Israel dan Palestina Sepakat Berdamai?
Sementara itu, di Washington, Hillary Clinton selaku Menlu AS, mengumumkan bahwa dirinya secara personal akan memimpin pembicaraan-pembicaraan damai yang akan dimulai pada 2 September hingga 12 bulan kedepan tersebut.
Rencananya, serangkaian pertemuan tingkat tinggi terbesar di Timur Tengah akan digelar demi tercapainya kedamaian antara dua bangsa yang telah bertikai selama puluhan tahun ini.
Pertemuan itu akan dihadiri oleh Presiden AS, Barack Obama, Presiden Mesir, Hosni Mubarak, Raja Jordania, Abdullah. Bahkan Mantan PM Inggris,Tony Blair selaku perwakilan kuartet kekuatan utama Timur Tengah, akan hadir dalam pertemuan ini.
Hillary mengatakan bahwa dia dan Presiden Obama bersama PM Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, berbagi mimpi yang sama.
"Sebuah mimpi mengenai berdirinya dua negara, Israel dan Palestina, yang hidup berdampingan secara damai dan aman," tutur Hillary.
Menurutnya, ada sejumlah kesulitan di masa lalu, dan akan ada kesulitan di masa depan. "Pastinya kita akan menemui lebih banyak halangan lagi. Musuh-musuh dari kedamaian akan terus mencoba mengalahkan kita dan menghalangi pembicaraan-pembicaraaan damai ini," kata Hillary.
"Tetapi saya meminta semua pihak untuk terus tekun, terus melangkah maju melalui masa-masa yang sulit dan terus berkerja untuk mencapai perdamaian yang adil dan abadi di wilayah ini," tambahnya lagi.
Terbukanya kembali negosiasi bilateral secara langsung, yang sebelumnya terputus pada Desember 2008 lalu ketika pasukan Israel menginvasi Gaza, akan menjadi kesuksesan politik luar negeri pemerintahan Obama. Meski begitu sejumlah halangan masih terus membayang.
Penghalang terbesar adalah penentuan wilayah Jerusalem Timur yang menurut pandangan warga Palestina akan dijadikan calon ibu kota negara Palestina di masa depan, sementara PM Netanyahu mengatakan bahwa wilayah ini bagian tidak terpisahkan dari Israel.
Diatas segalanya, sejumlah faksi Palestina bahkan tidak terwakili dalam rangkaian pembicaraan damai ini. Saat Mahmoud Abbas selaku presiden Palestina dan partai Fatah menguasai Tepi Barat, Jalur Gaza justru masih dikendalikan oleh militan Hamas.
Hamas menolak mengakui berdirinya negara Yahudi dan tidak akan berpartisiapsi dalam pembicaraan-pembicaraan damai tersebut.
Selama beberapa bulan kedepan, para negosiator akan bertugas:
1. Mnetapkan batas-batas wilayah bagi negara Palestina yang baru
2. Menentukan status dari kota suci Jerusalem
3. Menentukan nasib dari jutaan pengungsi Palestina
4. Mengharapkan pembicaraan damai ini tidak akan diganggu oleh kisruh perluasan pemukiman Yahudi ataupun serangan misil dari militan.
--
Salamun 'ala manittaba al Huda
ARMANSYAH
-- 1. Mnetapkan batas-batas wilayah bagi negara Palestina yang baru
2. Menentukan status dari kota suci Jerusalem
3. Menentukan nasib dari jutaan pengungsi Palestina
4. Mengharapkan pembicaraan damai ini tidak akan diganggu oleh kisruh perluasan pemukiman Yahudi ataupun serangan misil dari militan.
--
Salamun 'ala manittaba al Huda
ARMANSYAH
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
No comments:
Post a Comment