From: istiqomah iqo
Sent: Wednesday, December 23, 2009 9:28 AM
Pada malam itu, Ana bertengkar dengan ibunya. Karena sangat marah, Ana
segera meninggalkan rumah tanpa membawa apapun. Saat berjalan di suatu
jalan, ia baru menyadari bahwa ia sama sekali tdk membawa uang.
Saat menyusuri sebuah jalan, ia melewati sebuah kedai bakmi dan ia mencium
harumnya aroma masakan. Ia ingin sekali memesan
semangkuk bakmi, tetapi ia tdk mempunyai uang.
Pemilik
kedai melihat Ana berdiri cukup lama di depan kedainya, lalu berkata
"Nona, apakah engkau ingin memesan semangkuk bakmi?" " Ya, tetapi, aku
tidak membawa uang" jawab Ana dengan malu-malu
"Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu" jawab si pemilik kedai. "Silahkan
duduk, aku akan memasakkan bakmi untukmu".
Tidak
lama kemudian, pemilik kedai itu mengantarkan semangkuk bakmi. Ana
segera makan beberapa suap, kemudian air matanya mulai berlinang. "Ada
apa nona?"
Tanya si pemilik kedai.
"tidak apa-apa" aku hanya terharu jawab Ana sambil mengeringkan air matanya.
"Bahkan,
seorang yang baru kukenal pun memberi aku semangkuk bakmi!, tetapi,?
ibuku sendiri, setelah bertengkar denganku, mengusirku dari rumah dan
mengatakan kepadaku agar jangan kembali lagi ke rumah"
"Kau, seorang
yang baru kukenal, tetapi begitu peduli denganku dibandingkan dengan
ibu kandungku sendiri" katanya kepada pemilik kedai.
Pemilik
kedai itu setelah mendengar perkataan Ana, menarik nafas panjang dan
berkata "Nona mengapa kau berpikir seperti itu? Renungkanlah hal ini,
aku hanya memberimu semangkuk bakmi dan kau begitu terharu. Ibumu telah
memasak bakmi dan nasi untukmu saat kau kecil sampai saat ini, mengapa
kau tidak berterima kasih kepadanya? Dan kau malah bertengkar dengannya"
Ana,
terhenyak mendengar hal tersebut. "Mengapa aku tidak berpikir tentang
hal tersebut? Untuk semangkuk bakmi dari orang yang baru kukenal, aku
begitu berterima kasih, tetapi kepada ibuku yg memasak untukku selama
bertahun-tahun, aku bahkan tidak memperlihatkan kepedulianku kepadanya.
Dan hanya karena persoalan sepele, aku bertengkar dengannya.
Ana,
segera menghabiskan bakminya, lalu ia menguatkan dirinya untuk segera
pulang ke rumahnya. Saat berjalan ke rumah, ia memikirkan kata-kata
yang harus diucapkan kepada ibunya. Begitu sampai di ambang pintu
rumah, ia melihat ibunya dengan wajah letih dan cemas. Ketika bertemu
dengan Ana, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah "Ana kau
sudah pulang, cepat masuklah, aku telah menyiapkan makan malam dan
makanlah dahulu sebelum kau tidur, makanan akan menjadi dingin jika kau
tdk memakannya sekarang". Pada saat itu Ana tdk dapat menahan tangisnya
dan ia menangis dihadapan ibunya.
Sekali waktu, kita mungkin
akan sangat berterima kasih kpd orang lain disekitar kita untuk suatu
pertolongan kecil yang diberikan kepada kita. Tetapi kpd org yang
sangat dekat dengan kita (keluarga) khususnya orang tua kita, kita
harus ingat bahwa kita berterima kasih kepada mereka seumur hidup Kita.
~~~
Bagaimanapun,
kita tidak boleh melupakan jasa orang tua kita. Seringkali kita
menganggap mereka merupakan suatu proses alami yang biasa saja. Tetapi
kasih dan kepedulian orang tua kita adalah hadiah paling berharga yang
diberikan kepada kita sejak lahir. Pikirkanlah hal itu !!!
Apakah kita mau menghargai pengorbanan tanpa syarat dari orang tua kita?
~~~
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
No comments:
Post a Comment