From: Rahima <rahimarahim@yahoo.com>
Date: 2010/8/22
Subject: [Tauziyah] Indahnya berpuasa dinegeri para nabi
To: syiar-islam@yahoogroups.com
Cc: tauziyah@yahoogroups.com
Indahnya Ramadhan di Bumi Para Nabi
Bismillahirrahmaanirrahiim Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh
Jangan ditanya kebahagiaanku berpuasa di bumi kinanah, bumi seribu menara ini. Sangat jauh apa yang kurasakan dengan berpuasa dinegeri sendiri, Indonesia. Aku pernah merasakan berpuasa di Indonesia, thn 2008. Duh,..indahnya berpuasa dinegeri sendiri tidak begitu kurasakan. Apakah yang kurang dinegeriku ini? Entahlah, tapi "Rasa" itu yang belum kelihatan, seperti ada yang kurang.
Siangnya suasana biasa-biasa saja, malamnya pas kebetulan aku tinggal di Bukittinggi, tepatnya disebuah kampung bernama Biaro. Mungkin suasana yang kurasakan ini tidak semuanya ada di setiap daerah. Malamnya, shalat di masjid, dengan cuaca yang kadang hujan, kadang-kadang mati lampu, dan tak jarang terasa gempa kecil-kecilan. Dan perasaan ada gempa inipun masih terbawa sampai sebulan aku di Cairo, seakan-akan bumi bergoyang-goyang terus, akibat bawaan seringnya gempa di Sumatera Barat itu.
Saat akan berbuka, banyak orang-orang pada beli bukaan, makan dirumah masing-masing, dan undangan berbuka puasapun tak kurasakan, sebagaimana undangan berbuka puasa hampir setiap minggu, bahkan ada yang setiap hari berbuka puasa diluar.
Undangan maidaturrahman kebiasaan negeri para nabi ini, yang mana dimana-mana ada suguhan berbuka puasa bersama, dijalanan, di masjid-masjid dan dimana saja, saat dalam bis, saat naik taxi, kita di stop hanya sekedar mereka membagikan makanan kotak buat buka puasa, pokonya banyak yang menawarkan makanan untuk buka puasa, tak kurasakan di Indonesia ini.
Di Indonesia yang ada tawaran untuk membeli makanan bukaan buat buka puasa, beda dengan di Mesir, tak ada yang berjualan makanan, paling minuman juice segar, yang banyak adalah tawaran gratis makanan plus minuman buat buka puasa, dan tak jarang sekaligus buat sahur. Bulan Ramadhan di Mesir adalah ajang buat beramal, beribadah, berinfaq sebanyak-banyaknya, sementara di Indonesia, adalah ajang buat berjualan, berbisnis.
Suara Imam yang syahdu, dengan isak tangis para jamaah, kekhusyukan jamaah saat mendengarkan Imam membaca AlQuran, ada yang ayat-ayat pendek, kebanyakan ayat panjang, dan tak jarang satu juz satu malam. Dan aku suka mengikuti yang satu juz satu malam ini, sebab Imamnya syahdu, persis Imam masjidil Haram, dimana ada para jamaah yang sambil memegang AlQuran mengikuti bacaan Imam, ada yang berdiri dan banyak para orang tua yang sambil duduk.
Jamaahnya sangat ramai, mulai awal sampai akhir, bahkan semakin terakhir semakin ramai, karena mereka meyakini akan datangnya 10 terakhir malam lailatul qadar. Dan hal semacam ini tak kurasakan di Indonesia, dimana jamaahnya makin hari terakhir makin sepi pengunjung, kayak ekor tikus yang semakin keujung semakin menciut, mungkin sibuk mempersiapkan kue lebaran, dan disini kesibukan semacam itu tak kelihatan, bukan tak ada kue lebaran, sangat banyak, tapi tak membuat mereka mengurangi ibadah shalat tarawih di masjid.
Suasana Ramadhan di Cairo begitu indah kurasakan, sampai-sampai aku rasanya tak memiliki waktu buat melihat FB, email kecuali sesaat, atau pas aku lg ingin tahu berita di Indonesia, atau teman-teman, saudaraku saja aku baru bisa buka internet. Waktu lebih banyak dihabiskan didalam masjid, mulai dari pukul 9-10 pagi, sampai pukul 11 malam, kadang sampai pukul 1 dini hari, kalau pas keesokan harinya hari libur sekolah anak-anakku, karena pagi-malam diisi dengan tadarrusan bersama.
Di masjid Cairo, anak-anak remaja juga sibuk malamnya tadarrusan selesai shalat tarawih, bapak-bapaknyapun begitu, tak kalah ibu-ibu juga bikin kelompok tersendiri, sehingga penuhlah mesjid itu dengan kelompok jamaah yang tadarrusan. Sementara di masjid Mesir, banyak yang I'tikaf sambil membaca AlQuran dengan khusyuknya.
Aku pernah shalat disamping ibu-ibu Mesir, mereka benar-benar khusyu' saat shalat sampai air mata mereka berlinang-linang mendengarkan Imam membaca AlQuran, dan tak jarang kulihat mulutnya juga mengikuti bacaan AlQuran tersebut, mungkin mereka juga hafal AlQuran tersebut.
Aku suka mengikuti bacaan shalat 1 juz satu malam itu, karena disanalah aku merasa mengulangi mengkaji keseluruhan ayat-ayat AlQuran, (alhamdulillah secara umum, aku memang mengerti arti/makna dari bacaan AlQuran itu, sehingga tak begitu sulit memahami dan tak perlu capek harus berlama berdiri mendengarkan Imam membacanya), dan inipun dilaksanakan oleh Rasulullah, dimana setiap bulan ramadhan tiba, Malaikat Jibril bersama Rasulullah membaca/mengkaji AlQuran.
Mungkin ini sebabnya kenapa orang Mesir jiwa kesosialannya cukup tinggi, karena setiap tahun mereka mengkaji ulang AlQuran secara keseluruhan, dimana hampir setiap hari, bukan dibulan suci Ramadhan saja, diluar bulan Ramadhanpun begitu, tidak dirumah, bahkan di bis-bispun mereka membaca AlQuran, dan ini tak kurasakan sama sekali di Indonesia, yang ada malah lantunan musik yang kadang memekakkan telingaku.
Jangan pernah takut tak akan makan dinegeri para Kinanah dibulan suci Ramadhan ini, orang Mesir sangat suka mendermakan hartanya buat fakir miskin, terutama mahasiswa/i penuntut ilmu fi sabilillah, mereka sangat care akan hal ini, terutama dibulan suci ramadhan ini. Dan yang aku salutkan disebahagian besar orang Mesir, kalau merasa dirinya akan dekat waktu ajalnya, biasanya mereka berwasiat untuk mewakafkan hartanya dijalan Allah apakah itu untuk pembangunan mesjid atau apalah. Bukan seperti kita, kalau mau meninggal, yang difikirkan adalah apakah yang akan kutinggalkan dari hartaku buat anak-anakku? Tak terfikir apakah harta yang akan kuwakafkan kelak saat aku meninggalkan dunia fana ini?
Bulan Ramadhan adalah bulan penuh berkah di Mesir ini. Khusus bagi masyarakat Indonesia yang ada didaerah Dokki, tiap malam selesai tarawih, ada makanan ringan disediakan, semacam bakso, empek2 dllnya, yang setiap malamnya sponsor makanan tersebut bergantian, mulai dari dubes hari pertama, sampai kepegawai home dan local staff KBRI Cairo, dan ada juga berasal dari sebahagian masyarakat yang mau ikut serta menyumbang menjadi sponsor.
Malamnya sebahagian bapak-bapak, para remaja, ibu2 melakukan tadarrusan 1 juz satu malam. Kalau ibu2nya ditambah pagi harinya 2 juz satu hari, dan para anak serta remaja, hanya beberapa lembar saja, karena mereka harus belajar, karena setiap haripun, diluar Ramadhan selesai shalat dzhuhur di Sekolah Indonesia Cairo itu selalu membaca AlQuran. Semua dengan suasana ibadah, kekeluargaan dan tak jarang buka bareng bersama-sama. Mengkaji AlQuran cukup diminati oleh masyarakat Mesir dan Indonesia yang ada di Mesir ini, terlebih lagi bulan penuh berkah ini. Seakan-akan bulan suci ramadhan adalah bulannya AlQuran, dan bulannya bertebaran para dermawan yang menyumbangkan sebahagian hartanya buat akir miskin, fisabilillah. Alhamdulillah
Sekedar berbagi cerita dan pengalaman hidup dinegeri para nabi.
Wassalamu'alaikum. Rahima. 22 Agustus 2010.
Wasssalamu'alaikum. Rahima.S.Sarmadi.Abd.Rahim.(Doqqi,Cairo) "Sebaik-baik manusia, adalah yang paling banyak memberikan manfaat bagi manusia lainnya". |
Mau belajar Al-Islam dan berita2 sekitar dunia Islam ?? silahkan klik disini : tauziyah-subscribe@yahoogroups.com Atau mau melihat artikel sebelumnya silahkan kunjungi web-site kami : www.tauziyah.com
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
No comments:
Post a Comment