Sunday, December 6, 2009

[Milis_Iqra] Re:

Maaf sebelumnya, saya yang minim baca sejarah mau sedikit berkomentar, soalnya aga2 janggal aja gtu membacanya.

1. Apakah penulis sebagai seorang muslim ato non muslim ?
2. Jika seorang muslim tulen, mengapa lebih percaya kepada alkitab dan bukti sejarah dari pada al-qur'an dan hadits?
3. Jika seorang muslim tulen, mengapa lebih percaya kepada orang israel, walaupun bangsa ini cermat, cerdas, tapi jangan salah, bangsa ini juga bangsa yang suka melanggar perjanjian, bangsa yg suka memutar balikan fakta, mengusir orang palestina, mengklaim tanah palestina, melarang umat islam beribadah di tempat ibadahnya sendiri masjid al-aqsha) dan masih banyak lagi pelanggaran2 yang dibuat bangsa israel ini?




2009/12/6 abdi yono <boiran2000@yahoo.co.uk>

KEISTIMEWAAN AIR ZAMZAM ( Benarkah Nabi Ibrahim pernah ke Mekkah? )
Sunday, 6 December, 2009 0:27
From:
"abdi yono" <boiran2000@yahoo.co.uk>
Add sender to Contacts
To:
milis_iqra@googlegroups.com
Cc:
abdullah_abu@hotmail.com, rudi_jambaq@yahoo.com


KEISTIMEWAAN AIR ZAM-ZAM

Oleh
Ustadz Mu'tashim
http://www.almanhaj.or.id/content/2581/slash/0


SEJARAH MUNCULNYA ZAM-ZAM
Disebutkan oleh Imam al Bukhari dalam Shahih-nya, dari hadits Ibnu
'Abbas. Suatu saat, ketika berada di Mekkah, Nabi Ibrahim menempatkan
istrinya Hajar dan anaknya Ismail di sekitar Ka`bah, di suatu pohon
besar yang berada di atas sumur Zam-Zam. Waktu itu, tidak ada
seorangpun di Mekkah, melainkan mereka bertiga. Setelah Nabi Ibrahim
Alaihissalam meletakkan kantong berisi kurma dan air, iapun beranjak
pergi. Namun Hajar mengikutinya seraya mengatakan,"Wahai Ibrahim,
kemanakah engkau akan pergi dengan meninggalkan kami sendiri di tempat
yang tiada manusia lain, atau yang lainnya?"

Pertanyaan itu ia ulangi terus, tetapi Nabi Ibrahim tidak menengok
kepadanya. Sampai akhirnya Hajar berseru kepadanya,"Apakah Allah yang
menyuruhmu melakukan hal ini?"

"Ya," jawab Nabi Ibrahim.

"Kalau begitu, Allah tidak akan menyengsarakan kami," seru Hajar.
Kemudian kembalilah Hajar ke tempatnya, dan Nabi Ibrahim terus
melanjutkan perjalanannya.

Sesampainya di Tsaniyah -jalan bebukitan, arah jalan ke Kada`.
Rasulullah ketika memasuki Mekkah juga melewati jalan tersebut- dan
keluarganya tidak dapat melihatnya lagi, Nabi Ibrahim q menghadap ke
arah Baitullah, lalu mengangkat kedua tangannya seraya berdoa : "Ya
Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku
di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau
(Baitullah) yang dihormati. Ya Tuhan kami, (yang demikian itu) agar
mereka mendirikan shalat. Maka jadikanlah hati sebagian manusia
cenderung kepada mereka, dan beri rizkilah mereka dari buah-buahan,
mudah-mudahan mereka bersyukur" [Ibrahim/14 : 37]

Ibunda Ismail menyusui anaknya dan meminum dari kantong air tersebut.
Hingga akhirnya air itupun habis, dan anaknya kehausan. Dia melihat
anaknya dengan penuh cemas, karena terus menangis. Dia pun pergi untuk
mencari sumber air, karena tidak tega melihat anaknya kehausan.

Pergilah dia menuju bukit terdekat, yaitu bukit Shafa, dan berdiri di
atasnya. Pandangannya diarahkan ke lembah di sekelilingnya, barangkali
ada orang disana. Akan tetapi, ternyata tidak ada.

Dia pun turun melewati lembah sampai ke bukit Marwa. Berdiri di atasnya
dan memandang barangkali ada manusia di sana? Tetapi, ternyata tidak
juga. Dia lakukan demikian itu hingga tujuh kali.

Ketika berada di atas bukit Marwa, dia mendengar ada suara, dia berkata
kepada dirinya sendiri, "Diam!" Setelah diperhatikannya ternyata memang
benar dia mendengar suara, kemudian dia pun berkata, "Aku telah
mendengar, apakah di sana ada pertolongan?"

Tiba-tiba dia melihat Malaikat Jibril, yang mengais tanah dengan
kakinya (atau dengan sayapnya, sebagaimana disebutkan dalam riwayat
yang lain), kemudian memukulkan kakinya di atasnya. Maka keluarlah
darinya pancaran air.

Hajar pun bergegas mengambil dan menampungnya. Diciduknya air itu
dengan tangannya dan memasukkannya ke dalam tempat air. Setelah
diciduk, air tersebut justru semakin memancar. Dia pun minum air
tersebut dan juga memberikan kepada putranya, Ismail. Lalu Malaikat
Jibril berkata kepadanya, "Jangan takut terlantar. Sesungguhnya, di
sinilah Baitullah yang akan dibangun oleh anak ini (Ismail) bersama
ayahnya. Dan sesungguhnya, Allah tidak akan menelantarkan hambanya."




Benarkah Nabi Ibrahim Pernah ke Mekah?

Hanya berdasarkan QS.3:96 umat Islam mengklaim bahwa
Ibrahim pernah tinggal di Mekkah bersama Ismail mendirikan
ka'bah.Benar-benar mustahil tokoh besar/nabi besar sekaliber
Ibrahim tidak meninggalkan jejak apapun ditempat yang
pernah didiami selama puluhan tahun,para ilmuwan/
arkeolog benar-benar merasa putus asa dalam penye-
lidikan selama puluhan tahun tanpa menemukan bukti
sedikitpun tentang sosok yang dianggap bapak leluhur
umat beragama samawi.


Penyelidikdn para arkeolog terhadap reruntuhan yang menurut cerita
dari mulut kemulut adalah tempat dimana Nabi Ibrahim dan keluarganya
tinggal juga tidak menemukan jejak-jejak dan sampah peninggalan sosok
Ibrahim,padahal sampah peninggalan manusia yang terus bertahan dan
tidak dirusakkan oleh waktu.


Sungguh aneh dan mustahil seorang tokoh besar yang juga dikenal
sebagai utusan Allah tidak meninggalkan jejak sedikitpun dimana
daearah tempat bermukimnya,tapi demi mempertahankan pendapatnya
umat muslim tetap mengklaim bahwa Ibrahim pernah tinggal di Mekkah
dan bersama anaknya Ismael mendirikan kabah. Yang demikian memang
sudah menjadi tipikal umat Islam untuk mempertahankan argumentnya
demi agamanya meskipun tanpa disertai bukti-bukti yang otentik.

Begitu juga peristiwa besar seperti pembangunan rumah Allah (ka'bah)
bisa terlewatkan oleh bangsa Israel yang terkenal paling cermat
dan super teliti dalam mencatat setiap peristiwa yang terjadi,dan
tidak satupun kitab tradisi Yahudi maupun buku sejarah sekuler pernah mencatat bahwa Abraham bersama keluarganya pernah berdiam di Mekkah
seperti klaim umat Muslim.

Bapak leluhur pertama bangsa Arab ialah Qahtan atau
Yoktan. Nama beberapa putranya dipakai untuk menamai
tempat-tempat geografis Arabia pada masa itu,seperti
Sheba,Hajarmaveth,Ophir dan Havilah.
Sumber leluhur ketiga datang dari keponakan Abraham
yaitu Lot (Luth)melalui dua putrinya yang menjadi
bani Moab dan bani Ammon. Dan sumber leluhur keempat
berasal dari adik kembar Yakub yaitu Esau.
Dan hampir semua orang melupakan sumber leluhur yang
terakhir yakni dari istri ketiga Abraham yaitu Keturah
yang melahirkan enam putera yang juga menjadi nenek
moyang sebagian suku bangsa Arab.

Keluarga Abraham tinggal di Mesopotamia dinegeri orang
Kasdim,kemudian keluar dari negeri tersebut berangkat
ketanah Kanaan lalu terus ke Sikhem,ditempat inilah
yaitu More bukan di Mekkah,Abraham mendirikan mesbah
bagi Tuhan yang menampakkan diri kepadanya.
Ditengah kelaparan yang melanda Abraham sekeluarga
sempat tinggal sementara di Mesir dan selanjutnya
ke Negeb dan akhirnya menetap di di Kanaan,dan kem-
bali mendirikan mesbah di Mamre dekan Hebron (tidak
di Mekkah),sempat juga tinggal di Bersyeba dan kemu-
dian mati dan dikuburkan di gua Makhpela sebelah
timur Mamre yang sampai sekarang makamnya dijadikan
tempat ziarah bagi orang-orang yang menjunjung Abra-
ham.Jadi dimana pun tidak pernah ada bukti/prasasti
yang pernah mencatat bahwa Abraham dan keluarhanya
pernah hijrah dan menetap di Mekkah dan membangun
baitullah atau ka'bah,semua itu hanya dongeng-dongeng
yang menjadi konsumsi bangsa Arab.

Sampai saat ini semua itu hanya dugaan/tafsir yang
tidak bisa dibuktikan kebenarannya oleh para ahli
sejarah manapun kalau ada jejak keluarga Abraham
pernah datang dan tinggal di Mekkah seperti halnya
para tokoh besar yang selalu meninggalkan jejak dan
sangat mudah dilacak oleh para ahli sejarah.

Pandangan bahwa Sayidina Ibrahim pernah ke Mekah
didasarkan dari ayat berikut :


Surat Ali 'Imran (3): 96

"Sesungguhnya rumah yang mula-mula dlbangun (untuk
tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di
Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk
bagi semua manusia."

Kisah ini diperkuat dalam :
Sahih Bukhari Volume 4, buku 55, nomer 583 :

Dikisahkan oleh Ibn Abbas: "

Sayidina Ibrahim membawa Siti Hajar dan anaknya Ismael
yang masih menyusu ketempat dekat Ka'ba dibawah pohon
dilokasi Zam Zam, diposisi tertinggi dari rumah Allah.
Pada saat itu tidak ada orang di Mekah, begitu pula
tidak ada air.

Sayidina Ibrahim kembali tidak menjumpai Ismael dalam
jangka waktu yang telah ditentukan Allah dan kemudian
berusaha untuk menemui Ismael kembali. Kali ini
Sayidina Ibrahim melihat Ismael dibawah pohon di Zam
Zam, sedang menajamkan anak panahnya. Ketika Ismael
melihat Sayidina Ibrahim , dia berdiri dan
menyambutnya. Sayidina Ibrahim berkata, 'Oh Ismael,
Allah telah memberi perintah kepadaku." Ismael
berkata, "Kerjakanlah apa yang telah diperintahkan
Allah kepadamu." Sayidina Ibrahim bertanya, "Apakah
engkau mau membantuku?'. Ismael berkata, "Aku akan
membantumu". Sayidina Ibrahim berkata, "Allah telah
memerintahkan untuk membangun sebuah rumah disini (red
: Ka'ba)." Kemudian mereka mulai membangun rumah
tersebut. ……."

Apakah klaim bahwa Sayidina Ibrahim pernah ke Mekah
bahkan membangun Ka'abah ini valid atau sah?

Kita coba lihat dari sumber-sumber Islam.

Pertama :
Perhatikan kutipan dari buku:
Sirah Ibnu Ishaq Kitab Sejarah Nabi Tertua,
Muhammadiah University Press, Juni 2002, Jilid 1,
halaman 15 - 16.

Kutipan ini mengisahkan raja Abu Karib Tiban As'ad
yang berasal dari Yaman yang saat itu melakukan
perjalanan ke Yatsrib.

Halaman 15 :
"Tubba menulis baris-baris berikut tentang
perjalanannya, apa yang dia lakukan terhadap Madinah
dan Ka'bah, ……."

Dalam salah satu baris syairnya yang terdapat di
halaman 16 :


"Aku tidak tahu tentang adanya kuil yang murni
Yang dipersembahkan untk tuhan di lembah Mekah..."

Raja ini adalah ayah dari Dzu Nawas yang menyerang
kaum Kristen Najran pada tahun 523 M (Sejarah Hidup
Muhammad Sirah Nabawiyah, Robbani Press, Mei 2002,
Syaikh Shafiyyur Rahman Al-Mubarakfury, halaman 36).

Jika kita asumsikan bahwa raja Abu Karib Tiban As'ad
melakukan perjalanan ke Madinah dan Mekah 70 tahun
sebelumnya, berarti perjalanan terjadi pada sekitar
tahun 450 M.

Dan pada tahun 450 M, Ka'abah di Mekah tidak diketahui
oleh seorang raja dari Yaman!

Sungguh aneh, padahal menurut Al-qur'an Kabah dibangun
oleh Sayidina Ibrahim dan Ismail yang hidup sekitar
1900 SM - 2000 SM, kenapa tidak dikenal pada tahun 450
M??

Kedua :
Tentang waktu pembangunan Kabah.

Dikutip dari tafsir Ibn Kathir terhadap QS 3 : 96 yang
dapad diakses di
http://www.tafsir.com/default.asp?sid=3&tid=8799

Imam Ahmad recorded that Abu Dharr said; "I said, `O
Allah's Messenger! Which Masjid was the first to be
built on the surface of the earth' He said, `Al-Masjid
Al-Haram (in Makkah).' I said, `Which was built next'
He replied `Al-Masjid Al-Aqsa (in Jerusalem).' I said,
`What was the period of time between building the two'
He said, `Forty years.'

Terjemahan bebas :

Imam Ahmad mencatat bahwa Abu Dharr berkata; "Aku
berkata, "O Rasulullah, masjid mana yang pertama
dibuat didunia ini?. Dia berkata, "Al-Masjid Al Haram
(di Mekah)". Aku berkata, "Mana yang dibangun setelah
itu?". Dia menjawab, "Al-Masjidil Al-Aqsa (di
Yerusalem)". Aku berkata, "Berapa jangka waktu antara
pembangunan kedua bangunan itu?" Dia berkata, "Empat
puluh tahun"

Menurut perhitungan :

Sayidina Ibrahim dan Ismail hidup sekitar tahun 1900
SM – 2000 SM.
Raja Salomo (Sulaiman) yang membangun bait Allah di
Yerusalem hidup sekitar 1000 SM - 950 SM.
Jadi ada beda waktu 1000 tahun antara Ismail (yang
membangun Masjidil Haram) dengan raja Salomo (yang
membangun Bait Allah di Yerusalem).

Jadi bagaimana bisa dikatakan beda waktu keduanya
hanya 40 tahun?
Lagi-lagi, tampaknya Muhammad telah mengalami
disorientasi waktu saat merangkai cerita Sayidina
Ibrahim dan raja Salomo!

Ketiga :
Makanya tidaklah mengherankan jika ada pakar Islam
sendiri yang MERAGUKAN kisah pembangunan Kabah oleh
Sayidina Ibrahim . Lebih lanjut kutipan dari tokoh
Islam modern tentang hubungan Ismail dan Arab sebagai
berikut :


Dr. Taha Husayn, seorang profesor dari Mesir,
pendapatnya dikutip dalam buku "Mizan al Islam karya
Anwar Jundi", halaman 170 :

"Dalam kasus cerita Sayidina Ibrahim dan Ismail
membangun Kabah cukup jelas, cerita ini muncul
belakangan disaat Islam mulai berkembang. Islam
mengeksploitasi kisah ini untuk kepentingan
agama/politik."

Siapa DR.Taha Husayn?
Dikutip dari :
Encyclopaedia Britannica edisi 2003
Sub Topik : Taha Hussein

Terjemahan bebas :
Lahir Nov. 14, 1889, Maghaghah, Mesir
Meninggal Oct. 28, 1973, Kairo

Figur yang menonjol dalam khasanah Mesir modern
…..Ditahun 1902 dia belajar di Al-Azhar, Kairo ……
Ditahun 1908 dia masuk Universitas Kairo dan di tahun
1914 menjadi orang pertama yang meraih gelar doktor ……
Taha menjadi professor Kebudayaan Arab di Universitas
Kairo, karirnya dipenuhi dengan gejolak karena
pandangan-pandangan kritisnya yang sering membuat
marah kaum Islam ortodoks. ….Tahun 1926 dia
menerbitkan buku On Pre-Islamic Poetry, dalam buku ini
dia menyimpulkan beberapa syair-syair yang dinyatakan
pra Islam sebetulnya adalah pemalsuan oleh muslim
kemudian karena beberapa alasan, salah satunya adalah
untuk memberikan otoritas kepada Al-Qur'an. Karena
buku ini, dia dinyatakan kafir. ….. Taha kemudian
menjabat sebagai Menteri Pendidikan ditahun 1950 –
1952 …..


Informasi tambahan:

Perjalanan Sayidina Ibrahim Dari Kota Ur-Kasdim ke
Tanah Perjanjian Berdasarkan Alkitab

Menurut buku 'Atlas of the Bible: with A-Z Guide to
Places' karangan Eerdmans, perjalanan Sayidina Ibrahim
dari kota Ur-Kasdim ke tanah perjanjian (yang berakhir
di Hebron) ternyata TIDAK menunjukkan bahwa rute
perjalanan Sayidina Ibrahim tersebut melewati Arab
Saudi atau kota Mekkah. Perjalanan Sayidina Ibrahim di
mulai dari kota Ur, di tanah Khaldea, kemudian menuju
ke barat-laut, yakni Haran di sebelah tenggara Turki
atau masih di sebelah timur sungai Eufrat dan kemudian
dari sana berbelok menuju ke arah barat daya menuju
Hebron (tanah kanaan).

Dari rute perjalanan tersebut, nampaknya Sayidina
Ibrahim tidak melewati daerah Arab Saudi, khususnya
kota Mekkah. Anehnya, umat Islam mengklaim bahwa
Sayidina Ibrahim (Ibrahim) pernah berada di Mekah.
Apakah memang ada bukti (dari Kitab Suci) bahwa
Ibrahim memang pernah tinggal (lewat) di Mekkah?

Perlu diketahui, kota Haran berbeda dengan padang
Paran. Padang Paran (Desert of Paran) juga bukan
terletak di daerah Arab Saudi, melainkan di daerah
Sinai (wilayah Mesir).

Memang secara logika, kalau Sayidina Ibrahim diminta
oleh Allah untuk meninggalkan kota kediamannya (Ur)
menuju ke tanah Kanaan, maka posisi tanah Kanaan
memang berada di arah barat dari Ur. Sementara, kota
Mekah terletak di sebelah barat daya dari kota Ur.
Karena Sayidina Ibrahim melakukan perjalanan (nomad),
maka sangat mungkin dia akan memilih jalan dekat
sungai Eufrat dan akhirnya berhenti sementara di kota
Haran. Di kota Haran ini, ayah Sayidina Ibrahim ,
Terah, meninggal dunia.

Sementara Padang Paran, tempat di mana Ismael dan
ibunya tinggal berada di daerah Sinai. Padang Paran
ini juga pernah dilewati oleh bangsa Israel ketika
melakukan perjalanan keluar dari Mesir, kembali ke
tanah kanaan.

Secara Alkitab, tak ada bukti bahwa Sayidina Ibrahim
pernah tinggal/lewat kota Mekah. Tempat-tempat yang
dilewati Sayidina Ibrahim adalah:

1. Berangkat dari Ur-Kasdim (Kej 11:31)
2. Sampai di Haran (Kej 11:31) Ayah Sayidina Ibrahim ,
Terah, mati di Haran.
3. Sampai di Sikhem (Kej 12:6)
4. Sampai pegunungan sebelah Timur Betel. (Kej 12:
5. Sampai ke tanah Negeb (Kej 12:9) Ketika ada
kelaparan di negeri itu, Sayidina Ibrahim pergi ke
Mesir.
6. Sampai di Mesir (Kej 12:10)
7. Kembali ke tanah Negeb (Kej 13:1)
8. Menuju ke Betel (Kej 13:3) Sayidina Ibrahim pernah
membuat mezbah di Betel (Kej 13:4). Betel = Beth-el
(Beth = rumah, El = Allah)= Baitullah
9. Pindah ke Mamre, dekat Hebron (Kej 13:1
10. Sayidina Ibrahim punya anak Ismael ketika di
Kanaan (Kej 16:3)
11. Sayidina Ibrahim ke tanah Negeb (Kej 20:1)
12. Sayidina Ibrahim punya anak Ishak sewaktu berada
di tanah Negeb (Kej 21:2)
13. Siti Hajar dan Ismael mengembara di gurun Bersyeba
(Kej 21:14)
14. Siti Hajar dan Ismael akhirnya tinggal di gurun
Paran (Kej 21:21)
15. Sayidina Ibrahim menanam pohon di Bersyeba (Kej
21:33)
16. Sayidina Ibrahim ke tanah Moria (Kej 22:2)
17. Sayidina Ibrahim pergi dan tinggal di Bersyeba
(Kej 22:19) Sara nampaknya tetap tinggal di Hebron.
18. Sara wafat di Hebron (Kej 23:2)
19. Sayidina Ibrahim dimakamkan di gua Makhpela
(Hebron) (Kej 25:9)

Catatan: Dalam Alkitab ada kota/tempat tang bernama
Maakha, yaitu sebuah kota kecil di sebelah tenggara
gunung Hermon (gunung Hermon terletak di perbatasan
Libanon dan Syria). Namun berdasarkan lokasinya, kota
Maakha ini tidak bisa disamakan dengan Mekkah.

Wasallam

abdi yono







--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
  Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
  Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
     Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

No comments:

Post a Comment