Jika Masjid Dituding Sarang Teroris
Penutupan sebuah masjid di Hamburg, Jerman dengan dalih memberangus pusat aktifitas teroris ternyata memicu reaksi luas. Wakil Ketua Komunitas Muslim Jerman Utara Ahmet Yazici menyebut penutupan masjid itu sebagai insiden yang menyakitkan bagi masyarakat muslim di Jerman dan dunia Islam. Dia menambahkan, "Penutupan tempat-tempat peribadatan, baik masjid, gereja, ataupun sinagog merupakan tindakan ilegal yang bisa mencoreng demokrasi dan kebebasan berpendapat di Eropa".
Senin pagi (Senin, 9/8), polisi Jerman menutup Masjid Taiba, Hamburg yang disebut-sebut sering digunakan oleh kelompok Muslim radikal sebelum Serangan 11 September 2001. Selain itu, aparat kepolisian juga menutup Al-Quds Center sebuah lembaga kebudayaan di dekat masjid tersebut. Menteri Dalam Negeri Negara Bagian Hamburg, Christop Ahlhaus dalam keterangan persnya dengan nada geram menyatakan, "Pemerintah Jerman tidak akan memberikan toleransi sedikitpun terhadap kegiatan gerakan Islam dan tidak akan membiarkan mereka melakukan aktifitas dan menyebarkan ajarannya".
Menurut keterangan penduduk lokal, Masjid Taiba memang terbilang aktif melakukan kegiatan keagamaan. Bahkan sebagian besar jamaah masjid tersebut berasal dari kalangan remaja yang baru masuk Islam, berusia 20-30 tahun. Pemerintah Negara Bagian Hamburg mengklaim, para pelaku serangan teror 11 September 2001 sempat menjadikan masjid yang dulunya bernama Al-Quds itu sebagai pusat pertemuan mereka. Dalih utama penutupan masjid tersebut lantaran salah seorang pengurus masjid tersebut mengadakan pertemuan dengan kelompok Alqaeda.
Ironisnya, pasca tragedi 11 September 2001, pemerintah Jerman menerapkan kebijakan anti-Islam dengan mengusung slogan perang melawan terorisme dan ekstrimisme. Sejumlah wacana sentimen anti-Islam juga pernah mengemuka beberapa kali seperti usulan larangan siaran adzan dan bahasa Arab di pusat-pusat keislaman.
Tentu saja, kebijakan anti-Islam itu juga turut memicu munculnya gelombang xenofobia atau anti-orang asing di Jerman sehingga menjadi lahan subur bagi tumbuhnya gerakan anti-Islam dari kalangan ekstrimis kanan. Pembunuhan tragis, Marwa Al-Sherbini, muslimah mesir di tengah sidang pengadilan di Jerman oleh seorang rasialis tahun lalu merupakan salah satu contoh dari dampak gelombang anti-Islam dan Islamfobia di Jerman.
Meski demikian, kondisi itu tidak membuat perkembangan syiar Islam menjadi stagnan. Sebaliknya jumlah muallaf kian bertambah dan kesadaran beragama di kalangan masyarakat muslim pun semakin meningkat. Kenyataan ini menunjukkan bahwa kebijakan anti-Islam negara-negara Eropa justru mengundang rasa penasaran publik untuk lebih mengenal Islam secara obyektif lepas dari propaganda miring yang kerap dilontarkan media-media Barat. Karena itu, untuk membendung perkembangan Islam, pemerintah negara-negara Eropa pun lantas menutup masjid dan pusat-pusat kegiatan Islam dengan dalih memerangi terorisme. (IRIB/LV)
--
Salamun 'ala manittaba al Huda
ARMANSYAH
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
No comments:
Post a Comment