2010/2/23 whe - en <whe.en9999@gmail.com>
[Arman] : Saya sempat mereview sebentar diskusi yang pernah terjalin antara Mbak Whe-En dengan beberepa netter kita diarsip milis_iqra yang ada pada inbox saya dan saya tidak yakin hal itu benar adanya mbak. Bahwa hampir diseluruhnya justru kata-kata yang digunakan --maaf-- agak meruncing dan membuat tidak nyaman, baik dari mbak whe-ennya ataupun dari beberapa netter tersebut. Kita ambil saja diskusi terakhir dengan mas Dani Permana yang lalu melebar dengan beragam kata-kata yang mestinya bisa distop sejak awal tetapi malah terus meningkat sehingga "sempat" sedikit mengganggu stabilitas dan performance kemoderatoran milis. Ini hanyalah base on fact saja, hal seperti itu yang saya tidak mau, terlepas dari status kemoderasian atau yang lainnya. Saya lebih menyukai diskusi yang berujung pada saling pengertian dan kesepahaman.
[Arman] : Sekarang kalau pertanyaannya sudah dijawab, tetapi sipenanya masih ngotot untuk tidak menerima jawaban itu ... ya bagaimana lagi mbak ? jika mbak whe-en tidak emosian dan jeli membaca, saya menyertakan dalil disetiap posting saya. Bahkan saya re-send ulang diskusi dengan topik yang sama bersama mas Dani Permana beberapa tahun lalu. Juga jawaban saya pada Pak Amir Rosyidi dan pak Farhan beberapa jam lalu. Jadi siapa yang sebenarnya tidak lurus dan tidak menjawab disini ... entahlah saya bingung dengan pola berpikirnya mbak whe-en. [Maaf ya mbak :-), but it is true ]
[Arman] : Syukurlah, sejak awal saya percaya kok dengan mbak whe-en. Hanya sesekali mbak masih kesulitan tampaknya mengontrol emosinya ... :-)
[Arman] : Jangan khawatir mbak, saya tidak pernah su-udzon, hanya kadang gemas saja kok ... no hurt feeling jika diskusi sama saya.
[Arman] : Yang menentukan derajat hadis itukan juga manusia toh mbak, jadi meskipun sesuatu itu disebut mutawatir tetapi tetap ia tidak tertutup kemungkinan adanya distorsi terhadap hadis tersebut. Hal yang wajar saja jika seseorang khususnya muslim meragukan derajat suatu hadis dan itu tidak bisa dijadikan pembenaran untuk menyebutnya sebagai seorang yang ingkar atau kafir. Berbeda jika ia sudah meragukan al-Qur'an. Karena yang satu datang dari sisi manusia sementara yang lain datang dari sisi Allah. Itulah alasan saya [dan ini sebenarnya bentuk pengulangan jawaban saja dari saya].
[Arman] : Alhamdulillah, insyaAllah pasti mbak, karena itu saya paling anti ikut-ikutan dan bertaklid.
[Arman] : InsyaAllah kita akan ketemu lagi pada topik yang berbeda ya mbak.
O.ya, tidak ada yang perlu saya klarifikasi ulang selama menyangkut topik ini mbak. :-)
Mas Arman,terimakasih untuk penjelasan mas Arman.Cuma ada satu hal yang ingin saya klarifikasi.saya tidak pernah membenci seseorang karena diskusi, diskusi saya dengan mas Alwi, mas Andi, kang Hendi, bahkan yang terakhir dengan mas Dani,tak pernah membuat saya sakit hati atau membuat saya membenci seseorang.
[Arman] : Saya sempat mereview sebentar diskusi yang pernah terjalin antara Mbak Whe-En dengan beberepa netter kita diarsip milis_iqra yang ada pada inbox saya dan saya tidak yakin hal itu benar adanya mbak. Bahwa hampir diseluruhnya justru kata-kata yang digunakan --maaf-- agak meruncing dan membuat tidak nyaman, baik dari mbak whe-ennya ataupun dari beberapa netter tersebut. Kita ambil saja diskusi terakhir dengan mas Dani Permana yang lalu melebar dengan beragam kata-kata yang mestinya bisa distop sejak awal tetapi malah terus meningkat sehingga "sempat" sedikit mengganggu stabilitas dan performance kemoderatoran milis. Ini hanyalah base on fact saja, hal seperti itu yang saya tidak mau, terlepas dari status kemoderasian atau yang lainnya. Saya lebih menyukai diskusi yang berujung pada saling pengertian dan kesepahaman.
[Whe-En] : Wajar menurut saya dalam diskusi orang ingin membuat tracknya lurus dan fokus, wajar seseorang menuntut jawaban jika tidak dijawabdalam suatu perdiskusian.Hal inilah yang akan membeberkan mana yang berdasarkan fakta, mana yang berdasarkan dugaan, mana yang berdasarkan pendapat.
[Arman] : Sekarang kalau pertanyaannya sudah dijawab, tetapi sipenanya masih ngotot untuk tidak menerima jawaban itu ... ya bagaimana lagi mbak ? jika mbak whe-en tidak emosian dan jeli membaca, saya menyertakan dalil disetiap posting saya. Bahkan saya re-send ulang diskusi dengan topik yang sama bersama mas Dani Permana beberapa tahun lalu. Juga jawaban saya pada Pak Amir Rosyidi dan pak Farhan beberapa jam lalu. Jadi siapa yang sebenarnya tidak lurus dan tidak menjawab disini ... entahlah saya bingung dengan pola berpikirnya mbak whe-en. [Maaf ya mbak :-), but it is true ]
[Whe-En] :Bagitupun dengan diskusi saya kali ini dengan mas Arman ataupun dengan pak Muttaqin. Saya adalah orang yang terbuka dengan kebenaran, jadi saya tidak akan membabi buta mengikuti seseorang, kecuali dalilnya jelas.
[Arman] : Syukurlah, sejak awal saya percaya kok dengan mbak whe-en. Hanya sesekali mbak masih kesulitan tampaknya mengontrol emosinya ... :-)
Sebaiknya mas Arman ataupun pak muttaqin membuka diri berpendapat soal saya. jangan berprasangkaWahai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain..." [Al-Hujuraat: 12]
[Arman] : Jangan khawatir mbak, saya tidak pernah su-udzon, hanya kadang gemas saja kok ... no hurt feeling jika diskusi sama saya.
[Whe-en] :
yang ingin saya sampaikan, saya tidak pernah menulis manusia maksum, tidak ada yang maksum keculai Nabi, itulah kenapa hadits punya derajad masing masing mana yang bisa diterima dan tidak. Sayangnya sampai sekarang tidak bisa mas Arman terangkan kenapa hadits utawatir bisa mas Arman tolak.
[Arman] : Yang menentukan derajat hadis itukan juga manusia toh mbak, jadi meskipun sesuatu itu disebut mutawatir tetapi tetap ia tidak tertutup kemungkinan adanya distorsi terhadap hadis tersebut. Hal yang wajar saja jika seseorang khususnya muslim meragukan derajat suatu hadis dan itu tidak bisa dijadikan pembenaran untuk menyebutnya sebagai seorang yang ingkar atau kafir. Berbeda jika ia sudah meragukan al-Qur'an. Karena yang satu datang dari sisi manusia sementara yang lain datang dari sisi Allah. Itulah alasan saya [dan ini sebenarnya bentuk pengulangan jawaban saja dari saya].
[Whe-En] :
Meskipun begitu saya sangat menghargai pilihan mas Arman.Setiap pilihan akan dimintai pertanggung jawabannya sendiri sendiri.
[Arman] : Alhamdulillah, insyaAllah pasti mbak, karena itu saya paling anti ikut-ikutan dan bertaklid.
[Whe-En] :Mungkin sebaiknya cukup sampai disini (kaya lagu), cuma mungkin suatu saat, di forum terpisah, silahkan mas Arman klarifikasi kepada saya soal hal ini
[Arman] : InsyaAllah kita akan ketemu lagi pada topik yang berbeda ya mbak.
O.ya, tidak ada yang perlu saya klarifikasi ulang selama menyangkut topik ini mbak. :-)
--
Salamun 'ala manittaba al Huda
ARMANSYAH
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
No comments:
Post a Comment