Tuesday, November 24, 2009

[Milis_Iqra] Re: JANGAN MENGUCAPKAN SAYYIDINA DALAM SHOLAT !



2009/11/24 Ndy Ndy212 <nugraha212@gmail.com>


2009/11/24 Armansyah <armansyah.skom@gmail.com>

Semua yang mas Hendy bawakan, dalilnya adalah penafsiran yang sangat dipaksakan terhadap kontekstual Al-Qur'an dan Al-Hadis menyangkut penggunaan ucapan "Sayyidina" pada diri Rasulullah Saw. Kenapa ?

1. Apakah pernah Allah mencontohkan memanggil nama Nabi dengan kata "Sayyidina" didalam Al-Qur'an sebagaimana Allah mencontohkan penggunaan kata "Nabi" dan "Rasul" pada diri beliau Saw ?

    "Janganlah kalian memanggil Rasul (Muhammad) seperti kalian memanggil sesama orang diantara kalian". (S.An-Nur : 63).

Salah satu contoh ayat di atas bagi saya cukup untuk membedakan panggilan kepada Nabi dibandingkan kepada orang2 biasa.




[Arman] : Mas Hendy, jawaban anda sama sekali tidak menjawab pertanyaan saya. Coba anda periksa ulang apa yang saya tanyakan dan tolong dijawab apa yang saya tanya.

Saya yakin antum sudah sangat jelas maksud saya, jadi silahkan, saya tunggu.

 
 
2. Silahkan perlihatkan pada saya, satu hadis mana saja mengenai contoh langsung dari Nabi Saw menyangkut pengucapan sholawat terhadap beliau yang mempergunakan kata "Sayyidina".

"Setiap anak Adam adalah sayyid. Seorang suami adalah sayyid bagi isterinya dan seorang isteri adalah sayyidah bagi keluarganya (rumah tangga nya)". (HR Bukhori dan Adz-Dzahabi).

Jadi kalau setiap anak Adam saja dapat disebut sayyid, apakah anak Adam yang paling tinggi martabatnya dan paling mulia kedudukannya disisi Allah yaitu junjungan kita Nabi Muhammad saw. tidak boleh disebut sayyid ?

Didalam shohih Muslim terdapat sebuah hadits, bahwasanya Rasulallah saw. memberitahu para sahabatnya, bahwa pada hari kiamat kelak Allah swt. akan menggugat hamba-hambaNya : "Bukankah engkau telah Ku-muliakan dan Ku-jadikan sayyid ?" (alam ukrimuka wa usawwiduka?)

Makna hadits itu ialah, bahwa Allah swt. telah memberikan kemuliaan dan kedudukan tinggi kepada setiap manusia. Kalau setiap manusia dikarunia kemuliaan dan kedudukan tinggi, apakah manusia pilihan Allah yang diutus sebagai Nabi dan Rasul tidak jauh lebih mulia dan lebih tinggi kedudukan dan martabatnya daripada manusia lainnya ? Kalau manusia-manusia biasa saja dapat disebut sayyid , mengapa Rasulallah saw. tidak boleh disebut sayyid atau maula ?


Ada sementara orang terkelabui oleh pengarang hadits palsu yang berbunyi: "Laa tusayyiduunii fis-shalah" artinya "Jangan menyebutku (Nabi Muhammad saw) sayyid didalam sholat". Tampaknya pengarang hadits palsu yang mengatas namakan Rasulallah saw. untuk mempertahankan pendiriannya itu lupa atau memang tidak mengerti bahwa didalam bahasa Arab tidak pernah terdapat kata kerja tusayyidu. Tidak ada kemungkinan sama sekali Rasulallah saw.mengucapkan kata-kata dengan bahasa Arab gadungan seperti yang dilukiskan oleh pengarang hadits palsu tersebut. Dilihat dari segi bahasanya saja, hadits itu tampak jelas kepalsuannya. Namun untuk lebih kuat membuktikan kepalsuan hadits tersebut baiklah kami kemukakan beberapa pendapat yang dinyatakan oleh para ulama.

Dalam kitab Al-Hawi , atas pertanyaan mengenai hadits tersebut Imam Jalaluddin As-Suyuthi menjawab tegas : "Tidak pernah ada (hadits tersebut), itu bathil !".

Imam Al-Hafidz As-Sakhawi dalam kitab Al-Maqashidul-Al-Hasanah menegaskan : " Hadits itu tidak karuan sumbernya ! "

Imam Jalaluddin Al-Muhli, Imam As-Syamsur-Ramli, Imam Ibnu Hajar Al-Haitsami, Imam Al-Qari, para ahli Fiqih madzhab Sayfi'i dan madzhab Maliki dan lain-lainnya, semuanya mengatakan : "Hadits itu sama sekali tidak benar".


Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal, Ibnu Majah dan At-Turmudzi, Rasulallah saw. bersabda :

"Aku adalah sayyid anak Adam pada hari kiamat". Surmber riwayat lain yang diketengahkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal, Imam Bukhori dan Imam Muslim, mengatakan bahwa Rasulallah saw. bersabda : "Aku sayyid semua manusia pada hari kiamat".

Hadit tersebut diberi makna oleh Rasulallah saw. sendiri dengan penjelas- annya: 'Pada hari kiamat, Adam dan para Nabi keturunannya berada dibawah panjiku".

Sumber riwayat lain mengatakan lebih tegas lagi, yaitu bahwa Rasulallah saw. bersabda : "Aku sayyid dua alam".

Riwayat yang berasal dari Abu Nu'aim sebagaimana tercantum didalam kitab Dala'ilun-Nubuwwah mengatakan bahwa Rasulallah saw. bersabda : "Aku sayyid kaum Mu'minin pada saat mereka dibangkitkan kembali (pada hari kiamat)".


Hadits lain yang diriwayatkan oleh Al-Khatib mengatakan, bahwa Rasulallah saw. bersabda: "Aku Imam kaum muslimin dan sayyid kaum yang bertaqwa".

Sebuah hadits yang dengan terang mengisyaratkan keharusan menyebut nama Rasulallah saw. diawali dengan kata sayyidina diketengahkan oleh Al-Hakim dalam Al-Mustadrak. Hadits yang mempunyai isnad shohih ini berasal dari Jabir bin 'Abdullah ra. yang mengatakan sebagai berikut:

"Pada suatu hari kulihat Rasulallah saw. naik keatas mimbar. Setelah memanjatkan puji syukur kehadirat Allah saw. beliau bertanya : 'Siapakah aku ini ?' Kami menyahut: Rasulallah ! Beliau bertanya lagi: 'Ya, benar, tetapi siapakah aku ini ?'. Kami menjawab : Muhammad bin 'Abdullah bin 'Abdul-Mutthalib bin Hasyim bin 'Abdi Manaf ! Beliau kemudian menyatakan : 'Aku sayyid anak Adam….'."

Riwayat hadits ini menjelaskan kepada kita bahwa Rasulallah saw. lebih suka kalau para sahabatnya menyebut nama beliau dengan kata sayyid. Dengan kata sayyid itu menunjukkan perbedaan kedudukan beliau dari kedudukan para Nabi dan Rasul terdahulu, bahkan dari semua manusia sejagat.

Semua hadits tersebut diatas menunjukkan dengan jelas, bahwa Rasulallah saw. adalah sayyid anak Adam, sayyid kaum muslimin, sayyid dua alam (al-'alamain), sayyid kaum yang bertakwa. Tidak diragukan lagi bahwa menggunakan kata sayyidina untuk mengawali penyebutan nama Rasulallah saw. merupakan suatu yang dianjurkan bagi setiap muslim yang mencintai beliau saw.


Para sahabat Nabi juga menggunakan kata sayyid untuk saling menyebut nama masing-masing, sebagai tanda saling hormat-menghormati dan harga-menghargai. Didalam Al-Mustadrak Al-Hakim mengetengahkan sebuah hadits dengan isnad shohih, bahwa "Abu Hurairah ra. dalam menjawab ucapan salam Al-Hasan bin 'Ali ra. selalu mengatakan "Alaikassalam ya sayyidi". Atas pertanyaan seorang sahabat ia menjawab: 'Aku mendengar sendiri Rasulallah saw. menyebutnya (Al-Hasan ra.) sayyid' ".



[Arman] : Mas Hendy, jawaban anda lagi-lagi maaf --- sangat out of contect --- artinya anda sama sekali tidak menjawab pertanyaan saya. Coba anda periksa ulang apa yang saya tanyakan dan tolong dijawab apa yang saya tanya. Saya tidak mau berputar-putar dengan segala hal yang tidak ada kaitannya dengan pertanyaan saya dan memang apa yang anda paparkan sama sekali -- sekali lagi --- tidak menjawab. Saya ulangi pertanyaan saya yang kedua ini karena teks anda terlalu panjang ....

Silahkan perlihatkan pada saya, satu hadis mana saja mengenai contoh langsung dari Nabi Saw menyangkut pengucapan sholawat terhadap beliau yang mempergunakan kata "Sayyidina".

 



(Ingat, saya meminta hadis Nabi bukan ucapan atau contoh orang-orang diluar beliau seperti Imam Al-Ghazali dan lain sebagainya, karena patokan kita disini dalam beragama dan berteladan adalah Nabi bukan mereka sebagaimana jelas dinyatakan oleh Al-Qur'an surah Al-Ahzab ayat 21)



Hadis sudah saya berikan sesuai permintaan mas Armansyah. Saya sendiri ingat, ketika mas Arman pernah memposting tentang Ketika Kiai Dipertuhankan. Saya tidak mempertuhankan ulama atau kiai, tapi kalau ilmu kita tidak cukup atau malah sama sekali tidak tahu, apa bisa langsung belajar dari Al Qur'an ? Sedangkan dalam tata cara pembacaannya atau penafsirannya pun ada aturan-aturannya. Bagi saya yang merasa belum cukup ilmu, mendingan bertaklid kepada ulama, daripada menafsirkan ayat2 atau hadis berdasarkan fikiran sendiri.


[Arman] : Ini bukan soal penafsiran tetapi soal rujukan utama yang memang ada contoh langsung dari Rasul mengenai pengucapan shawalat kepada beliau Saw.

Oke, kalau mas Hendy masih bingung, ini saya permudah dan kasih salah satu rujukan situs berisi sejumlah ucapan shawalat yang kontentnya DIAJARKAN OLEH NABI : http://www.cybermq.com/pustaka/detail/tauhid/175/ ;

Tolong mas Hendy periksa dan koreksi saya dimana ada dari contoh-contoh ucapan shalawat yang diajarkan oleh Nabi disana ada penggunaan lafal "Sayyidina".



 

 

Dibawah ini saya tampilkan satu hadis secara utuh yang jelas dan transparan dari Rasulullah tentang pengucapan sholawat kepada beliau dalam huruf latin dan Arab ... harap disimak :

Rasulullah Saw datang kepada kami, sedang kami berada dalam majelis Sa'ad bin 'Ubadah. Lalu Basyir bin Sa'ad bertanya : Allah Ta'ala menyuruh kami sholawat untuk engkau, ya Rasulullah, bagaimana caranya kami bersholawat untuk engkau ? ; Rasulullah Saw menjawab : Ucapkanlah : Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau melimpahkan kepada keluarga Ibrahim. Dan berilah keberkahan kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau melimpahkan keberkahan kepada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkaulah terpuji dan Mulia (Allahumma Sholli 'alaa Muhammad Wa'ala Aali Muhammad kama Sholayta 'ala aali Ibroohim wabariq 'aala Muhammad wa'ala aali Muhammad kama baroqta 'ala aali Ibroohim fil 'alaminainnaka hamidumm Madjid). Cara memberi salam adalah sebagaimana yang kamu ketahui." (HR.Muslim dan Abî Mas'ûd Al-Anshari).


 

 

Tolong koreksi saya dalam lafal Arab hadis diatas, dimana ada kata Sayyidina ?


Karena anda menampilkan hadis, di atas pun saya sudah menampilkan hadis sebagai hujjah saya. Jadi tidak perlu bagi saya utk menjawab pertanyaan anda.


[Arman] : Karena apa yang mas Hendy jawab memang tidak menjawab sama sekali semua pertanyaan saya diatas mengenai contoh langsung dari Nabi menyangkut penggunaan lafas Sayyidina terhadap beliau, maka anda tentu saja berkewajiban menjawab mas Hendy.


 

Saya tunggu jawaban anda ! Disini tidak ada nafsi-nafsi bila sudah sangat jelas konteksnya !

 Bagi saya, nafsi-nafsi tetap ada, sepanjang tidak ada titik temu atau adanya perbedaan pendapat atau pandangan





[Arman] : Ini bukan nafsi-nafsi mas Hendy karena rujukannya jelas dan apa yang mas Hendy sampaikan sama sekali tidak ada korelasi dan pembenaran dari pelafasan Sayyidina.




--
Salamun 'ala manittaba al Huda



ARMANSYAH

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
  Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
  Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
     Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

No comments:

Post a Comment