From: ãL-HãwãÐåã <ainhawadaa@yahoo.com>
Date: 2010/2/10
Subject: [assunnah-qatar] Trilogi: Jalan Keselamatan (Andai Saja Aku Tahu Jalan Keselamatan Itu) bag 1.
To:
Trilogi: Jalan Keselamatan
Oleh : Ustadz Abdullah Roy, Lc.
Muqadimah – 1
I. Andai Saja Aku Tahu Jalan Keselamatan Itu
Pertama : Jalan ini adalah jalan Allah _ - 4 Kedua :Jalan ini adalah jalan para Nabi, Ash-Shiddiqin (orang-orang yang tinggi kejujurannya), para syuhada, dan orang-orang shalih 5 Ketiga : Jalan Allah aman dan terjaga - 6 Keempat : Jalan Allah itu hanya satu - 7 Kelima: Jalan menuju Allah itu lurus - 9 Keenam: Jalan itu berada di tengah - 11 Ketujuh: Jalan ini adalah jalan yang terang benderang - 14 Kedelapan: Jalan ini adalah jalan yang lengkap dan sempurna - 16 Kesembilan: Jalan ini sedikit yang menempuhnya - 17 Kesepuluh: Jalan Allah adalah jalan kemenangan - 21 Kesebelas: Syi'ar utama jalan Allah adalah tauhid – 22
II. Jalan Keselamatan, Kemana Aku Harus Mencari?
Berpegang teguh dengan Al-Qur'an - 25 Berpegang teguh dengan As-Sunnah - 26 Memahami Al-Qur'an dan As-Sunnah dengan pemahaman generasi terbaik umat (para shahabat, tabi'in dan tabi'ut tabi'in) – 27
III. Aku Harus Penuhi Tuntunan Untuk Meniti Jalan Itu
Larangan berpecah belah - 34 Larangan membuat bid'ah - 36 Mengembalikan perkara kepada 3 rukun Ash-Shirathal Mustaqim ketika terjadi perselisihan – 37
Dunia yang sementara bagi manusia pada hakikatnya adalah tempat bersinggah untuk sebuah perjalanan panjang menuju alam yang kekal. Namun tidak semua manusia mengerti dan menyadari hal ini . Mereka memiliki pandangan yang berbeda terhadap dunia . Sebagian mereka justru ada yang meyakini bahwa kehidupan di dunia ini adalah tujuan utama , sehingga dia curahkan waktu dan tenaga untuk endapatkannya dan bersenang-senang dengannya . Mereka ini adalah orang-orang ingkar dengan hari pembalasan dan orang-orang yang mengikuti jalan mereka . Dan mereka inilah orang-orang yang menjauh dari jalan menuju Allah .
Allah berfirman :
Artinya : Dan sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada negeri akhirat benar-benar menyimpang dari jalan (yang lurus). (QS. 23:74)
Dan sebagian yang lain memahami bahwa dunia bukanlah tempat tujuan , namun dia adalah tempat berteduh sementara yang akan ditinggalkan menuju ke tempat peristirahatan abadi . Sehingga kita melihat mereka beramal dan berbekal untuk tujuan tersebut . Mereka ini adalah orang-orang yang percaya dengan adanya hari akhir dan hari pembalasan.
Dari keyakinan dengan adanya hari akhir inilah, akhirnya manusia berusaha mencari jalan yang paling singkat dan aman yang menyampaikan kepada tujuan. Maka bermunculanlah agama-agama, aliran-aliran, serta pemikiran-pemikiran yang menurut masing-masing dari penganutnya jalan itulah yang terbaik yang akan menyampaikan mereka kepada tujuan.
Kenyataan inilah yang menjadikan sebagian besar manusia bingung . Jalan manakah yang akan ditempuh? Sementara dia diharuskan berjalan dan tidak bisa berhenti , di lain pihak kesalahan di dalam memilih jalan adalah kebinasaan .
Pembaca yang budiman!
Dari uraian di atas , kita bisa mengambil kesimpulan bahwa mengetahui jalan yang selamat adalah sesuatu yang penting dan darurat bagi kita semua . Usaha untuk mendapatkannya adalah usaha yang paling mulia , dan doa untuk mendapatkannya adalah doa yang paling bermanfaat di dunia dan akhirat. Karenanya umat islam diwajibkan untuk memohon kepada Allah petunjuk untuk menempuh jalan ini setiap rakaat di dalam shalatnya.
Artinya : Tunjukilah kami jalan yang lurus, (QS. 1:6)
Berkata Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah :
Artinya : "…Dan oleh sebab itulah , doa yang paling bermanfaat , paling agung , dan paling bijaksana adalah doa di dalam surat Al-Fatihah : Tunjukilah kami jalan yang lurus, , (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat., karena sesungguhnya seseorang ketika mendapat hidayah kepada Ash-Shirathal Mustaqim , maka Allah akan menolongnya untuk taat dan meninggalkan kemaksiatan , dan dia tidak akan tertimpa kejelekan di dunia dan akhirat . ( Majmu' Fatawa Ibni Taimiyyah 3 / 281 )
Demikian pula ketika shalat malam kita disunnahkan untuk membaca doa iftitah yang isinya permohonan petunjuk kepada jalan yang lurus. Di dalam hadist 'Aisyah ketika ditanya oleh Abu Salamah bin Abdurrahman bin Auf :
Artinya : " Dengan apakah Nabiyyullah membuka shalatnya ketika shalat malam? 'Aisyah menjawab : " Ketika shalat malam beliau membuka shalatnya (dengan) : (Ya Allah, Rabb Jibril, Mikail, dan Israfil, Pencipta langit-langit dan bumi, Yang Mengetahui yang ghaib dan yang kelihatan !Engkaulah yang menghukumi diantara hamba-hambaMu di dalam apa yang mereka perselisihkan, tunjukkilah aku kepada kebenaran dengan izinMu , sesungguhnya Engkau menunjuki siapa yang Engkau kehendaki menuju jalan yang lurus ..( HR. Muslim 4 / 168 no : 1289 )
Namun doa saja tidaklah cukup , harus disertai dengan usaha . Dan usaha pertama untuk menempuh jalan ini adalah mengenal sifat-sifat dan keistimewaan jalan Allah, kemudian yang kedua berusaha untuk menempuhnya .
Oleh karena itu, di dalam tulisan ini , penulis -dengan segala kekurangan yang ada padanya- ingin mengajak pembaca sekalian untuk bersama-sama mengetahui sifat-sifat jalan yang selamat tersebut, dengan harapan semoga Allah berkenan membuka hati kita untuk berkumpul dan bersatu di atas jalan tersebut , kemudian bersama-sama berjalan menuju tempat kembali yang selama ini kita dambakan , surga Allah .
Andai SajAndai Saja Aku Tahu Jalan Keselamatan Itu ...! Kalau kita membaca Al-Qur'an dan As-Sunnah dan merenunginya maka kita akan dapatkan sifat-sifat istimewa jalan yang selamat ini dengan jelas..
Pertama : Jalan ini adalah jalan Allah
Diantara sifat yang menjadikan jalan ini mulia adalah karena jalan ini disandarkan kepada Allah , Dzat yang menguasai semua yang ada di seluruh jagad raya, dan mengetahui segala isinya. Allahlah yang membuatnya dan memilikinya . Sifat ini Allah cantumkan di dalam beberapa firmanNya :
a. Firman Allah :
Artinya : Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (Yaitu) jalan Allah yang kepunyaan-Nya segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Ingatlah, bahwa kepada Allah-lah kembali semua urusan. (QS. 42:52-53)
b. Firman Allah
Artinya : Dan mereka diberi petunjuk kepada ucapan-ucapan yang baik dan ditunjuki(pula) kepada jalan (Allah) Yang Maha Terpuji. (QS. 22:24) Penyandaran kepada Allah menunjukkan keutamaan dan kemuliaan jalan ini.
Kedua :Jalan ini adalah jalan para Nabi, Ash-Shiddiqin ( orang-orang yang tinggi kejujurannya), para syuhada, dan orang-orang shalih
Ini adalah sifat mulia kedua yang dimiliki jalan yang selamat, karena yang menempuh jalan ini adalah orang-orang yang terbaik yang pernah hidup di atas permukaan bumi. Orang yang berjalan di atasnya berarti dia telah berteman dengan sebaik-baik teman perjalanan. Dan ini merupakan keutamaan dan anugerah yang agung dari Allah . Dalil dari sifat yang kedua ini firman Allah di dalam Al-Fatihah :
Artinya : Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. (QS. 1:6-7)
Orang-orang yang Allah beri nikmat ini adalah mereka yang Allah sebutkan di dalam firmanNya :
Artinya : Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(-Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.Yang demikian itu adalah karunia dari Allah, dan cukuplah Allah yang mengetahui. (QS. 4:69-70)
Para nabi 'alaihimussalam adalah pemukanya orang-orang yang berjalan di atas jalan yang selamat ini. Sebagaimana Allah perinci hal itu di dalam beberapa ayat di dalam Al-Qur'an. Diantaranya :
a. Firman Allah setelah menyebutkan nama-nama sebagian nabi dan rasul 'alaihimussalam di dalam surat Al-An'am :
Artinya : (dan Kami lebihkan pula derajat) sebagian dari bapak-bapak mereka, keturunan mereka, dan saudara-saudara mereka. Dan Kami telah memilih mereka (untuk menjadi nabi-nabi dan rasul-rasul) dan Kami menunjuki mereka ke jalan yang lurus. (QS. 6:87)
b. Firman Allah tentang Nabi Ibrahim 'alaihissalam : Artinya : (lagi) yang mensyukuri nikmat-nikmat Allah, Allah telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus. (QS. 16:121)
c. Firman Allah tentang Nabi Musa dan Harun 'alaihimassalam : Artinya : Dan Kami tunjuki keduanya ( Musa dan Harun ) kepada jalan yang lurus. (QS. 37:118)
d. Firman Allah tentang Nabi Muhammad yang beliau adalah imam para nabi dan pemimpinnya orang-orang yang berjalan di atas jalan ini :
Artinya : Yaa siin. Demi al-Qur'an yang penuh hikmah, sesungguhnya kamu salah seorang dari rasul-rasul, (yang berada) di atas jalan yang lurus, (QS. 36:1-4)
Adapun para shiddiqin, para syuhada', dan orang-orang yang shaleh maka mereka termasuk orang-orang yang menempuh jalan yang selamat ini karena mereka adalah pemuka orang-orang mengikuti jalan para nabi dan rasul.
Ketiga : Jalan Allah aman dan terjaga
Jalan yang aman senantiasa dicari oleh setiap pengguna jalan. Terkadang mereka rela untuk mengeluarkan jutaan rupiah hanya untuk mendapatkan seorang pengawal perjalanan, supaya terhindar dari perampok dan para pengganggu jalan. Ternyata jalan Allah juga memiliki sifat aman ini, bahkan dengan keamanan yang lebih sempurna. Bagaimana tidak lebih aman dan terjaga, sedangkan Dzat Yang Maha Kuasa Dialah yang telah membuatnya dan Dia pulalah yang menjaganya dan menjaga orang-orang yang berada di atasnya. Allah berfirman :
Artinya : Allah berfirman:"Ini adalah jalan yang lurus; kewajiban Aku-lah (menjaganya). Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikuti kamu, yaitu orang-orang yang sesat. (QS. 15:41-42)
Ayat ini menunjukkan bahwa Allah akan menjaga jalanNya dan menjaga orang-orang yang berjalan di atasnya dari kesesatan dan godaan syetan. Imam Syaukany rahimahullahu ketika menafsirkan ayat ini mengatakan :
Artinya : ( Maksudnya ) Wajib atasKu untuk menjaganya yaitu supaya engkau ( wahai syetan ) tidak memiliki kekuatan sedikitpun atas hamba-hambaKu. ( Fathul Qadir 4/179 )
Keempat : Jalan Allah itu hanya satu
Jalan yang selamat menuju Allah jumlahnya satu, artinya jalan itu tidak berjumlah banyak, sehingga boleh bagi kita untuk memilih salah satu dari jalan-jalan tersebut.
Oleh karena itu Allah menggunakan kata yang mufrad ( tunggal ) untuk mengungkapkan jalan menuju kepadaNya di dalam banyak ayat, terkadang menggunakan kata atau penulis cukupkan disini menyebutkan 3 ayat diantaranya :
a. Firman Allah :
Artinya : Dan inilah jalan Rabbmu; (jalan) yang lurus. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan ayat-ayat (Kami) kepada orang-orang yang mengambil pelajaran. (QS. 6:126)
b. Firman Allah :
Artinya : Mereka berkata:"Hai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab (al-Qur'an) yang telah diturunkan sesudah Musa yang membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya lagi memimpin kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus. (QS. 46:30)
c. Firman Allah :
Artinya : (Malaikat-malaikat) yang memikul 'Arsy dan malaikat yang berada di sekililingnya bertasbih memuji Rabbnya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan):"Ya Rabb kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang bernyala-nyala (QS. 40:7)
3 ayat di atas cukup menjadi bukti bahwa jalan yang selamat menuju Allah hanyalah satu dan tidak bercabang. Rasulullah telah menjelaskan sifat ini di dalam hadist Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu, beliau mengatakan :
Artinya : Rasulullah menggambar sebuah garis untuk kami, kemudian bersabda : " Ini adalah jalan Allah ", kemudian beliau menggambar garis – garis yang banyak di sebelah kanan dan kirinya, kemudian beliau berkata : "Ini adalah jalan-jalan yang banyak yang berpecah-pecah, di setiap jalan tersebut ada syetan yang menyeru kepadanya ", kemudian beliau membaca :
( HR. Ahmad 8 / 463 no : 3928, dan dihasankan Syeikh Al-Albany di dalam Misykatul Mashabih 1 /36 no : 166 )
Inilah jalan terbuka satu-satunya yang menyampaikan kita kepada Allah, adapun jalan-jalan selainnya maka semuanya adalah jalan buntu. Berkata Ibnul Qayyim :
Artinya : Dan hal ini karena jalan yang menyampaikan seseorang kepada Allah hanyalah satu, yaitu apa yang diutus dengannya para rasul dan apa yang turun dengannya kitab-kitab, seseorang tidak akan sampai kepada Allah kecuali melewati jalan ini, meskipun manusia datang dari semua jalan dan membuka semua pintu, maka semua jalan itu buntu dan semua pintu itu tertutup kecuali jalan yang satu ini, karena sesungguhnya jalan ini berhubungan dengan Allah, menyampaikan kepadaNya. ( Madarijussalikin 1 / 15 )
Pembaca yang budiman,
Diantara pembaca mungkin ada yang bertanya-tanya tentang ayat yang berbunyi :
Artinya : Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan-jalan keselamatan, dan (dengankitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus. (QS. 5:16) Dan ayat yang berbunyi :
Artinya : Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami.Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. (QS. 29:69)
Apa yang dimaksud dengan jalan-jalan disini ? Apakah berarti jalan menuju Allah lebih dari satu ?
Jawabannya : Yang dimaksud dengan jalan-jalan pada 2 ayat di atas adalah amalan-amalan yang bermacam-macam yang ada di dalam agama islam, dimana amalan-amalan itu semuanya adalah jalan mendekatkan diri kepada Allah. Shalat adalah sabilullah, zakat adalah sabilullah, haji adalah sabilullah dst. Jadi tidak ada pertentangan dengan ayat-ayat yang lain. Walhamdulillah.
Kelima: Jalan menuju Allah itu lurus Allah menyifati jalanNya dengan kelurusan yang tidak ada kebengkokan di dalamnya.
Ini berarti jalan menuju Allah adalah jalan yang paling singkat dan cepat menyampaikan kepada tujuan, karena garis lurus adalah garis terpendek yang menghubungkan antara 2 titik. Tidak ada garis yang lebih pendek dari garis ini bagaimanapun kita berusaha menggambarnya.
Terlalu banyak ayat yang menyebutkan sifat yang kedua ini, namun penulis sebutkan 3 diantaranya dengan lafadhz yang berbeda :
a. Firman Allah :
(manusia) ke Darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam). (QS. 10:25)
b. Firman Allah : Artinya : Katakanlah:"Masing-masing (kita) menanti, maka nantikanlah oleh kamu sekalian! Maka kamu kelak akan mengetahui, siapa yang menempuh jalan yang lurus dan siapa yang telah membawa petunjuk". (QS. 20:135)
c. Firman Allah tentang ucapan Nabi Ibrahim :
Artinya : Wahai bapakku, sesungguhnya telah datang keadaku sebahagian ilmu pengetahuan yang tidak datang kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus. (QS. 19:43)
Sifat lurus bagi jalan Allah ini juga terdapat di dalam As-Sunnah, sebagaimana Di dalam hadist Nawas bin Sam'an radhiyallahu 'anhu beliau berkata :
Berkata Rasulullah Artinya : Sesungguhnya Allah telah membuat sebuah perumpamaan, sebuah jalan yang lurus yang dipinggirnya ada 2 dinding , masing-masing dari dinding tersebut memiliki pintu-pintu yang terbuka, setiap pintu memiliki tirai. Seorang da'i menyeru di ujung jalan, dan da'i yang lain di atas jalan tersebut.( Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam). (QS. 10:25) , dan pintu-pintu yang ada pada kedua dinding itu adalah batasan-batasan Allah, maka janganlah seseorang melanggar batasan-batasan Allah sehingga tirai terbuka. Dan da'i yang menyeru di atas jalan tersebut adalah penasehat dari Rabbnya. ( HR. At-Tirmidzy 10 / 83 no: 2786 , dan dishahihkan oleh Syeikh Al- Albany )
Di dalam lafadz lain :
Artinya : Dan di pintu masuk jalan itu ada penyeru yang mengatakan :" Wahai manusia masuklah ke jalan ini semuanya, dan janganlah kalian berpecah-belah. " Dan seorang penyeru di tengah jalan, setiap kali ada yang mau membuka salah satu pintu maka dia mengatakan :
"Celaka kamu, janganlah kamu buka pintu itu, sebab kalau kamu buka maka kamu akan memasukinya." Jalan itu adalah islam, 2 dinding itu adalah batasan-batasan Allah , pintu-pintu yang terbuka itu adalah larangan-larangan Allah, adapun penyeru yang ada ujung jalan maka itu adalah Kitab Allah 'azza wa jalla, dan penyeru yang ada di atas jalan maka itu adalah penasehat dari Allah yang ada di setiap hati seorang muslim. ( HR. Ahmad 36/32 ).
Keenam: Jalan itu berada di tengah
Sifat yang ketiga dari jalan ini adalah dia berada di tengah. Pertengahan antara ifrath ( berlebihan-lebihan ) dan tafrith ( menyia-nyiakan ). Datang di dalam Al-Qur'an dengan lafadz :
Diantara makna (____ ) adalah pertengahan. Berkata Ibnu Abbas tentang makna yang ada di dalam surat Ash-Shaaffat ayat 55 : ( Lihat Tafsir Ath-Thabary 10 / 491 ) Berkata Ibnu Manzhur rahimahullah :
Artinya : Dan As-Sawa' artinya adalah adil dan pertengahan ( Lisanul 'Arab 14 / 408 ) Dalil yang menunjukkan sifat ini :
a. Firman Allah menceritakan tentang kisah Nabi Musa :
Artinya : Dan tatkala ia menghadap ke jurusan negeri Madyan ia berdoa (lagi):"Mudah-mudahan Rabbku memimpinku ke jalan pertengahan ". (QS. 28:22) Dan yang dimaksud dengan jalan yang tengah di sini adalah jalan Allah yang lurus sebagaimana keterangan Ibnu Katsir rahimahullah ketika menafsirkan ayat ini :
Artinya : Yaitu ( menunjukkanku ) kepada jalan yang paling lurus, maka Allah melakukannya, dan memberi petunjuk beliau jalan yang lurus di dunia dan akhirat, maka jadilah beliau orang yang menunjukki orang lain dan beliau sendiri adalah orang mendapat petunjuk. ( Tafsir Ibnu Katsir 6 / 226 )
b. Allah mengabarkan di dalam banyak ayat bahwa orang yang sesat adalah orang yang sesat dari jalan tengah. Diantaranya firman Allah :
Artinya : Katakanlah:"Hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang tengah". (QS. 5:77)
Ibnu Katsir rahimahullahu mengatakan : Artinya : Yaitu : Dan mereka keluar dari jalan lurus dan pertengahan kepada jalan yang menyimpang dan sesat. ( Tafsir Ibnu Katsir 3 / 159 )
c. Allah juga berfirman :
Artinya : Katakanlah:"Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang-orang fasik ) itu disisi Allah, yaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, diantara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi (dan orang yang) menyembah Taghut". Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang tengah. (QS. 5:60)
Sifat pertengahan yang dimiliki oleh jalan ini Allah cantumkan di dalam surat Al-Fatihah dalam firman Allah :
Artinya : jalan orang-orang yang engkau beri nikmat, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. (QS. 1:7)
Orang yang dimurkai adalah orang yahudi sedang orang sesat adalah orang Nashara . Rasulullah bersabda :
Artinya : Sesungguhnya yahudi adalah orang-orang dimurkai dan orang-orang nashara adalah orang-orang yang sesat. ( HR. At-Tirmidzy 5 / 201, dan dihasankan oleh Syeikh Al-Albany )
Para ulama memberi keterangan bahwa sebab dari kemurkaan Allah kepada orang yahudi adalah karena mereka memiliki ilmu tetapi tidak mengamalkan. Sedangkan sebab kesesatan orang nashrani adalah karena mereka beramal tanpa ilmu ( Lihat Taisirul Karimir Rahman hal. 39 ).
Sedangkan orang yang berjalan di jalan Allah maka mereka di pertengahan, yaitu dengan mengilmui dan mengamalkan apa yang diilmui. Makanya kalau kita perhatikan, aqidah-aqidah yang dimiliki oleh orang-orang yang berada di jalan yang lurus itu aqidah yang pertengahan antara tafrith dan ifrath, misalnya :
1. Keyakinan tentang nabi Isa ( beliau adalah seorang rasul yang mulia namun bukan Tuhan ) 2. Keyakinan tentang Nabi Muhammad ( beliau adalah seorang rasul termulia namun tidak memiliki hak disembah ) 3. Keyakinan tentang para shahabat ( mereka adalah orang yang paling utama setelah para nabi tetapi tidak maksum ) 4. Keyakinan tentang pemerintah ( kewajiban taat kepada pemerintah selama di dalam ketaatan kepada Allah ) 5. Keyakinan terhadap para ulama ( mereka dihormati tetapi kesalahan tidak boleh diikuti ) 6. Keyakinan tentang pelaku dosa besar ( dia beriman tetapi kurang imannya ) 7. Keyakinan tentang qadha dan qadar ( manusia memiliki kehendak tetapi kehendaknya dibawah kehendak Allah ) 8. Keyakinan di dalam masalah hajr ( hajr adalah masyru' tetapi dengan aturan dan syarat ) 9. Keyakinan di dalam persatuan ( bersatu akan tetapi di atas al-haq )
bersambung InsyaAllah.. "Aku rela (ridha) Allah sebagai Rabbku (untukku dan orang lain), Islam sebagai agamaku dan Muhammad shallallahu alaihi wa sallam sebagai Nabiku (yang diutus oleh Allah). Barang siapa membacanya sebanyak tiga kali ketika pagi dan sore hari, maka Allah memberinya keridhaan pada hari Kiamat." (HR. Ahmad 4/337, lihat dalam Shahih At-Tirmidzi 3/141)
|
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
No comments:
Post a Comment