(andri subandrio)
Sedikit nimbrung Sdr Abdi Yono, kalau Bible tidak diubah-ubah, kemudian Quran juga demikian, pertanyaan saya dari dua kitab yang menurut anda tidak diubah-ubah mana yang benar, baik menurut sains, akal maupun pendapat Sdr? Dan tolong sebut alasan serta parameter yang valid untuk mendukung jawaban Sdr!
(abdi yono)
Tidak satupun produk kecap mencantumkan label no.2 yang jelas pastilah
label no.1,jadi menurut saya yang baik dan benar pasti Alkitab karena
saya seorang pengikut Kristus dan sebagai pengikut ajaran Muhammad
pastilah anda menganggap yang paling baik dan benar adalah Quran.
Suatu hal yang wajar.
Prinsip yang digunakan Muhammad pada awal dakwahnya memang valid.
Yaitu bahwa wahyu yang lebih awal menjadi totok ukur terhadap semua
Wahyu-wahyu yang datang belakangan. Hal tersebut bisa dibuktikan
dalam Quran sendiri yaitu dalam QS.10:94
Maka jika kamu (Muhammad) berasda dalam keragu-raguan tentang apa
yang Kami turunkan kepadamu,maka tanyakanlah kepada orang-orang
yang membaca kitab sebelum kamu........dst......
Jadi intinya apa bila Muhammad ragu-ragu akan Quran dia disuruh
bertanya kepada orang yang sudah terlebih dahulu menerima kitab
seperti Taurat,Zabur maupun Injil.
Dengan demikian Alkitab harus dijadikan standar acuan dari semua
Wahyu-wahyu yang baru yang tentunya termasuk Quran sendiri.
Hal tersebut semat-mata hanya merupakan masalah kronologis
karena Muhammad datang 600 tahun setelah Yesus Kristus,jadi Quran
diturunkan jauh hari setelah adanya Kitab Perjanjian Baru.
Keabsahan Kitab Perjanjian Baru didasarkan pada kenyataan bahwa
nubuatan-nubuatan,symbol-simbol,dan tipologi dari Kitab Perjanjian
Lama itu tergenapi. Jadi dengan cara yang sama,jikalau Quran akan
diterima sebagai Firman Tuhan juga,makaQuran harus lulus testing
secara sempurna memenuhi kesesuaian terhadap Kitab-kitab suci
seperti Taurat,zabur maupun Injil yang memang seperti tertulis
dalam QS.10:94.
Orang-orang Muslim awam menduga bahwa Quran yang turun belakangan
itu justru yang harus dianggap paling benar jika terjadi kontradiksi
antara Alkitab dan Quran. Karena mereka mempersamakanhal ini dengan
temuan-temuan ilmiah yang paling akhir mengoreksi yang awal-awal.
(Dalam bidang tekhnologi temuan yang akhir menjadi penyempurna
yang awal). Persamaan ini jelas salah karena yang bisa dikoreksi
adalah hal-hal yang belum tentu kebenarannya(sekalipun ilmiah).
Namun Alkitab telah dipastikan kebenarannya oleh semua nabi-nabi
termasuk Muhammad sendiri pada awal dakwahnya. Alkitablah yang
menjadi pengukur untuk semua Wahyu yang datang kemudian.
Prinsip kebenaran adalah "ADA KEBENARAN BARU KEMUDIAN ADA KEPALSUAN"
Anda mungkin tahu Sdr.Andri bahwa kepalsuan tidaklah mungkin hadir
mendahului kebenaran. Tidak mungkin ada kepalsuan bila tidak ada
kebenaran,kepalsuan tidak bisa hadir sendirian dalam kehampaan
kebenaran!!!
Jadi kebenaran lama harus menjadi acuan bagi setiap ajaran baru
yang ingin dibenarkan.
Contohnya keshahihan setiap hadis juga harus dirujukkan pada sistim
periwayatan sanad nya. Dimana para rawi dirujukkan terus kejenjang
belakang hingga bertemu kepada sumber kebenaran hadis itu sendiri,
jenjang paling awal mula yaitu Muhammad.
Misalnya jenjang perawi ketiga ,At ba'al Tabi"in,dirujukkan kejenjang
kedua,Tabi'in,hingga jenjang para sahabat yang mengklaim sumbernya
dari Muhammad sendiri. Jadi yang awal mula mem-verifikasikan yang
belakangan.
Quran sendiri menyatakan bahwa ia merupakan kelanjutan dari Alkitab
(QS.2:136).
Quran selalu dianggap paling benar dan sebagai pengkoreksi Kitab
sebelumnya(walau hanya tafsiran belaka).
Tetapi apakah memang demikian logikanya untuk suatu Wahyu ?
Kalau untuk bidang sains memang penemuan-penemuan baru praktis
membatalkan semua anggapan-anggapan yang lama yang berselih
dengannya. Dan hal ini bisa kita terima semata-mata "anggapan-
anggapan lama" tersebut belum mendapatkan otorisasi akan
kebenarannya yang mutlak.
Namun untuk suatu Wahyu justru
--- On Fri, 4/12/09, andri subandrio <
subandrio.andri@gmail.com> wrote:
No comments:
Post a Comment