Islam, beredar kabar bahwa Yayasan Perguruan Santo Bellarminus luluh-
lantak diserbu FPI. Dalam pantauan wartawan voa-islam, ternyata hanya
ada beberapa kaca pos satpam dan kaca kantor yang dirusak 12 anak
remaja berusia sekitar 18 tahunan berkaos hitam dengan memakai celana
pendek alias celana kolor. Mereka mengaku orang FPI dan mencuri
telepon genggam itu bebas memasuki lokasi tanpa ada pencegahan dari
satpam. Benarkah pelakunya orang FPI?
PELECEHAN terhadap Islam di blog Santo Bellarminus Bekasi benar-benar
menggegerkan umat Islam terutama warga Bekasi. Betapa tidak? Dalam
blog bertitel "Habisi Islam di Indonesia" ini diposting tulisan dan
gambar yang disengaja untuk memancin amarah umat Islam, Rabu
(21/4/2010).
Misalnya, foto kitab suci Al-Qur'an dengan sampul warna hijau yang
dimasukkan ke dalam WC. Foto penghinaan ini diberi komentar sarkasme
bahwa Al-Qur'an adalah buku pedoman kesesatan. Ayat-ayat Al-Qur'an
diejek dan disamakan dengan alat kelamin dengan kata-kata yang jorok.
Lantas Nabi Muhammad diejek sebagai –maaf– orang gila, setan, kurang
waras dan suka berkhayal. Azan dilecehkan sebagai teriakan orang gila,
dan masih banyak lagi tudingan dengan bahasa binatangisme.
Meski marah dan tertantang karena akidah dan harga dirinya diinjak-
injak, tapi situasi selalu aman terkendali tanpa ada tindakan anarkhis
apapun.
Di sisi lain, Blog penghinaan Santo Bellarminus justru berdampak
positif bagi umat Islam. Dengan berpikir positif, bijak dan rasional,
umat Islam tidak terpancing. Umat semakin siap siaga, memperkuat
akidah dan memperkuat ukhuwah Islamiyah setelah tersadarkan bahwa
gerakan pemurtadan dan kristenisasi itu benar-benar ada dan berbahaya.
Belum reda kasus pelecehan blog Santo Bellarminus, umat Islam kembali
dilecehkan dengan formasi Pedang Salib di pelataran Masjid Agung
Bekasi ketika sedang dilakukan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur'an,
Ahad (2/5/2010). Lagi-lagi, pelakunya adalah kelompok Salibis berkedok
"Pawai Hardiknas" yang mencatut Badan Narkotika Kota (BNK) Bekasi dan
mengaku direstui Walikota Mochtar Mohammad.
Belakangan BNK Bekasi membantah pawai Hardiknas yang diselenggarakan
oleh Benny Tunggul dan Christopher cs. Sementara Mochtar Mohammad
sampai detik ini tidak memberikan pernyataan apapun. SMS voa-
islam.com, Senin (3/5/2010) yang meminta konfirmasi pun tak
dibalasnya.
Rupanya para musuh Islam sudah kehabisan akal untuk memancing amarah
umat Islam Bekasi. Tiba-tiba muncul berita bahwa Perguruan Santo
Bellarminus Bekasi diserbu massa Front Pembela Islam (FPI), Rabu
tengah malam (5/5/2010).
Voa-islam.com baru mendengar kabar tersebut setelah mendapat pesan
singkat dari visitor, Kamis pagi pukul 05.56 WIB. Voa-islam langsung
mengirimkan dua orang reporter, Adrian dan Taz untuk meliput ke
lokasi. Setiba di lokasi, reporter voa-islam mewawancarai warga
sekitar lokasi. Dari keterangan warga, tukang warung, tukang ronda
hingga tukang ojek yang biasa mangkal di pertigaan tak jauh dari
Bellarminus, mereka tak yakin kalau pelaku perusakan SMA Bellarminus
adalah laskar FPI. Kerusakannya juga sangat ringan, hanya kaca-kacanya
saja yang dipecahkan.
Memang, begitu memasuki jalan ke arah lokasi, suasana mencekam sudah
digambarkan oleh aparat keamanan. Di ujung jalan, tepatnya di warung
yang berdampingan dengan pos ojek motor, beberapa serdadu dari Koramil
berdiri mengamati setiap orang yang melewati jalan tersebut.
Lepas shalat zuhur di masjid berjarak satu kilometer dari Perguruan
Santo Bellarminus, reporter voa-islam menyambangi lokasi yang
dikabarkan diserang FPI. Di pintu gerbang utama di pinggir jalan
terbuat dari besi tergantung kertas karton putih bertuliskan:
"Pengumuman, untuk sementara hari Kamis dan Jum'at (6-7 Mei 2010),
siswa-siswi SMP & SMA Belajar di rumah. Masuk kembali Senin 10 Mei
2010."
Di balik pagar sebelah dalam terparkir mobil polisi. Wartawan voa-
islam diterima oleh Anton, salah seorang satpam yang sedang piket hari
itu. Setelah menunjukkan kartu pers, Anton mempersilakan reporter voa-
islam menuju pintu masuk yang bersebelahan tempat parkir motor.
Sebelum sampai di pintu tersebut, voa-islam melewati gapura
bertuliskan "Yayasan Pendidikan St Bellarminus." Di bawah gapura
tersebut berdiri pagar besi yang tak kalah rapatnya.
Setelah melewati pagar besi di bawah gapura, voa-islam sampai di pintu
ketiga yang juga terbuat dari besi. Nampak beberapa orang polisi dari
Polsek Pondok Gede berjaga-jaga. Di sini voa-islam diterima satpam
lainnya, lalu diantar masuk menuju kantor sekolah, juga melewati
sebuah pintu besi.
Setelah melewati tiga pintu besi ketiga, voa-islam berjalan kaki
melewati jalan setapak sekira 150 meter. Sisi kiri dan kanan jalan
setapak itu juga dipagar yang terbuat dari kawat besi.
Akhirnya reporter voa-islam sampai di depan pintu utama gedung belajar-
mengajar SMP dan SMA Bellarminus. Pintu utama yang terbuat dari besi
ini berukuran sekira 2 x 3 meter itu berdiri kokoh, pada bagian
atasnya tidak ada celah sedikit pun karena langsung menempel tembok
beton gedung lantai dua. Di atas pintu terpampang foto Santo
Bellarminus. Menurut petugas sekolah, di luar jam sekolah pintu itu
digembok.
Memasuki area utama Bellarminus yang terdiri dari tiga lantai,
reporter voa-islam diterima Vincentius salah seorang pengurus yayasan.
Vincent mempersilakan voa-islam menunggu di ruang terbuka yang dihiasi
dengan pernak-pernik kristiani, untuk dipanggilkan kepala SMA
Bellarminus. Nampak di dalam ruangan, para pengurus yayasan: Suster
Nudek (PLH Yayasan Bellarminus), Paulus Totok Trisunu (Kepala SMA
Bellarminus), dan pengurus lainnya sedang serius membicarakan suatu
hal bersama beberapa petugas kepolisian.
Beberapa menit kemudian Totok keluar menemui reporter voa-islam. Tanpa
komentar banyak, Totok menyatakan tidak mau diwawancarai maupun
memberikan pernyataan apapun kepada voa-islam. "Maaf ya, kami sedang
ditimpa musibah. Nanti saja pernyataannya!" katanya ketus dengan raut
muka kusam, tanpa basa-basi dan senyum sedikit pun. Lantas ia
meninggalkan reporter voa-islam, kembali memasuki ruangan.
Beberapa saat kemudian, Kasat Reskrim Polrestro Bekasi Kompol Ade Ary
Syam Indradi keluar ruangan bersama seorang rekannya. Ia pun menolak
diwawancarai dengan alasan sedang olah TKP. "Wawancaranya nanti saja
ya mas, kami sedang oleh TKP," ujarnya sembari menebar senyum.
Adrian dan Taz pun keliling ruangan sambil menjepret gedung tiga
laintai tersebut dengan kamera dan handphone. Sama sekali tak tampak
kerusakan, porak-poranda atau suasana luluh-lantak area tersebut.
Hanya ada beberapa kaca jendela yang berlobang, tapi sudah
dibersihkan. Menurut petugas, pecahan-kaca-kaca tersebut sudah dibawa
ke Polsek Pondok Gede sebagai barang bukti.
Setelah mengambil gambar-gambar tersebut, reporter voa-islam
meninggalkan ruangan. Di pintu gerbang paling luar, voa-islam kembali
menemui satpam Anton untuk wawancara singkat.
Menurut Anton, setelah insiden tengah malam itu sudah banyak polisi
yang datang ke lokasi, antara lain Kapolsek Pondok Gede, Kapolres
Metro Bekasi, Kasatreskrip Polres Metro Bekasi, dua mobil polisi dari
Polda Metrojaya, dan para polisi dari Polsek Pondok Gede.
Anton mengisahkan, pelaku perusakan kaca jendela dan kantor perguruan
Bellarminus adalah anak-anak remaja tanggung berjumlah sekitar 12
orang. Perusakan yang dilakukan pukul 12 malam itu dilakukan oleh
orang-orang berkaos hitam, sebagian di antaranya memakai celana
pendek. Mereka mendatangi lokasi dengan berjalan kaki, tanpa kendaraan
apapun.
"Para pelaku tidak memakai atribut FPI, mereka hanya memakai baju
serba hitam, dan wajah-wajah mereka pun bukan warga sekitar tempat
kejadian," jelas Anton.
Saat itu, satpam Bellarminus yang berjaga di pintu gerbang ada dua
orang, salah satunya adalah ketua RT setempat yang beragama Islam. Di
pintu gerbang, para pelaku terlibat cekcok kecil dengan satpam. Anton
menirukan percekcokan itu sebagai berikut:
Satpam: "Dari mana kalian?"
Pelaku: "Kami dari FPI."
Satpam: "Mau apa kalian?"
Pelaku tidak menjawab, tapi balik berkata, "Kamu orang Islam,
minggir!"
"Setelah itu penjaga pun membiarkan para pelaku masuk dan memecahkan
kaca-kaca kantor satpam dan lanjut ke dalam sekolah," ujar Anton.
Setelah puas merusak beberapa kaca jendela pos satpam dan kantor, para
pelaku kabur dengan membawa telepon genggam karyawan di sekolah itu.
"Nah sekarang para saksi dan korban kehilangan HP sedang diminta
keterangannya di Polsek Pondok Gede," pungkas Anton.
Senada itu, Agus, seorang pemuda warga setempat menjelaskan bahwa
kejadian perusakan itu tidak dilakukan oleh warga sekitar. Ia juga
tidak percaya dengan isu bahwa pelakunya adalah laskar FPI.
"Seragamnya bukan seragam FPI, Pak," jelasnya.
Menjelang pukul 14.00 kedua reporter voa-islam meninggalkan lokasi
dengan membawa banyak pertanyaan yang belum terjawab.
Pertama, sebelum memasuki pintu gerbang, pelaku mengatakan "Kamu orang
Islam!" Berarti pelaku sangat mengenal orang-orang di dalam yayasan
Bellarminus? Kedua, para pelaku sempat mengambil telepon genggam di
ruangan petugas. Nampaknya ia mengenal betul ruangan-ruangan di dalam
yayasan sehingga dengan mudah melakukan pencurian. Ketiga, dua orang
satpam membiarkan dua belas anak remaja masuk tanpa ada perlawanan dan
pencegahan apapun. Apakah satpam itu tidak pernah dididik masalah
keamanan? Padahal di lengan kanan seragam satpam yang mereka kenakan
tertempel logo "Polres Metro Bekasi." Keempat, pelaku bisa melewati
empat pintu besi, terutama pintu utama yang kokoh menempel ditembok
beton tanpa merusak pintu tersebut. Katanya pintu digembok di luar jam
belajar?
...pelaku bisa melewati empat pintu besi, terutama pintu utama
yang kokoh menempel ditembok beton tanpa merusak pintu tersebut.
Padhal pintu digembok di luar jam belajar...
Kelima, para pelaku hanya merusak beberapa kaca sekedarnya. Mungkinkah
pelakunya adalah umat Islam yang marah dipicu oleh blog Santo
Bellarminus yang menghina Allah SWT, Nabi Muhammad, Al-Qur'an, dan
syariat Islam? Kerusakan sepele itu jauh tidak sebanding dengan
dahsyatnya penghujatan di blog Bellarminus. Kerusakan kecil itu hanya
layak dilakukan oleh orang yang kecewa atau sakit hati karena urusan
yang sepele. Dan masih banyak pertanyaan yang belum terjawab.
Walhasil, Adrian dan Taz harus membawa pulang pertanyaannya ke kantor
redaksi, karena pihak yayasan dan aparat kepolisian sepakat untuk "No
Comment!" [taz, Adrian/voa-islam.com]
http://www.voa-islam.com/news/indonesia/2010/05/07/5805/fpi-dicatut-untuk-curi-hp-dan-rusak-kaca-pos-satpam-di-sma-bellarminus/
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
No comments:
Post a Comment