Monday, April 5, 2010

[Milis_Iqra] Apa Bedanya Motivasi Dengan Inspirasi?

Agus RasyidiArtikel: Apa Bedanya Motivasi Dengan Inspirasi?
Posted by: "Dadang Kadarusman"
Sun Apr 4, 2010 7:37 am (PDT)


Artikel: Apa Bedanya Motivasi Dengan Inspirasi?

Hore,
Hari Baru!
Teman-teman.

Kita tahu bahwa motivasi dan inspirasi merupakan dua kosa kata yang sangat
populer. Lebih dari itu saya menyadari bahwa mungkin saja ada sebagian dari
anda yang merasa bahwa tidak ada perlunya mencari-cari perbedaan diantara
kedua hal itu. Tetapi, bukankah kita sering dikelirukan oleh pemahaman yang
campur aduk? Padahal, para ahli NLP tidak bosan-bosannya menekankan
pentingnya menempatkan diri dalam proses berbahasa. Bahkan, di negara-negara
yang penerapannya sudah lebih maju sedang seru himbauan untuk
sungguh-sungguh mengembalikan huruf 'L' pada tempatnya. Sebab, disatu sisi
kita percaya bahwa 'Lingusitic' merupakan faktor kunci dalam aplikasi
disiplin ilmu itu. Namun disisi lain sering kali kita abaikan. Sekarang,
saya ingin mengajak anda untuk menelisik karakteristik dari Motivasi dan
Inspirasi. Anda tidak keberatan, bukan?

Beberapa waktu yang lalu saya diminta seorang sahabat untuk menjadi
narasumber dalam sebuah seminar untuk umum. Sejauh yang saya ingat, saya
sudah mengatakan kepadanya bahwa saya tidak merasa nyaman jika disebut
sebagai 'motivator'. Padahal, lazimnya itu merupakan sebuah sebutan yang
memiliki nilai jual. Paling tidak, masyarakat umum sudah sama-sama mafhum
tentang apa yang dimaksud dengan predikat itu. Apalagi dijaman seperti
sekarang ini banyak orang yang gemar mencari motivasi. Makanya
program-program motivasi selalu mendapat tempat di hati mereka. Dan sebutan
itu tentu sangat cocok untuk disandingkan dalam materi promosinya.
Ndilalah, ketika teman saya itu mengirimkan soft file brosurnya, saya tidak
langsung membukanya karena saya merasa semuanya sudah berjalan sesuai dengan
yang semestinya. Namun, ketika beberapa hari kemudian saya membuka emailnya;
ternyata teman saya menempelkan embel-embel 'motivator' dibelakang nama
saya.

Sekarang saya sudah benar-benar mengacaukan pikiran anda. Tadi saya
mengatakan tentang NLP yang mengajak kita untuk mengoptimalkan kemampuan
berbahasa yang baik dalam proses komunikasi dan interaksi dengan orang lain.
Tetapi, sekarang saya melanggar pakem dalam NLP itu sendiri yang disebut
sebagai pacing and leading. Keengganan saya untuk menggunakan predikat itu
jelas sekali menyalahi konsep pacing and leading. Sebab dalam konsep itu,
kita dianjurkan untuk 'menyesuaikan diri dengan bahasa audience (pacing),
baru kemudian kita memasukkan nilai-nilai yang ingin kita tanamkan
(leading). Sedangkan saya dari awal sudah menjauhkan diri dari terminologi
yang jelas-jelas paling mudah untuk dipahami oleh masyarakat umum.

Sekarang, ijinkan saya untuk mengajak anda berpijak kepada kenyataan. Dari
mana anda memperoleh motivasi? Anda benar. Bahwa motivasi bisa bersumber
dari luar, dan dari dalam diri kita sendiri. Faktanya memang demikian.
Tetapi, motivasi yang datang dari sumber manakah yang sifatnya lestari; yang
datang dari luar? Atau dari dalam diri anda sendiri?

Baiklah, untuk membantu menegaskan jawaban anda, saya akan menyampaikan
sebuah ilustrasi. Ketika anda memasuki sebuah ruang pelatihan motivasi.
Diruangan itu, seseorang yang anda kagumi, hormati, sukai, dan idolakan
berbicara diatas pentas. Anda mendengarkan setiap kata yang beliau ucapkan.
Anda tertawa ketika beliau menceritakan sebuah lelucon humoris. Anda ikut
mencucurkan air mata ketika kata-katanya yang menyentuh hati membawa anda
kepada kesadaran yang tinggi. Dan seketika itu pula anda bertekad; saya akan
berubah. Kemudian, pada sore harinya; anda melangkah pergi meninggalkan
ruang pelatihan itu. Keesokan harinya anda kembali tenggelam dalam rutinitas
sebagaimana biasanya. Seminggu kemudian. Sebulan telah berjalan. Setahun.
Waktu terus berputar. Masih adakah tekad dalam hati Anda itu?

Suatu ketika, anda melihat motivator yang anda idolakan itu di sebuah mall.
Dari caranya memperlakukan kasir supermarket, anda merasa bahwa tindakannya
bertolak belakang dengan kata-katanya. Atau, tiba-tiba saja anda mendengar
kalau idola anda itu gagal mempertahankan bahtera rumah tangganya. Atau,
digunjingkan terlibat dalam sebuah tindakan asusila. Bahkan, mungkin anda
mendengarnya meninggal dengan dugaan bunuh diri. Semua yang anda dengar dan
saksikan kemudian seolah menjadi anti klimaks dari seluruh kekaguman anda
kepada seorang manusia. Sekarang, tubuh anda berperang dengan dirinya
sendiri. Karena mata, telinga, rasa, dan setiap indera memiliki penilaiannya
yang berbeda-beda tentang seseorang yang anda kira bisa memotivasi anda.
Karena motivasi, sangat ditentukan oleh keteladan orang yang
menyampaikannya.

Pada kesempatan lain. Anda menyadari bahwa Anda tidak bisa berharap banyak
dari pekerjaan anda saat ini. Dengan posisi dan jabatan itu, anda tahu bahwa
pendapatan anda tidak akan lagi bisa menutupi kebutuhan hidup keluarga. Anda
tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya anak-anak anda jika nasib anda
tidak berubah. Lalu, anda bertekad untuk bekerja sebaik-baiknya. Agar
perusahaan melihat anda sebagai aset yang layak untuk dikembangkan dan
diberi tanggungjawab yang lebih besar. Kemudian, Anda terus mengejar mimpi
itu dengan sikap pantang menyerah. Dan akhirnya anda mendapatkan sebuah
perbaikan. Ketika anda merasakan nikmatnya memperoleh perbaikan itu, anda
kembali terdorong untuk menapak lebih tinggi. Bekerja lebih baik. Lebih
rajin. Lebih ulet. Dan lebih produktif lagi. Anda mendapatkan hadiah lagi.
Anda menapak lebih tinggi lagi. Begitu seterusnya. Sampai-sampai anda hampir
tidak menyadari kapan harus berhenti. Karena sekarang, secara otomatis tubuh
anda memotivasi dirinya sendiri.

Kedua cerita diatas itu hanya sekedar ilustrasi belaka. Namun, semoga itu
bisa menegaskan bahwa tak seorang pun bisa menjadi motivator sejati bagi
kita. Selain diri kita sendiri. Benar bahwa orang lain bisa memotivasi kita.
Namun, kita juga mesti secara jujur melihat fakta bahwa orang itupun sama
perlu motivasinya dengan kita. Jika Anda memerlukan motivasi. Saya juga
sama. Begitu pula dengan mereka. Bagaimana mungkin orang yang membutuhkan
motivasi seperti kita bisa memberikan motivasi sejati kepada orang lain?
Sama seperti orang yang tidak punya duit tidak mungkin memberikan duit
kepada orang lain. Seorang teman berkilah; motivasi itu beda dengan duit.
Karena memotivasi orang tidak selalu harus dengan duit. Teman saya benar.
Tetapi argumen itu tidak bisa meruntuhkan fakta bahwa motivasi yang datang
dari diri sendiri itu lebih lestari. Faktanya, banyak orang yang kecewa
karena terlampau banyak berharap kepada orang lain.

Sekarang ijinkan saya untuk membuka sebuah fakta lain. Ketika saya melihat
teman saya yang berhasil dalam karirnya, saya terinspirasi oleh
keberhasilannya. Ketika saya bertemu dengan seseorang yang sukses dalam
bisnisnya, saya terinspirasi oleh kisah suksesnya. Ketika saya bertemu
dengan penerima undian besar saya terinspirasi untuk berani mencoba sesuatu
meski diliputi oleh ketidakpastian. Ketika melihat seseorang mengendarai
Mercedes Benz, saya terinspirasi untuk mengimpikan suatu saat kelak memiliki
kemampuan membeli mobil seperti itu. Dan, ketika saya menemukan bahwa
orang-orang yang menginspirasi saya itu jatuh; penilaian saya kepada pribadi
mereka sama sekali tidak berubah. Sementara kisah-kisahnya yang telah
menginspirasi saya, tetap tinggal didalam hati sanubari saya. Karena
inspirasi, tidak membeda-bedakan dari siapa datangnya.

Ketika saya melihat seekor anjing buang air sembarangan dihalaman rumah
orang; saya terinspirasi untuk menghindari tindakan yang merugikan orang
lain. Ketika saya melihat 2 tetangga yang rumahnya bersebelahan bertengkar,
saya terinspirasi untuk menjadi tetangga yang baik bagi penghuni rumah
disebelah kiri dan kanan. Ketika saya mendengar seorang koruptor diadili,
saya terinspirasi untuk menjadi pegawai yang jujur. Ketika saya mendengar
seseorang bercerai saya berdoa; Tuhan, ijinkan saya untuk terus mencintai
istri yang telah Engkau pilihkan. Dan semoga dia memiliki hasrat yang sama.
Agar kami bisa terus bergandeng tangan selamanya. Ketika saya melihat maling
digebuki warga, saya terinspirasi untuk menghindari perbuatan serupa. Ketika
pesawat televisi menayangkan rekaman penggerebekan kamar-kamar hotel yang
digunakan pasangan-pasangan bukan muhrim, saya terinspirasi untuk berusaha
menjaga kehormatan. Karena, inspirasi tidak membeda-bedakan antara yang
baik dan yang buruk.

Sekarang, saya bisa melihat sebuah tirai tipis. Yang menjadi garis pemisah
antara motivasi dengan inspirasi. Ternyata, begitu banyak perbedaan diantara
keduanya. Sehingga jika kita bisa mengenali perbedaan-perbedaan itu, kita
akan memahami; mengapa motivasi kita sering naik dan turun. Mengapa motivasi
kita, sering berbunyi nyaring diruang-ruang training, tapi membisu dalam
realitas hidup. Mari sekali lagi kita perhatikan beberapa perbedaan antara
motivasi dan inspirasi.

Pertama, motivasi sangat ditentukan oleh siapa yang mengatakannya. Anda
jarang termotivasi oleh orang yang gagal. Sebaliknya, kegagalan orang lain
sering memberi kita inspirasi untuk menjadi orang yang berhasil.

Kedua, motivasi sangat ditentukan oleh keteladanan orang yang mengatakannya.
Anda jarang bisa terus termotivasi oleh seseorang yang sudah ketahuan 'sifat
aslinya'. Sebaliknya, 'sifat asli' seseorang sering memberi kita inspirasi
untuk terus belajar agar lama kelamaan kita bisa menjadi manusia yang mampu
menyelaraskan antara perbuatan dan perkataan.

Ketiga, motivasi sering dimonopoli oleh bangsa manusia. Anda jarang
termotivasi oleh comberan, kotoran cicak, ataupun bau pesing toilet di
terminal-terminal kendaraan. Anda juga jarang termotivasi oleh kemacetan
lalu lintas, tagihan listrik, ataupun kenaikan harga barang-barang keperluan
rumah tangga. Dan Anda, pasti tidak termotivasi oleh lembar laporan potongan
pajak jika belum benar-benar merasakan apa manfaatnya. Sebaliknya, semua itu
bisa menginspirasi kita. Untuk mencari jalan agar kehidupan kita menjadi
lebih baik dari hari ke hari. Terutama karena kita yakin. Bahwa ada
kehidupan lain. Setelah kematian.

Mari Berbagi Semangat!
Dadang Kadarusman - http://www.bukudadang.com/
Training: "SS-Pro™ Personality Leadership Communication"

Catatan Kaki:
Kita bisa termotivasi oleh orang lain, atau diri kita sendiri. Tetapi, kita
bisa terinspirasi oleh apapun yang kita temui, selama kita menjalani hidup
sehari-hari.


--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

To unsubscribe, reply using "remove me" as the subject.

No comments:

Post a Comment