Wednesday, November 25, 2009

[Milis_Iqra] Re: JANGAN MENGUCAPKAN SAYYIDINA DALAM SHOLAT !

Pertama, saya selalu mengatakan bahwa jangan mengucapkan sayyidina pada diri Nabi Muhammad khususnya didalam sholat. Tetapi jika anda cermati, maka disana saya maksudkan juga bahwa diluar sholatpun mestinya kita tidak menggunakan istilah sayyidina pada diri beliau. Sebab konteks shalawat yang jelas hujjah dan dalilnya adalah tanpa embel-embel sayyidina.

Disini tidak ada perbedaan hujjah jika mas Hendy mau kembali pada rujukan yang utamanya, tetapi jika mas Hendy merujuk pada pendapat sianu dan sianu maka jelas kita berbeda hujjah. Tetapi bukankah segala sesuatunya itu mestinya dikembalikan pada sumber utamanya ? Karena sianu dan sianu sangat bisa jadi salah dan keliru, sebab mereka bukan Nabi. Jadi kenapa harus berpatokan pada mereka jika Nabi sendiri justru mengajarkan kalimat sholawat pada diri beliau Saw tanpa embel-embel Sayyidina ?

Jadi ini tidak make sense and rational sama sekali .... tidak ada beda hujjah jika antum mau kembali pada dalil utamanya.



2009/11/26 Ndy Ndy212 <nugraha212@gmail.com>
Walau bagaimanapun dijawab, karena dari awal sudah berbeda hujjah, tentu saja tidak akan selesai-selesai.
Judul thread ini adalah

JANGAN MENGUCAPKAN SAYYIDINA DALAM SHOLAT !



Ada sementara orang terkelabui oleh pengarang hadits palsu yang berbunyi: "Laa tusayyiduunii fis-shalah" artinya "Jangan menyebutku (Nabi Muhammad saw) sayyid didalam sholat". Tampaknya pengarang hadits palsu yang mengatas namakan Rasulallah saw. untuk mempertahankan pendiriannya itu lupa atau memang tidak mengerti bahwa didalam bahasa Arab tidak pernah terdapat kata kerja tusayyidu. Tidak ada kemungkinan sama sekali Rasulallah saw.mengucapkan kata-kata dengan bahasa Arab gadungan seperti yang dilukiskan oleh pengarang hadits palsu tersebut. Dilihat dari segi bahasanya saja, hadits itu tampak jelas kepalsuannya. Namun untuk lebih kuat membuktikan kepalsuan hadits tersebut baiklah kami kemukakan beberapa pendapat yang dinyatakan oleh para ulama.

Dalam kitab Al-Hawi , atas pertanyaan mengenai hadits tersebut Imam Jalaluddin As-Suyuthi menjawab tegas : "Tidak pernah ada (hadits tersebut), itu bathil !".

Imam Al-Hafidz As-Sakhawi dalam kitab Al-Maqashidul-Al-Hasanah menegaskan : " Hadits itu tidak karuan sumbernya ! "

Imam Jalaluddin Al-Muhli, Imam As-Syamsur-Ramli, Imam Ibnu Hajar Al-Haitsami, Imam Al-Qari, para ahli Fiqih madzhab Sayfi'i dan madzhab Maliki dan lain-lainnya, semuanya mengatakan : "Hadits itu sama sekali tidak benar".



Saya rasa sudah cukup bagi saya. Kalau dianggap berputar-putar, silahkan saja. Saya sudah menjawab setiap pertanyaan, kecuali yg terakhir karena ada beberapa hadis yang berbeda yg sdh saya tampilkan.Setahu saya, hadis itu bisa diartikan secara langsung, juga ada yg perlu syarah/penjelasan.

Biasanya kalau ada berdiskusi, ada 3 orang/golongan beda pendapat, karena :
1. Berbeda pendapat karenarujukan ttg dalil
2. Berbeda rujukan karena berbeda ulama yg diikutinya
3. Berbeda pendapat karena punya pendapat sendiri yang sangat diyakininya.

Kalau saya, selama saya belum bisa berijtihad sendiri, saya akan mengikuti ucapan ulama yang tentu saja berpatokan kepada Al-Qur'an dan Hadis. Bukan asal ngikut. Sebab saya percaya, tidak semua orang langsung bisa kalau hanya belajar sendiri, tentu akan membutuhkan orang lain yang dianggap bisa.

Saya ulang lagi dalilnya

Firman Allah swt. dalam surat Al-Anbiya' : 7  yang artinya :

"Maka bertanyalah kepada ahli ilmu jika kalian tidak mengetahui".


Para ulama telah sepakat bahwa ayat ini memerintahkan kepada orang-orang yang tidak mengetahui hukum dan dalilnya agar mengikuti orang-orang yang mengetahui hal tersebut. Para ulama ushul fiqih menjadikan ayat ini sebagai dasar utama bahwa orang yang tidak mengerti (awam) haruslah bertaqlid kepada orang yang alim yang mujtahid.





Kalau begitu, saya sudahi diskusi ini sampai disini.











--
Salamun 'ala manittaba al Huda



ARMANSYAH

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
  Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
  Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
     Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

No comments:

Post a Comment