Islam yang ColorfulSriwijaya Post - Sabtu, 14 Agustus 2010 09:23 WIBSumber : http://www.sripoku.com/view/43877/islam_yang_colorful
TULISAN ini terinspirasi oleh obrolan ringan dengan seorang kawan dari Kanada. Dia punya pengalaman bergaul dengan kawan-kawan Indonesia cukup lama.
Kawan saya ini, bahkan seringkali menghabiskan masa libur mengajarnya di salah satu universitas terkemuka di Amerika Utara dengan mengunjungi kawan-kawannya di Jakarta atau beberapa daerah. Mulai dari Nangroe Aceh Darussalam sampai Makassar.
Dari kebiasaannya itu, tidak heran kalau pengetahuannya tentang Indonesia cukup lumayan. Khususnya, tentang pernak pernik tradisi Muslim di Indonesia mulai dari cara berpakaian, cara bergaul dan tradisi-tradisi lainnya.
Di antara obrolan yang muncul, suatu saat dia menyinggung cara berpakaian muslimah di Indonesia, khususnya menjelang Ramadan. Dia berkomentar, "Your Islam is so colourful, beautiful!" (Islam di negaramu itu warna-warni).
Karena obrolan saat itu tentang cara berbusana muslimah di Indonesia, maka yang dimaksudkan adalah model pakaian wanita Indonesia. Corak dan warna pakaian muslimah di Indonesia begitu beragam model dan warnanya. Dia kagum dengan wajah 'cerah' Islam yang dia saksikan lewat warna-warni dan kemeriahan cara berbusana kaum muslimahnya yang dia bandingkan dengan busana muslimah Timur-Tengah.
Adalah hal lumrah di Jakarta, misalnya, menyaksikan para wanita berbusana muslimah di pengajian, mal-mal, jalanan, tempat rekreasi, perkantoran dengan model abaya. Baik yang konservatif maupun yang trendy dan funky. Bagi para pengamat asing pemandangan tersebut menarik perhatian karena beberapa alasan.
Pertama, imej atau citra pakaian perempuan dalam Islam yang terbayang dalam benak masyarakat Barat begitu kaku dan monoton. Baik dari segi model maupun warna. Paling tidak, apa yang pernah dia saksikan di negaranya, yaitu Kanada, dimana para imigran dari berbagai negara Islam (Arab) kebanyakan memakai pakaian warna hitam, dengan model baju kurung terusan dan tanpa aksesoris apapun. Belum lagi mereka yang menutup wajahnya, maka yang tampak hanyalah matanya dan sosok terbalut kain warna gelap.
Gambaran dan pengalaman di Barat seperti itu tentu saja terkoreksi ketika ia datang dan tinggal di Jakarta. Bagaimana tidak, lihat saja warna busana yang cerah, dipadu serasi dengan kerudung yang dibuat beragam model (disini disebut kerudung, bukan jilbab karena makna kata ini masih diperdebatkan), ditambah dengan aksesoris bross dan pernak pernik lain yang semakin bervariasi dan indah. Maka terlihat betul kalau imej kekakuan dan monoton sama sekali tidak ada.
Kedua, imej bahwa perempuan berpakaian muslimah itu eksklusif, enggan bergaul kecuali dengan mereka yang juga berpenampilan sama. Ini pun terbantahkan dengan pengalamannya langsung berada dan bergaul di Indonesia.
Dia bercerita bahwa dirinya terheran-heran ketika mengetahui bahwa salah satu mahasiswinya orang Indonesia bisa bergaul akrab dengan kawannya perempuan muslim yang tak berpakaian panjang dan berkerudung. Tak ada ekspresi yang menunjukkan, satu menganggap 'rendah' yang lain.
Saya bilang, sesungguhnya ini hanyalah salah satu contoh kecil saja bahwa orang Indonesia itu pada dasarnya sangat toleran, namun tidak berarti tidak memiliki prinsip. Masyarakat Indonesia terbiasa melihat dan menerima perbedaan baik terhadap sesama pemeluk agama yang sama maupun yang berbeda.
Saya jadi teringat cerita salah satu kawan saya keturunan Cina yang tinggal di daerah Bogor. Dia bercerita bahwa dulu, pada awal tahun 90-an, ketika lebaran tiba, dia yang beragama Kristen Katolik biasa menghantar makanan dan kue-kue untuk tetangganya yang Muslim. Demikian juga sebaliknya, ketika Natal tiba dia pun menerima hantaran makanan dari tetangganya yang Muslim. Sehingga dia merasa sedih dan masih tak percaya ketika menyaksikan berita bahwa ada rumah ibadah yang dihancurkan oleh pemeluk agama lain.
Saya kira, apa yang diungkapkan oleh kawan di atas tentang wajah Islam Indonesia yang warna-warni dan ceria yang dia tangkap dari cara berpakaian kaum muslimahnya, patut dijadikan renungan. Kita memang berpakaian dengan warna cerah, saya kira bukan hanya dipahami literal, tetapi ini pun menjadi simbol dari cara pandang keislaman di Indonesia yang memang lebih berwarna mengingat beragamnya agama, suku, budaya negeri kita ini.(*)
--
Salamun 'ala manittaba al Huda
ARMANSYAH
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
No comments:
Post a Comment