Tuesday, April 20, 2010

Re: [Milis_Iqra] Diskusi tentang Tuhan [Untuk Rizal Lingga]

Berbicara tentang Tuhan berarti berbicara tentang hal yang abstrak. Bagaimana manusia bisa mengetahui tentang Tuhan? Bagaimana manusia bisa mengenal akan Tuhan?
Apa arti kata Tuhan jika dihubungkan dengan eksistensi diri manusia? Apakah manusia mengenal siapakah dirinya sendiri? Bagaimana dia bisa ada? Apa artinya ADA, berada di dunia ini? Apa makna dari segala sesuatu jika dihubungkan dengan dirinya?
Lantas, apa artinya Tuhan jika dihubungkan dengan dirinya? Karena kesadaran akan Tuhan hanya ada jika ada kesadaran akan diri manusia itu sendiri.

Bagaimana manusia bisa mengenal Tuhan?

Menurut saya ada dua macam cara:
Pertama dengan perenungan mencari makna ada (the meaning of BEING), ada dunia (the existence of cosmos and world) , ada diri manusia (the existence of being), ada dirinya sendiri (the existence of self). Lantas didalam mencari makna ini manusia yang merenung itu menyadari adanya suatu Eksistensi yang lebih besar dari dirinya sendiri, dan itulah yang disebut dengan nama Tuhan.Jalan ini ada dalam ranah filsafat.

Yang Kedua, dengan jalan agama. Manusia itu beragama, lantas agama yang dianutnya memberitahukan kepadanya tentang Tuhan menurut apa yang dipahami oleh agama itu. Dengan beragama berarti manusia itu berteologi secara khas agama tersebut, dan hal ini tidak bisa dihindari, sebab tidak ada teologi agama yang obyektif.
Semua teologi agama itu subyektif, dan merasa tafsirnyalah yang paling benar akan manusia, dunia, dan Tuhan.
Jadi, berbicara akan Tuhan dengan warna agama dipastikan akan subyektif, dan dipastikan tidak akan ada titik temunya dengan pemahaman agama lain, karena setiap agama menafsirkan akan Tuhan dengan cara yang berbeda.
Jadi, sekalipun Tuhan itu Esa, namun setiap agama melihat dan memaknakan arti Esa itu secara berbeda-beda.

Armansyah mengkritik pemahaman saya akan Tuhan sebagai dipengaruhi oleh teologi Kristen, khususnya akan doktrin Trinitas. Namun Armansyah sendiri bagaimanapun juga, bisa dipastikan, akan memahami Tuhan dengan teologi Islam. Memahami Tuhan dengan kacamata Islam, dan tentu saja Armansyah akan merasa yakin bahwa teologinya

tentang Tuhan adalah yang paling benar.

Armansyah, sadarlah, kita takkan pernah bisa berteologia tentang Tuhan secara obyektif keilmuan. Karena teologia tentang Tuhan yang obyektif dan murni itu TIDAK ADA. Semua orang pasti akan dipengaruhi oleh teologia agamanya sendiri dalam mengartikan Tuhan.
Jadi Armansyah, jika kita berteologia tentang Tuhan, perspektif kita pasti beda, karena teologia yang obyektif akan Tuhan itu sekali lagi kukatakan, TIDAK ADA. Jadi, jika kamu mengkritik akan doktrin Trinitas, bisa dipastikan itu karena kamu menilai doktrin Trinitas dari perspektif ISLAM, tidak mungkin lari dari itu.
Sebab saya belum pernah membaca, kajian Armansyah tentang Tuhan secara Filsafat, yang mencoba mengambil jarak dari agamanya sendiri. Saya lihat kamu belum pernah mencobanya (apa ada artikel tulisanmu yang mengkaji Tuhan secara Filsafat?) dan saya tidak yakin bahwa kamu bisa. Karena kalau kamu berbicara tentang Tuhan, hampir dipastikan itu berdasarkan teologi agama Islam.

Tapi, bagaimanapun juga, saya berusaha mencari titik-titik temu tentang Tuhan, sesuati dengan apa yang saya pahami selama ini akan Tuhan.
Pertama-tama, Tuhan itu Kekal, tidak punya awal tidak punya akhir.
Kedua, Tuhan itu Maha Kuasa, tidak ada apapun yang tidak bisa diperbuatnya, kecuali kalau perbuatan itu bertentangan dengan sifatNya sendiri. Misalnya, Tuhan dan dosa tidak akan pernah bisa bertemu, karena itu mustahil bagi Tuhan berbuat dosa dan kejahatan.
Ketiga, Tuhan itu Maha Tahu, tidak ada yang tidak diketahuinya.
Keempat, Tuhan itu Maha Hadir, tidak ada ruang di alam semesta ini yang tidak diketahui dan dilihatnya.
Kelima, Tuhan itu mengasihi semua makhluk ciptaanNya, teristimewa manusia. Tuhan itu memiliki semua perasaan yang terdapat pada diri manusia, ini disebabkan karena Tuhan telah menciptakan manusia itu demikian, seperti Dia sendiri. Namun Dia seimbang dalam melaksanakan semua sifat-sifatNya, tidak ada sifat Tuhan yang ekstrim dan berlebihan dalam satu hal.

Keenam,Tuhan itu Adil, Dia pasti menghukum semua dosa dan pelanggaran dengan setimpal dan adil.Sehubungan dengan sifatnya yang adil ini, maka Tuhan harus meminta pertanggung-jawaban dari semua makhluk ciptaannya, manusia dan malaikat, akan apapun yang telah diperbuat oleh manusia dan malaikat.
Itu dari segi pelanggaran. Keadilan Tuhan juga akan membuat Dia memberikan ganjaran akan setiap perbuatan baik yang dibuat oleh manusia.
Sehubungan dengan keadilan dan ganjaran dari Tuhan bagi manusia dan malaikat, Tuhan menciptakan Surga dan Neraka. Surga pertama-tama adalah tempat tinggal Tuhan sendiri, tapi juga tempat tinggal malaikat-malaikat dan manusia-manusia yang telah berkenan kepadanya. Neraka diciptakan pertama-tama bagi malaikat-malaikat yang tidak taat, tapi kemudian juga
tempat manusia-manusia berdosa. Tuhan tidak melempar malaikat dan manusia ke neraka atas kehendakNya sendiri apalagi ditentukan terlebih dahulu, tapi malaikat dan manusia itu sendiri karena perbuatan-perbuatannya, mendapat hukuman di neraka.
Jadi, Neraka itu harus ada karena keadilan Tuhan mengharuskanNya demikian.  

Nah, Armansyah, inilah yang bisa saya katakan dan ketahui tentang Tuhan.  


--- On Mon, 4/5/10, Armansyah <armansyah.skom@gmail.com> wrote:

From: Armansyah <armansyah.skom@gmail.com>
Subject: [Milis_Iqra] Diskusi tentang Tuhan [Untuk Rizal Lingga]
To: milis_iqra@googlegroups.com
Date: Monday, April 5, 2010, 3:03 PM

Rizal, saya ingin membuka thread perdiskusian baru dengan anda jika berkenan.,
Kita lupakan saja semua diskusi lama kita yang banyak bersisa dan belum anda jawab, saya menawarakan anda sebuah awal yang baru.

Saya beri subject "Diskusi tentang Tuhan", sebenarnya ini saya ambil dari jawaban anda kepada Sdr. Mohd Mat Yaman dalam thread : Trinitas Misteri yang tidak bisa dijelaskan.

Inilah yang anda tuliskan ...


2010/4/1 rizal lingga <nyomet123@yahoo.com>
Dengan demikian memang memastikan bahwa Allahnya Islam memang tidak mampu menjadi manusia.



[Arman] :

Kenapa kita harus menciptakan konsep Tuhan yang masuk akal berdasarkan akal kita pribadi ? kenapa kita tidak menerima konsep Tuhan yang masuk akal berdasarkan akalnya para utusan resmi dari Dia sendiri ? kenapa harus menerima konsep ketuhanan yang diajarkan dan coba dipahami oleh bapa-bapa gereja padahal Yesus sendiri sudah menjabarkan konsep ketuhanan secara jelas ? ; jadi ini semua murni kesalahan manusia-manusia yang mencoba mengukur keakalannya yang dangkal dan dipengaruhi oleh hawa keberhalaan dengan keakalan para Nabi dan Rasul yang akalnya sudah di-isi dengan nilai-nilai Tauhid dan ketuhanan.

Dengan adanya konsep Tuhan menjadi daging seperti yang ada dalam dogma ketuhanan Trinitas, maka sebenarnya pihak kristiani sudah membuat jarak dengan Tuhan, sebab kalian atau mereka nyata-nyata sudah membatasi kemahakuasaan Tuhan menjadi sesuatu yang terbatas.

Allah itu jauh lebih besar dari akal manusia, maka kenapa kita harus membatasi kebesaran-Nya itu dengan sekatan yang hanya mampu kita terima dengan bentuk dan permodelan jasmani yang kita ketahui ? ; Sedemikian kecilkah personifikasi kita akan kebesaran ilahiah ? sedemikian kerdilnyakah kemahakuasaan-Nya sehingga harus kita deskripsikan semua sifat ketuhanan yang Dia miliki dalam bentuk dan perwujudan berhalaisme ?
 
Padahal jauh-jauh hari, Perjanjian Lama sudah berpesan :
 
Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi; Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya - Perjanjian Lama, Ulangan 5 : 8-9
 
Artinya apa  ?
Anda atau kita semua jangan pernah mencoba mendeskripsikan ataupun mempersonifikasikan Tuhan dengan semua bentuk kemakhlukan yang kepadanya juga anda atau kita semua melakukan ibadah atau penyembahan.  Dengan menjadikan ilahi dalam perwujudan daging atau jasad maka sama artinya dengan melanggar apa yang sudah dikatakan oleh kitab Ulangan diatas.

Untuk menjadikan sebuah ruang maka panjang, tinggi dan lebar harus dibentuk terlebih dahulu, artinya ruangan memiliki ketergantungan terhadap ke-3 unsur tadi, tanpa diukur panjang dan tinggi serta lebar maka ruang tidak akan ada. Sementara Tuhan  apakah Dia memiliki ketergantungan dengan daging manusia bernama Yesus ? apakah tanpa mendaging Dia tidak bisa disebut sebagai Tuhan dan memperlihatkan kemahakuasaan serta kemaha pengasihan-Nya terhadap manusia ?

Menurut pendapat saya pribadi, Tuhan bisa berdiri sendiri tanpa Yesus atau siapapunlah dia adanya. Demikian pula Yesus dan Roh Kudus, masing-masing bisa berdiri sendiri tanpa harus terikat satu dengan yang lainnya. Melalui perwujudannya kedalam bentuk daging, maka Tuhan berarti terikat dengan sang waktu.

Padahal seperti yang kita tahu, adanya waktu karena adanya rotasi dari planet, ketika planet tidak mengalami rotasi maka saat itu juga tidak akan terbentuk waktu, tidak ada masa lalu, tidak ada masa sekarang dan  tidak ada masa depan. Sementara Allah tidak bisa dianalogikan demikian, sebab Dia adalah alpha dan omega, Dia ada meski waktu itu tiada. Waktu memiliki ketergantungan dengan keadaannya, tetapi Allah, Dia bebas dari semua ketergantungan.; Dia adalah Qiyamuhu Binafsihi dan Dia adalah as-Somad.

Bagaimana pendapat anda, Lingga ?

--
Salamun 'ala manittaba al Huda



ARMANSYAH

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

No comments:

Post a Comment