Thursday, January 7, 2010

[Milis_Iqra] Fwd: [Tauziyah] Istri Yang Membahagiakan



---------- Forwarded message ----------
From: (BAZ) <bazoki@cbn.net.id>
Date: 2010/1/7
Subject: [Tauziyah] Istri Yang Membahagiakan
To: tauziyah@yahoogroups.com


 



Assalamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakatuh
Semoga Netters Syiar al-Sofwa senantiasa dalam lindungan Allah Ta'ala

Istri Yang Membahagiakan
Kamis, 07 Januari 10

Kebahagiaan rumah tangga yang menjadi tujuan setiap keluarga terbentuk di
atas beberapa faktor, yang terpenting adalah faktor anggota keluarga. Mereka
inilah faktor dan aktor pencipta kebahagiaan dalam rumah tangga, atau
sebaliknya, kesengsaraan rumah tangga juga bisa tercipta oleh mereka. Dari
anggota rumah tangga, faktor yang paling berperan besar dalam perkara ini
adalah istri, karena dia adalah ratu dan ikon utama sebuah rumah tangga, ia
adalah rujukan suami dan tempat kembali anak-anak, maka dalam bahasa Arab
dia disebut dengan 'Um' yang berarti induk tempat kembali.

Sebagai pemeran utama dalam panggung rumah tangga, karena perannya yang
cukup signifikan di dalamnya, maka istri harus membekali diri dengan
sifat-sifat dan kepribadian-kepribadian sehingga dengannya dia bisa
mengemban tugas dan memerankan perannya sebaik mungkin, dengan itu maka
kondisi yang membahagiakan dan situasi yang menentramkan di dalam rumah akan
terwujud.

Mengetahui skala prioritas

Dunia memang luas dan lapang, namun tidak dengan kehidupan, yang akhir ini,
selapang dan seluas apa pun tetap terbatas, ada tembok-tembok yang
membatasi, ada rambu-rambu yang mengekang, namun pada saat yang sama
tuntutan dan hajat kehidupan terus datang silih berganti seakan tidak akan
pernah berhenti, kondisi ini mau tidak mau, berkonsekuensi kepada sikap
memilah skala prioritas, mendahulukan yang lebih penting kemudian yang
penting dan seterusnya.

Sebagai ikon dalam rumah tangga, istri tentu mengetahui benar keterbatasan
rumah tangga di berbagai sisi kehidupan, keterbatasan finansial dan ekonomi
misalnya, sebesar apapun penghasilan suami plus penghasilan istri (jika
istri bekerja), tetap ada atap yang membatasi, ada ruang yang menyekat,
tetap ada hal-hal yang tidak terjangkau oleh uang hasil usaha mereka berdua,
ditambah dengan jiwa manusia yang tidak pernah berhenti berkeinginan,
keadaannya selalu berkata, "Adakah tambahan?", maka sebagai istri yang
membahagiakan, dia harus mengetahui dengan baik prinsip dasar ini,
mendahulukan perkara yang tingkat urgensinya tertingi kemudian setelahnya
dan seterusnya.

Keterbatasan dalam hubungan di antara suami dan istri, mungkin karena latar
belakang keduanya yang berbeda, tingkat pendidikan yang berbeda, keluarga
yang berbeda, tabiat dan watak yang berbeda, hobi dan kesenangan yang
berbeda, waktu yang tersedia untuk berdua minim, semua itu membuat hubungan
suami istri serba terbatas, namun hal ini bukan penghalang yang berarti,
selama istri memahami kaidah prioritas ini.

Istri yang baik adalah wanita yang mengetahui tatanan prioritas dengan baik,
dalam tataran hubungan suami istri, secara emosinal dan fisik, dalam tatanan
rumah tangga, secara formalitas dan etika, ia menempati deretan nomor wahid.

Realistis dalam menuntut

Di hari-hari pertama pernikahan, biasanya dalam benak orang yang menjalani
tersusun rencana-rencana yang hendak diwujudkan, tertata target-target yang
hendak direalisasikan, terlintas harapan-harapan yang hendak dibuktikan.
Umum, lumrah dan jamak. Kata orang, hidup ini memang berharap, karena
berharap kita bisa tetap eksis hidup dengan berbagai macam siatuasi dan
kondisinya. Demikian pula dengan sebuah rumah tangga. Tahun pertama harus
memiliki anu. Tahun kedua harus ada ini. Tahun ketiga, keempat dan
seterusnya.

Sekali lagi wajar, selama hal itu masih realistis. Dan soal harapan dan
ambisi biasanya istri selalu yang menjadi motornya. Dalam sebuah ungkapan
dikatakan, "Wanita menginginkan suami, namun jika dia telah mendapatkannya,
maka dia menginginkan segalanya." Memang tidak semua wanita, karena ini
hanya sebuah ungkapan dan tidak ada ungkapan yang general. Namun dalam
batas-batas tertentu ada sisi kebenarannya, karena tidak jarang kita melihat
beberapa orang suami yang banting tulang dan peras keringat demi kejar
setoran yang telah dipatok istrinya.

Maka alangkah bijaknya jika dalam menuntut dan mencanangkan target
memperhatikan realita dan kapasitas suami, jika sebuah harapan sudah kadung
digantung tinggi, lalu ia tidak terwujud, maka kecewanya akan berat, bak
orang jatuh dari tempat yang sangat tinggi, tentu sakitnya lebih bukan?

Sebagian istri memaksa suami menelusuri jalan-jalan yang berduri dan
berkelok-kelok, di mana dia tidak menguasainya, jika suami mengangkat tangan
tanda tak mampu mewujudkan sebagian dari tuntutannya, maka istri berteriak
mengeluh. Hal ini, sesuai dengan tabiat kehidupan rumah tangga, menyeret
kehidupan rumah tangga kepada jalan buntu selanjutnya yang muncul adalah
perselisihan, jika ia menyentuh dasar kehidupan, maka bisa berakibat
keruntuhannya.

Seorang istri shalihah selalu mendahulukan akalnya, dia tidak membuat lelah
suaminya dengan tuntutan-tuntutan yang irasional, tidak membebaninya di luar
kemampuannya dan tidak memberatkan pundaknya dengan permintaan-permintaan
demi memenuhi keinginan-keinginannya semata.

Salah satu contoh yang jarang ditemukan yang terjadi dalam sejarah tentang
keteladanan sebagian istri yang begitu memperhatikan keadaan suami tanpa
batas walaupun hal tersebut berarti mengorbankan kemaslahatannya sendiri
adalah apa yang diriwayatkan oleh kitab-kitab ath-Thabaqat tentang Fatimah
az-Zahra` pada saat dia dan suaminya Ali bin Abu Thalib mengalami kesulitan
hidup yang membuatnya bermalam selama tiga malam dalam keadaan lapar, pada
saat Ali melihatnya pucat, dia bertanya, "Ada apa denganmu wahai Fatimah?"
Dia menjawab, "Telah tiga malam ini kami tidak memiliki apa pun di rumah."
Ali berkata, "Mengapa kamu diam saja?" Fatimah menjawab, "Pada malam
pernikahan bapakku berkata kepadaku, 'Hai Fatimah, kalau Ali pulang membawa
sesuatu maka makanlah, kalau tidak maka jangan memintanya."

Bermental kaya

Mental kaya, dalam agama dikenal dengan istilah qana'ah, rela dengan apa
yang Allah Subhanahu waTa'ala bagi sehingga tidak menengok dan berharap apa
yang ada di tangan orang lain.

Kaya bukan kaya dengan harta benda, namun kaya adalah kaya hati, artinya
hati merasa cukup. Sebanyak apa pun harta seseorang, kalau belum merasa
cukup, maka dia adalah fakir. Kata fakir dalam bahasa Arab berarti
memerlukan, jadi kalau seseorang masih memerlukan [baca: berharap dan
menggantungkan diri] kepada apa yang dimiliki oleh orang lain tanpa
berusaha, maka dia adalah fakir alias miskin.

Kebahagiaan rumah tangga bergantung kepada perasan istri dalam skala lebih
besar daripada yang lain, jika istri tidak bermental kaya, maka dia akan
selalu merasa kekurangan, akibatnya dia akan mengeluh ke mana-mana dengan
kekurangannya. Kurang ini, kurang itu, kurang anu dan seterusnya. Mentalnya
adalah mental sengsara, mental miskin, minim syukur, memposisikan diri
sebagai orang miskin sehingga seolah-olah dirinya patut diberi zakat.

Padahal seorang wanita bisa saja memiliki segala keutamaan di kolong langit
ini, akan tetapi semua keutamaan ini tidak ada nilai dan harganya jika yang
bersangkutan mempunyai tabiat sengsara dan mental miskin. Kedua tabiat ini
bagi wanita menyebabkan kesengsaraan bagi suami dan kenestapaan bagi rumah
tangga.

Banyak wanita sejak zaman batu sampai hari ini merasa nyaman dengan tabiat
sengsara dan mental miskin ini. Dalam kehidupan sejarah, Nabiyullah Ibrahim
'alaihissalam pernah menemukan dua orang wanita, yang pertama bermental
miskin dan yang kedua bermental kaya, keduanya pernah menjadi istri bagi
anaknya, Ismail. Dengan bahasa sindiran, Nabi Ibrahim 'alaihissalam pernah
meminta Ismail untuk berpisah dari istri pertamanya. Ibrahim 'alaihissalam
melihat istri pertama anaknya bukan istri yang layak, karena dia bermental
miskin. Ketika Ibrahim 'alaihissalam bertanya kepadanya tentang kehidupannya
dengan suaminya, yang Ibrahim 'alaihissalam dengar dari mulutnya hanyalah
keluh kesah. Sebaliknya istri kedua, jawabannya kepada mertuanya
mengisyaratkan bahwa dia adalah istri yang pandai bersyukur dan bersikap
qana'ah, maka Ibrahim 'alaihissalam meminta Ismail untuk mempertahankannya.

Dalam kehidupan ini tidak sedikit kita menemukan istri model seperti ini.
Ditinjau secara sepintas dari keadaan rumahnya, rumah milik sendiri, lengkap
dengan perabotan elektronik yang modern, didukung kendaraan keluaran
terbaru, tapi dasar mentalnya mental miskin, maka yang bersangakutan tetap
mengeluh seolah-olah dia adalah orang termiskin di dunia. Apakah hal ini
merupakan kebenaran dari firman Allah Subhanahu waTa'ala, yang artinya,
"Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir." (QS.
al-Ma'arij: 19). Tanpa ragu, memang.

Jika istri bermental kaya, maka keluarga akan merasa kaya dan cukup. Ini
menciptakan kebahagiaan. Jika istri bermental melarat, maka yang tercipta di
dalam rumah adalah iklim melarat dan ini menyengsarakan. (Oleh: Ust. Izzudin
Karimi, Lc)

Netter Al-Sofwa yang dimuliakan Allah Ta'ala, Menyampaikan Kebenaran adalah
kewajiban setiap Muslim. Kesempatan ini kami menyampaikan "Artikel Ciri-ciri
Ibadurrahman" kepada saudara-saudara kita yang belum mengetahuinya.
Semoga Allah Ta'ala Membalas 'Amal Ibadah Kita semuanya. Amiin

Waassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh
----------------------------------------------------------
YAYASAN AL-SOFWA
Jl.Raya Lenteng Agung Barat No.35 PostCode:12810
Jakarta Selatan - Indonesia
Phone: 62-21-78836327. Fax: 62-21-78836326.
e-mail: info@alsofwah.or.id
website: www.alsofwah.or.id

Rekening Donasi : Bank Muamalat Indonesia - Cabang Fatmawati No.Rek. 304.
001.8515 an. SIWAKZ - Yayasan Al-Sofwa (isi berita : Website)
Artikel yang dimuat di situs ini boleh di copy & diperbanyak dengan syarat
mencantumkan sumber: alsofwah.or.id serta tidak untuk komersil.
"Bersama Al-Sofwah Menapak Jalan Dakwah Salafusshalih"

*************************************
Mau belajar Al-Islam dan berita2 sekitar dunia Islam ?? silahkan klik disini
: tauziyah-subscribe@yahoogroups.com Atau mau melihat artikel sebelumnya
silahkan klik : http://groups.yahoo.com/group/Tauziyah/

__._,_.___
*************************************
Mau belajar Al-Islam dan berita2 sekitar dunia Islam ?? silahkan klik disini : tauziyah-subscribe@yahoogroups.com  Atau mau melihat artikel sebelumnya silahkan kunjungi web-site kami : www.tauziyah.com
.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment