Monday, January 4, 2010

[Milis_Iqra] Fwd: [assunnah-qatar] Tayammum (Tayammum Nabi)



---------- Forwarded message ----------
From: êñ.êxhã <nxhawadaa@yahoo.ca>
Date: 2009/12/11
Subject: Re: [assunnah-qatar] Tayammum (Tayammum Nabi)
To: assunnah-qatar@yahoogroups.com


 

mari kita ikuti bertayammum yang sesuai dengan sunah Rasullullah shollAllahu 'alaihi wa sallam berikut :

wassalam,
en.exha

Tayammum Nabi

Sesungguhnya agama Islam ini adalah agama yang mudah. Allah Ta'ala tidaklah menghendaki kesulitan bagi para hamba-Nya. Allah Ta'ala berfirman yang artinya, "Dan Dia (Allah) tidaklah sekali-kali menjadikan untuk kalian suatu kesempitan dalam agama." (QS. Al Hajj: 78)


Rasulullah shollAllahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya agama ini (Islam) adalah mudah, tidaklah seseorang mempersulit agama ini kecuali terkalahkan." (HR. Bukhori dan Muslim)


Salah satu bentuk kemudahan dalam Islam ini adalah diperbolehkan bagi seseorang yang hendak melaksanakan sholat untuk bertayammum dengan tanah yang suci ketika dia tidak mendapatkan air untuk berwudhu.


Apa yang Dimaksud dengan Tayammum?


Tayammum secara bahasa artinya menyengaja. Adapun menurut istilah syar'i adalah mengambil tanah yang suci untuk mengusap muka dan tangan dengan niat menghilangkan hadats karena tidak mendapatkan air atau berhalangan menggunakan air. (Lihat buku Thaharah Nabi, Tuntunan Bersuci Lengkap (terjemahan), karya Syaikh Said bin Ali bin wahf Qathani, Hal: 137).


Bagaimana Cara Bertayammum?


Cara bertayammum yang sesuai dengan sunah Rasullullah shollAllahu 'alaihi wa sallam adalah sebagai berikut:


1. Niat di dalam hati.


Seseorang yang akan melakukan tayammum wajib berniat di dalam hati terlebih dahulu. Berdasarkan sabda Rasulullah shollAllahu 'alaihi wa sallam, "Sesungguhnya semua amal itu tergantung niatnya, dan seseorang mendapat balasan sesuai dengan yang diniatkannya." (HR. Bukhori dan Muslim)


2. Membaca Bismillah.


Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh sahabat Abu Huroiroh rodhiyAllahu 'anhu, bahwa Nabi shollAllahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Tidak ada sholat bagi orang yang tidak berwudhu, dan tidak ada wudhu bagi orang yang tidak menyebut nama Allah." (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, Imam Ahmad, dihasankan oleh Syaikh Al Albani)

3. Menepukkan kedua tangan ke tanah yang suci, cukup sekali tepukan. Kemudian mengusap telapak tangan ke muka. Setelah itu mengusap telapak tangan yang satu dengan yang lain secara bergantian, dimulai dari ujung-ujung jari hingga pergelangan tangan.


Hal ini berdasarkan hadits Ammar rodhiyAllahu 'anhu, "Rasulullah pernah mengutusku untuk suatu keperluan. Ketika itu saya sedang junub dan tidak mendapatkan air. Maka saya berguling-guling di tanah sebagaimana berguling-gulingnya seekor binatang. Lalu saya mendatangi Nabi shollAllahu 'alaihi wa sallam. Saya ceritakan kejadian itu kepada beliau. Kemudian beliau berkata, "Sebenarnya cukup bagimu untuk menepukkan telapak tangan demikian." Kemudian beliau menepukkan kedua telapak tangannya ke tanah sekali tepukan, lalu beliau tiup. Setelah itu beliau usapkan ke muka dan kedua telapak tangan beliau." (HR. Bukhori dan Muslim)


Anggapan yang Tidak Benar


Ada sebagian orang yang mempunyai anggapan bahwa tayammum itu hanya berlaku untuk sekali sholat. Misalnya, jika ada seseorang yang bertayammum untuk sholat zuhur kemudian masuk waktu sholat ahsar dan dia masih suci, maka dia harus bertayammum lagi.


Yang perlu diperhatikan adalah bahwa tayammum ini adalah pengganti wudhu. Jika seseorang yang sudah berwudhu untuk sholat zuhur kemudian waktu sholat ashar tiba, maka dia tidak wajib berwudhu lagi apabila masih dalam keadaan suci. Demikian juga tayammum, barangsiapa yang membedakan antara kedua hal ini maka dia harus mendatangkan dalil yang mendukung pendapatnya tersebut.


Demikianlah penjelasan singkat tentang tayammum yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah shollAllahu 'alaihi wa sallam. Semoga bermanfaat bagi kita semua.

***

Penulis: Abul Abbas Didik

Imam Malik telah berkata :

"Setiap kebaikan adalah apa-apa yang mengikuti para pendahulu (salaf), dan

setiap kejelekan adalah apa-apa yang diada-adakan orang kemudian (kholaf)" dan

"Tidak akan baik akhir dari umat ini kecuali kembali berdasarkan perbaikan

yang dilakukan oleh generasi pertama".



--- On Fri, 12/11/09, Agus Syarif <agussyarif17@yahoo.com> wrote:

From: Agus Syarif <agussyarif17@yahoo.com>
Subject: Re: [assunnah-qatar] Tayammum
To: assunnah-qatar@yahoogroups.com
Date: Friday, December 11, 2009, 6:23 AM

 

Mohon penjelasan dari petikan yang saya ambil dari syarah hadits Bukhori Muslim
"Al-khaththaby menyatakan, segolongan ulama berpendapat bahwa tayamaum hanya dengan satu kali tepukan untuk wajah dan kedua telapak tangan (bagian atas), dan inilah pendapat yang lebih benar, sesuai dengan riwayat ini"
Yang dimaksud bagian atas disini adalah hanya sampai pergelangan tangan.
 
Apakah kita boleh melakukan salah satu dari keduanya atau mana yang dianggap lebih kuat.
 
Jazakallah khair


From: êñ.êxhã <nxhawadaa@yahoo. ca>
To: assunnah-qatar@ yahoogroups. com
Sent: Thu, December 10, 2009 2:25:40 PM
Subject: [assunnah-qatar] Tayammum

 

Tayammum

 

Tayammum ialah menyapu debu kemuka dan kedua tangan sampai ke siku, menggunakan debu yang suci dengan beberapa syarat. Tayammum adalah sebagai ganti dari wuduk atau mandi. Tayammum di segi syarah adalah menggunakan tanah yang bersih dan suci seperti debu atau pasir bagi menyapu muka dan tangan untuk mengangkat hadas dengan persyaratan syarak sebagai pengganti wuduk atau mandi wajib (mandi junub).

 

Dengan tayammum seseorang hanya boleh mengerjakan satu ibadah yang fardu saja dan ditambah dengan ibadah yang sunat-sunat.

Tayammum disyariatkan berdasarkan Al Quran dan sunah. Allah SWT berfirman,

 

 "[43] Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu hampiri sembahyang (mengerjakannya) sedang kamu dalam keadaan mabuk, hingga kamu sedar dan mengetahui akan apa yang kamu katakan dan janganlah pula (hampiri masjid) sedang kamu dalam keadaan Junub (berhadas besar) kecuali kamu hendak melintas sahaja hingga kamu mandi bersuci dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau salah seorang di antara kamu datang dari tempat buang air atau kamu bersentuh dengan perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air (untuk mandi atau berwuduk), maka hendaklah kamu bertayamum dengan tanah (debu) yang suci, iaitu sapukanlah ke muka kamu dan kedua tangan kamu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf, lagi Maha Pengampun." (An-Nisa: 43).

 

"[6] Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan sembahyang (padahal kamu berhadas kecil), maka (berwuduklah) iaitu basuhlah muka kamu, dan kedua belah tangan kamu meliputi siku dan sapulah sebahagian dari kepala kamu dan basuhlah kedua belah kaki kamu meliputi buku lali dan jika kamu berjunub (berhadas besar) maka bersucilah dengan mandi wajib dan jika kamu sakit (tidak boleh kena air) atau dalam pelayaran atau salah seorang dari kamu datang dari tempat buang air atau kamu sentuh perempuan, sedang kamu tidak mendapat air (untuk berwuduk dan mandi), maka hendaklah kamu bertayamum dengan tanah (debu) yang bersih,yaitu: Sapulah muka kamu dan kedua belah tangan kamu dengan tanah debu itu. Allah tidak mahu menjadikan kamu menanggung sesuatu kesusahan (kepayahan), tetapi Dia berkehendak membersihkan (mensucikan) kamu dan hendak menyempurnakan nikmatNya kepada kamu, supaya kamu bersyukur." (Al-Maaidah: 6)

 

Rasulullah s.a.w. bersabda, "Tanah adalah wudu seorang muslim jika tidak mendapatkan air kendati selama sepuluh tahun." (HR An-Nasai dan Ibnu Hibban).

Rasulullah s.a.w. juga bersabda, "Seluruh tanah di bumi dijadikan sebagai tempat sujud dan bersuci bagiku dan umatku. Maka, di mana saja waktu salat menghampiri seseorang dari umatku, tanah dapat menyucikannya. " (HR Ahmad).

 

Syarat-syarat tayammum

 

  1. Sudah masuk waktu.
  2. Tidak mendapat air setelah berusaha mencari.
  3. Dengan debu yang suci.
  4. Berhalangan menggunakan air disebabkan sakit.
  5. Suci dari najis.

 

Fardu (rukun) Tayammum

 

Rukun tayammum ada empat:

 

  1. Niat, dengan lafaz "Sengaja aku bertayammum untuk membolehkan mengerjakan solat karena Allah Ta'ala".
  2. Mengusap muka dan dua telapak tangan sampai ke siku cukup sekali dengan debu yang suci
  3. Meratakan debu yang suci itu pada seluruh anggota tayammum, iaitu muka dan kedua tangan
  4. Tertib melakukannya.

 

Panduan Bertayammum

 

  1. Meletakkan dua belah tangan di atas debu untuk disapukan ke muka.
  2. Menyapu muka dengan debu, dua kali
  3. Menyapu kedua belah tangan sampai ke sikut dengan debu
  4. Mentertibkan rukun.

Anggota tayammum adalah muka dan dua tangan (hingga ke siku) sahaja. Kaki tidak termasuk sebagai anggota tayammum.

 

Sunat Tayammum

 

  1. Membaca bismillah
  2. Menipiskan debu
  3. Mendahulukan yang kanan dari yang kiri
  4. Tertib

 

Yang Membatalkan Tayammum

 

  1. Setiap yang membatalkan wuduk
  2. Ada air (melihat air sebelum solat) kecuali kerana sakit
  3. Murtad

 

Kasus-kasus Tertentu berkenaan Tayammum

 

Kapan Tayammum Dan Wuduk Dapat Digabungkan

 

Ada saatnya  Tayammum dan wuduk dapat digabungkan untuk menyempurnakan pembersihan seseorang daripada hadas kecil. Umpamanya, seorang Muslim itu mengalami mudarat (seperti tangan disimen kerana patah) ataupun mempunyai tempat luka yang tidak boleh terkena air, dan sekiranya terkena air boleh menambahkan lagi mudarat, orang tersebut dibolehkan menyucikan bahagian dirinya yang sihat secara wuduk biasa. Bahagian wuduknya yang tidak boleh terkena air tadi boleh dibersihkan dengan cara tayammum sahaja.

 

Sekiranya bahagian kaki tidak boleh terkena air, wuduk bahagian itu juga digantikan dengan tayammum (di muka dan dua tangan).

 

Bersolat Dengan Bertayammum Dan Kemudian Mendapati Air

 

Apabila seseorang itu memulakan solatnya setelah bertayammum dan di pertengahan dia mengerjakan solatnya, tiba-tiba bekalan ataupun sumber air kembali pulih, dia boleh meneruskan dan menghabiskan solatnya tanpa memberhentikan solatnya. Solat itu sah dan dia tidak perlu mengulangi solat tersebut.

 

Sekiranya seseorang itu menunaikan solat dengan hanya bertayammum kerana ketiadaan air, dan selepas itu meneruskan perjalanannya dan kemudiannya berjumpa air, solat yang ditunaikannya tadi dengan bertayammum tidak perlu diulangi lagi. Hal ini berdasarkan hadis dari Abu Sa'id Al-Khudri dia berkata, Ada dua orang laki-laki keluar dalam suatu safar (perjalanan) .. Kemudian tiba waktu solat sedang tidak ada air bersama keduanya. Lalu keduanya bertayammum dengan tanah yang suci sekaligus solat. Tak lama kemudian, keduanya menjumpai air, maka seorang mengulangi wuduk dan solatnya, sedangkan seorang lainnya tidak mengulangi. Keduanya kemudian datang kepada Rasulullah S.A..W. serta menceritakan halnya, lantas sabda Nabi kepada yang tidak mengulangi solat, "Engkau telah mengikut sunnah dan solat sudah cukup." Sedangkan sabda beliau kepada yang mengulangi solat, "Engkau mendapatkan dua pahala.."

 

Diambil daripada "http://ms.wikipedia .org/wiki/ Tayammum"

 

Imam Malik telah berkata :

"Setiap kebaikan adalah apa-apa yang mengikuti para pendahulu (salaf), dan

setiap kejelekan adalah apa-apa yang diada-adakan orang kemudian (kholaf)" dan

"Tidak akan baik akhir dari umat ini kecuali kembali berdasarkan perbaikan

yang dilakukan oleh generasi pertama".




__._,_.___
.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment