Thursday, November 19, 2009

[Milis_Iqra] AKHIR KITA MENGIKUTI KEBIASAAN KITA

Diambil dari milis KATA-KATA HIKMAH oleh Ogy Febri Adlha 20
November jam 10:29

AKHIR KITA MENGIKUTI KEBIASAAN KITA

Salam Hikmah...
Assalamu'alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuh
Salam Sejahtera...

Sahabat Hikmah...
Setiap orang PASTI akan menemui KEMATIAN...
Dan setiap orang menginginkan AKHIR YANG BAIK ...dalam kematiannya .
Atau KHUSNUL KHOTIMAH...
AKHIR yang BAIK atau BURUK sangat ditentukan dengan REFLEKS yang
muncul dari dirinya.
REFLEKS muncul dari KEBIASAN-KEBIASAAN yang sangat berpengaruh kuat
dalam JIWANYA...
Untuk lebih jelasnya...silahkan renungkan pengalaman NYATA seorang
POLISI berikut:


Tatkala masih di bangku sekolah, aku masih hidup bersama kedua orang
tuaku dalam lingkungan yang baik. Aku selalu mendengar do'a ibuku saat
pulang dari keluyuran dan begadang malam. Demikian pula ayahku, ia
selalu dalam shalatnya yang panjang. Aku heran, mengapa ayah shalat
begitu lama, apalagi jika saat musim dingin yang menyengat tulang. Aku
sungguh heran. Bahkan hingga aku berkata kepada diri sendiri :
"Alangkah sabarnya mereka…setiap hari begitu…benar-benar
mengherankan!" Aku belum tahu bahwa di situlah kebahagiaan orang
mukmin, dan itulah shalat orang-orang pilihan…Mereka bangkit dari
tempat tidurnya untuk bermunajat kepada Allah.

Setelah menjalani pendidikan militer, aku tumbuh sebagai pemuda yang
matang. Tetapi diriku semakin jauh dari Allah. Padahal berbagai
nasehat selalu kuterima dan kudengar dari waktu ke waktu. Setelah
tamat dari pendidikan, aku ditugaskan ke kota yang jauh dari kotaku.
Perkenalanku dengan teman-teman sekerja membuatku agak ringan
menanggung beban sebagai orang terasing. Di sana aku tak mendengar
lagi suara bacaan Al Qur'an. Tak ada lagi suara ibu yang membangunkan
dan menyuruhku shalat. Aku benar-benar hidup sendirian, jauh dari
lingkungan keluarga yang dulu kami nikmati.

Aku ditugaskan mengatur lalu lintas di jalan tol. Di samping menjaga
keamanan jalan, tugasku membantu orang-orang yang membutuhkan bantuan.
Aku lakukan tugas-tugasku dengan semangat dan dedikasi tinggi. Tetapi,
hidupku bagai selalu diombang-ambingkan ombak. Aku bingung dan sering
melamun sendirian… Aku mulai jenuh…tak ada yang menuntunku di bidang
agama. Hampir tiap hari yang kusaksikan hanya kecelakaan dan orang-
orang yang mengadu kecopetan atau bentuk-bentuk penganiayaan lain. Aku
bosan dengan rutinitas.

Sampai suatu hari kami dengan seorang kawan sedang bertugas di sebuah
pos jalan,kami asyik ngobrol…tiba-tiba kami dikagetkan oleh suara
benturan yang amat keras.Ternyata, sebuah mobil bertabrakan dengan
mobil lain yang meluncur dari arah berlawanan. Kami segera berlari
menuju tempat kejadian untuk menolong korban. Kami lihat dua awak
salah satu mobil dalam kondisi sangat kritis. Keduanya segera kami
keluarkan dari mobil lalu kami bujurkan di tanah. Kami cepat-cepat
menuju mobil satunya. Ternyata pengemudinya telah tewas dengan amat
mengerikan.

Kami kembali lagi kepada dua orang yang berada dalam kondisi koma.
Temanku menuntun mereka mengucapkan kalimat syahadat. Ucapkanlah "LAA
ILAAHA ILLALLAAH… LAA ILAAHA ILLALLAAH…" perintah temanku. Tetapi
sungguh mengherankan, dari mulutnya malah meluncur lagu-lagu. Keadaan
itu membuatku merinding. Temanku tampaknya sudah biasa menghadapi
orang-orang yang sekarat…Kembali ia menuntun korban itu membaca
syahadat. Aku diam membisu. Aku tak berkutik dengan pandangan nanar.
Seumur hidupku, aku belum pernah menyaksikan orang yang sedang
sekarat, apalagi dengan kondisi seperti ini. Temanku terus menuntun
keduanya mengulang-ulang bacaan syahadat. Tetapi…keduanya tetap terus
saja MELANTUNKAN LAGU. Tak ada gunanya…Suara lagunya semakin melemah…
lemah dan lemah sekali. Orang pertama diam, tak bersuara lagi, disusul
orang kedua. Tak ada gerak…keduanya telah meninggal dunia.

Kami segera membawa mereka ke dalam mobil. Temanku menunduk, ia tak
berbicara sepatah pun. Selama perjalanan hanya ada kebisuan, hening.
Kesunyian pecah ketika temanku memulai berbicara. Ia berbicara tentang
hakikat kematian dan su'ul khatimah (kesudahan yang buruk). Ia
berkata : "Manusia akan mengakhiri hidupnya dengan BAIK atau BURUK.
KESUDAHAN HIDUP itu biasanya PERTANDA dari apa yang DILAKUKAN olehnya
SELAMA di DUNIA". Ia bercerita panjang lebar padaku tentang berbagai
kisah yang diriwayatkan dalam buku-buku Islam. Ia juga berbicara
bagaimana seseorang akan mengakhiri hidupnya sesuai dengan masa
lalunya secara LAHIR dan BATIN. Perjalanan ke rumah sakit terasa
singkat oleh pembicaraan kami tentang kematian. Pembicaraan itu makin
sempurna gambarannya tatkala ingat bahwa kami sedang membawa mayat.
Tiba-tiba aku menjadi takut mati. Peristiwa ini benar-benar memberi
PELAJARAN BERHARGA bagiku. Hari itu, aku shalat khusyu' sekali. Tetapi
perlahan-lahan aku mulai melupakan peristiwa itu.

Aku kembali pada kebiasaanku semula…Aku seperti tak pernah menyaksikan
apa yang menimpa dua orang yang tak kukenal beberapa waktu lalu.
Tetapi sejak saat itu, aku memang benar-benar menjadi BENCIi kepada
yang namanya LAGU-LAGU. Aku tak mau tenggelam menikmatinya seperti
sedia kala. Mungkin itu ada kaitannya dengan lagu yang pernah kudengar
dari dua orang yang sedang sekarat dahulu.

*Kejadian yang menakjubkan…
Selang enam bulan dari peristiwa mengerikan itu…Sebuah kejadian
menakjubkan kembali terjadi di depan mataku. Seseorang mengendarai
mobilnya dengan pelan, tetapi tiba-tiba mobilnya mogok di sebuah
terowongan menuju kota. Ia turun dari mobilnya untuk mengganti ban
yang kempes. Ketika ia berdiri di belakang mobil untuk menurunkan ban
serep, tiba-tiba sebuah mobil dengan kecepatan tinggi menabraknya dari
arah belakang. Lelaki itu pun langsung tersungkur seketika.

Aku dengan seorang kawan, -bukan yang menemani- ku pada peristiwa yang
pertama-cepat-cepat menuju tempat kejadian. Dia kami bawa dengan mobil
dan segera pula kami menghubungi rumah sakit agar langsung mendapat
penanganan. Ketika mengangkatnya ke mobil, kami berdua cukup panik,
sehingga tak sempat memperhatikan kalau ia menggumamkan sesuatu.
Ketika kami membujurkannya di dalam mobil, kami baru bisa membedakan
suara yang keluar dari mulutnya. Ia melantunkan ayat-ayat suci AL-
QURA'N…dengan suara amat lemah. "Subhanallah!" dalam kondisi kritis
seperti itu, ia masih sempat melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an?
Darah mengguyur seluruh pakaiannya; tulang-tulangnya patah, bahkan ia
hampir mati.

Dalam kondisi seperti itu, ia terus melantunkan ayat-ayat Al-Qur'an
dengan suaranya yang merdu. Selama hidup aku tak pernah mendengar
suara bacaan Al-Qur'an seindah itu. Dalam batin aku bergumam
sendirian: "Aku akan menuntun membaca syahadat sebagaimana yang
dilakukan oleh temanku terdahulu…apalagi aku sudah punya pengalaman".
Aku meyakinkan diriku sendiri. Aku dan kawanku seperti kena HIPNOTIS
mendengarkan suara bacaan Al-Qur'an yang merdu itu. Sekonyong-konyong
tubuhku MERINDING menjalar dan menyelusup ke setiap rongga. Tiba-tiba
suara itu berhenti. Aku menoleh ke belakang. Kusaksikan dia
MENGACUNGKAN JARI TELUNJUKNYA lalu BERSYAHADAT. Kepalanya terkulai,
aku melompat ke belakang. Kupegang tangannya, detak jantungnya,
nafasnya, tidak ada yang terasa. Dia telah meninggal dunia. Aku lalu
memandanginya lekat-lekat, air mataku menetes, kusembunyikan tangisku,
takut diketahui kawanku. Ku kabarkan kepada kawanku kalau pemuda itu
telah wafat. Kawanku tak kuasa menahan tangisnya. Demikian pula halnya
dengan diriku. Aku terus menangis, air mataku deras mengalir. Suasana
dalam mobil betul-betul sangat mengharukan.

Sampai di rumah sakit…kepada orang-orang di sana, kami mengabarkan
perihal kematian pemuda itu dan peristiwa menjelang kematiannya yang
menakjubkan. Banyak orang yang terpengaruh dengan kisah kami, sehingga
tak sedikit yang meneteskan air mata. Salah seorang dari mereka, demi
mendengar kisahnya, segera menghampiri jenazah dan mencium keningnya.
Semua orang yang hadir memutuskan untuk tidak beranjak sebelum
mengetahui secara pasti kapan jenazah akan dishalatkan. Mereka ingin
memberi penghormatan terakhir kepada jenazah, semua ingin ikut
menyalatinya.

Salah seorang petugas rumah sakit menghubungi rumah almarhum. Kami
ikut mengantarkan jenazah hingga ke rumah keluarganya. Salah seorang
saudaranya mengisahkan ketika kecelakaan sebetulnya almarhum hendak
menjenguk neneknya di desa. Pekerjaan itu rutin ia lakukan setiap hari
Senin. Di sana almarhum juga menyantuni para janda, anak yatim dan
orang-orang miskin. Ketika terjadi kecelakaan, mobilnya penuh dengan
beras, gula, buah-buahan dan barang-barang kebutuhan pokok lainnya. Ia
juga tak lupa membawa buku-buku agama dan kaset-kaset pengajian. Semua
itu untuk dibagi-bagikan kepada orang-orang yang ia santuni. Bahkan ia
juga membawa permen untuk dibagi-bagikan kepada anak-anak kecil.

Bila ada yang mengeluhkan padanya tentang kejenuhan dalam perjalanan,
ia menjawab dengan halus. "Justru saya memanfaatkan waktu perjalananku
dengan menghafal dan mengulang-ulang bacaan Al-Qur'an, juga dengan
mendengarkan kaset-kaset pengajian, aku mengharap RIDHA Allah pada
SETIAP LANGKAH kaki yang aku ayunkan." kata almarhum.

Aku ikut menyalati jenazah dan mengantarnya sampai ke kuburan. Dalam
liang lahat yang sempit, almarhum dikebumikan. Wajahnya dihadapkan ke
kiblat. "Dengan nama Allah dan atas agama Rasulullah." Pelan-pelan,
kami menimbuninya dengan tanah...Mintalah kepada Allah keteguhan hati
saudaramu, sesungguhnya dia akan ditanya...Almarhum menghadapi hari
petamanya dari hari-hari akhirat...

Dan aku...sungguh seakan-akan sedang menghadapi HARI PERTAMAKU di
dunia. Aku benar-benar BERTAUBAT dari kebiasaan burukku. Mudah-mudahan
Allah MENGAMPUNI dosa-dosaku di masa lalu dan MENEGUHKANKU untuk TETAP
MENTAATINYA, memberiku KESUDAHAN HIDUP YANG BAIK (khusnul khatimah)
serta menjadikan kuburanku dan kuburan kaum muslimin sebagai TAMAN-
TAMAN SURGA.

Amin...

Sumber: "Saudariku, apa yang menghalangimu untuk berhijab?" Oleh :
Syaikh Abdul Hamid Al Bilaly.

Semoga kita bisa mengambil PELAJARAN..

Terima kasih..

Wassalam

OFA

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

No comments:

Post a Comment