From: IETJE SRI UMIYATI GUNTUR
Sent: Tuesday, December 15, 2009 5:04 PM
Dear Allz...
Apa kabar ? Semoga menjelang liburan akhir tahun ini semakin sehat dan
semakin bersemangat yaa...hehe...
Kayaknya memang banyak PR kita di akhir tahun ini yang harus diselesaikan.
Ada yang mencapai target...dan ada yang mesti dirancang ulang dengan langkah
dan metoda yang baru. Semoga semua lancar, yaaa....
Oya....kali ini saya ingin berbagi cerita tentang 'nama'. Iya...nama atau
identitas pribadi. Kenapa bagi saya nama ini sangat penting, karena dengan
nama kita akan mempunya image, mempunyai jati diri. Nama di dunia nyata saja
sudah demikian rumitnya, apalagi di dunia maya. Itulah yang ingin saya
sajikan kepada teman dan sahabat saya....
Semoga berkenan....selamat menikmati....
Salam hangat,
Ietje S. Guntur
Art-Living Sos 2009 (A-12
Start : 15/12/2009 10:22:40
Finish : 15/12/2009 15:58:53
SEBUAH NAMA di DUNIA MAYA
Pagi-pagi. Di kantor. Sebelum melakukan apa-apa, tugas pertama saya adalah
membuka komputer. Maksudnya...menyalakan dan melihat isinya. Bukan
membongkarnya lho...hmmm...
Lalu, urutan pertama adalah membuka email . Surat elektronik. Satu persatu
ditelusuri. Ada email internal perusahaan, berkaitan dengan pekerjaan. Ya,
iyalah...dengan perusahaan sebesar ini dan jaringan kantor yang tersebar di
seluruh Indonesia, paling gampang memang berhubungan dengan email....Apalagi
dengan kecanggihan teknologi sekarang, tidak hanya sekedar email, berupa
surat, tetapi foto dan data pun bisa dikirim dan diterima di tujuan dengan
cepat dan akurat....Itu kalau tidak salah alamat... hehehehe...
Kemudian email-email lain...dari teman dan sahabat. Serta dari alamat-alamat
yang tidak jelas identitasnya. Ada yang menawarkan kekayaan sebesar 5 Milyar
( hari gini ??? yang benar saja...kalau dibelikan kerupuk dapat berapa truk
???). Ada yang menawarkan obat kuat buat pria ! Uuuhh...nih pasti salah
sambung. Ada juga yang melemparkan debat kusir tidak jelas mengenai topik
yang provokatif. Nggak penting...langsung hapus. Ada juga...aha...ini
dia...kata-kata mutiara yang manis dan indah...Sayangnya tidak ada nama
pengirimnya. Hanya sebaris kata di bawah 'Kupu-kupu Pengisap Madu'.
Woeee....
Email yang mirip hama di kebun bunga itu langsung saya buang ke keranjang
sampah. Busyeett...butuh waktu tidak kurang dari lima belas menit untuk
mengenyahkan email kategori sampah itu. Dan memberinya tanda, sebagai SPAM.
Jadi lain kali kalau masuk, langsung bisa menuju ke sana...heh heh...
Saya tertarik pada email dari si Kupu-kupu Pengisap Madu ini. Dan saya
perhatikan, emailnya sudah beberapa kali masuk ke dalam inbox email saya.
Lumayan bagus juga kutipan-kutipan yang disalinkannya, yang diunduh atau
di-download entah dari mana. Nggak apa-apalah...yang penting kan isinya.
Bukan si Kupu-kupu itu.
Yang agak mengganggu memang email provokasi yang entah dari mana bisa masuk
ke dalam inbox saya. Administrator IT ( Information Technology...bagian
sistem informasi perusahaan ) di kantor saya pun sudah kewalahan membendung
email dengan identitas yang berubah-ubah ini. Nama milisnya berganti-ganti.
Nama pengirimnya pun tidak jelas siapa. Selain isi emailnya bersumber dari
data yang ngawur, terkadang topiknya malah menimbulkan perdebatan yang tidak
jelas tujuannya ( ya tujuannya memang mungkin untuk itu...memancing
kekisruhan saja).
Beberapa orang yang kemudian saya kirimi email melalui jalur pribadi
ternyata juga sebal dengan kiriman email seperti ini. Tetapi setiap kali
dibuang dan diberi tanda SPAM, dia akan muncul lagi dengan nama baru. Ini
sangat mengganggu dan jelas sangat membuang waktu untuk menekan tanda delete
pada keyboard komputer.
♥
Melihat email yang bertebaran di dalam inbox komputer , saya jadi
mengernyitkan dahi sedikit...(jarang-jarang lho saya mengernyitkan
dahi...hehehe...).
Dunia maya dengan segala emailnya memang dunia tanpa batas. Setiap orang
bisa membuat alamat email dengan segala nama atau sebutan yang dia sukai.
Boleh Kupu-kupu pengisap madu...boleh Pendekar penebar pesona...boleh
Bidadari dari Langit ke tujuh. Atau yang agak heroik...misalnya Pendekar
Pembela Kemiskinan...atau yang agak narsis sedikit...Si Ganteng dari
Jembatan Semanggi ...(mungkin yang ini pasangannya si Manis Jembatan Ancol
!).
Membuat alamat email atau akun memang bebas. Tidak ada yang melarang kita
mau menggunakan nama apa saja. Itu sekedar nama. Sekedar agar orang lain
mengetahui jati diri kita. Mau benar atau mau palsu, itu adalah urusan lain.
Namun demikian, bila kita menggunakan alamat email ini di dalam urusan yang
formal, seperti di kantor saya. Bukan hanya nama yang harus asli, tetapi
unit kerja dan nomor telepon pun wajib dicantumkan di dalam identitasnya.
Ini selain sebagai persyaratan kelengkapan administrasi pengguna alamat
email, juga untuk menghindari kesalahan pengiriman surat atau data ke pihak
yang salah. Misalnya untuk nama Lina, di kantor saya lebih 10 orang
menggunakan nama tersebut. Belum lagi nama populer seperti Budi dan Bambang,
entah berapa puluh orang lagi yang menyandang nama tersebut. Tanpa identitas
unit kerja dan nomor telepon yang jelas, bisa-bisa salah sambung...dan tentu
saja akibatnya bisa fatal.
Untuk perusahaan yang memiliki tingkat kerahasiaan tinggi seperti perusahaan
tempat saya bekerja, kesalahan pengiriman data bukan hanya sekedar urusan
salah pencet atau salah ketik. Tetapi bisa-bisa dikenakan dakwaan yang
melanggar pasal sekian-sekian dari undang-undang tentang kerahasiaan data.
Jadi jelas, urusan identitas di sini bukan urusan main-main.
Tentu akan beda masalahnya dalam urusan informal. Seperti di milis-milis
komunitas. Kita bisa lebih bebas menuliskan identitas semau kita. Apalagi
kalau milis model abal-abal yang tiap bulan berubah identitas agar tidak
terlacak sebagai SPAM. Nama semodel Pendekar Pemetik Bunga atau Kupu-kupu
Pengisap Madu akan laris manis silih berganti mengisi milis seperti ini.
Tetapi dari pengalaman saya, beberapa milis dari komunitas yang formal
mewajibkan anggotanya untuk mengisi data pribadi, dengan nama dan identitas
yang asli, lengkap dengan nomor telepon, dan kalau perlu dilengkapi dengan
blog atau website yang dimiliki. Gunanya agar ketika bertukar informasi atau
mempublikasi suatu topik, akan jelas siapa yang mengirim dan
bertanggungjawab atas isi surat elektronik tersebut.
Jadi sebetulnya, tidak hanya dalam organisasi perusahaan yang memang peduli
dengan ketertiban administrasi, di dalam milis komunitas tertentu juga
sangat peduli dengan identitas yang jelas dari anggotanya. Tak hanya itu.
Mereka pun memiliki aturan sangat ketat terhadap anggotanya, karena mereka
sadar bahwa milis komunitas mereka memiliki integritas terhadap keberadaan
dan visi terbentuknya komunitas dunia maya tersebut.
Mereka sangat concern terhadap image yang akan terbentuk dari persepsi
masyarakat, paling tidak pengguna milis tersebut. Dan dengan hati-hati
mereka mengelola keanggotaannya, agar tetap dapat saling bertukar informasi
secara terbuka dan transparan dalam koridor etika berkomunikasi yang telah
disepakati. Mereka sangat menghargai kepercayaan anggotanya terhadap anggota
lain, sehingga bila terjadi silang pendapat, tidak ada anggota yang berkata
," Waaah...ndak jelas siapa yang nulis !"
♥
Menyimak pentingnya nama sebagai identitas pribadi di dalam komunikasi dunia
maya, saya jadi merenung.
Nama memang milik pribadi. Di balik nama itu ada sebuah pribadi yang ingin
tampil di dunia maya, dunia di mana tidak ada tatapan mata yang langsung
atau persentuhan secara fisik. Menampilkan nama sebagai identitas memiliki
konsekwensi bahwa kita akan dikenal. Secara positif mau pun negatif.
Menampilkan diri seutuhnya, apa adanya, memang ada resikonya.
Ketika kita tampil memikat dan menyenangkan orang banyak, tidak jarang kita
akan menerima limpahan pujian dan sanjungan. Baik pujian yang disampaikan
secara terbuka di tataran milis, maupun melalui jalur pribadi. Sebaliknya,
kalau kita tampil dengan tulisan (ya namanya milis...mail list...pasti yang
nongol tulisan atau gambar)...yang kurang menyenangkan, kurang bagus, kurang
berkenan di hati orang banyak...ehemm, jangan kuatir...dalam waktu tidak
terlalu lama akan muncul kritik, protes, bahkan boleh jadi cercaan yang
memerahkan wajah dan telinga.
Berdasarkan pertimbangan resiko itulah, banyak orang yang memilih tidak
menampilkan nama asli atau identitas pribadinya ke ranah maya. Mereka
bersembunyi di balik nama-nama rekaan yang terkesan netral atau bahkan
semodel Kupu-kupu Pengisap Madu tadi. Resiko dipuji atau dikritik pun bisa
mereka terima dengan tangan terbuka, karena mereka toh bisa berkilah ," Itu
bukan saya ! Yang dipuji dan dikritik itu adalah Si Kupu-kupu!"
Ini memang salah satu teknik avoidance conflict yang sering dipergunakan
oleh orang-orang yang rendah hati atau rendah diri. Ketidakmampuan mereka
menerima diri, diselubungi dengan nama atau identitas yang berbeda dengan
dirinya. Sehingga, dia tetap dapat eksis, dapat tetap tampil, tapi dalam
perlindungan nama lain yang akan menerima resiko dari perbuatannya.
Kita sebagai pribadi yang sudah memutuskan untuk tampil di forum dunia maya
yang formal, tentu tidak mau menjadi seseorang yang seperti si Kupu-kupu
Pengisap Madu. Apalagi bila milis komunitas kita adalah milis yang terbuka
keanggotaannya, dengan tata aturan main yang jelas, dengan kedekatan emosi
dan pikiran yang dijalin melalui pertemuan atau kopdar ( kopi darat)
komunitas....kita tentu sangat ingin kita dikenal sebagaimana kita apa
adanya. Nama, yang kita sandang, siapa pun itu adalah identitas diri kita.
Dengan nama itu kita eksis, dengan nama itu kita tampil, dan dengan nama itu
kita menjalin hubungan dengan sesama anggota milis atas dasar saling
percaya.
Kalau bukan kita sendiri yang menghargai nama kita, bagaimana orang lain
dapat menghargai diri kita ?
Untuk apa kita bersembunyi di balik identitas Kupu-kupu Pengisap Madu, kalau
kita punya jati diri yang layak ditampilkan di forum.
Mari masuk ke dunia maya....Mari tampilkan diri kita yang sebenarnya. Hargai
nama kita. Hargai identitas kita. Okeyyyy....???
♥♥♥
Jakarta, 15 Desember 2009
Salam hangat,
Ietje S. Guntur
Special note :
Terima kasih untuk sahabat-sahabat milis dan para moderator yang luar
biasa...mas Hendry , mbak Lina, mbak Ayu, mbak Lilla, Kang Husni–
Trainersclub, mbak Lies-Profec, Mas Teddy-Indonesia NLP, mas Ronny-Lingkar
LOA , Cak Masbukhin dan cak Eko-Bizmart, Bang Charles, mbak
Ellies-Excellent, mas Jojo, Mas Eko Jalu-Motivasi Indonesia, Mas Harry-MOCI
dan RUBI, Mas Pandu-Karl May Indonesia, mas Boku-PsiUnpad...dan milis-milis
tempat saya mendapat tempat berekspresi dengan leluasa...Manager Indonesia,
Sekolah Kehidupan, HR Opensources, KemahMarComm, IATD, Rumah Ilmu...juga
milis abal-abal yang menginspirasi tulisan ini...thanks bangeeeett untuk
semua penerimaan dan kesempatan yang diberikan kepada saya sebagai anggota
milis yang kadang-kadang nyeleneh juga...hehehe...thanks buat semangat dan
inspirasinya...
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
No comments:
Post a Comment