Monday, October 5, 2009

[Milis_Iqra] Re: Fwd: Trinitas : misteri yang tidak bisa dijelaskan

Sabar, Solihin. Karena polemik ini dimulai antara saya dan Arman, kamu ikuti saja dulu. Nanti tambahanmu juga akan saya tanggapi.

--- On Thu, 10/1/09, SOLIHIN ALIEF SIHASALEH <solihinalif.sihasaleh@gmail.com> wrote:

From: SOLIHIN ALIEF SIHASALEH <solihinalif.sihasaleh@gmail.com>
Subject: [Milis_Iqra] Re: Fwd: Trinitas : misteri yang tidak bisa dijelaskan
To: milis_iqra@googlegroups.com
Date: Thursday, October 1, 2009, 1:11 PM

tambahan  juga  nih  

AJARAN YESUS:

AJARAN KRISTEN:

 1. Yesus adalah utusan Tuhan (Yesus tidak meminta dirinya untuk disembah dan dipuja).

1. Yesus adalah Tuhan sesuai pernyataan Paulus. 
 

Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: "Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel. (Matius 10:5-6)

Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel." (Matius 15:24)

Aku (Yesus) tahu, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi oleh karena orang banyak yang berdiri di sini mengelilingi Aku, Aku mengatakannya, supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku." (Yohanes 11:42)

Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus. (Yohanes 17:3) 

Aku (Yesus) berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba
tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya, ataupun seorang utusan dari pada dia yang mengutusnya....Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menerima orang yang Kuutus, ia menerima Aku, dan barangsiapa menerima Aku, ia menerima Dia (Bapa) yang mengutus Aku. (Yohanes 13:16,20)

Kamu telah mendengar, bahwa Aku (Yesus) telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa
lebih besar dari pada Aku. (Yohanes 14:28) Namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup. (1 Korintus 8:6) 


Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. (Roma 10:9) 

NB:
Paulus berusaha mendoktrin orang lain bahwa hanya dengan meyakini Yesus sebagai Tuhan dan percaya Yesus telah bangkit dari antara orang mati, maka ia akan diselamatkan.

Dalam ajaran Paulus/Kristen, Yesus lebih dipromosikan sebagai Tuhan dibandingkan dengan Tuhan Allah/Bapa. Bandingkan dengan pernyataan-pernyataan Yesus yang lebih menonjolkan Allah/Bapa sebagai Tuhan Yang Esa.


 


 

 

 

2. Yesus tidak membatalkan hukum Taurat. 
 

2.Kristen mengutuk hukum Taurat sesuai pernyataan Paulus.

"Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku (Yesus) datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. (Matius 5:17)

Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. (Matius 5:18)

Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga. (Matius 5:19)

Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. (Matius 5:20) 
Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: "tidak ada seorangpun yang dibenarkan" oleh karena melakukan hukum Taurat. (Galatia 2:16) 

NB:
Hukum Taurat merupakan bagian dari ajaran Yesus yang wajib dilaksanakan oleh umatnya (Matius 5:19).










 

3. Penggenapan (nasakh) Yesus terhadap beberapa hukum Taurat. 

3. Kristen membangkang penggenapan (nasakh) Yesus dan menggantinya dengan ajaran baru dari Paulus.

Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka. (Matius 5:29)

Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan utuh masuk neraka. (Matius 5:30)

Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah, (Matius 5:34) 

Sebab Kristus adalah kegenapan hukum Taurat, sehingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang yang percaya. (Roma 10:4) 

NB:
Kristen sama sekali menolak hukum cungkil mata dan potong tangan sebagaimana diperintahkan Yesus (Matius 5:29-30).




 

4. Yesus disunat pada usia delapan hari sesuai perintah Tuhan. 

4. Kristen tidak mewajibkan sunat sesuai pernyataan Paulus. 

Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya. (Lukas 2:21)

Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat; (Kejadian 17:10)

haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akan menjadi tanda perjanjian antara Aku dan kamu. (Kejadian 17:11)

Anak yang berumur delapan hari haruslah disunat, yakni setiap laki-laki di antara kamu, turun-temurun: baik yang lahir di rumahmu, maupun yang dibeli dengan uang dari salah seorang asing, tetapi tidak termasuk keturunanmu. (Kejadian 17:12)

Orang yang lahir di rumahmu dan orang yang engkau beli dengan uang harus disunat; maka dalam dagingmulah perjanjian-Ku itu menjadi perjanjian yang kekal. (Kejadian 17:13)

Dan orang yang tidak disunat, yakni laki-laki yang tidak dikerat kulit khatannya, maka orang itu harus dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya: ia telah mengingkari perjanjian-Ku." (Kejadian 17:14)

Kemudian Abraham menyunat Ishak, anaknya itu, ketika berumur delapan hari, seperti yang diperintahkan Allah kepadanya. (Kejadian 21:4) 
 

Sebab bagi orang-orang yang ada di dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti, hanya iman yang bekerja oleh kasih. (Galatia 5:6) 

Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak penting. Yang penting ialah mentaati hukum-hukum Allah. (1 Korintus 7:19) 

NB:
Sunat adalah manifestasi perjanjian yang kekal antara Allah dengan Abraham dan keturunannya, yang tidak bisa dibantah oleh siapapun!


















 

5. Tidak ada dosa waris dalam ajaran Yesus.
 

5. Kristen mengajarkan adanya dosa warisan dari Adam sesuai pernyataan Paulus.

Ketika Yesus melihat hal itu, Ia marah dan berkata kepada mereka: "Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah. (Markus 10:14)

Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan tertanggung atasnya. (Yehezkiel 18:20) 


Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang (Adam), dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa. (Roma 5:12) 






 
6. Yesus memerintahkan banyak berwudlu apabila sedang berpuasa dan mengajarkan sujud serta berdoa ketika sedang sujud. 6. Kristen mengajarkan bernyanyi di gereja sesuai perintah Paulus. 
 

Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, (Matius 6:17) 

Maka Ia (Yesus) maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." (Matius 26:39) 

Musa dan Harun serta anak-anaknya membasuh tangan dan kaki mereka dengan air dari dalamnya. Apabila mereka masuk ke dalam Kemah Pertemuan dan apabila mereka datang mendekat kepada mezbah itu, maka mereka membasuh kaki dan tangan--seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa. (Keluaran 40:31-32)      

Maka pergilah Musa dan Harun dari umat itu ke pintu Kemah Pertemuan, lalu sujud. Kemudian tampaklah kemuliaan TUHAN kepada mereka. (Bilangan 20:6) 

Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau, dan Aku akan membuat engkau sangat banyak." Lalu sujudlah Abram, dan Allah berfirman kepadanya: (Kejadian 17:2-3)
 

dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati. (Efesus 5:19) 

Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu. (Kolose 3:16) 

NB:
Menyanyi di gereja bukanlah ajaran Yesus, tetapi ajaran Paulus (Efesus 5:19).









 
7. Yesus melarang hidup mewah di dunia. 
 
7. Tidak ada larangan hidup mewah dalam ajaran Kristen sesuai pernyataan Paulus.  "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya.Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. (Matius 6:19-20)  "Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan." (Efesus 4:28) 
 
8. Yesus meninggal dunia dibungkus kain kafan.
 
8. Umat Kristen meninggal dunia diberi pakaian rapi dan dibungkus peti mati.  Dan Yusufpun mengambil mayat itu, mengapaninya dengan kain lenan yang putih bersih, (Matius 27:59)

Mereka mengambil mayat Yesus, mengapaninya dengan kain lenan dan membubuhinya dengan rempah-rempah menurut adat orang Yahudi bila menguburkan mayat. (Yohanes 19:40) 
Misalnya, meninggalnya Paus Yohanes Paulus II, penyanyi Broery Marantika, dan mantan Menko Ekuin Radius Prawiro. Ketiganya diberi pakaian rapi dan dibungkus peti mati sebelum dikubur. 


 
9. Yesus tidak membatalkan hukum rajam.  9. Tidak ada hukum rajam dalam ajaran Kristen.  Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu (Yesus) tentang hal itu?" (Yohanes 8:5)

Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya (Yesus), Iapun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu." (Yohanes 8:7) 
Ajaran Kristen menolak hukum rajam, karena ia adalah bagian dari hukum Taurat. Lihat kembali pernyataan Paulus dalam Galatia 2:16 (butir 2 di atas). 

NB:
Kristen sama sekali menolak hukum rajam kepada para pelaku zinah, yang tentu saja ini bertentangan dengan perintah Yesus kepada umatnya (Yohanes 8:7).
10. Yesus tidak membuat agama baru. 
 
10. Kristen adalah agama baru yang lahir pada masa Paulus (setelah masa Yesus). Lihat kembali pernyataan Yesus dalam Matius 5:17-20 (Butir 2 di atas).

 
Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen. (Kisah Para Rasul 11:26)
2009/10/1 Arman <armansyah.skom@gmail.com>

Persepsi artinya bagaimana cara kita memahami, sekarang apa yang
sebenarnya dinyatakan oleh kitab suci itu sendiri tanpa perlu
pemahaman atau persepsi apapun ? Bagaimana pernyataan dari yesus
sendiri bahwa Allah itu satu yang rasanya tidak memerlukan persepsi
siapapun untuk menterjemahkan kalimat itu, Lingga ?

Soal memaksakan pemahaman ... saya rasa anda sudah sangat hafal ayat
didalam Al-Qur'an bahwa kami tidak pernah diajarkan untuk memaksakan
apa yang kami pahami ... dan itulah salah satu bagian motto dari milis
kita ini.

On Sep 30, 2:09 pm, rizal lingga <nyomet...@yahoo.com> wrote:
> Armansyah, kita berbicara soal persepsi.
> Contohnya: Di kebudayaan suatu suku jika tuan rumah memberikan hidangan, maka jika tamu itu makan sampai habis, maka tuan rumah akan senang,  malah disarankannya agar tamu itu tambah makan. Di kebudayaan lain, makan banyak apalagi tambah, dianggap rakus dan tidak beradab.
> Kata bujur dalam bahasa Sunda adalah pantat, dalam bahasa suku saya artinya adalah selamat, terima kasih. Dalam bahasa Batak seperti Horas.
>
> Di suatu kebudayaan jika  saya makan banyak dan tambah, akan dianggap rakus. Tapi di suku lain,  menghabiskan makanan di piring akan membuat tuna rumah senang.
>
> Demikian juga ada perbedaan  persepsi dalam memandang dan memahami Tuhan. Kata Allah (dalam bahasa Arab) berasal dari kata Eloah (bahasa Aram) dan Elohim (dalam bahasa Ibrani). Namun kata Elohim ini artinya bukan tunggal  sendiri, tapi jamak, namun dimengerti sebagai Esa.
> Jika kata El dipakai di Kitab Taurat, selalu disertai dengan suatu nama seperti El Shaddai, yang artinya Tuhan yang mencukupi. Tidak pernah kata El berdiri sendiri untuk menyebut Tuhan. Karena kata El plus suatu atribut, menyatakan hanya Tuhan sendiri yang memiliki gelar itu, tak ada yang lain. Kita lihat misalnya didalam Kejadian 1: 26, JHWH itu malah menyebut kata KITA (We dlm bhs Inggris) untuk menyebut diriNya dalam proses menciptakan manusia. Pemahaman Tuhan yang Esa namun jamak ini diteruskan oleh Kristen, namun dengan penyebutan yang lebih spesifik dengan nama Trinitas.
> Tapi dalam teologi Islam, kata Allah memang merujuk kepada ketunggalan atau keesaan yang mutlak, hal mana tidak demikian halnya dalam makna Elohim. Maka dapat dikatakan bahwa Elohim itu bukanlah Allah, sebagaimana yang dimaksudkan oleh Islam. Karena bukan hanya beda dalam persepsi teologis, tapi juga memang berbeda banyak  dalam prilakunya  terhadap umat Israel  dan manusia.
> Namun, perbedaan persepsi ini dianggap oleh ulama2 Islam sebagai kesalahan pemahaman Kristen terhadap Tuhan, dan kalian mencoba untuk mengoreksi pemahaman akan Tuhan yang kalian  anggap sudah keliru dipahami oleh Kristen.
>
> Jadi Armansyah, intinya adalah perbedaan persepsi akan pemahaman tentang yang Maha Tinggi dan Maha Esa itu. Bagi kami, Tuhan itu Esa, namun dalam pengertian Elohim sebagaimana dipahami oleh Taurat Yahudi. Pemahaman ini yang tidak bisa diterima oleh Islam, dan mengira Kristen sudah tersesat dan keliru dalam memahami akan hakikat Tuhan.
> Perbedaan persepsi itu sendiri dengan jelas menunjukkan bagi saya, bahwa pribadi Allah itu memang tidak sama dengan Elohim. Silahkan Islam menyembah dan memahami keEsaan Allah menurut apa yang kalian yakini, namun adalah keliru jika memaksakan pemahaman  kalian ini bagi Kristen.
>
> --- On Sun, 9/27/09, Armansyah <armansyah.s...@gmail.com> wrote:
>
> From: Armansyah <armansyah.s...@gmail.com>
> Subject: [Milis_Iqra] Fwd: Trinitas : misteri yang tidak bisa dijelaskan
> To: "Milis_Iqra@googlegroups.com" <milis_iqra@googlegroups.com>
> Date: Sunday, September 27, 2009, 5:57 AM
>
>
>
> ---------- Forwarded message ----------
> From: Armansyah <armansyah.s...@gmail.com>
> Date: Fri, 2 May 2008 17:25:26 +0700
> Subject: Trinitas : misteri yang tidak bisa dijelaskan
> To: "Milis_Iqra@googlegroups.com" <milis_iqra@googlegroups.com>
>
> Diambil dari buku :
>
> Rekonstruksi Sejarah Isa al-Masih : Sebuah Pelurusan Sejarah & Jawaban untuk
> Dinasti Yesus
> Karya : Armansyah
> Penerbit : Restu Agung, 2008
> Bab 5 : Penyimpangan Ajaran Isa al-Masih
> Hal. 284 s/d 293
>
> *Trinitas, misteri yang tidak bisa dijelaskan***
>
>  Kemelut ajaran paganisme yang sudah bercampur baur kedalam pengajaran asli
> Isa al~Masih memang memunculkan berbagai perdebatan hebat disepanjang
> sejarah agama Kristen, tidak kurang dari ratusan ribu orang yang menolak
> menerima Kristen Trinitas sebagai akidahnya telah dihukum bakar atau
> diakuisisi oleh pihak gereja diabad-abad kelamnya. Dari sini mungkin kita
> perlu juga sedikit banyak mendalami apa sebenarnya yang telah membuat jurang
> yang cukup lebar antara pengajaran Tauhid Isa kepada bangsa Israel dengan
> pengajaran Trinitas oleh sejumlah pihaknya.
>
>  Telah umum dalam pemahaman orang-orang Kristen bahwa Tuhan dikonsepkan
> menjadi tiga oknum, yaitu Tuhan Bapa (*God the Father*), Tuhan anak (*Jesus
> the Christ*) dan Tuhan Roh Kudus (*The Holy Spirit*). Dan ketiga-tiga oknum
> ini didalam keyakinan mereka merupakan sehakikat dan satu dalam kesatuannya.
> Adanya kehadiran Jesus atau Isa al~Masih yang disebut sebagai Tuhan anak
> (The Son of God) didalam salah satu unsur ke-Tuhanan Kristen, tidak hanya
> dipandang sebagai kiasan (metafora), namun lebih cenderung dalam arti yang
> sebenarnya. Oleh karena perkataan Tuhan anak disini digunakan dalam arti
> yang sebenarnya, maka perkataan "Tuhan Bapa" disini seharusnya juga
> digunakan pula dalam arti "Bapa" yang sesungguhnya, sebab dengan demikian
> pemahaman ini menjadi benar. Namun hal ini akan menjadikan suatu hal yang
> mustahil untuk dapat diterima oleh akal sehat !
>
>  Karena diri "anak" yang sebenarnya dari sesuatu, adalah mustahil akan
> memiliki suatu zat dengan diri sang "Bapa" yang sesungguhnya dari sesuatu
> itu juga. Sebab pada ketika zat yang satu itu disebut anak, tidak dapat
> ketika itu juga zat yang satu ini disebut sebagai Bapak. Begitupula
> sebaliknya, yaitu pada ketika zat yang satu itu disebut sebagai Bapa, tidak
> dapat ketika itu kita sebut zat yang sama ini sebagai anak dari Bapa itu.
> Ketika zat yang satu ini kita sebut sebagai Bapa, maka dimanakah zat anak ?
>
> Tentunya kita semua sepakat bahwa kata apapun yang kita pakai dalam
> membicarakan Tuhan itu semata sebagai pengganti kata Dia (yaitu kata ganti
> yang tentu saja memang ada kata yang digantikannya), dan kata Zat dalam
> konteks pembicaraan kita disini bukanlah kata zat yang dapat dibagi menjadi
> zat zair, padat dan gas namun lebih kepada esensi wujud-Nya. Oleh karena
> dunia Kristiani memiliki konsep pluralitas Tuhan dalam satu zat, maka disini
> telah terjadi suatu dilema yang sukar dan untuk menjawab hal ini, mereka
> selalu melarikan diri pada jawaban "Misteri Tuhan yang sulit diungkapkan."
> Suatu pernyataan yang mencoba menutupi ketidak berdayaan penganut Kristen
> didalam memberikan pemahaman mengenai doktrin keTuhanan mereka yang
> bertentangan dengan akal sehat.
>
>  Disatu sisi mereka memberikan kesaksian akan ke-Esaan dari Allah, namun
> pada sisi lain mereka juga dipaksa untuk menerima kehadiran unsur lain
> sebagai Tuhan selain Allah yang satu itu, logikanya adalah, jika disebut zat
> Tuhan Bapa lain dari zat Tuhan anak, maka akan nyata pula bahwa Tuhan itu
> tidak Esa lagi tetapi sudah menjadi dua (dualisme keTuhanan dan bukan
> Monotheisme atau Tauhid). Begitu pula dengan masuknya unsur ketuhanan yang
> ketiga, yaitu Roh Kudus, sehingga semakin menambah oknum ketuhanan yang satu
> menjadi tiga oknum yang berbeda satu dengan yang lainnya sehingga mau tidak
> mau pengakuan tentang ke-Esaan Tuhan (prinsip Monotheisme) akan menjadi
> sirna. Khusus mengenai diri Tuhan Roh Kudus sendiri, didalam al-Kitab
> kadangkala digambarkan sebagai api, sebagai burung dan lain sebagainya. Dan
> Tuhan Roh Kudus ini menurut kitab Perjanjian Lama sudah seringkali hadir
> ditengah-tengah manusia, baik sebelum kelahiran Isa al~Masih, masa
> keberadaannya ditengah para murid-murid hingga masa-masa setelah ketiadaan
> Isa paska penyaliban. Dan menghadapi hal ini, kembali kita sebutkan bahwa
> unsur Tuhan sudah terpecah kedalam tiga zat yang berbeda. Sebab jika tetap
> dikatakan masih dalam satu zat (satu kesatuan), maka ketika itu juga
> terjadilah zat Tuhan Bapa adalah zat Tuhan anak kemudian zat Tuhan anak dan
> zat Tuhan Bapa itu adalah juga zat dari Tuhan Roh Kudus. Pertanyaannya
> sekarang, sewaktu zat yang satu disebut Bapa, dimanakah anak ?
>
> Dan sewaktu zat yang yang satu disebut sebagai Tuhan anak, maka dimanakah
> Tuhan Bapa serta Tuhan Roh Kudus ? Oleh sebab itu haruslah disana terdapat
> tiga wujud Tuhan dalam tiga zat yang berbeda. Sebab yang memperbedakan oknum
> yang pertama dengan oknum yang kedua adalah 'keanakan' dan 'keBapaan'.
> Sedang anak bukan Bapa dan Bapa bukan anak !
> Jadi nyata kembali bahwa Tuhan sudah tidak Esa lagi. Oleh karena itulah
> setiap orang yang mau mempergunakan akal pikirannya dengan baik dan benar
> akan menganggap bahwa ajaran Trinitas, bukanlah bersifat Monotheisme atau
> meng-Esakan Tuhan melainkan lebih condong kepada paham Polytheisme (sistem
> kepercayaan banyak Tuhan). Dengan begitu, maka nyata sudah bahwa ajaran itu
> bertentangan dengan ajaran semua Nabi-nabi yang terdahulu yang mengajarkan
> bahwa Tuhan itu adalah Esa dalam arti yang sebenarnya.
>
>  Kita dapati dari kitab Perjanjian Lama, Perjanjian Baru (khususnya 4 Injil)
> sampai kepada kitab suci umat Islam yaitu al-Qur'an, tidak didapati konsep
> pluralitas ketuhanan sebagaimana yang ada pada dunia Kristen itu sendiri.
> Pada masanya, Adam tidak pernah menyebut bahwa Tuhan itu ada tiga, demikian
> pula dengan Abraham, Daud, Musa, dan nabi-nabi sebelum mereka sampai pada
> Isa al~Masih sendiri juga tidak pernah mengajarkan asas ke-Tritunggalan
> Tuhan, apalagi dengan apa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Lebih jauh
> lagi bila kita analisa konsep Trinitas ini menyebutkan bahwa oknum Tuhan
> yang pertama terbeda dengan Ke-Bapaan, karena itu ia disebut sebagai Tuhan
> Bapa (Dia dianggap sebagai Tuhan yang lebih tua), sementara oknum Tuhan
> kedua terbeda dengan Keanakan yang lahir menjadi manusia bernama Isa
> al~Masih dalam pengertian singkatnya bahwa Tuhan anak baru ada setelah
> adanya Tuhan Bapa, karena itu ia disebut sebagai sang anak. Hal yang paling
> menarik lagi adalah tentang oknum Tuhan ketiga yaitu Roh Kudus yang justru
> terbeda sifatnya dengan keluarnya bagian dirinya dari Tuhan Bapa dan Tuhan
> anak, sehingga Bapa bukan anak dan anak bukan pula Bapak atau Roh Kudus.
>
>  Apabila sesuatu menjadi titik perbedaan sekaligus titik keistimewaan pada
> satu oknum, maka perbedaan dan keistimewaan itu harus juga ada pada zat
> oknum tersebut. Misalnya, satu...
>
> read more »






--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
  Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
  Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
     Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

No comments:

Post a Comment