Thursday, October 1, 2009

Re: Bls: [Milis_Iqra] Re: Milyuner Arab gila bola - Abu Khalisah

Walaikum salam wr wb.


Lihatlah anda tidak membawakan Dalil dari Kitab Al Quran maupun Hadist,biar lebih jelas saya ulangi lag pertanyaannya :

1.Dimana Hadist yg menerangkankan ""urusan bisnis bukan urusan Agama",...?

2.Atau Dalil Al Qur'an yg bilang " "urusan bisnis bukan urusan Agama"....?




[Dani] Ya akhi Abu Khalisah, maafkan saya atas kebodohan saya karena saya yang terlalu awam ini tidak bisa memenuhi permintaan antum….

Alhamdulillah , syukurlah anda tidak bisa mendapatkan Dalil2nya dan sedari awal saya juga yakin anda tidak akan bisa .Karena memang Aqidah Agama Kita tidak  'memisahkan 'antara urusan dunia dan urusan Bisnis.

Karena ada sebagian dari saudara kita yg berhaluan sekuler yg memakai hadis terkenal dalam shahih Muslim, Juz 4 hadis no. 140[Terjemahan shahih Muslim diambil dari KH Adib Bisri Mushthofa, Terjemah Shahih Muslim. Semarang Sy Syifa, 1993; 4:4224] berkenaan dengan sabda nabi saw., "Kalian lebih tahu tentang dunia kalian." yg diletakan sebagai dasar - dasar sekularisme.

 

Bersumber dari Rafi' bin Khadij, dia berkata, "Pada suatu hari Nabi Saw. Tiba di Madinah. Orang-orang sedang merawat pohon kurma. Mereka tengah mengawinkan kurma. Melihat itu beliau bertanya, 'Apa yang sedang mereka kerjakan?' Yang ditanya menjawab, 'Kami biasa mengerjakannya.' Lalu Beliau bersabda, 'Barangkali kalau kalian tidak mengerjakannya, hal itu akan lebih baik.' Mereka lalu meninggalkan pekerjaan tersebut. Namun hasil kurma itu menjadi berkurang. Kemudian mereka menuturkan kepada beliau. Beliau bersabda, 'Sesungguhnya aku hanyalah seorang manusia. Jika aku memerintahkan tentang urusan agama kalian, maka ikutilah. Tetapi kalau aku memerintahkan kepada kalian tentang urusan dunia, maka sesungguhnya aku hanyalah seorang manusia."

 

Bersumber dari Anas, sesungguhnya Nabi Saw bertemu dengan beberapa orang yang sedang merawat (pohon kurma). Beliau bersabda, " Kalau kalian tidak melakukannya, maka hal itu akan tetap baik." Ternyata hasilnya kurma jelek. Beliau bertemu dengan mereka lagi dan bertanya, "bagaimana dengan hasil kurma kalian?" Merekan menjawab, "Anda telah mengatakan salah." Beliau bersabda, "Kalian lebih tahu tentang urusan dunia kalian."

 

Dengan melepaskan keraguan kita bahwa selama Nabi saw tinggal di Hijaz, beliau tidak tahu teknik mengawinkan kurma, kita sukar menerima kenyataan bahwa Rasulullah Saw memasuki bidang yang bukan keahliannya. Bukankah Al-Quran melarang kita semua untuk mengikuti sesuatu yang tidak ada ilmu kita disitu, Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengikuti pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, pengelihatan, dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungan-jawabannya (QS Al-Isra :76). Lagi pula ketika para sahabat mengikuti nasehatnya  dan kurma mereka tidak berubah, Rasulullah sama sekali tidak bertanggung jawab dengan nasehatnya itu. Ia bahkan bersabda , "Kalian lebih tahu tantang urusan dunia kalian."

 

Beliau bersabda bahwa ciri mukmin yang sejati ialah tarkuhu ma la ya'nih—meninggalkan apa yang tidak bermanfaat baginya. Beliau adalah mukmin paripurna. Beliau pasti mennggalkan laghwu—pembicaraan atau perbuatan yang sia-sia. Allah berfirman, "Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna",(QS Al-Mu'minun 1-3). Jika beliau pun berbicara , beliau pastilah berbicara diatas dasar wahyu yang diterimanya (QS Al-Najm, 3)


Muslim memberikan judul bagi hadis diatas "Bab Wujud Imtitsal Ma Qalahu Syar'an Duna Ma Dzakarahu Shallallahu 'Alaihi Wassalam Min Ma'ayisyi Al-Dunya 'Ala Sabil Al-Ra'y—Bab Wajibnya mengikuti pembicaraan Beliau yang berkaitan dengan Syarak. BUkan Hal-Hal yang berkaitan dengan kehidupan dunia berdasarkan pendapatnya. Dengan judul yang panjang itu muslim membagi perintah Rasulullah Saw kepada dua bagian. Sepanjang menyangkut agama, kita harus mematuhi Nabi saw, Sepanjang yang berkaitan dengan urusan dunia, kita boleh mengikuti diri sendiri karena Rasulullah bersabda, "Kalian lebih tahu tentang urusan dunia kalian." JIka hadis ini diterima , inilah hadis yang meletakkan dasar-dasar sekularisme; yakni pemisahan agama dengan kehidupan dunia. Saya kira tidak seorang pun kamu muslimim berfikir seperti itu. Perintah nabi saw meliputi segalanya, baik urusan ibadah maupun urusan social.


[abukhalisah]
Anda tidak perlu menambah link2 yg lain , karena saya pernah mendapat pengalaman buruk setelah mengkilik Link yg anda berikan .Maaf bukan Suudzhon ( Waspada Boleh khan...)


[Dani]
Jika Anda masih berputar-putar pada uraian yang itu-itu saja, saya akan closed thread ini.

[Abu Khalisah]

Cuma pesan saya janganlah karena kebencian anda pada salah satu diantara kami lalu menghalangi anda untuk berbuat Adil terhadap thread ini.

 

[Dani] siapa yang benci yah, siapa yang tida adil yah… pesan antum dilandasi dengan buruk sangka dengan kata "KEBENCIAN". Janganlah berbuat su'udzon kepada saudaranya sendiri.

[abu khalisah ]
Astagfirullah , sungguh Maha Suci Allah dari sifat lalai dan Khilaf.
Dan sungguh Allah Maha tahu diantara kita siapa yg telah Lalai dan Khilaf.
Semoga Allah mengampuni kita yg telah tersandung keduanya.

Saya berkata anda ' tidak adil karena : Anda akan mengclosed thread ini karena saya seorang ( ? )
ingat anda telah berkata ini? 
[Dani]
Jika Anda masih berputar-putar pada uraian yang itu-itu saja, saya akan closed thread ini.


Dan apakah anda lupa kalau pembaca thread ini bukan hanya kita berdua ?, 
Apakah bila anda melaksanakan ' Ancaman ' anda itu ( mengclose thread ini ) Lantas anda bisa dibilang ' Adil ' terhadap seluruh pembaca thread ini.?

Maka sudah jelaslah bagi saya bila ternyata andapun setuju bahwa Agamapun mengatur Urusan Bisnis.( Deal ?)

Segala perkataan buruk dalam tulisan ini adalah murni kebodahan saya dan semua perkataan Baik adalah dari Allah swt.
Karena Allah saya menyayangi anda ,makanya saya mengingatkan dgn 'pesan' diatas.
Maafkan bila ternyata saya telah salah melakukan itu.

Wassalamualaikum wr. wb.
===============================


Pada 1 Oktober 2009 15:46, Dani Permana <adanipermana@gmail.com> menulis:

 

Yang anda tuliskan adalah Dalil dari kesimpulan anda sendiri .?

 

Lihatlah anda tidak membawakan Dalil dari Kitab Al Quran maupun Hadist,biar lebih jelas saya ulangi lag pertanyaannya :

1.Dimana Hadist yg menerangkankan ""urusan bisnis bukan urusan Agama",...?

2.Atau Dalil Al Qur'an yg bilang " "urusan bisnis bukan urusan Agama"....?

 

[Dani] Ya akhi Abu Khalisah, maafkan saya atas kebodohan saya karena saya yang terlalu awam ini tidak bisa memenuhi permintaan antum….

 

 

Terlalu sulitkah memahami - 2 pertanyaan diatas ?

 

[Dani] Terlalu silit bagi saya memamhami dua pertanyaan diatas, karena kebodohan saya…maafkan…

 

 

Tapi ya terserah juga sih , khan memang anda memiliki 2 status disini , moderator & member, sampai sampai kami gak tahu anda sdg menggunakan status yg mana saat posting di thread ini.

( sbg Moderator atau sbg member ? ) 

 

[Dani] Selama saya menggunkan nama saya pribadi, saya berdiri atas nama saya pribadi….

 

[Abu Khalisah]

Cuma pesan saya janganlah karena kebencian anda pada salah satu diantara kami lalu menghalangi anda untuk berbuat Adil terhadap thread ini.

 

[Dani] siapa yang benci yah, siapa yang tida adil yah… pesan antum dilandasi dengan buruk sangka dengan kata "KEBENCIAN". Janganlah berbuat su'udzon kepada saudaranya sendiri..

 

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka adalah dosa dan janganlah kamu mencari-car kesalahan orang lain" [Al-Hujurat : 12]

 

Berhati-hatilah terhadap buruk sangka. Sesungguhnya buruk sangka adalah ucapan yang paling bodoh. (HR. Bukhari)

 

Dari Abu Hurairah ra.: Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Hindarilah oleh kamu sekalian berburuk sangka karena buruk sangka adalah ucapan yang paling dusta. Janganlah kamu sekalian saling memata-matai yang lain, janganlah saling mencari-cari aib yang lain, janganlah kamu saling bersaing (kemegahan dunia), janganlah kamu saling mendengki dan janganlah kamu saling membenci dan janganlah kamu saling bermusuhan tetapi jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara. (Shahih Muslim No.4646)

 

Amirul Mukminin Umar bin Khathab berkata, "Janganlah engkau berprasangka terhadap perkataan yang keluar dari saudaramu yang mukmin kecuali dengan persangkaan yang baik. Dan hendaknya engkau selalu membawa perkataannya itu kepada prasangka-prasangka yang baik"

Ibnu Katsir menyebutkan perkataan Umar di atas ketika menafsirkan sebuah ayat dalam surat Al-Hujurat.

Anda sudah berkata-kata dengan perkataan "Yang PALING BODOH" dan juga "PERKATAAN YANG PALING DUSTA"  terhadap saudaramu sendiri… biar Allah saja yang membalas.

 

Saya pikir anda ini orang aneh, selama saya diskusi dimilis ini saya tidak pernah benci kepada siapapun baik yang berseberangan paham maupun tidak. Dan tidak pernah mengeluarkan kata-kata yang yang dusta dan paling dusta seperti yang anda lakukan itu…. Aneh…

 

[Abu Khalisah]  

Semoga Allah SWT menguatkan diri kita agar dapat berbuat Adil.

 

[Dani] Amiin…






--
Ahid_M

Bekasi

 

 




--
bambang

 




--
Ahid_M

Bekasi

 

 




--
Ahid_M

Bekasi

 

 




--
Ahid_M

Bekasi

 

 




--
Ahid_M

Bekasi

 

 




--
Ahid_M

Bekasi







--
Ahid_M

Bekasi


--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
  Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
  Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
     Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

No comments:

Post a Comment