Mas Arman,
Saya cuma mengemukakan pandangan jika yang dipakai alasan adalah masalah Sunni dan Syiah.
Dan saya-pun tidak mau hidup di angan angan, kenyataannya adalah memang perbedaan tersebut tidak bisa disatukan dan itu bukan masalah klasik.
Itulah akar permasalahannya.
Itulah intinya.
Jika Rizal memakai alasan lain, pasti pandangan saya juga lain selaras dengan apa yang dibicarakan,
lha wong saya paling ga seneng jika muter2 dan tidak focus.
jadi ini adalah salah satu pembahasan saja diantara sekian alasan yang bisa dibahas.
Kepercayaan adalah sesuatu yang sangat mahal harganya.
Saya pribadi punya pandangan, jika seseorang tidak bisa dipersatukan karena Allah, bagaimana mungkin kita mempercayainya.
Secara pribadi semua manusia punya salah, termasuk para shahabat, tetapi secara keseluruhan, shahabat tidak mungkin bersama sama berbohong semuanya.
Bagaimana mungkin orang yang dihormati pihak lain dikafirkan oleh pihak lainnya lagi dan mereka dipaksa bersatu.
Persatuan macam apa yang yang diharapkan.
Niatpun hanya ada di dalam hati, bisa saja yang diungkapkan berbeda dengan apa yang tersirat di hati.
Jadi melindungi aqidah juga perlu.
Karena betapa banyak yang terjebak karena pencitraan.
Tidak tahu ikut taklim, tahunya yang diikuti aliran yang berseberangan karena begitu pintarnya mereka mengemas kalimat. menyembunyikan identitas.
Contoh kecil saja,
Kenyataannya, lebih banyak orang yang tidak bisa menghargai perbedaan, orang yang tidak mau tahlilan dicibir, orang yang tidak mau yasinan dihujat tidak cinta nabi, yang tidak maulidanpun demikian.
Kalau mereka mau diterima sebagai pelaku tahlilan, sebagai pelaku yasinan, sebagai pelaku maulidan, kenapa yang tidak melakukan tidak mereka terima? bahkan ada yang mengkafirkan.
inilah contoh keegoisan manusia.
Inilah realitanya, mereka mau diterima tapi tidak bisa menerima perbedaan.
Contoh ekstrimnya lagi,
bisakah kita hidup berdampingan dengan orang yang suka meledakkan bom?
Mereka bilang itu jihad, padahal jelas2 melanggar perintah Allah.
Pasti kita akan khawatir suatu saat kitalah sasaran bom-nya
Demikian dari saya.
Cuma membicarakan realitanya saja
On 6/15/10, Armansyah <armansyah.skom@gmail.com> wrote:
2010/6/15 whe - en
<whe.en9999@gmail.com>
Jika yang dibicarakan alasannya adalah sunni dan syiah,
kalimat yang lebih tepat bukan ketidaksenangan Sunni terhadap Syiah menurut saya Zal.
Jika saja mau ditelaah, bagaimanapun Sunni dan Syiah tidak bisa disatukan.
Bagaimana mungkin menyatukan dua aliran yang jelas jelas bertentangan,
Sunni sangat menghargai shahabat Rasulullah seperti perintah Rasulullah sendiri agar mentaati khalifah penggantinya.
Sedangkan Syiah sama sekali tidak menganggap shahabat beliau, bahkan ada aliran tertentu Syiah yang sampai mengkafirkan shahabat Beliau.
Jika dengan orang yang begitu dekat dengan pembawa Risalah saja mereka berani mencaci maki, mengkafirkan,
bagaimana dengan masyarakat sunni sekarang?
[Arman] : Sebenarnya ini hanya masalah klasik yang tidak akan pernah berujung jika begini cara kita sebagai umat Islam berpikir. Mestinya kita berpikir secara global dan bisa mengutamakan skala prioritas serta nilai-nilai ilmiah. Dari semua perdebatan yang sudah kerapkali hadir dimilis ini --rasanya juga Mbak Whe-En pun pasti sudah sering baca-- saya sering mengungkapkan bahwa para sahabat Nabi itu juga adalah manusia biasa yang tidak ada jaminan kemaksumannya. Saya bukan berafiliasi dengan kelompok Syiah sebagaimana sayapun tidak dalam kelompok sunni atau kelompok manapun itu yang hanya rekayasa manusia-manusia diluar Allah dan Rasul-Nya. Mendiskusikan hal ini, sampai kiamat juga tidak akan pernah selesai jika kita tidak menerima konsepsi global manusiawi yang saya gambarkan.
Buat saya, persatuan itu mungkin dan sangat mungkin terwujud dengan mengenyampingkan semua bentuk ketidak sepakatan dalam menghadapi musuh yang lebih besar, dalam hal ini Israel dan sekutunya. Bersatu tidak harus berarti meleburkan semuanya dalam kesepakatan dan kesamaan pemahaman, tetapi bersatu adalah bagaimana kita saling bersinergi dalam melumpukan kekuatan lawan.
--
Salamun 'ala manittaba al Huda
ARMANSYAH
Whe~en
http://wheen.blogsome.com/"Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku." (QS 20 : 25-28)
"Ya Allah jadikan Aku hamba yang selalu bersyukur dan penyabar"
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 :
http://groups.google.com/group/Milis_IqraMod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
No comments:
Post a Comment