yahudi yang tidak paham kitab aja berani gitu bgmn dengan umat islam
yang sudah diwajibkan untuk mengajak kejalan Alloh meski hanya dengan
satu ayat saja ?
Pada 26 Agustus 2010 11.39, Ndy <nugraha212@gmail.com> menulis:
> Itulah missionaris. Isi kitabnya sendiri belum dia kuasai, sudah coba2
> mengobok-obok kitab suci di luar agamanya. Kira-kira dia malu nggak
> ya ? :D
>
> Armansyah menulis:
>> Menjawab Hujatan Pendeta terhadap Puasa Ramadhan
>> Sumber :
>> http://voa-islam.com/islamia/christology/2010/08/25/9507/menjawab-hujatan-pendeta-terhadap-puasa-ramadhan/
>>
>> PUASA Ramadhan adalah ibadah yang sangat penting dan istimewa, bahkan
>> menjadi salah satu rukun Islam. Maka tak heran jika kalangan Kristen pun
>> menjadikan puasa Ramadhan sebagai objek untuk melemahkan aqidah. Yayasan
>> misionaris di Jakarta yang memakai nama Islam "Jalan Al-Rahmat," menerbitkan
>> buku saku (booklet) berjudul Apa yang Harus Kita Lakukan Supaya Pasti
>> Selamat tulisan Iskandar Jadeed. Buku ini juga diterbitkan dalam bahasa
>> Sunda berjudul Naon Anu Kudu Dipilampah Ku Sim Kuring Sangkan Salamet oleh
>> yayasan Bewara Kabagjaan Bandung.
>>
>> Setelah menguraikan panjang-lebar tentang makna keselamatan dan pengampunan,
>> Iskandar menyindir puasa sebagai salah satu cara untuk mendekatkan diri
>> kepada Tuhan, tapi sama sekali tidak mendatangkan pengampunan (maghfirah)
>> Ilahi bahkan tidak berarti sama sekali bagi Allah. Iskandar menulis:
>>
>> "Berpuasa adalah suatu bentuk merendahkan diri yang disertai penyesalan yang
>> mendalam di dalam roh dan jiwa. Meskipun demikian tak mencukupi untuk
>> meniadakan pemberontakan yang pernah dilancarkan terhadap Allah berkenaan
>> dengan dosa-dosa yang pernah dibuatnya. Sebab itu berpuasa tidak melimpahkan
>> suatu pengampunan ke atas orang yang berdosa itu.
>>
>> Pengalaman menunjukkan bahwa mereka yang berpuasa dengan tujuan meraih
>> rahmat Allah, pada hakikatnya tidak melakukan sesuatupun pekerjaan bagi
>> Allah atau sesama manusia. Bahkan tidak patut menerima imbalan bagi
>> puasanya." (hlm. 35).
>>
>> ...Iskandar Jadeed menyebut puasa sama sekali tidak mendatangkan pengampunan
>> Ilahi bahkan tidak berarti sama sekali bagi Allah. Menurutnya, satu-satunya
>> cara untuk meraih keselamatan adalah percaya kepada Yesus Kristus sebagai
>> tuhan dan juruselamat...
>>
>> Setelah menihilkan puasa, amal shalih, doa dan sembahyang (shalat) sebagai
>> upaya yang tidak akan mencapai kepada keselamatan di akhirat, Iskandar
>> menutup uraiannya bahwa satu-satunya cara untuk meraih keselamatan adalah
>> percaya kepada Yesus Kristus sebagai tuhan dan juruselamat. Kesimpulan ini
>> didasarkan pada ayat Injil:
>>
>> "Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak
>> percaya akan dihukum" (Markus 16:16).
>>
>> Dilihat dari sisi manapun, uraian Iskandar Jadeed ini salah total dan
>> bertentangan dengan kitab suci. Dari sisi Alkitab (Bibel), Injil Markus
>> 16:16 tidak boleh diyakini apalagi diamalkan, karena status ayat ini adalah
>> ayat palsu, berdasarkan pendapat para ilmuwan Kristen sendiri. Robert W
>> Funk, Roy W Hoover dan The Jesus Seminar, sama sekali tidak memuat Markus
>> 16:9-20 dalam The Five Gospels dan tidak komentar apapun.
>>
>> Sementara itu New York International Bible Society memuat utuh Markus
>> 16:9-20 dalam The Holy Bible New International Version (halaman 780).
>> Tetapi, di bawah ayat 8 diberi garis tegas yang memisahkan ayat 8 dengan
>> ayat 9-20. Di bawah garis tersebut ditulis peringatan yang berbunyi: "The
>> two most reliable early manuscripts do not have Mark 16:9-20." (Dua
>> manuskrip yang paling tua (codex Sinaiticus dan codex Vaticanus) tidak
>> memiliki Markus 16:9-20).
>>
>> Di Indonesia, pengakuan kepalsuan Injil Markus 16:9-20 masih bisa dijumpai
>> dalam Alkitab terbitan Katolik tahun 1977/1978 dengan komentar sebagai
>> berikut: "Bagian akhir Markus, ay. 9-20, berceritera mengenai penam
>> pakan-penampakan Yesus. Ini memang termasuk ke dalam Kitab Suci, tetapi
>> agaknya tidak termasuk Injil Markus yang asli" (Lembaga Biblika Indonesia,
>> Kitab Suci Perjanjian Baru, hlm. 133).
>>
>> ...Dalam kacamata Al-Qur'an, puasa adalah amal ibadah yang diridhai Allah
>> SWT dengan ampunan dan pahala yang besar...
>>
>> Dalam kacamata Al-Qur'an, puasa adalah amal ibadah yang diridhai Allah SWT
>> dengan ampunan dan pahala yang besar:
>>
>> ".... Laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang
>> memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut
>> (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang
>> besar" (Qs Al-Ahzab 35).
>>
>> "Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan hanya
>> mengharapkan pahala, maka Allah akan mengampuni dosa-dosa yang terdahulu"
>> (HR Bukhari dan Muslim).
>>
>> Allah mengistimewakan puasa dengan menyiapkan pintu sorga khusus untuk ahli
>> puasa: "Sesungguhnya di surga itu ada satu pintu yang dinamakan Ar-Royyan.
>> Ahli puasa akan memasukinya melalui pintu itu pada hari kiamat, tidak
>> seorang pun selain mereka memasuki melalui pintu tersebut, tidak ada orang
>> selain mereka yang memasukinya" (HR Al-Bukhari dan Muslim).
>>
>> Puasa adalah perisai dari api neraka, sesuai degan sabda Rasulullah SAW:
>>
>> "Puasa adalah perisai. Seorang hamba berperisai dengannya dari api neraka"
>> (HR Ahmad).
>>
>> "Tidaklah seorang hamba yang Puasa di jalan Allah kecuali akan Allah jauhkan
>> dia dari neraka sejauh tujuh puluh musim" (HR Bukhari dan Muslim).
>>
>> Shaum (puasa) adalah ibadah sepanjang masa
>>
>> Menurut Iskandar Jadeed, orang yang berpuasa untuk meraih rahmat Allah, pada
>> hakeketnya tidak melakukan sesuatupun pekerjaan bagi Allah atau sesama
>> manusia. Benarkah tuduhan ini, bahwa puasa adalah amalan yang sia-sia (tak
>> berarti) bagi Allah maupun manusia?
>>
>> Pernyataan ini bertolak belakang dengan prinsip agama para Nabi Allah, baik
>> menurut Al-Qur'an maupun Alkitab (Bibel).
>>
>> Menurut Al-Qur'an, puasa adalah amal ibadah tertua yang sudah disyariatkan
>> umat terdahulu, jauh sebelum diwajibkan kepada umat Muhammad SAW, seperti
>> disebutkan Allah SWT: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu
>> berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
>> bertakwa" (Qs. Al-Baqarah 183).
>>
>> Firman Allah "kama kutiba 'alal-ladzina min qablikum" ini menunjukkan bahwa
>> ibadah puasa telah dilakukan oleh orang-orang beriman sebelum Nabi Muhammad
>> SAW. Ketika menjelaskan ayat ini, Tafsir Ibnu Katsir menyebutkan bahwa sejak
>> Nabi Nuh hingga Nabi Isa puasa wajib dilakukan tiga hari setiap bulannya.
>>
>> Jauh sebelumnya, Nabi Adam telah diperintahkan untuk berpuasa tidak memakan
>> buah khuldi (Qs. Al-Baqarah 35). Maryam bunda Nabi Isa pun berpuasa hingga
>> tidak bicara kepada siapapun (Qs. Maryam 26). Nabi Musa bersama kaumnya
>> berpuasa empat puluh hari. Nabi Isa pun berpuasa. Nabi Daud berpuasa
>> selang-seling (sehari berpuasa dan sehari berikutnya berbuka). Nabi Muhammad
>> sebelum diangkat menjadi Rasul telah mengamalkan puasa tiga hari setiap
>> bulan dan turut mengamalkan puasa Asyura yang jatuh pada hari ke 10 bulan
>> Muharram bersama masyarakat Quraisy yang lain.
>>
>> ...Menurut Injil, puasa adalah identitas ketakwaan, kesalehan dan kepatuhan
>> kepada Tuhan. Hana, seorang nabi perempuan tidak pernah meninggalkan ibadah
>> puasa dalam rangka mendekatkan diri (taqarrub) kepada Tuhan (Lukas
>> 2:36-37)...
>>
>> Pernyataan Iskandar Jadeed itu juga bertentangan dengan prinsip puasa dalam
>> Injil. Menurut Injil, puasa adalah identitas ketakwaan, kesalehan dan
>> kepatuhan kepada Tuhan. Hana, seorang nabi perempuan tidak pernah
>> meninggalkan ibadah puasa dalam rangka mendekatkan diri (taqarrub) kepada
>> Tuhan (Lukas 2:36-37). Yesus menginstruksikan para muridnya untuk berdoa dan
>> berpuasa untuk mengusir setan yang merasuki manusia (Matius 17:21). Orang
>> Farisi pada masa Yesus melakukan Senin-Kamis setiap pekan (Lukas 18:12).
>> Yesus juga menekankan puasa yang harus dikerjakan dengan ikhlas karena Allah
>> semata, tanpa riya' sedikit pun (Matius 6:16-18).
>>
>> Pernyataan Iskandar Jadeed juga bertolak belakang dengan kitab Taurat yang
>> secara jelas mencatat puasa wajib yang diamalkan oleh Nabi Musa dengan
>> syariat yang berat, yaitu berhenti total dari segala aktivitas. Bila
>> dilanggar, sangsinya adalah dilenyapkan dan dibinasakan oleh Tuhan.
>> Ketetapan ini berlaku sepanjang masa, selama-lamanya!
>>
>> "Inilah yang harus menjadi ketetapan untuk selama-lamanya bagi kamu, yakni
>> pada bulan yang ketujuh, pada tanggal sepuluh bulan itu kamu harus
>> merendahkan diri dengan berpuasa dan janganlah kamu melakukan sesuatu
>> pekerjaan, baik orang Israel asli maupun orang asing yang tinggal di
>> tengah-tengahmu…Hari itu harus menjadi sabat, hari perhentian penuh, bagimu
>> dan kamu harus merendahkan diri dengan berpuasa. Itulah suatu ketetapan
>> untuk selama-lamanya" (Imamat 16: 29-31; bdk. Bilangan 29: 7).
>>
>> "Akan tetapi pada tanggal sepuluh bulan yang ketujuh itu ada hari
>> Pendamaian; kamu harus mengadakan pertemuan kudus dan harus merendahkan diri
>> dengan berpuasa dan mempersembahkan korban api-apian kepada Tuhan. Pada hari
>> itu janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan; itulah hari Pendamaian untuk
>> mengadakan pendamaian bagimu di hadapan Tuhan, Allahmu. Karena setiap orang
>> yang pada hari itu tidak merendahkan diri dengan berpuasa, haruslah
>> dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya. Setiap orang yang melakukan
>> sesuatu pekerjaan pada hari itu, orang itu akan Kubinasakan dari
>> tengah-tengah bangsanya" (Imamat 23: 27-30).
>>
>> Nabi-nabi yang lain pun berpuasa dengan syariat sesuai dengan situasi yang
>> berlangsung. Puasa pada masa Samuel untuk bertaubat kepada Tuhan (I Samuel
>> 7:6) dan berkabung (I Samuel 31:13; II Samuel 1:12). Nabi Daud berpuasa
>> sampai badannya kurus kehabisan lemak (Mazmur 109:24); Nehemia berpuasa
>> ketika berkabung (Nehemia 1:4), Daniel juga berpuasa (Daniel 9:3), Yoel
>> berpuasa bersama penduduk negerinya (Yoel 1:14), Yunus berpuasa (Yunus 3:5),
>> Zakharia diperintah Tuhan untuk berpuasa (Zakharia 7:5), warga Yerusalem
>> berpuasa pada bulan kesembilan (Yeremia 36:9), dll.
>>
>> ...Semua nabi Allah berpuasa dengan syariat sesuai dengan situasi yang
>> berlangsung. Puasa bukan amalan yang sia-sia di hadapan Tuhan. Bahkan puasa
>> adalah ibadah yang istimewa karena telah diwajibkan Tuhan kepada semua
>> nabi-Nya...
>>
>> Nabi Musa dan Yesus sama-sama berpuasa jasmani dan rohani selama 40 hari 40
>> malam nonstop. Musa berpuasa tidak makan dan tidak minum selama 40 hari 40
>> malam pada saat menerima Sepuluh Firman (The Ten Commandments): "Dan Musa
>> ada di sana bersama-sama dengan Tuhan empat puluh hari empat puluh malam
>> lamanya, tidak makan roti dan tidak minum air, dan ia menuliskan pada loh
>> itu segala perkataan perjanjian, yakni Kesepuluh Firman" (Keluaran 34:28).
>>
>> Sementara Yesus berpuasa 40 hari 40 malam hingga kelaparan pada saat dicobai
>> iblis di padang gurun" "Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat
>> puluh malam, akhirnya laparlah Yesus" (Matius 4:2).
>>
>> Beberapa kalangan Kristen saat ini masih mempertahankan puasa dengan ritual
>> yang berbeda-beda. Kristen Ortodoks Syria (KOS) berpuasa "shaumil kabir"
>> selama 40 hari berturut-turut pada tiap tahun sekitar bulan April, tanpa
>> makan sahur. Puasa KOS lainnya adalah puasa Rabu dan Jum'at dalam rangka
>> mengenang kesengsaraan Kristus.
>>
>> Puasa menurut Katolik, sebagai contoh peraturan yang dibuat oleh keuskupan
>> Surabaya tahun 2004 yang ditandatangani oleh Romo Julius Haryanto CM.
>> Berdasarkan Kitab Hukum Kanonik (Kanon No. 1249-1253) dan Statuta Keuskupan
>> Regio Jawa No. 111, maka ditetapkan: Semua orang Katolik yang berusia 18
>> tahun sampai awal tahun ke-60 wajib berpuasa pada hari Rabu Abu dan Jumat
>> Agung. Dalam arti yuridis, puasa orang Katolik ini berarti makan kenyang
>> hanya sekali sehari.
>>
>> ...Jika puasa adalah amal yang sia-sia seperti tuduhan misionaris Iskandar
>> Jadeed, untuk apa Musa dan Yesus berlapar-lapar dalam puasa empat puluh hari
>> empat puluh malam?...
>>
>> Dengan demikian, jelaslah bahwa shaum (puasa) bukan amalan yang sia-sia di
>> hadapan Tuhan. Bahkan puasa adalah ibadah yang istimewa karena telah
>> diwajibkan Tuhan kepada semua nabi-Nya. Jika puasa adalah amal yang sia-sia
>> seperti tuduhan misionaris Iskandar Jadeed, untuk apa Musa dan Yesus
>> berlapar-lapar dalam puasa empat puluh hari empat puluh malam? [A. Ahmad
>> Hizbullah MAG/Suara Islam]
>>
>> --
>> Salamun 'ala manittaba al Huda
>>
>>
>>
>> ARMANSYAH
>
> --
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
> Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
> dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
>
> Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
>
> Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
> Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
> Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
> Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
No comments:
Post a Comment