bagi mereka.
On Fri, 2010-05-07 at 08:05 +0700, whe - en wrote:
> Mereka yang Rela 'Menjual Diri' Kepada Allah
> Jumat, 07 Mei 2010, 07:26 WIB
> http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/10/05/07/114709-mereka-yang-rela-menjual-diri-kepada-allah
>
>
>
>
> Dengan keterbatasan mendidik generasi Muslim
> Hidupnya jauh dari sederhana. Tapi, sepetak lahan 200 meter persegi
> yang ia punyai diwakafkan untuk mushala dan madrasah. Mudasir pemilik
> tanah itu, mengikhlaskannya untuk sarana pendidikan di bawah Gunung
> Linggo, Trenggalek, Jawa Timur. Sebagai pengganti lahan untuk bercocok
> tanam, ia menggarap sebidang tanah perhutani di lereng Gunung Abimanyu
> yang ditanami singkong sebagai makanan pokok.
>
> Dai desa yang lugu itu, hanya berniat menyelamatkan tunas desa agar
> dapat pendidikan lebih baik. Kini, dibantu dai desa yang lain, Mudasir
> mengurus 300 santri. Madrasah itu juga dilengkapi playgroup ala
> kampung, TPA, dan majelis taklim. Semuanya gratis, agar anak-anak tak
> takut belajar karena orang tuanya tak mampu membayar.
>
> Di bilangan Rawa Kalong, Gunungsindur, Bogor, sebuah keluarga
> bersahaja juga memberikan lahannya untuk fasilitas pendidikan. Di
> kampung dekat Ibukota itu, keluarga Nurbaiti memfasilitasi warga untuk
> menyekolahkan anak-anak di jenjang playgroup, TPQ, MI, juga majelis
> taklim.
>
> Rumahnya yang sederhana, bahkan nyaris tak pernah dikunci. Satu ruang
> pribadi pun hampir tak ada. Semua, bebas menggunakan fasilitas yang
> ada di dalam rumah. Meski di belakang rumah sudah dibangun dua lokal
> kelas, tapi para wali santri hingga anak-anak, masih menggunakan
> bagian dalam rumah. Tak sekadar mereka menggunakan fasilitas belajar,
> meja makan pun, isinya juga boleh disantap siapa saja.
>
> Kisah hebat serupa juga dijalani La Ode Ardin bersama istrinya di
> Kendari Sulawesi Tenggara. Dia membeli lahan cukup luas dari
> penghasilannya sebagai guru ngaji. Di atas tanah dekat Bandara Kendari
> itu, ia mendirikan Madrasah Tsanawiah. Murid asuhnya dari warga jauh
> dan dekat yang terbelakang kondisi ekonominya. Sebagian, bahkan
> anak-anak yang bekerja sebagai pembuat bata merah.
>
> Di sekolah yang tiga tahun lalu terbuat dari papan rapuh itu, tak ada
> busana formal. Anak-anak bebas memakai sandal jepit, bahkan ada yang
> jarang mandi. Tapi, kondisi buruk itulah yang bertahap diubah Ardin.
> Anak-anak yang lahir berpeluh derita, harus mendapatkan pengetahuan
> yang layak dan adil. Mereka perlu diselamatkan, tidak oleh kritik
> melulu ke negara, tapi dengan tindakan nyata.
>
> Sulit mengucapkan kata sanjung untuk orang-orang hebat itu. Tapi
> mereka tak butuh. Meski dipandang umum sebagai bukan siapa-siapa, tapi
> mereka telah melakukan pengabdian hebat lebih dari orang yang dianggap
> hebat oleh umum. Diukur dari kekayaan, mereka golongan dhuafa yang
> untuk makan saja sulit. Tapi, nyatanya amat kaya. Mereka mampu
> menyelamatkan sebuah generasi, tidak dengan pajak atau amunisi yang
> diperoleh dari korupsi.
>
> Serba sederhana kehidupan mereka bukan berarti tak punya sikap. Dua
> pekan lalu, salah satu dari mereka menolak bantuan Rp 100 juta dari
> sebuah perusahaan minyak asing. Alasannya sederhana, dana itu
> diperoleh dari perut bumi yang tak menyejahterakan rakyat tapi
> menciptakan kemiskinan yang turun-temurun. Bahkan, mengorbankan
> kehidupan masyarakat yang ada di sekitar area produksi minyak. Lebih
> khusus lagi, minyak yang disuplai ke negeri asing itu, digunakan untuk
> perang memusuhi dan membunuh umat muslim di belahan negara lain.
>
> Tak hanya perusahaan minyak asing, bahkan seorang pejabat juga ditolak
> bantuannya, karena ia ragu sumber uangnya. Niat mereka sederhana, dari
> bibit dan pupuk yang baik akan tumbuh tunas baik dan buah yang
> bermanfaat. Tugas mulia ini telah mereka pasrahkan ke Allah SWT. "Saya
> menjual diri untuk Allah, insya Allah ini perniagaan yang halal,"
> tutur Mudasir. Kejujuran yang mestinya mencabik nurani kemanusiaan
> kita.
>
>
> Red: irf
> Sumber: Baznas
>
>
>
>
>
>
> Whe~en
> http://wheen.blogsome.com/
>
> "Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku
> urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka
> mengerti perkataanku." (QS 20 : 25-28)
> "Ya Allah jadikan Aku hamba yang selalu bersyukur dan penyabar"
>
> --
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
> Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
> dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
>
> Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang
> berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
>
> Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
> Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
> Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
> Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
No comments:
Post a Comment