Sunday, November 8, 2009

[Milis_Iqra] Fw: QURBAN ?? Yukk kenal lebih dekat..

 
----- Original Message -----
Sent: Monday, November 09, 2009 11:35 AM
Subject: [ Annahl ] QURBAN ?? Yukk kenal lebih dekat..

Seri : Seputar Qurban
 
Sejarah Diisyaratkan Qurban

Mendengar kata "Qurban" tentunya sudah tidak asing lagi bagi siapa saja yang mendengarnya termasuk saya. Tetapi mungkin banyak diantara kita dan kebanyakan yang masih samar akan makna tujuan dan hukumnya dalam berqurban itu sendiri, pun termasuk awal sejarah pertama kali diisyaratkannya untuk berqurban. Kata qurban dan penjelasanya tentang berqurban itu sendiri pernah saya peroleh di bangku sekolah dulu dan untuk merefreshkan kembali makna dari esensinya berqurban, saya mencoba merangkum dan mengutipnya dari beberapa sumber, agar kita bisa melaksanakan ibadah besar ini dengan disertai ilmu.

Setelah kita beribadah puasa Sunnat dihari-hari sepuluhan pertama yaitu dari tanggal 1 Dzulhijjah sampai dengan tanggal 9 Dzulhijjah 1429 H. Pada tanggal 10 Dzulhijjah atau tanggal 8 Desember 2008 M kita merayakan hari raya Idhul Adha atau Idhul Qurban. Kata qurban itu sendiri berasal dari kata qoroba, yang artinya mendekatkan diri.
Jadi yang dimaksud dengan qurban adalah mendekatkan diri, dan dalam konteks keIslaman maknanya yaitu untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wata'ala. Istilah lain dari ritual qurban ini adalah Udhiyyah, yaitu mempersembahkan atau memberikan sesuatu kepada tuhan dengan sesuatu yang dikorbankan, yang dalam konteks keIslaman sesuatu yang diqurbankan itu adalah hewan ternak seperti sapi, unta dan kambing. berarti menyembelih hewan dengan tujuan untuk ibadah kepada Allah SWT pada hari raya Idul Adha yaitu pada tanggal 10 Dzulhijjah dan dinamakan hari Nahar, dan hari-hari Tasriq yaitu pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.

Pada dasarnya ritual ibadah qurban itu sendiri sudah dilakukan sebelum kedatangan Islam. Orang-orang quraisy pada masa jahiliyah selalu melakukan ritual qurban yang dipersembahkan bagi patung-patung sesembahan mereka. Sebenarnya ritual qurban yang mereka lakukan pun berasal dari sejarah qurban Nabi Ibrahim yang mana perintah berqurban tersebut berasal dari Allah dan dilakukan untuk memenuhi perintah tersebut yang kemudian diselewengkan menjadi ritual qurban yang di persembahkan untuk patung-patung sesembahan mereka.

Bahkan qurban pun sebenarnya sudah dilakukan ketika Allah menurunkan manusia pertama ke dunia yaitu nabiyullah Adam, yang pada waktu itu Allah memerintahkan kepada dua orang anak nabi Adam untuk melakukan ritual qurban. Salah satu anak nabi adam yaitu habil, mendatangkan persembahan yang terbaik untuk diqurbankan, sedangkan kobil mendatangkan persembahan yang terburuk yang menunjukan ketidak ikhlasannya dalam melakukan qurban yang diperintahkan Allah , yang menyebabkan tidak diterimanya qurban yang dilakukannya, sedangkan yang diterima adalah qurban yang dilakukan habil yang telah mendatangkan persembahan terbaik, dan apa yang dilakukan habil menunjukan keikhlasan dalam melaksanakan perintah qurban yang menjadikan qurbannya diterima disisi Allah . Kisah ini diceritakan dalam Al-qur'an surat Al-Maidah ayat 27 :

Artinya: "Bacakanlah kepada mereka kisah tentang dua anak Adam sesuai dengan sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan qurban, maka diterima (persembahan itu oleh Allah ) dari seseorang di antara keduanya dan tidak diterima dari yang lain (lalu kata dia yang qurbannya tidak diterima) : Aku pasti membunuhmu. Dijawab: Sesungguhnya Allah hanya menerima (qurban) dari orang-orang yang bertaqwa."

Selain itu, ritual qurban pun dimiliki oleh agama dan kepercayaan lainnya yang sudah tentu dengan ketentuan-ketentuan yang berbeda dengan ritual qurban yang ada dalam agama Islam, seperti ketentuan dalam penyembelihan, jenis hewan yang diqurbankan dan tujuan dari pelaksanaan ritual qurban tersebut. Dan ritual qurban yang bersifat animisme merupakan ritual qurban yang dilakukan bukan untuk melaksanakan perintah dan untuk mendekatkan diri kepada Allah , tapi lebih cenderung kepada harapan akan mendapatkan manfaat dari melakukan ritual qurban ini dan untuk menjauhkan diri dari bala bencana, yang didasarkan atas kecenderungan kepada perasaan takut akan murka sesuatu yang menjadi sesembahan mereka. Hal seperti ini masih terjadi pada sebagian kaum muslimin…

Tentang sejarah disyariatkannya Qurban disebutkan sebagai berikut :

Sejarah Qurban dapat di bagi ke dalam tiga fase: zaman nabi Adam a.s., zaman nabi Ibrahim a.s., dan terakhir, zaman nabi Muhammad s.a.w.

1. Masa nabi Adam a.s. :

Dijelaskan dalam al-Qur'an, Qabil dan Habil mempunyai sifat yang berbeda. Habil mengeluarkan hewan yang diqurbankan dengan tulus-ikhlas. Ia memilih berqurban dengan hewan yang gemuk dan sehat, sementara Qabil memilih buah-buahan hasil pertaniannya yang busuk. Ketika keduanya melaksanakan qurban, ternyata yang diterima Allah adalah qurban domba yang dikeluarkan Habil, sementara buah-buahan qurban Qabil tetap utuh, tidak diterima. Hal ini dapat dibaca dalam al-Qur'an surat Al-Maidah: 27 : "Ceritakan kepada mereka kisah kedua putra Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan qurban, diterima qurban salah seorang dari meraka (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata: "Aku pasti akan membunuhmu!". Habil berkata: "Sesungguhnya Allah hanya menerima (qurban) dari orang-orang yang bertakwa".

2. Masa nabi Ibrahim a.s. :

Latar Belakang.

Ketika Nabi Ibrahim telah berusia 100 tahun, beliau belum dikaruniai putra oleh Allah dan beliau selalu berdo'a: "Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku anak yang shalih". Kemudian dari isterinya yang kedua, Siti Hajar, lahirlah seorang putra yang diberi nama Ismail. Hajar dan Ismail diperintahkan berhijrah ke Makkah diantar oleh Ibrahim. Beliau meninggalkan beberapa potong roti dan sebuah guci berisi air untuk Siti Hajar dan Ismail. Ketika Siti Hajar kehabisan makanan dan air, ia melihat ke sebelah timur. Di sana terdapat air yang ternyata hanyalah fatamorgana di Bukit Sofa. Ismail ditinggalkan dan Siti Hajar terus mencari air lalu naik ke Bukit Marwah serta kembali ke Sofa sampai berulang tujuh kali. Ia tidak juga mendapatkan air hingga kembali ke Bukit Marwah. Ismail yang kehausan lalu menendang-nendang tanah yang kemudian—dengan izin Allah—dapat mengeluarkan sumber air. Siti Hajar berlari ke bawah sambil berteriak kegirangan: "zami-zami". Tempat itu lah kemudian dikenal dengan sumur atau mata air Zam-zam.

Perintah Qurban.

Nabi Ibrahim setelah mengantarkan Hajar dan Ismail di Mekkah lalu berangkat lagi ke Palestina sampai Ismail menjelang usia remaja. Nabi Ibrahim diperintahkan lagi oleh Allah untuk kembali ke Mekkah menengok Hajar dan Ismail yang sudah mulai beranjak besar.

Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa usia Ismail sekitar 6 atau 7 tahun. Sejak dilahirkan sampai sebesar itu Nabi Ismail senantiasa menjadi anak kesayangan. Tiba-tiba Allah memberi ujian kepadanya, sebagaimana firman Allah dalam surat Ash-Shaffaat: 102 : "Maka ketika sampai (pada usia sanggup atau cukup) berusaha, Ibrahim berkata: Hai anakku aku melihat (bermimpi) dalam tidur bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah bagaimana pendapatmu" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, Insyaallah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".

Dalam mimpinya, Ibrahim mendapat perintah dari Allah supaya menyembelih putranya Nabi Ismail. Ketika sampai di Mina, Ibrahim menginap dan bermimpi lagi dengan mimpi yang sama. Demikian juga ketika di Arafah, malamnya di Mina, Ibrahim bermimpi lagi dengan mimpi yang tidak berbeda pula. Ibrahim kemudian mengajak putranya, Ismail, berjalan meninggalkan tempat tinggalnya, Mina. Baru saja Ibrahim berjalan meninggalkan rumah, syaitan menggoda Siti Hajar: "Hai Hajar! Apakah benar suamimu yang membawa parang akan menyembelih anakmu Ismail?". Akhirnya Siti Hajar, sambil berteriak-teriak: "Ya Ibrahim, ya Ibrahim mau diapakan anakku?" Tapi Nabi Ibrahim tetap melaksanakan perintah Allah SWT tersebut. Di tempat tersebut pada tanggal 10 Dzulhijjah, jamaah haji diperintahkan melempar batu dengan membaca: Bismillahi Allahu Akbar. Hal tersebut mengandung arti bahwa manusia harus melempar syaitan atau membuang sifat-sifat syaitaniyyah yang bersarang di dalam dirinya, dengan tetap mempertahankan sifat-sifat kemanusiaan dan ke-Tuhanan.

Peristiwa Qurban.

Setibanya di Jabal Qurban, sekitar 200 meter dari tempat tinggalnya. Nabi Ibrahim melaksanakan perintah Allah untuk menyembelih Ismail. Rencana itu pun berubah drastis, sebagaimana difirmankan oleh Allah dalam surat Ash-Shaffaat ayat 103-107: "Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipisnya, nyatalah kesabaran keduanya. (Allah berkata) "Kamu telah membenarkan mimpi itu, sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang yang berbuat baik". Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor hewan yang besar ".

3. Masa nabi Muhammad s.a.w.

Pada masa Nabi Muhammad, qurban pun diperintahkan kembali di dalam surat Al-Kautsar: 1-3: "Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak, maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berqurbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membencimu, dia lah yang terputus (dari nikmat Allah)". Berbicara tentang kenikmatan, Allah mengingatkan: "Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, kamu tidak akan dapat menghitungnya" (QS. Ibrahim: 34). Surat Al-Kautsar ini lah yang kemudian dijadikan dasar hukum bagi umat Nabi Muhammad untuk berqurban bagi yang mampu.

Iedul Qurban adalah salah satu hari raya di antara dua hari raya kaum muslimin, dan merupakan rahmat Allah Subhanahu wa taala bagi ummat Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Hal ini diterangkan dalam hadits Anas radiyallahu anhu, beliau berkata: Nabi shallallhu alaihi wa sallam datang, sedangkan penduduk Madinah di masa jahiliyyah memiliki dua hari raya yang mereka bersuka ria padanya (tahun baru dan hari pemuda (aunul mabud), maka (beliau) bersabda:

"Aku datang kepada kalian, sedangkan kalian memiliki dua hari raya yang kalian bersuka ria padanya di masa jahiliyyah, kemudian Allah menggantikan untuk kalian du a hari raya yang lebih baik dari keduanya; hari Iedul Qurban dan hari Iedul Fitri." (HR. Ahmad, Abu Daud, An-Nasai dan Al-Baghawi, shahih, lihat Ahkamul Iedain hal. 8).

Selain itu, pada Hari Raya Qurban terdapat ibadah yang besar pahalanya di sisi Allah, yaitu shalat Ied dan menyembelih hewan kurban.
 



--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
  Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
  Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
     Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

No comments:

Post a Comment