Friday, June 11, 2010

Re: [Milis_Iqra] Keutamaan Mati Syahid

Rizal, pertanyaan anda tentang mati sahid terlalu naif dan itu saya maklumi karena anda tidak mempelajari perihal mati sahid ini, dalam Islam tidak ada mati sahid abad 21 atau abad 12, dari dulu hingga sekarang tentang mati sahid tidak pernah hukumnya dan itu sangat luas bukan hanya orang yang mati berperang membela agama saja, contoh sederhana saja seseorang mempertahankan harta bendany dari perampokan sehingga yang bersangkutan mati, matinyapun di dalam Islam sebagai mati syahid, jadi mungkin yang harus diubah adalah cara pandang dan pola pikir anda terhadap hukum-hukum Islam.

Kalaupun ada seorang atau sekelompok orang Islam yang mendefinisikan mati syahid agak menyimpang dari pengertian aslinya (Quran dan Hadits) itu tidak akan mengubah makna, maksud dan tujuan yang sebenarnya dari mati syahid dimaksud yang sebenarnya (Quran dan Hadist)

Ingat, apapun pendapat yang bertentangan dengan Quran dan Hadits adalah tertolak.
2010/6/10 rizal lingga <nyomet123@yahoo.com>
Saya tidak akan mengomentari penjelasan tentang mati syahid. Yang saya pertanyakan adalah ketika menerapkan kapan, dimana, dan bagaimana cara mati syahid yang benar menurut Islam. Terlebih lagi cara mati syahid di abad ke 21 ini.
Yang saya tahu mati syahid itu baik dilakukan terhadap musuh2 Islam, yang beniat untuk menghancurkan islam. Namun disinilah justru timbul masalah.
Siapa yang menentukan dengan syah musuh2 islam itu siapa saja, apa kriterianya. Karena didalam kenyataan, Taliban dan Al qaida di Timur Tengah dan Indonesia, dan Sunni Irak, menggunakan ajaran mati syahid ini sebagai senjata ampuh untuk menyerang musuh2 mereka dengan bom2 bunuh diri. Seperti yang kita ketahui, korban bom bunuh diri Bali dan Marriot, banyak yang terdapat justru umat Islam. Maka menjadi pertanyaan bagi saya: Bagaimana bisa membenarkan mati syahid jika korbannya justru sesama Muslim?
Nah, dapatkah sdr Abu Khalisah menjelaskan aplikasi mati syahid yang benar menurut islam itu bagaimana? Dan bagaimana mencegah agar ajaran ini tidak ditunggangi oleh Taliban dan al Qaida?

--- On Thu, 6/10/10, Abu Khalisah <ahid.muhamad@gmail.com> wrote:

From: Abu Khalisah <ahid.muhamad@gmail.com>
Subject: [Milis_Iqra] Keutamaan Mati Syahid
To: Milis_Iqra@googlegroups.com
Cc: milis-liqo@googlegroups.com
Date: Thursday, June 10, 2010, 12:49 PM

Islam mengajarkan kita agar memandang kematian sebagai suatu perkara yang tidak bisa dihindari. Kematian merupakan taqdir yang sepenuhnya di dalam rahasia pengetahuan Allah. Tidak ada seorangpun yang tahu di bumi mana ia akan menemui ajalnya. Demikian pula ia tidak tahu pada usia berapa kematian akan menghampirinya.

وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

"Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal." (QS Luqman ayat 34)
Seorang mukmin tidak sepatutnya berfikir untuk menghindari kematian apalagi lari daripadanya. Sebab pada hakikatnya tidak mungkin hal ini dilakukan. Cepat ataupun lambat kematian akan menghampiri setiap manusia.

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ

"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati." (QS Ali Imran ayat 185)
Bahkan Allah memperingatkan manusia bahwa dirinya tidak mungkin menghindar dari kematian sekalipun ia berusaha melakukannya sekuat tenaga dan fikirannya. Kendati ia berusaha menghindarinya dengan tinggal di dalam sebuah benteng yang super kokoh bagaimanapun keadaannya.

أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكُكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ

"Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendati pun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh." (QS An-Nisa ayat 78)
Oleh karena itu maka Allah menyuruh seorang mukmin untuk selalu memperbaharui komitmennya dalam hidup di dunia yang fana ini dengan berikrar bahwa segenap kesibukannya harus ditujukan hanya untuk meraih keridhaan Allah. Baik itu yang menyangkut sholatnya, berbagai ibadahnya, berbagai aktifitas hidupnya bahkan hingga kematiannya.

قُلْ إِنَّ صَلاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

"Katakanlah: "Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam." (QS Al-An'aam ayat 162)
Maka seorang mukmin yang faham dan sadar akan hal ini akan senantiasa berharap hidupnya berakhir dalam keadaan husnul-khaatimah (happy ending/akhir yang baik).
Bahkan seorang mukmin akan mengembangkan the art of dying (seni menjemput kematian). Dan di antara salah satu seni terbaik dalam menjemput kematian di dalam ajaran Islam ialah mengembangkan kerinduan untuk meraih mati syahid. Di antara sahabat Nabi Muhammad shollallahu 'alaih wa sallam adalah Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu yang menjelang kematiannya berdoa: "Ya Allah karuniailah aku mati syahid di bumi RasulMu (Madinah)." Maka tidak lama semenjak doa dilantunkan Allah-pun mengabulkannya. Sehingga ketika Umar memimpin sholat subuh tiba-tiba Abu Lulu'ah Al-Majusi menusuk berkali-kali tubuh mulia Sang Khalifah dengan pisau belati sehingga darah mengalir dengan derasnya dan tak lama kemudian Al-Faruq menghadap Ilahi Rabbi dalam keadaan mati syahid. Subhaanallah.
Inilah barangkali maksud hadits Nabi Muhammad shollallahu 'alaih wa sallam berikut ini:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

مَنْ طَلَبَ الشَّهَادَةَ صَادِقًا أُعْطِيَهَا وَلَوْ لَمْ تُصِبْهُ

(MUSLIM - 3531) : Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa memohon syahadah (mati dalam keadaan syahid) dengan sungguh-sungguh, maka sungguh ia akan diberi pahala seperti pahala mati syahid meskipun ia tidak mati syahid."
Yang satu ini sehingga ia berharap kepada Allah agar dirinya dapat dihidupkan kembali ke dunia agar dapat merasakan dirinya dibunuh musuh Allah berulang kali.
Apa sebenarnya yang menyebabkan seorang mukmin merindukan mati syahid? Dalam sebuah hadits Nabi Muhammad shollallahu 'alaih wa sallam menyatakan bahwa satu-satunya kelompok manusia yang setelah menemui ajalnya berharap dapat dihidupkan kembali ke dunia hanyalah orang yang mati syahid. Sedemikian mulianya kematian jenis ini.

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ بْنُ عَمْرٍو حَدَّثَنَا

أَبُو إِسْحَاقَ عَنْ حُمَيْدٍ قَالَ سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ

رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

قَالَ مَا مِنْ عَبْدٍ يَمُوتُ لَهُ

عِنْدَ اللَّهِ خَيْرٌ يَسُرُّهُ أَنْ يَرْجِعَ إِلَى الدُّنْيَا وَأَنَّ لَهُ الدُّنْيَا

وَمَا فِيهَا إِلَّا الشَّهِيدَ لِمَا يَرَى مِنْ فَضْلِ الشَّهَادَةِ

فَإِنَّهُ يَسُرُّهُ أَنْ يَرْجِعَ إِلَى الدُّنْيَا فَيُقْتَلَ مَرَّةً أُخْرَى

(BUKHARI - 2586) : Telah bercerita kepada kami 'Abdullah bin Muhammad telah bercerita kepada kami Mu'awiyah bin 'Amru telah bercerita kepada kami Abu Ishaq dari Humaid berkata aku mendengar Anas bin Malik radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak ada seorang hamba pun yang meninggal dunia, di mana di sisi Allah dia mendapatkan balasan, yang lebih baik sehingga membuatnya berhasrat untuk kembali lagi ke dunia dan sungguh dia mendapatkan dunia beserta isinya kecuali orang yang mati syahid karena dia melihat keutamaan mati syahid. Sungguh dia menginginkan dapat kembali ke dunia kemudian dia (berperang) dan mati syahid sekali lagi."
Ya Allah, karuniailah kami mati syahid di jalanMu. Amin ya Rabbal 'aalamiin.
 
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

No comments:

Post a Comment