Tuesday, December 1, 2009

[Milis_Iqra] Re: Fwd: [Tauziyah] Negeri Syams dan fitnah Dajjal

Pertanyaan
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Berapa lama batas waktu tinggalnya Dajjal di muka bumi ?

Jawaban.
Lamanya Dajjal tinggal di muka bumi hanya empat puluh hari. Akan tetapi sehari seperti setahun, sehari seperti sebulan dan sehari seperti seminggu. Seluruh hari-hari yang dilaluinya seperti hari-hari yang kita lalui sekarang. Demikianlah yang dituturkan oleh Nabi صلی الله عليه وسلم. Para sahabat pernah bertanya kepada Nabi, "Ya Rasulullah, hari yang seperti setahun ini, apakah cukup shalat sehari saja ?" Beliau menjawab, "Tidak! Kira-kirakanlah saja !"

Perhatikanlah contoh seperti ini agar kita bisa mengambil pelajaran bagaimana para sahabat senantiasa membenarkan Rasulullah صلی الله عليه وسلم. Mereka tidak mau mentahrif (merubah atau menyelewengkan makna) atau menta'wil atau mengatakan bahwa hari tidak mungkin molor, karena matahari itu senantiasa beredar pada porosnya dan tidak berubah, akan tetapi memanjang lantaran banyak kesulitan yang terjadi pada hari itu atau karena hari itu sungguh melelahkan. Mereka tidak mengatakan demikian sebagaimana yang dikatakan oleh orang-orang sok pintar, akan tetapi membenarkan bahwa hari itu setahunnya juga dua belas bulan secara hakiki tanpa perlu ditahrif ataupun di ta'wil.

Demikianlah mestinya seorang mukmin yang hakiki senantiasa tunduk terhadap apa yang diberikan oleh Allah dan RasulNya berupa masalah-masalah ghaib meskipun akalnya tidak sampai. Mereka tahu bahwa apa yang diberitakan oleh Allah dan RasulNya tidak mungkin sesuatu yang mustahil secara akal akan tetapi akal yang tidak sampai karena tak mampu mengetahuinya. Rasulullah صلی الله عليه وسلم memberitahukan bahwa hari pertama dari hari-hari yang dilalui oleh Dajjal adalah seperti setahun. Sekiranya hadits ini dibaca oleh roang-orang "belakangan" (muta'akhirin) yang mengaku sebagai kaum intelektual, mereka akan mengatakan, bahwa panjangnya hari itu merupakan majaz dari keletihan dan kesulitan yang ada pada hari itu, karena hari-hari bahagia adalah pendek sedangkan hari-hari sial adalah panjang.

Berbeda dengan para sahabat رضي الله عنهم yang karena kejernihan hati dan ketundukan mereka menerima apa adanya dan mengatakan dengan polos bahwa Dzat yang telah menciptakan matahari menjadikannya berputar selama dua puluh empat jam sehari semalam kuasa untuk menjadikannya berputar selama dua belas bulan, karena Pencipta itu hanya satu dan Dia Maha Kuasa. Karena itulah mereka menerima dan pasrah, sedangkan yang ditanyakan adalah, "Bagaimana kami melakukan shalat !" Mereka menanyakan tentang masalah syar'i yang dibebankan kepada mereka, yaitu shalat.

Demi Allah, ini merupakan hakikat ketundukan dan kepasrahan. Mereka mengatakan, "Ya Rasulullah! Hari yang seperti setahun itu, cukupkah bagi kita shalat sehari saja ?" Beliau menjawab, "Tidak, namun kira-kirakanlah saja !" Subhanallah …. Jika anda mau merenungkan, pasti jelas sekali bawah dien ini benar-benar sempurna dan menyeluruh, karena tidak mungkin ada satu masalahpun yang dibutuhkan oleh manusia sampai hari kiamat melainkan akan dia dapatkan pangkalnya dien ini.

Bagaimana Allah membuat para sahabat itu menanyakan yang demikian ? Ini dimaksudkan agar dien ini menjadi sempurna dan tidak lagi butuh penyempurnaan. Manusia yang hidup di daerah-daerah kutub sekarang ini membutuhkan penjelasan semacam ini, karena disana bisa terjadi malam hari selama enam bulan dan siang hari selama enam bulan pula. Oleh karena itu, mereka membutuhkan hadits ini. Perhatikanlah bagaimana Rasul صلی الله عليه وسلم telah menyampaikan fatwa seperti ini sebelum problema seperti ini terjadi, karena Allah telah berfirman.

"Artinya : Pada hari ini telah Aku sempurnakan bagi kalian din kalian dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku atas kalian" [Al-Ma'idah : 3]

Demi Allah, kalau kita renungkan "Telah Aku sempurnakan din kalian atas kalian", pastilah kita tahu bahwa selamanya tidak akan terdapat satu kekuranganpun. Ia sempurna dari segala sisi. Sedangkan kekurangan ada pada diri kita, entah karena sempitnya akal dan pemahaman kita atau karena adanya kehendak-kehendak yang tidak terarah dan tidak terkendali dari manusia yang hanya ingin memenangkan pendapatnya sehingga ia buta dari kebenaran. Namun kalau saja kita mau perhatikan berdasarkan ilmu dan pengetahuan serta niat baik, pasti akan kita dapatkan bahwa dien ini tidak memerlukan penyempurna dan tidak mungkin muncul satu masalah yang kecil ataupun yang besar melainkan terdapat pemecahannya dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah.

Akan tetapi ketika hawa nafsu telah mendominasi manusia, jadilah sebagian manusia buta dari kebenaran dan kebenaran itu tidak tampak olehnya. Anda akan dapati mereka itu jika muncul suatu peristiwa atau masalah yang belum pernah dikenal sebelumnya secara persis, meskipun jenisnya sama, mereka saling berselisih pendapat lebih dari jumlah jari-jari mereka. Jika hal itu mengandung dua pendapat, ada dapati mereka terdapat sepuluh pendapat. Ini semua karena hawa nafsu telah mendominasi manusia dewasa ini. Seandainya tidak dan niat yang ada adalah lurus, pemahamannya bersih, serta ilmunya luas, tentu kebenaran itu akan jelas.

Pokoknya, bahwa Rasul صلی الله عليه وسلم telah memberitahukan bahwa Dajjal itu akan tinggal selama empat puluh hari, dan setelah empat puluh hari itu turunlah Al-Masih Isa putra Maryam yang dahulu telah dianggkat oleh Allah kepadaNya. Dalam sebuah hadits shahih disebutkan : "Dia (Nabi Isa) akan turun di Menara Putih timur kota Damaskus dengan meletakkan kedua telapaknya pada sayap dua malaikat. Jika kepalanya menunduk keluar aroma dan jika diangkat keluar permata seperti mutiara. Tiada seorang kafirpun yang mendapatkan baunya kecauali ia pasti mati". Ini merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah. Selanjutnya Nabi Isa terus memburu Dajjal sehingga terpojok di Pintu Ludd di Palestina lalu dibunuh di sana. Saat itulah akhir riwayatnya.

Nabi Isa selanjutnya tidak mau menerima agama lain selain Islam dan dia tidak mau menerima jizyah. Dia juga akan menghancurkan salib dan membunuh babi sehingga tiada yang diibadahi dan disembah selain Allah. Bertolak dari sini, jizyah yang diwajibkan oleh umat Islam berakhir sampai di sini, ketika turunnya Isa. Namun tidak bisa dikatakan bahwa ini syari'at Nabi Isa عليه السلام, karena Rasulullah صلی الله عليه وسلم telah memberitahukan hal itu serta menetapkannya. Tidak diberitahukan hal itu serta menetapkannya. Tidak diberlakukannya lagi jizyah setelah turunnya Nabi Isa merupakan Sunnah atau ketetapan Rasulullah صلی الله عليه وسلم, karena sunnah Rasul itu meliputi perkataan, perbuatan serta iqrar (pengakuan). Beliau berbicara tentang Nabi Isa putra Maryam serta memberikan pengakuan, maka ini termasuk sunnahnya. Isa tidaklah membawa syari'at baru dan tidak ada seorangpun yang akan membawa syari'at baru kecuali dengan syari'at Muhammad صلی الله عليه وسلم hingga hari kiamat.

Inilah beberapa hal yang berkaitan dengan Dajjal yang bisa kami terangkan. Kita memohon kepada Allah agar melindungi kita semua dari fitnahnya.

[Disalin dari kitab Fatawa Anil Iman wa Arkaniha, yang di susun oleh Abu Muhammad Asyraf bin Abdul Maqshud, edisi Indonesia Soal-Jawab Masalah Iman dan Tauhid, Pustaka At-Tibyan]
Kategori: Fatawa 'Arkanil Islam
Sumber: http://www.almanhaj.or.id
Tanggal: Kamis, 22 Juli 2004 08:16:48 WIB


2009/12/1 rizal lingga <nyomet123@yahoo.com>
Kami bertanya,"Wahai Rasulullah berapa lama dia berada di bumi?'" beliau saw menjawab,"Empat puluh hari. Sehari bagai setahun, sehari bagai sebulan, sehari bagai satu jum'at dan hari-hari seperti hari-hari kalian."

Dari kalimat Muhammad diatas, sekalipun disebut 40, tapi menjadi tak jelas lagi dengan perkataan satu hari ibarat ini dan itu. Kalau Alkitab bilang hari, ya itu hari, kalau bulan ya bulan, kalau tahun ya tahun, tak ada ibarat yang malah mengaburkan maknanya.

--- On Tue, 12/1/09, satutimotius tujuhbelas <satutimotius.tujuhbelas@gmail.com> wrote:

From: satutimotius tujuhbelas <satutimotius.tujuhbelas@gmail.com>
Subject: [Milis_Iqra] Fwd: [Tauziyah] Negeri Syams dan fitnah Dajjal
To: Milis_Iqra@googlegroups.com
Date: Tuesday, December 1, 2009, 9:37 AM




---------- Forwarded message ----------
From: Dina Fitriyah <difa_barokahdina@yahoo.co.id>
Date: 2009/11/27
Subject: [Tauziyah] Negeri Syams dan fitnah Dajjal
To: tahajjud_call@yahoogroups.com, tauziyah@yahoogroups.com


 

Ustadz Menjawab

bersama Ustadz Sigit Pranowo, Lc.
Cetak |  Kirim |  RSS |  Kirim Pertanyaan

Negeri Syams dan Fitnah Dajjal

Rabu, 22/07/2009 13:06 WIB
Assalamu'alaikum Wr Wb,
Pak Ustadz Yth,
Saya pernah mendengar tentang negeri Syams, yang kalau tidak salah dalam suatu hadits disebutkan sebagai salah satu daerah yang aman dari 'serangan' Dajjal (selain Mekkah & Madinah). Pertanyaan saya :
1. Dimanakah negeri Syams tersebut?
2. Apakah orang-orang yang tidak tinggal di negeri Syams pasti menjadi sasaran fitnah Dajjal? (serta kebalikannya)
3. Apakah hal utama yang perlu kita lakukan untuk membentengi diri / anak keturunan kita dari fitnah Dajjal?
Demikian pertanyaan saya, mohon maaf bila terdapat kekurangan. Terima kasih.
Wassalamu'alaikum Wr Wb,
taufik
taufik

Jawaban

Waalaikumussalam Wr Wb
Saudara Taufik yang dirahmati Allah swt
 
Tempat Keluarnya Dajjal
 
Didalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dari an Nawwas bin Sam'an bahwa Rasulullah saw bersabda,"…. Sesungguhnya dia (dajjal) akan keluar dari sebuah jalan yang terletak antara Syam dan Irak, maka ia berbuat kerusakan di sebelah kanan dan membuat kerusakan disebelah kiri, wahai hamba Allah bersiteguhlah kamu." Kami bertanya,"Wahai Rasulullah berapa lama dia berada di bumi?'" beliau saw menjawab,"Empat puluh hari. Sehari bagai setahun, sehari bagai sebulan, sehari bagai satu jum'at dan hari-hari seperti hari-hari kalian."
Sementara itu, Tirmidzi dan Ibnu Majah meriwayatkan dari Abu Bakar ash Shiddiq bahwa Rasulullah saw bersabda,"Dajjal akan keluar dari bumi sebelah timur, yang disebut Khurasan…"
Al Qurthubi mengatakan,"Terkadang disebutkan bahwa dia (dajjal) keluar dari Khurasan, dan dari Isfahan. Untuk menggabungkannya bahwa tempat pertama keluarnya adalah dari Khurasan di sebuah tempat Isfahan kemudian dia keluar menuju Hijaz antara Irak dengan Syam. (Hasyiayatus Sindiy ala Ibni Majah juz VII hal 437)
Isfahan sendiri—menurut Amin Muhammad Jamal, penulis buku Umur Umat Islam--berada diantara perbatasan Rusia dan Iran sekarang.
 
Syeikh Muhammad Shaleh al Munjid mengatakan bahwa dia (dajjal) keluar dari sebelah timur, diantara tempat fitnah dan kejahatan, sebagaimana sabda Nabi saw,"Fitnah ada di sini." Beliau saw mengisyaratkan ke sebelah timur. Belahan timur merupakan sumber kejahatan dan fitnah, yang akan keluar dari sebelah timur itu, dari Khurasan melintasi Isfahan, masuk ke pulau kecil antara Syam dan Iraq, dan dia tidaklah memiliki keinginan kuat untu memasukinya kecuali Madinah karena di kota inilah terdapat orang yang memberi kabar gembira dan peringatan, yaitu Nabi saw sehingga dia merasa perlu untuk menguasai penduduk Madinah. Akan tetapi kota itu diharamkan baginya sebagaimana sabda Nabi saw,"disetiap pintu masuknya terdapat malaikat yang menjaganya."
Lelaki ini (dajjal) keluar dari tempat antara Syam dan Iraq yang diikuti oleh orang-orang Yahudi Isfahan yang berjumlah 70.000 yang merupakan tentara-tentaranya. Yahudi adalah hamba-hamba Allah yang paling buuk dan paling sesat, mereka mengikuti dajjal, melindungi dan menolongnya. Mereka dan orang-orang yang mengikutinya menjadi tentara-tentaranya. Nabi saw bersabda,"Wahai hamba-hamba Allah bersiteguhlah, wahai hamba-hamba Allah bersiteguhlah." Rasulullah saw menginginkan kita bersiteguh karena keadaan saat itu teramat genting, sehingga Nabi saw berabda,"Barangsiapa yang mendengar dajjal maka dia akan menjauhinya demi Allah sesungguhnya seorang laki-laki akan mendatanginya sementara dia mengira bahwa dirinya adalah seorang yang beriman sehingga dia mengikutinya (dajjal) dikarenakan munculnya berbagai syubuhat." Seorang akan mendatanginya dan mengatakan,"Dia (dajjal) tidaklah menyesatkanku dan tidaklah aku terpengaruh olehnya akan tetapi dajjal terus menunjukkan kepadanya berbagai syubuhat sehingga orang itu mengikutinya. Naudzu billah. (Majmu' Fatawa wa Rosail Ibnu Utsaimin juz II hal 4)
 
Mekah dan Madinah Tidak Terkena Fitnah Dajjal
 
Fitnah dajjal adalah fitnah yang terbesar, sebagaimana yang dirwayatkan oleh Ahmad dari Hisyam bin 'Amir bahwa Rasulullah aw bersabda,"Tidak ada fitnah yang lebih besar dari fitnah dajjal." Serta yang diriwayatkan oleh Imam Muslim,"Semenjak Adam diciptakan sampai berdirinya kiamat tidak ada hal (cobaan) yang lebih besar dari dajjal."
Kemunculannya dari persembunyiannya selama ini—baca : Misteri al-Jassasah di Hadits Dajjal—pada akhir zaman membawa fitnah syubuhat dan syahwat yang luar biasa yang berhasil menundukkan hati dan iman yang lemah dari kaum muslimin, apalagi terhadap orang-orang musyrikin dan atheis.
 
Dan tidaklah satu tempat pun di bumi kecuali tempat itu telah disinggahi oleh dajjal dan menyebarkan berbagai fitnahnya di sana kecuali Mekah dan Thibah (Madinah)
Sebagaimana disebutkan didalam hadits al jassasah yang diriwayatkan oleh Imam Muslim,"…. Aku adalah al masihuddajal dan sesungguhnya aku hampir saja diizinkan untuk keluar. Maka aku akan keluar dan berjalan di muka bumi dan tidak ada satu pun kampung (negeri) kecuali aku memasukinya dalam waktu 40 malam selain Mekah dan Thaibah, kedua negeri itu terlarang bagiku. Setiap kali aku ingin memasuki salah satu dari negeri itu maka aku dihadang oleh malaikat yang ditangannya ada pedang berkilau dan sangat tajam untuk menghambatku dari kedua negeri tersebut. Dan disetiap celahnya terdapat malaikat yang menjaganya.
 
Ia (Fathimah, si perawi hadits) berkata,"Rasulullah saw bersabda sambil menghentakkan tongkatnya diatas mimbar,"Inilah Thaibah, inilah Thaibah, inilah Thaibah (maksudnya kota Madinah). Bukankah aku sudah menyampaikan kepada kalian tentang hal itu?' Orang-orang (para sahabat) menjawab,"Benar." (HR. Muslim)
 
 
Membentengi Diri Dari Fitnah Dajjal
 
Rasulullah saw telah mengajarkan kita bagaimana cara menyelamatkan diri dari fitnah dajjal diantaranya adalah :
 
1. Selalu menjaga doa-doa yang disuruh membacanya oleh Rasulullah saw pada akhir setiap shalat (setelah tahiyat akhir) yaitu :

اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِك مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ ، وَأَعُوذُ بِك مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ ، وَأَعُوذُ بِك مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ ، وَأَعُوذُ بِك مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ

Artinya : "Wahai Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari adzab neraka jahanam, dan aku berlindung kepada-Mu dari adzab kubur, dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah hidup dan mati, dan berlindung kepada-Mu dari fitnah al masihuddajjal."
 
2. Menghafal surat al Kahfi atau sepuluh ayat yang diawalnya atau sepuluh ayat yang diakhirnya. Bahkan orang yang menghafal tiga ayat saja diawal surat al Kahfi, maka ia akan terjaga dari dajjal.
 
Telah bersabda Rasulullah saw,"Barangsiapa yang menghafal sepuluh ayat dari awal surat al Kahfi, maka ia akan terjaga dari fitnah dajjal." (HR. Muslim, Ahmad dan Tirmidzi)
Sedangkan didalam hadits Muslim dan Abu Daud disebutkan,"sepuluh ayat diakhir surat al Kahfi." Dan didalam hadits yang lain disebutkan,"tiga ayat dari awal surat al Kahfi."
Barangsiapa yang ditakdirkan oleh Allah melihat dajjal hendaklah ia meludahi mukanya seakan-akan ia adalah Khindzib, yaitu setan penggangu shalat.. Dan hendaklah ia membaca ayat-ayat awal atau akhir dari surat al Kahfi, semoga Allah menyelamatkannya dari dajjal.
 
3. Barangsiapa yang mendengar kemunculan dajjal, hendaklah ia berlindung ke kota Madinah atau Mekah, karena kedua negeri itu tidak akan dapat dimasuki oleh dajjal.
 
4. Barangsiapa yang tidak mampu melakukan tiga hal diatas maka hendaklah ia lari dari depan dajjal, karena ia tidak akan membahayakannya dengan tetap berdzikir dan berdoa. (Umur Umat Islam hal 117 – 118)
Wallahu A'lam
 

(Arsip Ustadz Menjawab)

5 Terpopuler

5 Terbaru

http://www.eramuslim.com/ustadz-menjawab/dimanakah-negeri-syams-itu.htm



Lebih Bersih, Lebih Baik, Lebih Cepat - Rasakan Yahoo! Mail baru yang Lebih Cepat hari ini!

__._,_.___
*************************************
Mau belajar Al-Islam dan berita2 sekitar dunia Islam ?? silahkan klik disini : tauziyah-subscribe@yahoogroups.com  Atau mau melihat artikel sebelumnya silahkan kunjungi web-site kami : www.tauziyah.com
.

__,_._,___







--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
  Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
  Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
     Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

No comments:

Post a Comment