakan, "Kalau semua penduduk negeri (betul-betul) beriman dan bertakwa, pasti 'keberkatan' (di negeri tersebut) kami bukakan dari langit dan dari bumi, akan tetapi oleh ada di antara mereka membohongi, yaitu mereka tidak secara sungguh sungguh beriman dan bertakwa, maka (cepat atau lambat) kami timpakan kepada mereka azab, atas dasar dan setimpal dengan apa yang mereka perbuat" (Al-A'rof: 96).
Kufur nikmat, yaitu perbuatan tidak memanfaatkan nikmat dan rahmat serta rezki dari Allah pada kepentingan yang diridainya, faktor tersebut dapat mengundang azab Allah, yang ditimpakan-Nya sejak masih di dunia. Allah menimpakan azab al-adna sejak dahulu kala memang secara mendadak. Alquran: Wa kam min qoryatin dst. "Dan berapa banyak negeri kami telah binasakan, maka azab kami mendatanginya ketika penduduknya sedang tidur di malam hari atau ketika mereka sedang berbincang-bincang" (Al-A'rof: 4).
Allah swt. selektif menimpakan sesuatu azab, yaitu memprioritaskan bagi kaum atau umat manusia yang tidka menyadari esensinya perintah dan larangan Allah, dan juga bagi umat manusia yang telah menyadari dan menghayati ajaran agama Allah karena di situ telah ada missi pengurus dakwah Rasulullah saw. yang menyampaikan tezkiroh basyieron wa nazhie ron, yaitu ajaran agama bahwa yang berbuat taat di akhirat kelak...penempatan (akomodasinya) syorga dan yang berbuat maksiat di neraka.
Jadi bencana nasional di Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara itu adalah wujud murka Allah swt. kepada orang-orang yang banyak berbuat dosa. Tetapi, mengapa semua terkena siksa? Memang kalau Allah menurunkan bala pada suatu negeri, semua orang-orang yang imannya baik juga tentu turut tersiksa. Mengapa begitu? karena sebelum sebuah bencana ditimpakan Allah pada suatu negeri, Allah lebih dulu memberikan isyarat (sinyal), yaitu perbuatan perbuatan fakhsya' dan munkgar marak adanya di negeri tersebut, dari antara orang mewah dan para tokoh elite di situ memperbuatnya. Padahal mereka berfungsi memperbaiki keadaan negeri mereka, akan tetapi mereka malah terlibat merusaknya.
Alquran: Wa iza arodna annuhlika qoryatan dst. "Dan apabila kami hendak membinasakan suatu negeri, kami perintahkan dikondisikan di situ orang orang mewah dan orang orang top mentaati Allah, tetapi mereka merusak dalam negeri tersebut, maka tepatlah kata (keputusan) kami, kemudian kami hancurkan negeri tersebut sehancur-hancurnya" (Al-Isro': 16).
Orang beriman laki laki dan perempuan berkewajiban; menyuruh semua orang berbuat kebaikan dan mencegah kemunkaran (amar makruf nahi mungkar). Kalau tugas itu tidak mereka gulirkan secara serius, pada konteks tersebut Allah mengenakan pula siksa kepada orang baik baik ketika terjadi sebuah bencana. Kaum Bani Isroil juga pernah dilaknat Allah swt. karena mereka tidak beraktivitas mencegah kemungkaran.
Alquran: Kanu la yatanahauna dst. "Adalah mereka suatu kaum yang tidak mau melarang kemungkaran yang marak mereka lakukan, sesungguhnya sikap begitu adalah perbuatan buruk yang mereka perbuat" (Al-Maidah: 79).
Saiyidina Abubakar Siddiq r.a. mengatakan beliau mendengar Rasulullah saw. bersabda: Ma min qoumin 'amalu dst. "Tidaklah suatu kaum (bangsa) berbuat kemaksiatan dan dan di kalangan mereka ada orang yang sanggup menentangnya tetapi tidak ia laksanakan, kecuali dikhawatirkan bahwa Allah akan meratakan bencana kepada mereka semua azab dari sisi Allah swt".
Maka dari itu gulirkan tugas amar makruf nahi mungkar, suruhlah orang beragama yang baik, bermasyarakatlah, berbangsa, dan bernegara yang baik, berpancasila secara baik dan benar. Jangan berbuat dosa mulai dari hal hal yang pornografis, jangan mempertontonkan "pusar" perut, basmi film-film porno, VCD porno, jangan berselingkuh, memerkosa.
Jangan berzina dan jangan berbuat sodomi atau perbuatan perbuatan "lesbian". Jujurlah dalam berdagang, jangan korupsi (mengicuh) ketika mengukur, menakar, dan menimbang. Betul-betul basmi penanaman ganja, pengedaran daun dan memanfaatkannya.
Terus basmi narkoba dan janganlah mengonsumsi (meminumnya). Cegah "minuman keras" dan hentikan meminumnya. Betul-betul basmi "perjudian", pencurian, dan perbuatan copet, begal, dan jangan merampok. Basmi betul betul perbuatan perbuatan "korupsi" besar dan yang kecil, dengan giat melaporkan adanya korupsi kepada yang berkewajiban menindaknya secara hukum, serta wahai para koruptor, hentikanlah korupsi. Dan wahai para pemberontak, segera hentikan kegiatan "separatisme" mengkhianati dan mengingkari komitmen bangsa, yaitu menjunjung makna "proklamsi" kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945.
Semua hal-hal tersebut itulah "fakhsya' dan mungkar", kalau tidak dihentikan itulah semua yang mengundang bala dahsyat dari Allah swt. Khusus tentang korupsi, sebetulnya bagi semua orang yang menganut ajaran agama Islam, hendaklah menjauhi korupsi terkutuk itu supaya diri dan semua keluarga sentosa serta tatap berbahagia lahir dan batin seumur hidup turun menurun tidak bercitra "negatif" di mata masyarakat dan Allah swt.
Kalau mengorupsi uang negara RI dan hingga mati masih tidak dikembalikan ke kas negara, Allah swt. tidak akan mengampuni dosa korupsi seperti itu, dan seluruh rakyat Indonesia sebanyak ketika korupsi terjadi, mereka berhak menggugat yang korupsi di hadapan Allah pada hari perhitungan (hisab) di hadapan Allah swt. untuk koruptor tersebut mendapat "hukuman akhirat" dari Allah swt.
Mengorupsi uang daerah juga demikian, hanya dibedakan penggugatnya yakni seluruh rakyat daerah bersangkutan sebanyak ketika korupsi terjadi.
Mengorupsi uang perkumpulan (organisasi), juga seluruh anggotanya berhak menggugat di akhirat, jikalau yang dikorupsi tidak dikembalikan koruptor dan dia tidak meminta maaf seluruh anggota perkumpulan yang bersangkutan. Tetapi, "uang masjid" adalah milik dan hak umat Islam seluruh dunia.
Kalau mencuri apa pun milik masjid atau musala ataupun milik bangunan umat Islam (madrasah dan sebagainya) urusan yang bakal dihadapi yang mencuri atau yang mengorupsi tersebut...adalah berat dan gawat. Mencuri atau mengorupsi berupa barang atau harta (bukan uang) milik negara, milik daerah, perkumpulan (organisasi), bangunan kepunyaan umat Islam, madrasah, masjid, dan musala (bukan musala khusus), urusannya terhadap Allah dan manusia adalah seperti mengorupsi uang tersebut tadi.
Mengapa? Karena yang ada segalanya, ada milik Allah (haqqulloh) seperti bumi, air, udara, angin, api, gunung gunung, dan sebagainya, dan ada kekhususan milik manusia yang disebut haqqul adam. Maka milik negara dan lain-lainnya tadi, itu adalah hak manusia.
Akhirnya, adalah kewajiban kita semua yang tidak terkena derita akibat bencana secara fisik, yaitu menyantuni penderitaan saudara-saudara kita yang menjadi korban bencana di Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumut tersebut. Dan doakan kaum muslimin dan muslimat yang tewas tidak berdosa, kiranya akan diterima Allah swt. sebagai syuhada yang tulus. Seberapapun berikanlah meskipun berkali-kali bantuan "uang" sebagai wujud rasa sayang kita kepada mereka yang menjadi korban bencana. Sabda Rasulullah: Ar-rohi muna yarhamuhumur-rohman. "Orang-orang yang menyayang, disayangi Yang Maha Penyayang".
Selamatlah kita semua. Amin!
Assalamualaikum Wr Wb.Mau tanya mas kenapa yg kena musibah bukan anggota DPR dan DPD periode 2009-2014. Koq malah rakyatnya. Padahal yg hidupnya bermewah-2 kan para pejabat?WassalamAg
--
Follow me on twitter : http://twitter.com/nugraha212
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---
No comments:
Post a Comment