yang anda ambil dari freedom institute. Anda memuat tulisan yang akan
dibaca oleh orang banyak dan anda akan mempertanggungjawabkan nanti
dihadapan Allah.
On 8/17/10, Armansyah <armansyah.skom@gmail.com> wrote:
> 2010/8/17 Muhamad Rischandra <mrischandra@gmail.com>
>
>> [Arman] : Terlepas dari semua kebencian kita pada komunitas Islam liberal
>> berikut dengan adanya indikasi pendekatan terhadap Umar bin Khattab,
>> adalah
>> sesuatu yang tidak bisa kita pungkiri dari sejarah masa lalu bahwa
>> keputusan
>> dari sang khalifah ketika itu memang menimbulkan konflik panas diantara
>> beberapa sahabat senior Rasulullah dan menjadi catatan sejarah pula bila
>> Umar serta kelompoknya dianggap sudah melakukan penyimpangan atas nash
>> yang
>> sudah baku pada era kenabian.
>>
>> Arman, kita tidak membenci melainkan hanya kebodohan dan kejahilan semata
>> dan tidak ada hal tersebut dalam diri seorang muslim melainkan iman dan
>> kejujuran ada dalam diri mereka, penjelasan kang Dang sudah cukup
>> gamblang,
>> Ijtihad Umar Radiallahuanh berbeda dengan kelakuan para pengusung faham
>> liberal, dengan matematika anda dapat meghitung 1 + 1 = 2 atau 5 - 3 = 2
>> yang hasilnya sama, bukan 1 + 1 = 11 atau 5 - 3 = 11
>>
>
>
>
> [Arman] : Saya berusaha untuk tidak pernah membenci orang, semua kebencian
> saya adalah atas dasar Allah dan itu pada kelakuan maupun pemikirannya.
> Dalam artikel yang saya forwardkan lalu, saya tidak sedang membahas
> permasalahan kaum liberal di Indonesia tersebut, entah kenapa jadi topiknya
> terus berkutat seolah saya dikesankan mendukung konsepsi mereka. Kebetulan
> saja artikel itu ada dari mereka, dan selama isinya mengandung kebenaran
> maka saya tidak mempermasalahkannya. Bahwa keputusan Khalifah Umar waktu itu
> memang menyelisihi nash terkait yang sudah baku siapapun tidak dapat
> membantahnya, namun kita bisa menerima semua itu karena kita memang melihat
> ada kebenaran dalam perbuatan sang Khalifah sebagaimana Usman dan Ali pun
> memandangnya dari sudut yang sama.
>
>
>
>
>>
>> Saya pribadi tanpa mengkaitkan dengan semua konsepsi liberalisme dari
>> komunitas lain, melihat keputusan Umar dan kelompoknya dalam kasus-kasus
>> yang secara sejarah tersebut menuai kontroversi dikalangan para sahabat,
>> sudah tepat. Karena kehidupan ini maju kedepan dan bukan stagnan, sehingga
>> ada kalanya kita perlu membaca nash secara aktual dan cerdas. Jadi disini
>> penekanan yang ingin saya kemukakan tidak lain daripada kenyataan bila
>> diantara para sahabat Rasul sendiri konsepsi ijtihad terhadap nash serta
>> perselisihan diantara mereka bukan sesuatu yang tabu sehingga harus
>> membentuk satu otorita tertentu yang memaksakan kehendaknya dalam
>> berfatwa.
>>
>
>> Pada zaman sahabat mereka tidak mengenal istilah kontroversi, yang ada
>> tahu
>> dan tidak tahu, mereka tulus memahaminya, lain halnya dengan mereka kaum
>> munafiq yang tetap menaruh api dalam sekam di dalam dada mereka. Arman
>> mengatakan kehidupan ini maju kedepan dan bukan stagnan adalah betul dan
>> itulah yang sudah dilakukan Umar Radiallahuanhu dan sama sekali tidak ada
>> sangkut pautnya dengan kelakuan pengusung faham liberal yang justru
>> merusak
>> tatanan kehidupan.Di dalam urusan fatwa, silahkan kalian berfatwa selagi
>> kalian mempunyai keberanian dan bisa menunjukan yang haq, silahkan kalian
>> berfatwa selagi kalian dapat membedakan ini benar dan ini salah seperti
>> Umar
>> yang dadanya sudah dibuka oleh Allah untuk dapat membedakan kedua hal
>> tersebut.
>>
>
>
> [Arman] : Kontroversi hanya istilah, apapun kita menyebutnya maka perbedaan
> dan perselisihan yang ada dimasa lalu dalam kasus khalifah Umar itu
> maksudnya juga sama. Tidak berbeda misalnya dengan kasus suksesi
> kepemimpinan di Bani Saqifah yang akhirnya membuat front antara kubu
> Sayyidah Fatimah dan Khalifah Abu Bakar, tidak berbeda dengan kasus
> konfrontasi antara Imam Ali yang sudah menjadi Khalifah sah Amirul Mukminin
> melawan 'Aisyah dan Muawiyah.
>
> Soal fatwa yang anda tulis, itulah yang saya maksudkan, kita tidak perlu
> mengerucutkan Islam kedalam sekatan yang lebih sempit padahal ia sendiri
> adalah suatu ajaran yang universal dan menghargai perbedaan pendapat selama
> itu berpijak diatas nash yang dapat dipertanggung jawabkan.
>
>
> --
> Salamun 'ala manittaba al Huda
>
>
>
> ARMANSYAH
>
> --
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
> Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
> dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
>
> Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang
> berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
>
> Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
> Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
> Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
> Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
No comments:
Post a Comment