Sunday, March 21, 2010

[Milis_Iqra] Orangtua Masuk Neraka Gara-gara Anaknya

Pembahasan hari ini
saya anggap menarik karena akhir-akhir ini, tingkat kenakalan remaja
baik dalam bentuk
pemakaian narkoba, tawuran antar pelajar, tawuran antar supporter
bola, ataupun kenakalan-kenakalan
lainnya, semakin tinggi. Mudah-mudahan tulisan ini bisa jadi bahan
renungan bagi
para orangtua agar lebih berhati-hati dan lebih memperhatikan
pendidikan anak-anak mereka.


Orangtua Masuk Neraka Gara-gara Anaknya
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Ustadz, saya pernah mendengar cerita tentang orangtua yang sudah
divonis masuk
surga, tetapi kemudian dibatalkan hingga akhirnya dia masuk neraka
bersama anaknya.
Hal itu disebabkan karena anaknya menuntut kalau orangtuanya tidak
pernah memperhatikan
agamanya sewaktu di dunia, sementara orangtuanya sibuk dengan urusan
ibadahnya sendiri.
Boleh saya tahu Ustadz, apakah cerita tersebut shahih ataukah tidak?
Apakah cerita
tersebut ada dalam hadits Nabi Muhammad saw.?
Dulu saya sempat penasaran dengan cerita yang pernah disampaikan oleh
KH Zaenuddin
MZ melalui taushiahnya di salah satu radio tersebut. Karena itu, saya
pun ingin menanyakannya kepada
Ustadz. Syukron katsiron atas penjelasannya.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
M - ....

Jawaban:
Wa'alaikumussalam Wr. Wb.
Saudaraku yang terhormat, saya juga pernah mendengar cerita seperti
itu, namun saya
belum tahu siapa yang meriwayatkannya dan bagaimana kualitas
riwayatnya. Setelah saya
berusaha untuk mencarinya, saya tidak menemukan riwayat yang berkaitan
dengan cerita
tersebut, yang periwayatnya disebutkan secara jelas, sehingga saya
tidak bisa menganalisa
kualitas riwayatnya. Saya hanya menemukan atsar (perkataan sahabat
atau tabi'in) dalam
sebuah buku, tetapi itu pun tidak disebutkan siapa periwayatnya, hanya
disebutkan
sumber kutipannya saja. Riwayat yang saya maksud adalah sebagai
berikut:

"Telah dikabarkan kepada kami bahwa seorang anak akan tergantung di
leher ayahnya
pada hari kiamat nanti. Lalu dia berkata: 'Wahai Rabbku, ambillah
hakku dari orang yang
menzhalimiku ini!' Sang ayah berkata: 'Bagaimana aku menzhalimimu,
sedangkan aku telah
memberimu makan dan pakaian?' Sang anak berkata: 'Benar, engkau telah
memberiku makan dan
pakaian, tetapi engkau melihatku melakukan maksiat dan engkau tidak
melarangku.'" (Dikutip
dari Majalah Az-Zahur, Sya'ban 1420 H)

Terlepas dari pembahasan mengenai kualitas riwayat tersebut, shahih
ataukah tidak,
tetapi yang jelas makna yang terkandung di dalamnya sama sekali tidak
bertentangan dengan
makna-makna yang terkandung dalam Al-Qur`an dan hadits-hadits shahih.

Dalam QS. At-Tahriim (66): 6, Allah swt. berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka."

Mengenai tafsir ayat ini, Qatadah berkata:
"Perintahkan mereka untuk taat kepada Allah dan laranglah mereka dari
perbuatan maksiat kepada-Nya. Bantulah mereka untuk mengerjakan
perintah Allah. Apabila kamu melihat mereka melakukan kemaksiatan,
maka tegurlah!"

Ibnu Jarir juga berkata:
"Kita wajib untuk mengajarkan anak-anak kita tentang agama Islam,
kebaikan dan adab!"

Sedangkan Ibnu Umar berkata:
"Didiklah anakmu, karena kelak kamu akan ditanya tentang pendidikan
dan pengajaran seperti apa yang telah kamu berikan kepada anakmu.
Anakmu juga akan ditanya tentang bagaimana dia berbakti dan berlaku
taat kepadamu."

Dari penjelasan para mufassir tersebut, dapat difahami bahwa ayat ke-6
dari
QS. At-Tahriim itu merupakan sebuah perintah tegas kepada seorang
Muslim untuk menjaga
keluarganya dari siksa api neraka, yaitu dengan cara memperhatikan
pendidikan agama
mereka dan selalu memperhatikan tindak-tanduk mereka. Karena sebuah
kewajiban, maka bila
perintah tersebut tidak dipatuhi atau tidak dijalankan dengan baik
oleh seorang Muslim,
maka tentunya ada konsekuensi yang akan dia dapatkan di akhirat nanti.
Hal senada juga dapat difahami dari hadits shahih yang berbunyi:

"Seorang laki-laki adalah pemimpin dalam keluarganya, dan dia akan
dimintai pertanggungjawaban atas
apa yang dipimpinnya." (HR Bukhari dan Muslim)

Hadits ini juga mengisyaratkan bahwa bila seorang Muslim tidak
mendidik anaknya dengan baik, maka kelak dia akan dimintai
pertanggungjawaban atas tugasnya di dunia itu, dan tentunya ada
konsekuensi yang akan dia dapatkan. Selain itu, ada juga hadits yang
menegaskan bahwa seorang hamba akan diangkat
derajatnya di surga karena permohonan ampunan untuknya yang dilakukan
oleh anaknya yang
shaleh. Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Ahmad, dan
dianggap shahih oleh Ibn
Katsir. Bila seorang hamba mendapatkan hasil yang baik karena dia
telah mendidik anaknya dengan baik
sehingga menjadi anak yang shaleh yang memohonkan ampunan untuknya,
maka dapat difahami
secara mafhum mukhalafah (pengertian terbalik), bahwa seorang hamba
juga akan mendapatkan
hasil yang tidak baik bila dia lalai dalam memperhatikan dan mendidik
anaknya sewaktu di
dunia. Wallaahu A'lam.....

Source: www.media-silaturahim.blogspot.com

Info: Untuk sementara website www.mediasilaturahim.com belum bisa
diakses dengan baik karena
sedang dalam tahap perbaikan. Karena itu, bila Anda ingin membaca
artikel-artikel yang
sudah dimuat ataupun mendownload tutorial bahasa Arab, silahkan
kunjungi blogspot saya:
www.media-silaturahim.blogspot.com

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

To unsubscribe from this group, send email to milis_iqra+unsubscribegooglegroups.com or reply to this email with the words "REMOVE ME" as the subject.

No comments:

Post a Comment