Wednesday, December 2, 2009

[Milis_Iqra] Mana Yang Benar Muslim atau Columbus Penemu Benua Amerika

Mana Yang Benar Muslim atau Columbus Penemu Benua Amerika

 

Posted by: "Mujiarto Karuk" mkaruk@yahoo.com

 

Benarkah?

 


Ya benar sekali, dalam sejarah yang tidak terungkap dan tidak pernah
terungkap dan hanya diungkap di kalangan akedemisi yang berhubungan
dengan sejarah, tercatat bahwa suku indian Cherokee mayoritas beragama
muslim. Sebagai bukti bahwa hal itu memang benar, kalau ada rejeki dan
kesempatan bisa berkunjung ke perpustakaan kongres amerika (Library of
Congress) silahkan minta untuk ditunjukkan arsip perjanjian antara
pemerintah AS dan orang-orang indian suku Cherokee pada tahun 1787.
 Disana akan terlihat tanda tangan kepala suku Cherokee saat itu dengan nama Abdel-Khak and Muhammad Ibn Abdullah
 Subhanalloh….
 Kok bisa?
 Sejarahnya panjang,
 Semangat
orang-orang Islam dan Cina saat itu untuk mengenal lebih jauh planet
(tentunya saat itu nama planet belum terdengar) tempat tinggalnya
selain untuk melebarkan pengaruh, mencari jalur perdagangan baru dan
tentu saja memperluas dakwah Islam mendorong beberapa pemberani di
antara mereka untuk melintasi area yang masih dianggap gelap dalam
peta-peta mereka saat itu.
 Beberapa
nama tetap begitu kesohor sampai saat ini bahkan hampir semua orang
pernah mendengarnya sebut saja Tjeng Ho dan Ibnu Batutta, namun
beberapa lagi hampir-hampir tidak terdengar dan hanya tercatat pada
buku-buku akademis.
 Para ahli
geografi dan intelektual dari kalangan muslim yang mencatat perjalanan
ke benua Amerika itu adalah Abul-Hassan Ali Ibn Al Hussain Al Masudi
(meninggal tahun 957), Al Idrisi (meninggal tahun 1166), Chihab Addin
Abul Abbas Ahmad bin Fadhl Al Umari (1300 – 1384) dan Ibn Battuta
(meninggal tahun 1369).
 Menurut
catatan ahli sejarah dan ahli geografi muslim Al Masudi (871 - 957),
Khashkhash Ibn Saeed Ibn Aswad seorang navigator muslim dari Cordoba di
Andalusia, telah sampai ke benua Amerika pada tahun 889 Masehi. Dalam
bukunya, 'Muruj Adh-dhahab wa Maadin al-Jawhar' (The Meadows of Gold
and Quarries of Jewels), Al Masudi melaporkan bahwa semasa pemerintahan
Khalifah Spanyol Abdullah Ibn Muhammad (888 - 912), Khashkhash Ibn
Saeed Ibn Aswad berlayar dari Delba (Palos) pada tahun 889,
menyeberangi Lautan Atlantik, hingga mencapai wilayah yang belum
dikenal yang disebutnya Ard Majhoola, dan kemudian kembali dengan
membawa berbagai harta yang menakjubkan.
 Sesudah
itu banyak pelayaran yang dilakukan mengunjungi daratan di seberang
Lautan Atlantik, yang gelap dan berkabut itu. Al Masudi juga menulis
buku 'Akhbar Az Zaman' yang memuat bahan-bahan sejarah dari
pengembaraan para pedagang ke Afrika dan Asia.
 Dr.
Youssef Mroueh juga menulis bahwa selama pemerintahan Khalifah Abdul
Rahman III (tahun 929-961) dari dinasti Umayah, tercatat adanya
orang-orang Islam dari Afrika yang berlayar juga dari pelabuhan Delba
(Palos) di Spanyol ke barat menuju ke lautan lepas yang gelap dan
berkabut, Lautan Atlantik. Mereka berhasil kembali dengan membawa
barang-barang bernilai yang diperolehnya dari tanah yang asing.
 Beliau
juga menuliskan menurut catatan ahli sejarah Abu Bakr Ibn Umar
Al-Gutiyya bahwa pada masa pemerintahan Khalifah Spanyol, Hisham II
(976-1009) seorang navigator dari Granada bernama Ibn Farrukh tercatat
meninggalkan pelabuhan Kadesh pada bulan Februari tahun 999 melintasi
Lautan Atlantik dan mendarat di Gando (Kepulaun Canary).
 Ibn
Farrukh berkunjung kepada Raja Guanariga dan kemudian melanjutkan ke
barat hingga melihat dua pulau dan menamakannya Capraria dan Pluitana.
Ibn Farrukh kembali ke Spanyol pada bulan Mei 999.
 Perlayaran
melintasi Lautan Atlantik dari Maroko dicatat juga oleh penjelajah laut
Shaikh Zayn-eddin Ali bin Fadhel Al-Mazandarani. Kapalnya berlepas dari
Tarfay di Maroko pada zaman Sultan Abu-Yacoub Sidi Youssef (1286 -
1307) raja keenam dalam dinasti Marinid. Kapalnya mendarat di pulau
Green di Laut Karibia pada tahun 1291. Menurut Dr. Morueh, catatan
perjalanan ini banyak dijadikan referensi oleh ilmuwan Islam.
 Sultan-sultan dari kerajaan Mali di Afrika barat yang beribukota di Timbuktu,
ternyata juga melakukan perjalanan sendiri hingga ke benua Amerika.
Sejarawan Chihab Addin Abul-Abbas Ahmad bin Fadhl Al Umari (1300 -
1384) memerinci eksplorasi geografi ini dengan seksama. Timbuktu  yang
kini dilupakan orang, dahulunya merupakan pusat peradaban, perpustakaan
dan keilmuan yang maju di Afrika. Ekpedisi perjalanan darat dan laut
banyak dilakukan orang menuju Timbuktuatau berawal dari Timbuktu.
 Sultan
yang tercatat melanglang buana hingga ke benua baru saat itu adalah
Sultan Abu Bakari I (1285 - 1312), saudara dari Sultan Mansa Kankan
Musa (1312 - 1337), yang telah melakukan dua kali ekspedisi melintas
Lautan Atlantik hingga ke Amerika dan bahkan menyusuri sungai
Mississippi.
 Sultan Abu Bakari I melakukan eksplorasi di Amerika tengah dan utara dengan menyusuri sungai Mississippian tara tahun 1309-1312. Para  eksplorer
ini berbahasa Arab. Dua abad kemudian, penemuan benua Amerika
diabadikan dalam peta berwarna Piri Re'isi yang dibuat tahun 1513, dan
dipersembahkan kepada raja Ottoman Sultan Selim I tahun 1517. Peta ini
menunjukkan belahan bumi bagian barat, Amerika selatan dan bahkan benua
Antartika, dengan penggambaran pesisiran Brasil secara cukup akurat.
 Bicara
tentang Cherokee tentu saja tidak bisa lepas dari Sequoyah (portait
kiri atas). Seorang asli suku Cherokee yang menghidupkan kembali
Syllabary suku mereka pada 1821. Syllabary adalah semacam aksara
barangkali, bila kita mengenalnya dengan abjad A sampai Z maka suku
Cherokee memiliki cara sendiri untuk aksara-nya. Yang membuatnya sangat
luar biasa adalah ternyata aksara yang ditemukan kembali oleh Sequoyah
mirip sekali dengan aksara Arab (lihat gambar kanan). Beberapa tulisan
cherokee abad ke-7 yang ditemukan terpahat pada bebatuan di Nevada
bahkan sangat mirip dengan tulisan "Muhammad" dalam bahasa Arab.
 Bukti
lainnya adalah, Columbus sendiri mengetahui bahwa orang-orang Carib
(Karibia) adalah pengikut Nabi Muhammad. Dia faham bahwa orang-orang
Islam telah berada di sana terutama orang-orang dari Pantai Barat
Afrika. Mereka mendiami Karibia, Amerika Utara dan Selatan. Namun tidak seperti Columbusyang
ingin menguasai dan memperbudak rakyat Amerika. Orang-Orang Islam
datang untuk berdagang dan bahkan beberapa menikahi orang-orang pribumi.
 Lebih lanjut Columbus  mengakui
pada 21 Oktober 1492 dalam pelayarannya antara Gibara dan Pantai Kuba
melihat sebuah masjid (berdiri di atas bukit dengan indahnya menurut
sumber tulisan lain). Sampai saat ini sisa-sisa reruntuhan masjid telah
ditemukan di KubaMexicoTexas dan Nevada.
 Dan tahukah anda? 2 orang nahkoda kapal yang dipimpin oleh Columbus  kapten
kapal Pinta dan Nina adalah orang-orang muslim yaitu dua bersaudara
Martin Alonso Pinzon dan Vicente Yanex Pinzon yang masih keluarga dari
Sultan Maroko Abuzayan Muhammad III (1362). [THACHER,JOHN BOYD:
Christopher Columbus, New York 1950]
 Dan mengapa hanya Columbus  saja
yang sampai saat ini dikenal sebagai penemu benua amerika? Karena saat
terjadi pengusiran kaum yahudi dari spanyol sebanyak 300.000 orang
yahudi oleh raja Ferdinand yang Kristen, kemudian orang-orang yahudi
menggalang dana untuk pelayaran Columbus  dan
berita 'penemuan benua Amerika' dikirim pertama kali oleh Christopher
Columbus kepada kawan-kawannya orang Yahudi di Spanyol. Pelayaran
Columbus ini nampaknya haus publikasi dan diperlukan untuk menciptakan
legenda sesuai dengan 'pesan sponsor' Yahudi sang penyandang dana.
Kisah selanjutnya kita tahu bahwa media massa dan
publikasi dikuasai oleh orang-orang Yahudi yang bahkan dibenci oleh
orang-orang seperti Henry Ford si raja mobil Amerika itu. Maka tampak
ada ketidak-jujuran dalam menuliskan fakta sejarah tentang penemuan
benua Amerika. Penyelewengan sejarah oleh orang-orang Yahudi yang
terjadi sejak pertama kali mereka bersama-sama orang Eropa menjejakkan
kaki ke benua Amerika.
 Dan tahukah anda? sebenarnya laksam ana Zheng He atau yang di Indonesia lebih dikenal dengan nama laksamana Cheng Ho adalah penemu benua amerika pertama, sekitar 70 tahun sebelum Columbus.
 Sekitar 70 tahun sebelum Columbus  menancapkan benderanya di daratan Amerika, Laksamana Zheng He sudah lebih dulu datang kesana. Para peserta
seminar yang diselenggarakan oleh Royal Geographical Society di London
beberapa waktu lalu dibuat terperangah. Adalah seorang ahli kapal selam
dan sejarawan bernama Gavin Menzies dengan paparannya dan lantas
mendapat perhatian besar.
 Tampil
penuh percaya diri, Menzies menjelaskan teorinya tentang pelayaran
terkenal dari pelaut mahsyur asal Cina, Laksamana Zheng He (kita
mengenalnya dengan Ceng Ho-red). Bersama bukti-bukti yang ditemukan
dari catatan sejarah, dia lantas berkesimpulan bahwa pelaut serta
navigator ulung dari masa dinasti Ming itu adalah penemu awal benua
Amerika, dan bukannya Columbus.
 Bahkan menurutnya, Zheng He 'mengalahkan' Columbusdengan
rentang waktu sekitar 70 tahun. Apa yang dikemukakan Menzies tentu
membuat kehebohan lantaran masyarakat dunia selama ini mengetahui bahwa
Columbus-lah si penemu benua Amerika pada sekitar abad ke-15.
Pernyataan Menzies ini dikuatkan dengan sejumlah bukti sejarah. Adalah
sebuah peta buatan masa sebelumColumbus  memulai
ekspedisinya lengkap dengan gambar benua Amerika serta sebuah peta
astronomi milik Zheng He yang dosodorkannya sebagai barang bukti itu. Menzies menjadi sangat yakin setelah meneliti akurasi benda-benda bersejarah itu.
 ''Laksana
inilah yang semestinya dianugerahi gelar sebagai penemu pertama benua
Amerika,'' ujarnya. Menzies melakukan kajian selama lebih dari 14
tahun. Ini termasuk penelitian peta-peta kuno, bukti artefak dan juga
pengembangan dari teknologi astronomi modern seperti melalui program
software Starry Night.
 Dari
bukti-bukti kunci yang bisa mengubah alur sejarah ini, Menzies
mengatakan bahwa sebagian besar peta maupun tulisan navigasi Cina kuno
bersumber pada masa pelayaran Laksamana Zheng He. Penjelajahannya
hingga mencapai benua Amerika mengambil waktu antara tahun 1421 dan
1423. Sebelumnya armada kapal Zheng He berlayar menyusuri jalur selatan melewati Afrika dan sampai ke Amerika Selatan.
 Uraian
astronomi pelayaran Zheng He kira-kira menyebut, pada larut malam saat
terlihat bintang selatan sekitar tanggal 18 Maret 1421, lokasi berada
di ujung selatan Amerika Selatan. Hal tersebut kemudian direkonstruksi
ulang menggunakan software Starry Night dengan membandingkan peta
pelayaran Zheng He.
 "Saya
memprogram Starry Night hingga masa di tahun 1421 serta bagian dunia
yang diperkirakan pernah dilayari ekspedisi tersebut," ungkap Menzies
yang juga ahli navigasi dan mantan komandan kapal selam angkatan laut
Inggris ini. Dari sini, dia akhirnya menemukan dua lokasi berbeda dari pelayaran ini berkat catatan astronomi (bintang) ekspedisi Zheng He.
 Lantas
terjadi pergerakan pada bintang-bintang ini, sesuai perputaran serta
orientasi bumi di angkasa. Akibat perputaran bumi yang kurang sempurna
membuat sumbu bumi seolah mengukir lingkaran di angkasa setiap 26 ribu
tahun. Fenomena ini, yang disebut presisi, berarti tiap titik kutub
membidik bintang berbeda selama waktu berjalan. Menzies menggunakan
software untuk merekonstruksi posisi bintang-bintang seperti pada masa
tahun 1421.
 "Kita sudah memiliki peta bintang Cina kuno namun masih membutuhkan penanggalan petanya," kata Menzies. Saat
sedang bingung memikirkan masalah ini, tiba-tiba ditemukanlah
pemecahannya. "Dengan kemujuran luar biasa, salah satu dari tujuan yang
mereka lalui, yakni antara Sumatra  dan Dondra Head, Srilanka, mengarah ke barat."
 Bagian
dari pelayaran tersebut rupanya sangat dekat dengan garis katulistiwa
di Samudera Hindia. Adapun Polaris, sang bintang utara, dan bintang
selatanCanopus,
yang dekat dengan lintang kutub selatan, tercantum dalam peta. "Dari
situ, kita berhasil menentukan arah dan letak Polaris. Sehingga
selanjutnya kita bisa memastikan masa dari peta itu yakni tahun 1421,
plus dan minus 30 tahun."
 Atas
temuan tersebut, Phillip Sadler, pakar navigasi dari
Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics, mengatakan perkiraan
dengan menggunakan peta kuno berdasarkan posisi bintang amatlah
dimungkinkan. Dia juga sepakat bahwa estimasi waktu 30 tahun, seperti
dalam pandangan Menzies, juga masuk akal.
 Selama ini, masyarakat dunia mengetahui kiprah Zheng He sebagai penjelajah ulung. Dia terlahir di Kunyang, kota  yang
berada di sebelah barat daya Propinsi Yunan, pada tahun 1371.
Keluarganya yang bernama Ma, adalah bagian dari warga minoritas Semur.
Mereka berasal dari kawasan Asia Tengah serta menganut agama Islam.
Ayah dan kakek Zheng He diketahui pernah mengadakan perjalanan haji ke
Tanah Suci Makkah. Sementara Zheng He sendiri tumbuh besar dengan
banyak mengadakan perjalanan ke sejumlah wilayah. Ia adalah Muslim yang
taat.
 Yunan
adalah salah satu wilayah terakhir pertahanan bangsa Mongol, yang sudah
ada jauh sebelum masa dinasti Ming. Pada saat pasukan Ming menguasai
Yunan tahun 1382, Zheng He turut ditawan dan dibawa keNanjing.
Ketika itu dia masih berusia 11 tahun. Zheng He pun dijadikan sebagai
pelayan putra mahkota yang nantinya menjadi kaisar bernama Yong Le. Nah
kaisar inilah yang memberi nama Zheng He hingga akhirnya dia menjadi
salah satu panglima laut paling termashyur di dunia.(Early Tokyo/sbl)
Please visit my blog www.cupitebet. blogspot. com www.liriksolawat. com

Thanks



Lebih Bersih, Lebih Baik, Lebih Cepat - Rasakan Yahoo! Mail baru yang Lebih Cepat hari ini! --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
  Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
  Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
     Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

No comments:

Post a Comment