Monday, January 11, 2010

[Milis_Iqra] Re: GUS DUR, sang Kyai Nasionalis

On 7 Jan, 22:50, rizal lingga <nyomet...@yahoo.com> wrote:
> Dikirim tanggal 30 Desember 2009
>
> --- On Wed, 12/30/09, rizal lingga <nyomet...@yahoo.com> wrote:
>
>
>
> Ketika banyak Muslim begitu tergila-gila dengan segala sesuatu atribut Arab, Gus Dur tetap mempertahankan identitas nasionalnya, sarung dan peci. Ketika banyak Muslim begitu menggandrungi paham transnasional dengan memuja Al Qaida dengan segala sesuatu yang berbau Arab sebagai tanda Islam sejati, Gus Dur tetap setia dengan falsafah Jawa Islam. Ketika kebencian terhadap Yahudi menjadi tanda umum Muslim sejati, Gus Dur ketika jadi presiden RI malah ingin menjalin hubungan langsung dengan Israel. Ketika hal itu ditentang banyak Muslim di Indonesia, dia malah berkunjung ke Israel.
> Ketika fatwa Ulama melarang Muslim untuk mengucapkan selamat Natal, Gus Dur malah menghadiri perayaan Natal. Ketika banyak Muslim menganggap haram memasuki gereja, Gus Dur malah menghadiri acara Kebaktian Kristen di Gelora Senayan tahun 1998 dan bersedia didoakan oleh penginjil Amerika Serikat, ketika begitu banyak Muslim Indonesia membenci Amerika sama dengan membenci Yahudi.

(nandang) :sampai disini sependapat kalau gus dur memang berani
melawan arus islam transnational seperti katamu zal tapi bukan berarti
saya sruju ya zal.


Pada masa Gus Dur jadi presiden, maka diresmikan Imlek jadi hari
libur Nasional. Demikian juga dengan Waisak dan Nyepi. Orang Kristen
>  kembali diizinkan untuk merayakan hari Natal ke 2
> pada tanggal 26. Dia sungguh-sungguh berbuat sesuatu untuk merangkul semua agama di Indonesia, ketika banyak Muslim meludahi orang-orang non Islam sebagai KAFIR!
>

(nandang) :point tulisanmu diatas adahal hal2 yg kamu besar2kan
sendiri zal, karena sampe sekarang saya gak pernah denger tuh ada yg
protes dari kalangan islam yg gak setuju kalo imlek, bahkan natal
diliburkan sebagi tanda penghoramtan terhadap agama lain.dan yg lebih
dibesar2kan bahwa orang2 muslim meludahi orang2 kafir. saya rasa km
gak bisa bergaul dengan orang2 muslim karena pikiran kamu picik zal
bukan karena muslimnya yg kerdil. saya aja bisa hidup satu atap dengan
yg non muslim karena saling menghargai.saya juga tidak mengucapkan
selamat natal terhadap mertua saya,tapi saya antar dan jemput mertua
saya pulang natalan,kalo mertua saya sakit saya juga bawa dia ke
dokter dst....toh saya juga diberikan tempat tinggal di paviliun
rumahnya .jadi kamu harus belajar untuk bisa saling menghormati dengan
pemeluk agama lain dan ras lain zal . saya bisa bilang begitu karena
saya memang telah mempraktekannya.


Bahkan Gus Dur melindungi gerakan Islam liberal. Akhirnya karena
sikapnya ini, Gus Dur jadi dibenci oleh kalangan Islam fundamentalis
trans nasionalis di Indonesia.Namun Gus Dur tidak takut dan tidak
perduli sama sekali, karena dia yakin bahwa apa yang dibuatnya itu
adalah benar, dan sesuai dengan pendiriannya yang Nasionalis.
> Gus Dur adalah Muslim Nasionalis sejati yang  mempunyai pendirian yang kuat. Sekali dia memutuskan apa yang dianggapnya baik dan benar, dia betul-betul melakukannya, dan tak perduli sama sekali dengan protes orang lain. Gus Dur selain teguh berpendirian, juga keras kepala alias kepala batu dalam suatu pendirian. Dia berani melawan arus, jika suatu hal sudah diyakininya sebagai benar.
> Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama, Gus Dur wafat meninggalkan kesan sebagai seorang yang berpendirian teguh, berani melawan arus, dan
>  keras kepala. Hal keras kepalanya ini banyak menjengkelkan orang-orang, namun baik kawan maupun lawannya tidak bisa tidak akan mengakui kekuatan karisma dan karakternya.

(nadang) :point ini juga benar dalam menilai gus dur menurut saya.tapi
bukan berarti setuju loh ya zal.

No comments:

Post a Comment