Sunday, November 22, 2009

[Milis_Iqra] Re: Bolehnya bermain dan menghibur diri

 [Dani] Iya secara umum dan saya juga tidak sedang menyatakan artikel tsb bermasalah atau tidak,  maka-nya saya berharap bisa lebih comprehensive antara menghibur diri yang terjadi di zaman Rasulullah dengan Menghibur diri pada masa kekinian “terutama di Bioskop”.

[Arman] :

Memang mas Dani tidak menyatakan artikel tersbut bermasalah, namun tanggapan mas Dani yang secara langsung mengkorelasikan artikel tersebut dengan aktivitas menonton membuat saya "beranggapan" bahwa "kesannya" saya membuat / memposting artikel itu berkaitan khusus dengan menonton bioskop. Maybe it was just a misunderstanding saja between us, right ?

Tentang menghibur diri apapun itu caranya, selama masih dalam batasan-batasan nilai akidah dan positip maka saya melihatnya sebagai sesuatu yang sama sekali tidak dilarang dalam agama. Dan itu memang menjadi fitrah dari makhluk bernama manusia.

 

[Dani]  Bisa jadi anggapan Mas Arman benar jika terkesan berkaitan khusus dengan nonton bioskop, karena saya senang jika pembahasan di korelasikan dengan hal-hal yang sedang hangat-hangatnya. Jika memang tidak bertentangan dengan akidah dan positif memang di benarkan kita menghibur diri. Namun yang di permasalahkan oleh ulama dalam hal di bioskop adalah “tempatnya” bukan “filmnya atau nontonnya” .

 

Mungkin kata-kata yang lebih mudah di ingat adalah apa yang di sampaiakn akh Wawan “hukum nonton di bioskop ( bukan film nya, atau hukum nonton film nya)
 

2009/11/23 Dani Permana <adanipermana@gmail.com>

Hm, jadi seorang Nabipun tidak selamanya menyibukkan dirinya dengan dzikir dan ritual keagamaan lainnya ... suatu kisah kehidupan yang sangat alamiah dan penuh fitrah kemanusiaan. Bahwa dalam hidup, melakukan sesuatu yang bersifat menghibur diri, meskipun dari sisi amal terkadang itu bisa jadi dianggap tidak bermanfaat apa-apa, adalah sesuatu yang diperbolehkan.

--------------------------
[Dani] Mas Arman, bahwa dalam mengajarkanpun terkadang Rasulullah mengajarkan dengan sedikit bergurau, nonton di Bioskop pun adalah mubah Mas Arman. Coba lihat konteks hadist-haidst yang telah Mas Arman berikan, hadist-hadist tsb adalah menceritakan bagaimana berinteraksi dengan para sahabatnya bukan berinteraksi di “Bioskop”. Sedangkan tombak, berlatih kuda, berlatih pedang adalah sebagai salah satu sarana mereka untuk mempersiapkan perang. Bercanda, bersenda gurau dengan sahabat adalah hal yang menghibur. Yang saja harus di lihat adalah para sahabat adalah mereka orang-orang yang menyaksikan firman Allah turun, bagaimana Rasulullah dijadilkan tauladan, sebagian mereka adalah para Hufazh al Qur’an, di tangan mereka Al Qur’an “TEGAK” berdiri, Namun coba bedakan dengan orang-orang zaman sekarang, “?????”. Mereka [Sahabat Rasulullah] berpegang teguh dengan al Qur’an dan pengaplikasiannya, sedangkan zaman sekarang “????”

 

Dalam artikel yang MAs Arman Tulis ini saya tidak melihat korelasi yang comprehensive antara bermain/menghibur diri pada zaman Rasulullah dan menghibur di Bioskop pada zaman sekarang, terutama di lihat dari kualitas manusianya yang sungguh jauh berbeda.

 

 




--

Salamun 'ala manittaba al Huda



ARMANSYAH

 

 




--
Salamun 'ala manittaba al Huda



ARMANSYAH


--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
  Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
  Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
     Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

No comments:

Post a Comment