bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah,
yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan
orang-orang shaleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.
[An Nisaa 69]
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan
musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka
(berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang; padahal
sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang
kepadamu, mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kamu karena kamu
beriman kepada Allah, Tuhanmu. Jika kamu benar-benar keluar untuk
berjihad pada jalan-Ku dan mencari keridaan-Ku (janganlah kamu berbuat
demikian). Kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad)
kepada mereka, karena rasa kasih sayang. Aku lebih mengetahui apa yang
kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Dan barang siapa di
antara kamu yang melakukannya, maka sesungguhnya dia telah tersesat
dari jalan yang lurus.
[Al Mumtahanah 1]
Mungkinkah Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam bersahabat /
mempunyai teman setia seorang munafik ?
"Kalian akan melihat perselisihan yang hebat sepeninggalku, maka
berpeganglah kalian pada sunnahku dan sunnah Khulafa'ur Rasyidin Al
Mahdiyin sepeninggalku. Gigitlah ia dengan gigi geraham (peganglah
kuat-kuat), dan jauhilah perkara-perkara yang baru (dalam agama),
karena setiap bid'ah adalah sesat."
[Shahih Sunan Ibnu Majah]
On 8/18/10, Armansyah <armansyah.skom@gmail.com> wrote:
> [Arman] : Sepakat.
>
>
> 2010/8/18 wawan wahyu <wawan.wahyu@gmail.com>
>
>> Tambahan aja yang bisa di copy paste dari postingan mas Armansyah
>> sebelumnya:
>>
>> Pendirian 'Umar untuk mendahulukan pertimbangan tentang kepentingan umum
>> yang menyeluruh, baik secara ruang (meliputi semua orang di semua tempat)
>> maupun waktu (mencakup generasi sekarang dan masa datang) mula-mula
>> mendapat
>> tantangan hebat dari para sahabat Nabi, dipelopori antara lain oleh 'Abd
>> al-Rahman ibn Awf dan Bilal (bekas muazin yang sangat disayangi Nabi).
>> Mereka ini berpegang teguh kepada beberapa ketentuan (lahir) di beberapa
>> tempat dalam al-Qur'an dan dalam Sunnah atau praktek Nabi pada peristiwa
>> pembebasan Khaybar (sebuah kota oase beberapa ratus kilometer utara
>> Madinah), dari sekelompok orang Yahudi yang berkhianat. Tetapi,
>> sebaliknya,
>> sejak dari semula para sahabat Nabi yang lain, termasuk tokoh-tokoh
>> seperti
>> 'Utsman ibn 'Affan dan 'Ali ibn Abi Talib (kedua-duanya kelak menjadi
>> Khalifah, berturut-turut yang ketiga dan keempat), sepenuhnya menyetujui
>> pendapat 'Umar dan sepenuhnya mendukung pelaksanaannya.
>>
>> Pertikaian pendapat itu berlangsung panas selama berhari-hari di Madinah,
>> sampai akhirnya dimenangkan oleh 'Umar dan kawan-kawan dengan
>> argumen-argumen yang tepat, juga berdasarkan ketentuan-ketentuan Kitab
>> Suci
>> al-Qur' an.
>>
>> 2010/8/18 wawan wahyu <wawan.wahyu@gmail.com>
>>
>>
>>>
>>> 2010/8/16 Armansyah <armansyah.skom@gmail.com>
>>>
>>> Umar bin Khattab dan Islam Liberal
>>>> Sumber :
>>>> http://www.freedom-institute.org/en/page.php?page=profil&detail=artikel&detail=dir&id=452
>>>>
>>>> PERISTIWANYA terjadi beberapa tahun setelah Nabi wafat, saat Umar
>>>> menjabat sebagai khalifah kedua. Ketika itu tentara Islam berhasil
>>>> merebut
>>>> tanah pertanian yang membentang dari Suriah, Irak, Persia, sampai Mesir.
>>>> Berdasarkan ketentuan Al-Quran surah Al-Anfal 41, semestinya prajurit
>>>> yang
>>>> ikut berperang mendapat empat perlima dari jarahan (ghanimah), sedangkan
>>>> yang seperlima masuk kas negara untuk kemaslahatan umat. Ketentuan ini
>>>> dipraktekkan sendiri oleh Nabi ketika membebaskan tanah Khaibar.
>>>>
>>>> Tapi Umar khawatir, kalau ia mengikuti bunyi harfiah ayat itu,
>>>> kemaslahatan umat justru terancam karena, dengan cara begitu, tanah
>>>> pertanian habis dikapling-kapling dan tak ada sisa untuk generasi
>>>> berikutnya. Akhirnya Umar berijtihad: tanah tidak dibagi-bagi, tapi
>>>> tetap
>>>> digarap oleh pemilik asli dengan syarat membayar kharaj (pajak). Status
>>>> tanah itu menjadi milik negara. Dengan kata lain, ijtihad Umar
>>>> meninggalkan
>>>> arti harfiah surah Al-Anfal 41.
>>>>
>>>> Waktu itu Umar ditentang keras oleh sahabat Nabi yang lain, seperti
>>>> Bilal, Abdurrahman bin Auf, dan Zubair bin Awwam. Ia dinilai berani
>>>> melanggar ketentuan ayat yang begitu gamblang (nash sharih). Umar juga
>>>> dianggap meninggalkan Sunnah Nabi di Khaibar. Kecaman Bilal terhadap
>>>> Umar
>>>> begitu kerasnya sampai-sampai dengan nada sedih Umar berdoa, "Ya Allah,
>>>> lindungilah aku dari Bilal dan kawan-kawannya." Tapi Umar tetap
>>>> bertahan.
>>>> Akhirnya pendapatnyalah yang menang.
>>>>
>>>>
>>> Harta rampasan perang dalam Islam tidak semuanya harta yang dapat
>>> dipindahkan, tetapi juga meliputi tanah2 pertanian di negara yang
>>> dikuasai.
>>> Umar RA tidak memenuhi permintaaan untuk membagi-bagikan tanah kepada
>>> pasukan perang seperti harta rampasan lain, tapi beliau mempertimbangkan
>>> utk keperluan mengisi kas negara dgn mewajibkan zakat di atas tanah2
>>> tersebut.
>>>
>>> Di antara para sahabat banyak yang tidak setuju dgn Umar, maka Umar
>>> mengadakan musyawarah dengan kelompok2 Anshar dan Muhajirin. Terdapat
>>> perselisihan paham.
>>>
>>> Tapi ijtihad Umar mengambil dalil2 dalam Al Qur'an yang lain
>>>
>>> Asumsi aliran ra'yu: nash adalah sesuatu yang ta'aqquli (mesti didekati
>>>> dengan akal). Penalaran rasional diutamakan karena, setiap kali
>>>> berhadapan
>>>> dengan nash, terutama yang menyangkut kehidupan publik, kita dituntut
>>>> agar
>>>> bisa membedakan mana yang merupakan ketentuan yang terkait dengan
>>>> situasi
>>>> historis tertentu dan mana yang merupakan prinsip moralitas universal,
>>>> seperti keadilan, persamaan, dan kemaslahatan, yang menjadi jiwa dan
>>>> tujuan
>>>> dari nash itu sendiri. Dalam nomenklatur Ushul fiqh, moralitas universal
>>>> ini
>>>> disebut maqashid al syari'ah (tujuan syariah). Dengan dasar inilah Umar
>>>> berijtihad. Sepintas lalu ia meninggalkan Al-Quran, tapi sejatinya ia
>>>> justru
>>>> mengamalkannya.
>>>>
>>>>
>>> Bohong besar kalau dibilang Umar berijtihad dengan meninggalkan Al
>>> Qur'an.
>>> Justru ia mengemukakan pendapat tentang pembagian tanahnya berdasarkan
>>> dalil-dalil dalam Al Qur'an. Insya Allah akan kami salin pendapat Umar
>>> yang
>>> berdasarkan ayat2 Al Qur'an di kesempatan lain.
>>>
>>>>
>>>> --
>>>> Salamun 'ala manittaba al Huda
>>>>
>>>>
>>>>
>>>> ARMANSYAH
>>>>
>>>> --
>>>>
>>>> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
>>>> Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
>>>> dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
>>>>
>>>> Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang
>>>> berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
>>>>
>>>> Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
>>>> Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
>>>> Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
>>>> Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
>>>>
>>>> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
>>>
>>>
>>>
>> --
>>
>> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
>> Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
>> dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
>>
>> Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang
>> berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
>>
>> Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
>> Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
>> Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
>> Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
>>
>> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
>>
>
>
>
> --
> Salamun 'ala manittaba al Huda
>
>
>
> ARMANSYAH
>
> --
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
> Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
> dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
>
> Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang
> berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
>
> Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
> Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
> Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
> Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
No comments:
Post a Comment