Sunday, November 29, 2009

Bls: [Milis_Iqra] Mutiara Nahjul Balaghah 1 : Nasehat untuk Kumail bin Ziyad an-Nakha'y

Dalam doa Kumail bin Ziyad  dari Imam Ali bin Abi Thalib (sa)
disebutkan: "Ya Allah, ampuni dosa-dosaku yang meruntuhkan
penjagaan."
 
Penjagaan Manusia
Di antara bahaya dosa atas masyarakat  adalah runtuhnya benteng yang
menghalangi ruh hewani dalam diri manusia. Benteng-benteng penghalang
itu disebutkan dengan berbagai ungkapan dalam hadis dan riwayat.
 
Imam Ja`far Al-Shadiq (sa) berkata: "Sesungguhnya Allah swt memiliki
empat puluh macam perisai penjagaan yang diberikan kepada  hamba-Nya
yang mukmin. Jika hamba itu melakukan sebuah dosa besar, maka akan
diangkatlah satu penjagaan dari dirinya." (Al-Ikhtishash: 220)
 
Rasulullah saw bersabda: "Orang mukmin memiliki tujuh puluh dua tirai.
Jika dia melakukan sebuah dosa maka akan runtuhlah satu tirai
darinya ..." (Al-Bihar 73: 362)
Ada beberapa naluri yang sama-sama dimiliki oleh manusia dan hewan,
yang dianugerahkan oleh Allah swt. Bagi manusia, naluri itu mengandung
suatu hikmah, begitu pula naluri yang sama yang dititipkan Allah pada
binatang. Semua itu untuk mengantarkan  hidupnya pada kesempurnaan yang
dicarinya. Dan naluri yang ada dalam diri manusia itu merupakan salah
satu kondisi jiwa manusia.Manusia dan binatang sama-sama dilengkapi
naluri sejak dilahirkan. Di antara naluri itu ialah cinta pada diri
sendiri, nafsu makan, nafsu seksual, marah, dan mempertahankan diri.
Yang membedakan antara manusia dan binatang dalam hal ini adalah
manusia dengan kesempurnaan akal dan pikirannya secara bertahap mampu
menyelamatkan keliaran nalurinya agar tunduk pada akal pikirannya,
serta menempatkan akal sebagai penguasa atas wujudnya. Adapun
binatang, mereka hidup di bawah kekuasaan nalurinya sejak lahir sampai
mati.
 
Hanya manusialah yang mampu menguasai naluri kebinatangan  yang tumbuh
dalam dirinya agar menjadi sifat-sifat insani. Dan jika sifat-sifat
ini tidak tumbuh dalam dirinya, maka dia tidak lebih daripada
binatang, bahkan lebih sesat ketimbang binatang.
 
Apa yang kita bicarakan ini contohnya sangat banyak. Untuk memperjelas
konsep penjagaan (al-'isham) dan perisai (al-junnah) serta kata-kata
lain yang semakna dengannya, yaitu sekat yang menghalangi kita agar
tidak terjatuh ke dalam dosa, kami kemukakan di sini beberapa
pengantar untuk itu.
 
Tubuh dan Ruh
Tubuh ialah bagian anggota yang tampak pada badan manusia, sedangkan
ruh ialah kekuatan yang menggerakkan dan mengarahkan anggota-anggota
tersebut. Dalam nash-nash  Islam, ruh diungkapkan dalam berbagai kata,
misalnya jiwa (al-nafs), dan kadangkala menggunakan kata hati (al-
qalb). Sebagian ulama membagi wujud manusia menjadi tubuh Uism), ruh
(ruh), dan jiwa (nafs). Tidak terlalu penting bagi kita untuk
memperhatikan pembagian tersebut, karena kita mesti memfokuskan
pembicaraan kita pada jiwa, baik yang disebut dengan istilah ruh atau
yang lainnya.
 
Dalam dunia binatang, tidak dikenal makna keadilan dan persamaan,
menghormati hak-hak yang lemah, formulasi saleh dan tidak saleh, dan
konsep-konsep kemanusiaan yang dijunjung tinggi terhadap yang lain.
Tujuan akhir hidup binatang ialah memuaskan nalurinya sendirinya
walaupun untuk itu harus mengorbankan bangsanya  sendiri.
 
Kita seringkali melihat seekor burung terbang berputar-putar cukup
lama, berusaha dengan keras mencari makanannya. Ketika ia telah
mendapatkan makanan itu, tiba-tiba ada burung lain yang mematuk
kepalanya. Akhirnya, jatuhlah makanan dari paruh burung yang mencari
makanan itu dan diambil oleh burung yang mematuknya.
 
Tidak jarang kita melihat seekor anjing yang dengan lahapnya menyantap
daging bangkai keledai. la memakannya kekenyangan, dan makanan itu
sampai ke tenggorokannya. Tetapi ia tidak memperbolehkan anjing-anjing
yang lain untuk ikut menikmati bangkai itu.
 
Imam Ali bin Abi Thalib (sa) mengatakan:
"Sesungguhnya keinginan binatang  itu adalah mengenyangkan perutnya,
dan keinginan binatang buas itu adalah bermusuhan dengan yang
lainnya...."
 
Dalam suratnya yang dikirimkan kepada pembantunya di Basrah, Utsman
bin Hunayf, Imam Ali bin Abi Thalib (sa) mengatakan:
"Apakah aku harus puas terhadap diriku yang dikatakan sebagai amir al-
mu'minin dan aku tidak ikut serta bersama mereka dalam merasakan
pahitnya hidup ini, ataukah aku mesti menjadi contoh bagi mereka untuk
menikmati hidup ini? Diriku tidaklah diciptakan untuk sibuk memakan
yang enak-enak seperti binatang yang terikat yang keinginannya
hanyalah mendapatkan rumput, atau binatang yang diumbar yang
keinginannya menyikat habis rerumputan, dan bersenang-senang  sesuai
dengan keinginannya." (Nahj Al-Balaghah, Syarh Muhammad Abduh, 4: 505)
 
Untuk menghadapi sifat-sifat kebinatangan yang ada pada diri manusia,
dalam diri manusia telah dilengkapi dengan sifat-sifat kemanusiaan
yang tinggi untuk membedakan antara dirinya dan binatang, dan untuk
menjadikannya sebagai makhuk yang istimewa di atas nilai-nilai yang
tidak ada pada kehidupan binatang. Ketika manusia melepaskan keliaran
nafsu syahwatnya, maka syahwat itu akan menerjang dan mengoyakkan
batas-batas kemanusiaannya. Pada gilirannya, manusia akan berubah
menjadi binatang liar seperti binatang yang berkeliaran di hutan.
 
Allah swt hendak memuliakan anak-anak Adam. Oleh karena itu,  Dia
memberikan potensi agar dapat mengendalikan nafsunya dan mencegahnya
untuk tidak terjerumus ke dalam dunia binatang. Potensi itulah yang
membuahkan sifat "rasa malu". Rasa malu merupakan sifat kemanusiaan
yang mendorong manusia untuk mencapai kemuliaan dan menjauhkannya dari
kejelekan.
 
Imam Ja`far Ash-Shadiq (sa) berkata kepada muridnya:
"Lihatlah olehmu wahai Mufadhdhal keistimewaan yang dimiliki oleh
manusia yang tidak dimiliki oleh binatang. Penghormatannya sangat
mulia, kehati-hatiannya sangat tinggi, yang saya maksudkan adalah rasa
malunya. Kalaulah tidak ada sifat-sifat ini, niscaya tamu-tamu tidak
dihormati, janji-janji tidak ditepati, keperluan-keperluan  tidak
dipenuhi, yang baik tidak dicari, dan yang jelek tidak dihindari.
Bahkan sebagian besar kewajiban dikerjakan karena rasa malu itu. Jika
tidak ada sifat rasa malu dalam diri manusia, niscaya dia tidak akan
menghormati hak-hak kedua orangtuanya, tidak akan menyambungkan tali
silaturahim dengan kerabatnya, tidak akan menunaikan amanat, dan tidak
akan merasa malu mengerjakan kekejian." (Bihar Al-Anwar 3:81)
 
Dari hadis-hadis sebelumnya dapatlah ditegaskan bahwa ada dosa dapat
meruntuhkan penjagaan dan menghancurkann perisai yang menghalangi
manusia dari dunia binatang.
 
Dosa Apakah yang Meruntuhkan Penjagaan?
Di sini kami hanya akan  menyebutkan dosa yang terdapat dalam hadis
Imam Ali Zainal Abidin (sa), kemudian kami akan menguraikan secara
ringkas.
 
Imam Ali Zainal Abidin (sa) berkata:
"Dosa-dosa yang meruntuhkan penjagaan ialah: meminum khomer, bermain
judi, melucu yang membuat manusia tertawa, menyebutkan aib orang lain,
bergaul dengan orang-orang yang penuh keraguan." (Ma'ani Al-Akhbar:
27)
 
Pertama: Minum Khomer
Inilah dosa pertama yang mendorong manusia agar terjerumus kepada
kehinaan. Sebabnya sangat jelas. Minum khomer dapat merenggut daya
kemauan yang mengendalikan syahwat manusia. Oleh sebab itu, runtuhlah
salah satu perisai yang menjaga manusia yaitu rasa malu dan  menanglah
syahwatnya. Pada akhirnya manusia berada dibawah kekuasaan penuh
syahwatnya, yang akan menggiringnya dan menjadikannya binatang yang
sangat liar.
 
Imam Ali bin Musa Al-Ridha (sa) mengatakan:
"Sesungguhnya Allah swt mengharamkan khomer karena di dalamnya ada
kerusakan dan menghilangkan akal, serta melenyapkan rasa malu dari
wajahnya." (Ma'ani Al-Akhbar: 27).
 
"..Allah mengharamkan khomer karena di dalamnya terdapat kerusakan dan
perubahan akal peminumnya. Juga menyebabkan pengingkaran terhadap
Allah swt, meragukan para Rasul-Nya, kerusakan, pembunuhan, menuduh
orang lain, perzinaan, dan mudah melakukan hal-hal yang haram..." (Al-
Mustadrak  3:137)
 
Rasulullah saw bersabda:
"Seorang hamba akan tetap berada di bawah penjagaan Allah swt sampai
dia minum khomer. Jika dia telah meminumnya, maka Allah akan
menghanguskan perisainya. Dia akan dibimbing oleh setan dan teman-
temannya adalah Iblis. Pendengaran, penglihatan, tangan, dan kakinya
akan digiring kepada semua kejahatan, dan akan dibelokkan dari setiap
kebaikan."(Al-Wasail 3: 357)
 
Ketika syahwat telah menguasai manusia yang teracuni khomer, ia akan
menggiringnya pada kehinaan dan melupakan kemanusiaan, kewarasan,
kehormatan, dan rasa malunya. Oleh karena itu, Rasulullah saw bersabda
tentang khomer ini: "Khomer adalah kejahatan."(Ushul Al-Kafi,  4:35)
 
Imam Muhammad Al-Baqir (sa) berkata:
"Allah menciptakan gembok bagi kejahatan dan menjadikan kunci bagi
gembok itu, yaitu minuman keras ..." (Furu' Al-Kafi,6: 403)
 
Memang, minuman khomer adalah kunci bagi setiap kehinaan dan
kejahatan, karena:
"Peminum khomer apabila sedang meminumnya akan melakukan perzinaan,
pencurian, dan pembunuhan jiwa-jiwa yang diharamkan oleh Allah, serta
meninggalkan shalat," seperti hadis Rasulullah saw yang diriwayatkan
oleh Imam Ali bin Abi Thalib (sa)." (Al-Mustadrak, 3:139)
 
Kedua: Perjudian
Di antara faktor lain yang meruntuhkan penjagaan manusia ialah
perjudian. Perjudian merupakan dasar  bagi keuntungan dan kerugian yang
tak teratur. Pada satu saat dia merupakan jalan bagi manusia untuk
tiba-tiba menjadi kaya-raya, memiliki harta kekayaan yang melimpah
tanpa usaha dan kerja. Kekayaan seperti itu membuat manu¬sia
kehilangan sifat-sifat baiknya dan melenyapkan kemampuannya untuk
menguasai diri atas harta kekayaan yang dia miliki. Sehingga dia
sangat bernafsu untuk menghamburkan harta kekayaannya dalam hal-hal
yang merusak dan mencelakakan, atau untuk bermain judi lagi.
 
Dengan jalan judi pula, manusia dapat kehilangan harta kekayaannya
secara tiba-tiba. Pada gilirannya, akan tertanam di dalam hatinya rasa
dendam dan marah kepada orang yang memperoleh keuntungan dari dirinya.
Dan  seringkali hal ini menimbulkan balas dendam dan pertengkaran
berdarah.
 
Ketahuilah bahwa sesungguhnya perjudian dapat menanamkan sifat
permusuhan di dalam hati dan juga membuatnya culas. Meja perjudian
yang dikelilingi oleh orang-orang yang duduk di sampingnya mampu
mengubah mereka menjadi beringas dan buas untuk menerkam satu sama
lain. Masing-masing individu di antara mereka ingin menerkam yang
lain, memakan dagingnya dan menghisap darahnya. Alangkah indahnya
ungkapan yang disampaikan oleh Al-Quran Al-Karim dalam masalah ini:
"Sesungguhnya setan bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan
kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khomer dan
perjudian..." (Al-Maidah/5:  91).
 
Ketiga: Lawakan dan Lelucon
Dosa ketiga yang meruntuhkan penjagaan adalah lawakan yang sengaja
dilakukan untuk membuat manusia tertawa. Sejauh mana kejatuhan orang
yang melawak?
 
Rasulullah saw bersabda:
"Sesungguhnya seseorang yang berbicara agar ditertawakan oleh orang-
orang yang ada di sekitarnya akan jatuh lebih jauh daripada sebuah
biji yang diiatuhkan oleh tanamannya." (Al-Mahajjah Al-Baydba' 5: 232)
 
Agar kita memahami betul pengaruh lawakan dan lelucon dalam
meruntuhkan perisai malu dan kehormatan manusia, ada baiknya kita
kemukakan di sini beberapa hadis:
 
Rasulullah saw.  bersabda:
"Banyak Ganda dan melucu akan menghilangkan air wajah
(kewibawaan)."(Bibar AI-Anwar 76:58)
 
Imam Al-Hasan Al-'Askari (sa) berkata:
"Janganlah kamu menghina karena hal itu akan menghilangkan
kewibawaanmu, dan janganlah kamu bercanda karena hal itu membuat orang-
orang akan berani kepadamu."(Tubaf Al-'Uqul: 486)
 
Dari Hamran bin A'yun pernah menghadap kepada Imam Muhammad Al-Baqir
(sa)
dan berkata: "Berilah wasiat kepadaku." Al-Baqir menjawab
"Kuwasiatkan
kepadamu untuk bertakwa kepada Allah. Jauhilah canda-tawa karena hal
itu akan menghilangkan wibawa dan air muka seseorang. (Bihar  Al-Anwar,
76:60)
 
Imam Ali bin Abi Thalib (sa) berkata:
"Janganlah sekali-kali kamu mencandai saudaramu, karena dengan hal itu
dia akan memusuhi kamu. Jika tidak menjadi musuh, dia akan menyakiti
kamu. (Ghurar Al-Hikam: 726)
 
Beliau juga berkata:
"Barangsiapa banyak bercanda, maka dia tidak pernah akan sepi dari
orang yang menaruh dendam kepadanya atau meremehkannya.(Ghurar Al-
Hikam: 726)
 
Di antara wasiat Imam Ali bin Abi Thalib (sa). kepada putranya Al-
Hasan: "... Bercanda itu menimbulkan permusuhan."(Ghurar Al-Hikam:
726)
 
Keempat: Mengikuti Perkembangan Aib Orang  Lain
Dosa keempat yang meruntuhkan penjagaan dan prisai manusia adalah
mengikuti perkembangan aib orang lain.
 
Patut disebutkan di sini bahwa menyebutkan aib orang lain adalah dosa
yang berakibat sangat buruk bila dilakukan oleh pengumpat dan pencela
yang jiwanya sakit. Adapun bila dilakukan oleh orang yang jiwanya
bersih dan tidak pernah menyimpang dari aturan-aturan yang benar,
bukan merupakan dosa, bahkan itu wajib dilakukan oleh orang muslim
terhadap saudara muslimnya yang lain.
 
.Imam Ali bin Abi Thalib (sa) mengatakan:
"Barangsiapa yang melihatmu dan menjagamu tatkala kamu tidak ada, maka
dia adalah sahabatmu yang perlu kamu jaga. Dan barangsiapa  yang
menutupi aibmu dan membukakan aibmu ketika kamu tidak ada, maka dia
adalah musuhmu yang perlu kamu bersikap hati-hati kepadanya."(Ghurar
Al-Hikam: 679)
 
Dalam hadis yang lain, beliau mengatakan:
"Kawanmu yang paling jelek adalah orang yang memuji dirimu berlebih-
lebihan dan yang menutup aibmu."(Ghurar Al-Hikam: 679)
 
"Barangsiapa yang menjelaskan kepadamu aib-aibmu maka dialah orang
yang perlu kamu cintai, dan barangsiapa yang menutupi aibmu, maka
dialah sebenarnya musuhmu."(Ghurar Al-Hikam: 679)
 
Para Imam ma'shum (sa) memberanikan para sahabat mereka untuk
menunjukkan aib-aib mereka agar menjadi sunnah yang baik di  kalangan
kaum Mukmin.
 
Imam Ja'far Al-Shadiq berkata:
"Aku sangat senang kepada kawan-kawanku yang menunjukkan kepadaku aib-
aibku. (Safinah Al-Bihar, 2:295)
 
Sunnah yang baik ini sama sekali tidak mungkin dijalankan kecuali
dalam suasana keimanan yang dipenuhi rasa saling percaya antara semua
individu, yang jauh dari rasa dendam dan permusuhan di antara mereka,
serta dilandasi oleh ruh pendidikan yang meng¬antarkan manusia menuju
kepada kesempurnaan. Dengan demikian akan hilanglah aib-aib yang
ditunjukkan itu dari diri kita dan perilaku mulia itu akan semakin
bertambah dalam jiwa kita.
 
Adapun yang dimaksud menyebutkan aib  orang lain sebagai dosa yang
menjatuhkan penjagaan adalah mengungkapan aib orang lain yang dasari
oleh kebencian, permusuhan, dan dendam kesumat yang berupaya
menjelekkan, menjatuhkan orang lain, dan menyebarkan aibnya di tengah
masyarakat.
 
Tidak rahasia lagi, bahwa perilaku seperti itu adalah timbul karena
hilangnya salah satu hijab saling menghormati antara satu individu
dengan individu yang lain. Sehingga manusia lupa dengan aibnya sendiri
ketika dia sibuk membicarakan aib orang lain. Dan boleh jadi, perilaku
membukakan aib orang lain seperti itu juga timbul akibat hilangnya
perisai penghalang aib yang ada dalam masyarakat pada  tingkat
tertentu.
 
Allah swt berfirman:
".. dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri.... (Al-Hujurat/49:11).
 
Rasulullah saw. bersabda:
"Wahai orang-orang yang beriman dengan lisannya, dan hatinya belum
ikhlas untuk beriman, janganlah kamu mencela kaum Muslimin dan
membukakan aurat mereka. Karena sesungguhnya orang yang membukakan
aurat mereka, maka Allah akan membukakan aibnya. Dan barangsiapa yang
dibuka auratnya oleh Allah swt maka dia akan sangat terhina meskipun
dia berada di rumahnya sendiri." (Ushul All-Kafi 4: 57)
 
Imam Ali bin Abi Thalib (sa) berkata:
"Barangsiapa yang mengikuti rahasia aib orang lain, maka Allah  akan
mengharamkan baginya rasa cinta di dalam hatinya."(Ghurar Al-Hikam:
683)
 
Imam Ali (sa) juga berkata:
"Berbahagialah orang-orang yang disibukkan oleh aibnya sendiri dan
tidak sempat melihat aib orang lain." (Safinah Al-Bihar 2: 295)
 
"Kebanyakan aib yang engkau limpahkan kepada orang lain adalah
sebenarnya aib yang ada pada dirimu sendiri." (Ghurar Al-Hikam: 194,
447)
 
"Orang yang paling jelek ialah orang yang mengikuti aib orang lain
tetapi dia tidak mengetahui aib dirinya sendiri." (Ghurar Al-Hikam:
194, 447)
 
Jika ada lidah seseorang yang mudah membukakan aib orang lain  dalam
suatu masyarakat, maka dia akan menjadi sumber bagi runtuhnya
kepribadian dalam masyarakat tersebut serta menimbulkan keonaran di
dalamnya. Biasanya, orang-orang seperti itu akan ditakuti di dalam
masyarakat karena orang-orang takut terhadap sengatan lidahnya. Dan
pada gilirannya akan timbul hubungan dan keterkaitan yang kurang wajar
antara individu dalam masyarakat tersebut.
 
Rasulullah saw. bersabda:
"Orang yang paling buruk pada hari kiamat nanti adalah orang-orang
yang dihormati karena manusia takut akan sengatan lidahnya." (Ushul Al-
Kafi, 4:19)
 
Dalam wasiatnya kepada Imam Ali (sa) Rasulullah saw bersabda:
"Wahai Ali, maukah kau  kuberitahukan tentang orang yang paling jelek?
Aku berkata: 'Ya, wahai Rasulullah."' Rasulullah kemudian
meneruskan:
"Orang yang tidak memaafkan kesalahan orang lain, tidak memaafkan
kekeliruan orang lain. Maukah kau kuberitahu tentang orang yang lebih
buruk daripada itu?" Aku menjawab: "Ya, wahai Rasulullah."
Kemudian
Rasulullah saw bersabda: "Orang yang tidak bisa dijamin keamanannya,
dan tidak bisa diharapkan kebaikannya." (Tuhaf Al-'Uqul: 13)
 
Imam Ja`far Al-Shadiq (sa) berkata:
"Barang¬siapa yang ditakuti lidahnya oleh orang lain, maka dia akan
masuk neraka. (Ushul Al-Kafi, 19)
 
Kelima: Bergaul dengan Orang yang Diragukan
Dosa  kelima yang meruntuhkan penjagaan manusia adalah bergaul dengan
orang yang diragukan.
 
Tidak diragukan lagi mengenai pengaruh pergaulan dengan orang-orang
yang rusak kepribadiannya, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk
masyarakatnya. Secara internal seseorang akan dipengaruhi oleh
lingkungan sosialnya, dan dia akan meniru idolanya. Seseorang akan
meniru lingkungannya yang rusak yang telah menghilangkan hijab rasa
malu dalam dirinya. Secara eksternal nilai seseorang yang bergaul
dengan orang-orang yang diragukan akan mencemari manusia yang lain,
dan akan menjatuhkan martabat masyarakatnya. Akibatnya, runtuhlah
prisai-prisai masyarakat dan putuslah ikatan-ikatan sosial yang
sebenarnya dapat memacu  kegiatan manusia dan mencegah mereka dari
kehancuran.
 
Rasulullah saw. bersabda:
"Orang yang pertama kali berhak dituduh adalah orang yang bergaul
dengan orang yang menuduh."(Al-Mustadrak 2: 65)
 
Imam Ja`far Al-Shadiq (sa) berkata:
"Barangsiapa yang bergaul dengan orang yang diragukan, maka dia perlu
diragukan." (Bihar Al-Anwar 74: 197)
 
Beliau juga berkata:
"Janganlah engkau bersahabat dengan orang-orang yang suka membuat
bid`ah, janganlah bersahabat dengan mereka karena orang-orang akan
menganggap kamu satu kelompok dengan mereka." (Ushul Al-Kafi 4: 83)
 
Imam Ali  bin Abi Thalib (sa) berkata:
"Barangsiapa yang mendudukkan dirinya sebagai orang yang menuduh, maka
janganlah dia mencela orang yang berprasangka buruk padanya."(Bihar Al-
Anwar 74: 186)
 By : Syamsuri Rifa'i

 

--- Pada Sen, 30/11/09, Armansyah <armansyah.skom@gmail.com> menulis:


Dari: Armansyah <armansyah.skom@gmail.com>
Judul: [Milis_Iqra] Mutiara Nahjul Balaghah 1 : Nasehat untuk Kumail bin Ziyad an-Nakha'y
Kepada: "Milis_Iqra@googlegroups.com" <milis_iqra@googlegroups.com>
Tanggal: Senin, 30 November, 2009, 2:33 AM



---------- Forwarded message ----------
From: Armansyah ( GMAIL ) <armansyah.skom@gmail.com>
Date: 2007/1/3
Subject: Mutiara Nahjul Balaghah 1 : Nasehat untuk Kumail bin Ziyad an-Nakha'y
To: Milis_Iqra@googlegroups.com


Basmalah
 
Logo Milis_Iqra
 
 
Mutiara Nahjul Balaghah
Wacana dan surat-surat Imam Ali R.a,
Diambil dari buku dengan judul yang sama
Dengan pengantar Muhammad Abduh
Terbitan Mizan Cetakan VII Mei 1999
Ditulis ulang oleh : Armansyah
U/. Milis_Iqra 03 Januari 2007
-------------------------------------------------------------------
 
Pasal 13 : Nasehat untuk Kumail bin Ziyad an-Nakha'y
Halaman 35 s/d 37
 
Berkata Kumail bin Ziyad : Pada suatu hari, Amirul Mukminin Ali bin Abu Thalib menggandengan tanganku dan membawaku kesuatu tempat pekuburan. Sesampainya disana, ia menarik napas panjang dan berkata kepadaku :
 
Wahai Kumail, sesungguhnya kalbu manusia itu seperti wadah, yang terbaik darinya ialah yang paling rapi menjaga segala yang disimpan didalamnya. Maka ingatlah apa yang kukatakan kepadamu :
 
Manusia itu ada 3 macam : Rabbaniy yang berilmu* ; atau orang yang senantiasa belajar dan selalu berusaha agar berada dijalan keselamatan ; atau orang-orang awam yang bodoh dan picik, yang mengikuti semua suara - yang benar maupun yang batil - bergoyang bersama setiap angin yang menghembus, tiada bersuluh dengan cahaya ilmu dan tiada melindungkan diri dengan pegangan yang kukuh-kuat.
 
Wahai Kumail, ilmu adalah lebih utama daripada harta.
Ilmu menjagamu, sedangkan kau harus menjaga hartamu.
Harta akan berkurang bila kau nafkahkah, sedangkan ilmu bertambah subur bila kau nafkahkan.
 
Demikian pula budi yang ditimbulkan dengan harta akan hilang dengan hilangnya harta.**
 
Wahai Kumail, makrifat ilmu seperti juga agama, merupakan pegangan hidup terbaik.
Dengannya orang akan beroleh ketaatan dan penghormatan sepanjang hidupnya serta nama harus setelah wafatnya, ilmu adalah hakim dan harta adalah sesuatu yang dihakimi.
 
Wahai Kumail, kaum penumpuk harta-benda telah mati dimasa hidupnya, sedangkan orang-orang yang berilmu tetap hidup sepanjang masa. Sosok tubuh mereka telah hilang, namun kenangan kepada mereka tetap dihati.
 
Ah ..., disini ( sambil menunjuk kearah dadanya sendiri ) tersimpan ilmu yang banyak sekali ... sekiranya kujumpai orang-orang yang mau dan mampu memikulnya !
 
Memang telah kudapati orang yang cerdas akalnya, tapi ia tak dapat dipercaya. Seringkali memperalat ilmu agama untuk kepentingan dunia, menindas hamba-hamba Allah dengan anugerah nikmat yang dikaruniakan Allah atas dirinya, dan memaksakan pendapatnya atas orang-orang kecintaan Allah.
 
Atau kudapati seorang yang sangat patuh kepada para pembawa kebenaran, tetapi tidak memiliki kearifan untuk menembus pelik-peliknya, sehingga hatinya mudah goyah setiap kali keraguan melintas didepannya.
 
Tidak, bukan yang ini atau yang itu ...!***
 
Juga bukan seseorang yang amat rakus mencari kelezatan hidup, yang mudah dikendalikan hawa nafsu. Atau yang gemar mengumpul dan menyimpan harta. Tiada keduanya patut termasuk diantara para gembala agama, tapi justru lebih dekat kepada binatang ternak yang digembalakan untuk mencari makan.
 
Begitulah, ilmu menjadi mati dengan kematian para pembawanya.
 
Meskipun demikian ... demi Allah, bumi ini tidak akan pernah kosong dari seorang Qa-im lillah bi Hujjah ( petugas Allah pembawa hujjah-Nya ), baik ia yang tampak dan dikenal atau yang cemas terliput oleh kezaliman atas dirinya. Sehingga tiada akan pernah menjadi batal hujjah-hujjah Allah dan tanda-tanda kebenaran-Nya.
 
Namun berapakah ... dan dimanakah mereka ...?
Sungguh mereka itu amat sedikit jumlahnya tetapi teramat agung kedudukannya disisi Allah.
Dengan merekalah Allah menjaga hujjah-hujjah dan tanda-tanda-Nya, sampai mereka menyerahterimakannya kepada orang-orang yang berpadanan dengan mereka, dan menanamnya dihati orang-orang yang seperti mereka.
 
Hakekat ilmu menhunjam dalam lubuk kesadaran nurani mereka, sehingga tindakan mereka berdasarkan ruh keyakinan.
 
Hidup berzuhud, yang dirasa keras dan sulit bagi kaum yang suka bermewah-mewah, bagi mereka terasa lembut dan lunak.
Hati mereka tentram dengan segala yang justru menggelisahkan orang-orang jahil.; Mereka hidup didunia ini dengan tubuh-tubuh yang tersangkut ditempat-tempat amat tinggi ...
 
Mereka itulah khalifah-khalifah Allah dibumi-Nya yang menyeru kepada agama-Nya ...
 
Ah.... sungguh besar rinduku bertemu dengan mereka !
Kini pulanglah ( wahai Kumail ), bila anda ingin.
 



--
Salamun 'ala manittaba al Huda



ARMANSYAH

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
  Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
  Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
     Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---



Akses email lebih cepat.
Yahoo! menyarankan Anda meng-upgrade browser ke Internet Explorer 8 baru yang dioptimalkan untuk Yahoo! Dapatkan di sini! (Gratis)

No comments:

Post a Comment