dalam kehidupan relijiusnya. Begitu pula Moisha Krivitsky, seorang
Yahudi yang harus melalui jalan berliku-liku hingga ia meyakini
kebenaran Islam dan menjadi seorang muslim. Perjalanan panjang itu ia
tempuh melalui, fakultas hukum tempat ia menimba ilmu, kemudian
sinagog dimana ia menjadi seorang Rabbi hingga akhirnya ia menjadi
pengurus masjid.
Setelah masuk Islam, Moisha Krivitsky mengubah namanya menjadi Musa.
Ia kini tinggal dan menjadi pengurus Masjid Central Juma, masjid kecil
di Al-Burikent, sebuah wilayah di kawasan pegunungan Makhachkala,
Republik Dagestan, Rusia.
Musa mengatakan, perjalanan hidupnya hingga sampai ke masjid itu
merupakan perjalanan yang berat. Setelah lulus sekolah menengah untuk
menjadi rabbi, ia pergi ke Makhachkala dan menjadi rabbi di kota itu.
Ditanya darimana ia sebenarnya ia berasal, Musa hanya menjawab bahwa
ia datang dari sebuah tempat yang jauh ke Dagestan dan menjadi seorang
Dagestan sejati.
"Saya punya banyak teman di Dagestan, baik dari kalangan Muslim maupun
mereka yang jauh dari Islam," kata Musa mengenang masa lalunya.
Musa mengungkapkan, sinagog tempat ia menjadi rabbi di Makhachkala
berdekatan dengan masjid raya kota itu. Kadang, teman-teman muslimnya
yang menjadi pengurus masjid mengunjungi Musa sekedar untuk berbincang-
bincang. Begitupun sebaliknya, Musa kadang berkunjung ke masjid untuk
melihat bagaimana pelayanan ibadah di masjid.
"Saya sangat tertarik dengan kehidupan masjid. Kami hidup bertetangga
dengan baik," ujarnya.
Suatu ketika, pada bulan Ramadan, seorang perempuan datang pada Musa
yang waktu itu masih menjadi seorang rabbi Yahudi dan memintanya
mengomentari terjemahan Al-Quran dalam bahasa Rusia yang disusun oleh
Krachkovsky.
"Perempuan itu meminta saya memberikan kitab Taurat dan sebaliknya,
saya diminta untuk membaca Al-Quran yang dibawanya. Saya berusaha
membaca Al-Quran itu, sedikitnya sepuluh kali," tutur Musa mengingat
pertama kali ia membaca Al-Quran.
Ia mengakui, sebagai rabbi sulit baginya membaca Al-Quran, tapi
sedikit demi sedikit ia mulai memahami isi Al-Quran dan melihat konsep
dasar agama Islam. Lalu, perempuan yang memberinya Al-Quran datang
lagi dan menyerahkan kitab Taurat yang pernah dimintanya dari Musa.
"Perempuan itu bilang, ia sulit membaca dan memahami isi kitab itu
karena banyak literatur yang berhubungan dengan agama Yahudi dalam
kitab tersebut, yang butuh konsentrasi dan perhatian mendalam saat
membacanya," ungkap Musa.
Setelah membaca Al-Quran, Musa membandingkan isi kitab agamanya dengan
kitab suci umat Islam itu. Ia mengakui, banyak pertanyaan yang ada di
kepalanya selama ini, terjawab dalam Al-Quran dan bukan dalam kitab
yudaisme yang dianutnya.
Satu hal yang akhirnya ia pahami, mengapa orang-orang Yahudi pada masa
Rasulullah Muhammad Saw banyak yang masuk Islam, hal itu karena mereka
tidak menemukan jawaban dalam yudaisme tapi menemukannya dalam Al-
Quran.
"Bisa juga karena mereka terpesona dengan kepribadian Rasulullah Saw,
perilakunya dan pada cara Rasulullah berkomunikasi dengan setiap
orang. Ini merupakan topik yang penting," ujar Musa.
Salah satu pertanyaan di benak Musa ketika masih menjadi rabbi Yahudi
adalah tentang sosok Nabi Muhammad Saw karena namanya tidak pernah
disebut-sebut dalam Taurat. Tapi ada kata-kata kunci dalam Taurat yang
mengacu akan kehadiran sosok manusia sebagai nabi terakhir yang akan
menyerukan umat manusia untuk menyembah Tuhan Yang Esa. Dan setelah
membaca Al-Quran, Musa mendapati bahwa deskripsi dalam Taurat sesuai
dengan deskripsi tentang Rasulullah Muhammad Saw yang memang menjadi
nabi terakhir.
"Ketika saya mengetahui hal itu, saya sangat tertarik. Saya tidak
pernah tahu tentang Islam sebelumnya. Maka saya mencoba menggali lebih
dalam dan mencari tahu apakah ada mukjizat atau tanda-tanda yang
berhubungan dengan Rasulullah," ujar Musa.
Ia lalu bertanya pada beberapa alim ulama yang kemudian memberinya
kumpulan hadis yang menjelaskan keajaiban-keajaiban yang ada kaitannya
dengan Rasulullah. Musa juga akhirnya mengetahui bahwa Islam juga
menjelaskan tentang nabi-nabi yang ada sebelum Rasulullah, seperti
yang tercantum dalam Taurat dan Injil.
Sejak itu, ia merasakan sesuatu yang aneh dalam dirinya. Ia jadi lebih
banyak membaca buku-buku Islam dan berdiskusi dengan teman-teman
muslimnya di masjid. Buku yang paling mempengaruhinya adalah buku-buku
Islam karya Akhmad Dedat, seorang ulama asal Afrika Selatan.
"Ketika Anda menyelami makna paling dalam agama Islam, Anda akan
melihat bahwa agama ini sangat sederhana, tapi jalan untuk menuju
Islam bisa sangat sulit. Tapi Islam memiliki segalanya, baik apa yang
bisa kita bayangkan maupun yang tidak kita bayangkan," tukas Musa. (ln/
CoI)
http://eramuslim.com/berita/dakwah-mancanegara/moisha-krivitsky-dari-sinagog-ke-masjid.htm
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
No comments:
Post a Comment