Semoga memberikan inspirasi bagi kita yang membacanya.
----- Original Message -----
From: Rinny Ermiyanti
Sent: Saturday, April 24, 2010 8:55 AM
Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh,
Sedikit cerita inspiratif di akhir minggu,
Cerita ini terjadi beberapa hari lalu ketika saya mengunjungi Mbah saya di
Tanjung Priok . (Jangan salah, bukan Mbah Priok yang tinggal makamnya, Mbah
saya ini masih sehat wal'afiat)
Karena lokasi rumah si Mbah di gang kecil yang hanya muat untuk 1 mobil
lewat, daripada nanti kerepotan memaju-mundurkan mobil jika ada mobil lain,
saya memilih untuk parkir di ujung gang.
Tiba-tiba ada sebuah mobil SUV yang parkir didepan mobil saya , pengemudinya
turun menghampiri.
"Assalamu'alaikum, Neng Geulis"
"Wa'alaikumsalam" hhmm… jujur juga nih Bapak.
"Repot amat Neng Geulis, ini anak-anaknya ya? Wah, sudah tiga ya. Sini
Mamang Bantu. Mau ke rumah Mbah yah"
"Iya , Pak" Otak saya langsung googling isi memorinya. Tapi nyaris sampai
didepan rumah Mbah saya belum juga menemukan jawaban akan identitas si
Bapak.
"Neng, nanti jangan pulang dulu ya, Mamang nanti balik lagi sama Bibi"
Singkat cerita, tidak sampai satu jam Bapak tadi kembali ke rumah Mbah
dengan istrinya. Ternyata Mbah saya sangat mengenal mereka.
"Ini si Ratno, Rin, Kamu ingat ngga? Yang dulu jualan bubur ayam di ujung
gang "
Hah, Mang Ratno? Yang dulu bubur ayamnya sering saya utangin kalau pas Ibu
kelupaan ngasih uang saku.?
Wow, jualan bubur ayam sekarang bisa punya SUV !.
"Itu sih cuman salah satu mobilnya Rin, kontrakannya juga banyak" Mbah saya
mengacungkan jempol keriputnya.
Berdasarkan hasil investigasi saya yang mendalam, (halah!), akhirnya
terbongkar juga kisah suksesnya.
"Mamang puyeng,Neng. Waktu itu anak mau empat. Kalau Mamang cuman jualan
bubur begitu aja, mana cukup. Belum lagi kalau ada yang ngutangin"
Saya tersinggung berat. Tapi karena saya lagi mau belajar dari beliau, maka
saya tepis rasa tersinggung saya. Hehehe.
"Tapi kalo Mamang ngga jualan bubur, bagaimana lagi, bisanya cuman itu
doang."
"Mamang mikir keras, sampai bermalam-malam susah tidur loh. Mamang pikir
kalo cuman punya satu warung , hasilnya yah, segitu saja. Cuman cukup buat
makan. Itu juga sudah Alhamdulillah, sih"
"Akhirnya, Mamang 'manggil ponakan dari kampung. Mamang ajarin dagang.
Mamang yang buatin buburnya, cariin tempatnya. Dia yang jualan. Daripada dia
juga 'nganggur di kampung."
"Eh, Alhamdulillah, ternyata dagangan dia laku juga. Terus ,
besok-besoknya, dia 'ngajak sodara-sodaranya yang lain dagang bubur juga"
"Alhamdulillah, sekarang Mamang 'ngasuh 40 orang tukang bubur"
WHAT? Empat puluh?
"Omset sehari berapa sih Mang? " Saya jadi tergoda mau tahu penghasilan
seorang tukang bubur
" Omset siapa? Mamang? Rahasia ah Neng. Nanti dikira sombong" si Mamang
'ngeles.
"Bukan, Omset satu warungnya Mang" Saya keukeuh mau mengorek penghasilannya.
" Tergantung rezeki dari Allah, Neng. Tapi kira-kira aja ya, kalau ngga ada
halangan, kalau lagi laris nih Neng, satu gerobak bisa jualan 100 mangkok,
harganya permangkoknya Rp. 5000."
Hhmmm, lumayan, Rp. 500.000 perhari. Tapi , nanti dulu, si Mamang punya 40
gerobak. Woooww.. Rp. 500.000 x 40 = Rp. 20.000.000/hari ?
Gubrax!!!
"Itu, 40 gerobak jualan dimana aja Mang?"
" Di deket-sini aja Neng, seputaran Tanjung Priok. Lah, Mamang cuman 'apal
jalan-jalan di sini."
"Punya 40 gerobak dalam waktu berapa lama tuh Mang?" saya makin penasaran.
"Yah ,lama Neng, lebih 10 tahun, Pelan-pelan aja nambahnya. Kalau yang
'megang sebelumnya udah bisa dipercaya, baru di lepas. Baru Mamang nambah
anak asuh lagi."
"Mereka beli buburnya sama Mamang gitu?"
"Iya, Mereka kan udah capek jualan seharian. Jadi Mamang sama Bibi yang
masakin semua bahannya, Mamang yang bayar orang buat bersihin
gerobak-gerobaknya, jadi tiap abis subuh, mereka tinggal jualan."
"Terus bagiannya gimana Mang?"
"Si Neng nanya terus kayak wartawan ah.."
"Yah, Kan saya mau belajar juga dari Mamang. Ya udah kalo ngga mau ngasih
tau juga ngga apa-apa"
"Si Neng masih kayak dulu aja, suka 'ngambekan. Gini Neng. Mereka kan udah
capek jualan. Jadi Mamang mah ngga mau serakah. Hasil jualan Mamang bagi 3.
Sepertiga buat Mamang. Sisanya buat yang 'dagang"
Hhmm, 20.juta x 1/3 = 6,6 juta lebih/hari . Masih lumayan…
"Terus kontrakannya berapa pintu Mang?"
" Kontrakan itu kan awalnya buat tempat yang dagang bubur, jadi Mamang mulai
sepetak demi sepetak. Lama-lama …yah lumayan juga"
"Tiga puluh pintu lebih kali, Rin" Mbah saya yang dari tadi diam
mendengarkan, akhirnya bersuara juga.
"Iya, Alhamdulillah, Mamang sewain Rp.350.000 sebulan" si Mamang 'nyengir
bangga.
Kalkulator di otak saya jalan lagi ,berhitung penghasilan si Mamang.
Rp. 10.500.000/bulan dari kontrakan. Hmmm…
"Bayar pajak dong Mang" iseng saya 'nyentil si Mamang
"Iya, tiap bulan ada orang pajak dateng. Bantuin Mamang itung pajak. Mamang
mah pasrah aja. Namanya juga orang bodoh, jadi 'ngikut aja daripada di
penjara"
"Zakat nya Mang?"
"Yaelah si Neng, itu mah pasti. InsyaAllah Mamang istiqomah bayar Zakat. Kan
semua ini hanya titipan Neng."
"Tapi Mamang kan juga sudah kerja keras" saya menyemangati
"Iya, tapi kalau Allah ngga berkehendak, ngga ngasih jalan. Yah,mungkin
Mamang selamanya jualan bubur di ujung gang Neng."
Setelah lebih dari satu jam ngobrol ngalor-ngidul bernostalgia,
"Neng, Mamang pamit dulu yah, berapa nomor hapenya Neng? Nanti Mamang miskol
ya, dicatet ys Neng nama Mamang. Mang Ratno si Tukang Bubur ,gitu. Biar ngga
lupa lagi" Mang Ratno memencet-mencet tombol di Blackberrynya. Saya cuman
'nyengir melihat tingkahnya.
"Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh. Ati-ati dijalan kalo pulang
nanti ya Neng."
"Wa'alaikumsalam warrahmatullahi wabarakatuh"
Mang Ratno, si tukang bubur yang aku suka utangin dimasa kecil dulu, dengan
kaca mata hitam bertengger keren dihidung. melenggang penuh percaya diri
kearah SUV-nya , duh kerennya.
Kenangan ini, membuat saya yakin, bahwa apapun kehendak Allah akan terjadi,
dan kita tidak pernah bisa mengira apa yang akan terjadi dimasa yang akan
datang.
Wassalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
No comments:
Post a Comment